deevan99Avatar border
TS
deevan99
Istriku [ BUKAN ] Idamanku
Sebut saja saya Dee, usia 27 th, di sini pengen nyoba nulis mengenai kisah nyata yang bener-bener ku alami dalam hidup ini. Gak usah panjang lebar langsung ccccuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuussssssssssss

Indeks Cerita... Monggoemoticon-Blue Guy Peace :

#1
#2
#3
#4
#5
#6

**************************************************************

Siang itu, suasana kelas masih cukup ramai, ada beberapa anak yang masih ada di dalam kelas meski jam pelajaran telah berakhir. Karena nanti siang adalah waktunya les di sekolah, pelajaran bahasa Indonesia, maka beberapa siswa memutuskan tidak pulang kerumah, melainkan tetap di sekolah. Beberapa siswa tetap di dalam kelas, dan siswa yang lain ada yang di kantin, dihalaman sekolah, atau di depan pagar sekolah buat jajan. Oh iya, kami kelas 3 SMP, sehingga mendekati EBTANAS (*UAN jaman dulu) maka kami dirutinkan les di sekolah 3x dalam seminggu. Suasana sekolah tinggal beberapa saja anak kelas 1 dan 2, kebanyakan anak kelas 3 dan beberapa guru saja. Waktu itu di lantai atas, kelas 1 dan 2 udah mulai kosong. Tepat di atas ruang kelas kami adalah kelas 1A sudah sepi, kursi sudah ditumpuk di atas meja kelas, tanda piket siang telah selesai dilaksanakan. Aku memasuki kelas kosong itu yang memang tidak terkunci dan menurunkan salah satu kursi, dan duduk diam di dalam kelas itu, selang beberapa lama, ada beberapa anak putri naik dan memasuki kelas. Lalu mereka berlarian keluar kelas kembali sambil teriak dan tertawa-tawa meninggalkan salah satu teman mereka di dalam kelas. Sehingga kini aku berdua dengan seorang anak putri, sebut saja namanya Vanesa.
“Katanya mau ngomong sesuatu sama aku?”, tanya Vanesa dengan sedikit ketus
“Iya, aku…..”, jawabku dengan sangat gugup, hingga kami sama-sama terdiam cukup lama.
“Memangnya ada apa? Mau ngomong apa? Kok malah diam?”, tanyanya memecahkan kesunyian.
“Anu Van…mmmm… kamu marah ya? Kok ketus gitu?”, jawabku asalemoticon-Bingung (S)
“Ya udah, kalau kamu gak mau ngomong, aku keluar”, jawabnya singkat sambil berjalan mendekati pintu
“Oke tunggu Van, mmmm… ya udahlah kalau kamu mau keluar, kayaknya kamu gak nyaman”, jawabku semakin ngasal
“Oke aku keluar, mau persiapan buat les, aku juga belum shalat ini, ya udah turun yuk, terus shalat”, jawabnya dengan nada yang lebih lembut.
Akhirnya kami pun berjalan beriring, dengan dia keluar kelas duluan sambil senyum menatapku dengan tatapan yang selalu membuatku enggak tenang.
“Van, kamu cantik, dengan rambut yang kamu ikat dengan tali warna biru itu”, ujarku tiba-tiba sambil berhenti berjalan takut Vanesa marah.
“Ah, kamu ngasal aja klo ngomong, udah shalat dulu yuk, atau kamu mau makan dulu?”, jawabnya
“Oke, yuuk,” jawabku singkat
Dan kami pun turun menuju mushala, namun sampai di mushala aku memutuskan untuk masuk ke kantin yang memang berada di bawah mushala, sedang dia menuju kamar mandi untuk wudhu, dan kemudian shalat. Sedang aku memutuskan untuk pesan soto dan jeruk panas tanpa gula. Waktu itu memang aku sengaja pesan soto bukan langsung shalat, karena ku lihat tidak ada sandal atau sepatu lain di mushala, secara tidak langsung klo aku shalat, berarti tar aku jadi imamnya, dan Vanesa jadi makmumnya. Aku belum siap.
“Lho kok belum wudhu malah makan soto? Ya udah aku shalat duluan ya?, tanya nya padaku
“Iya, aku lapar banget, kata guru SD ku klo shalat pas lapar bisa ganggu shalatnya, nanti malah gak khusuk”, jelasku padanya yang disambut anggukan dan senyuman.
Tiba ada segerombol anak putri yang teriak dari kejauhan sambil berlarian menuju tempat kami. Dan mereka sebagian tertawa-tawa melihat kami seakan mengejek.
“Vaaaaan, mau shalat? Tunggu kita barengan aja”, tanya Khusna sambil teriak dan berlari mendekat.
“Iya, mau shalat”, jawab Vanesa dari pintu mushola
“Cie, cie, cie, udah jadian nih? Kok gak shalat bareng? Eh Khusna, kita jangan gangguin mereka yukk”, ejek Tri kepada kami.
Diubah oleh deevan99 26-03-2015 01:32
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
9K
55
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Tampilkan semua post
deevan99Avatar border
TS
deevan99
#19
akulah sang preman [gadungan]
“Hey, kamu Dee ya?” tanya salah satu dari mereka yang anaknya terlihat lebih kurus dibandingkan yang lain.
“Iya,” jawabku singkat sambil mendekat
“Eh, kamu kan anak yang di tangkap POLSEK dulu itu kan?”, tanya anak yang badannya lebih tinggi dan besar yang akhirnya ku tahu namanya Anto
“eh… kapan? Aku gak pernah berurusan dengan polisi!” bantahku segera
“Oh, bentar-bentar yang karena urusan sama SMP mu itu ya? Yang waktu mau tawuran, terus SMP mu datang ke sini mau nyerang SMP ku gak jadi, dan akhirnya bubar karena ada polisi dan aku tertangkap basah sedang ngobrol dengan pimpinan tawuran SMP mu ya?” jawabku segera menyambung bantahanku tadi.
“Iya,” jawab anto singkat
“oh klo waktu itu…” jawabku terpotong, karena dengan segera Anto narik teman-temannya kemudian mengajak salaman denganku.
“eh sorry bro, gak tau klo yang namanya Dee itu kamu”, jawab segera cowok kurus yang bernama Sandi itu.
Dan itu akhirnya diikuti oleh beberapa temannya menjabat tanganku, sambil narik aku duduk di kursi panjang di parkiran sekolah itu. Kami akhirnya ngobrol tentang masalah mereka datang ke sekolah ini. Ternyata lagi-lagi ini masalah cewek, di mana ada cewek yang ditaksir Sandi ini ternyata nolak cinta Sandi, dan akhirnya mereka tahu klo cewek yang namanya Septi itu naksir sama aku. Nah, dari situ mereka gak terima, makanya mencari aku, rencananya mau membuat perhitungan dengan melalui perantara temanku sendiri. Dan lagi-lagi ternyata temanku ini juga dendam denganku karena Lyan cewek yang dia taksir juga suka sama aku.
“Oalah, ternyata gini to, tenang aja, ku tahu si Septi itu manis, si Lyan itu baik dan pintar, sempat ku suka sama mereka kelas 1 dulu, tapi ku sadar diri, ku bukan orang berpunya yang pantas untuk sayang sama mereka, jadi tenang saja”, jelasku pada mereka yang diikuti anggukan mereka
“Iya bro, maaf ya, kami juga gak tahu klo Dee itu kamu, kirain anak lain”, jawab Anto segera menyusul jawabanku.

”Soal berurusan dengan pihak kepolisian ini sebenarnya salah paham, aku bukan anak nakal yang pandai melobi sekolah lain yang mau menyerang sekolah kami, yang jelas-jelas sekolah kami sudah dikepung dari semua arah, tentu jika ku melobi pasti sangat konyol. Bukan damai yang ku dapat, bonyok yang ku dapat itu pasti, karena anak SMP susah untuk di lobi, gitu teorinya. Tapi kejadian waktu itu akhirnya benar-benar membuatku tertawa karena akhirnya ku ditangkap polisi untuk pertama kalinya bahkan sampai diinterogasi dengan banyak pertanyaan. Kisah sebenarnya adalah, ada adik kelas ku, dengan beberapa kakak kelas menyerang salah satu sekolah yang masih 1 kecamatan dengan sekolah kami, nah saat itu ada satu anak yang ketahuan, dan akhirnya info bahwa yang menyerang SMP itu adalah SMP kami. Maka berselang 3 hari, sekolah kami diserang. Untung saja sebelum kejadian lebih parah, kami sudah dapat info terlebih dahulu, sehingga siswa yang sudah pulang sekolah segera bergegas pulang, sedangkan yang lainnya berdiam diri di dalam sekolah menjauhi pintu gerbang sekolah. Sedang kami para pengurus OSIS masih bingung, Karena waktu itu kami sedang rapat di ruang yang paling dekat dengan pintu gerbang depan. Saat nampak puluhan dan mungkin ratusan siswa sekolah lain di seputaran sekolah kami, siswa putri yang menjadi pengurus OSIS semakin panik dan menangis, hingga aku tanpa sengaja mengenal beberapa wajah anak penyerang itu. Dan ku amati mereka ini motor penyerangan, segera saja ku katakan siswa putri itu untuk tenang karena aku kenal semua pimpinan penyerang itu. Akhirnya aku keluar kelas sambil teriak nama temanku “EDI dan ADI”, yang akhirnya di sambut kepalan tangan ke atas oleh mereka tanda menahan serangan. Dan siswa penyerang itu pun diam, tidak menyerangku padahal mereka bawa batu, yang mungkin bisa dengan mudah dilemparkan ke muka ku. Akhirnya ku ngobrol dengan santainya dengan mereka dari pagar, dan mereka bilang sedang mencari siswa kelas 1 dan 3 yang menyerang sekolah mereka. Dan saat itu tanpa ku sadari kami di amati ibu kepala sekolahku. Dan saat polisi datang akhirnya bubar, dan berkat info Kepala Sekolah itulah aku dan 2 orang temanku itu yang ditangkap. Sejak saat itu beredarlah isu bahwa aku ini anak yang berasal dari kampong preman, yang membuat siswa penyerang pun tidak menyerangku. Padahal kalau mereka tahu, sebenarnya kami ini kawan dari TK sampai SD sehingga kenal dekat, bukan soal aku yang dari desa preman di kota itu. Tapi hal itu akhirnya membuatku disegani di sekolah maupun di luar sekolah, seorang DEE yang juga preman SMP. Padahal aku ini tetap aja anak cengeng yang tidak bisa kelahi”
Diubah oleh deevan99 25-01-2015 22:47
0
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.