- Beranda
- Stories from the Heart
Kelakuan Anak Kuliah
...
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Quote:
Quote:
Quote:
----------------------------------------------------------------------------------
========================================
pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pujangga1000
#526
Tragedi futsal 2
Gue punya dasar bela diri, tapi uda lama gak latihan. Yang gue inget, gue dipengangin satu orang. Lalu si kurus tadi mukul ulu hati gue. Asli, gue ngerasa sakit banget. Gue liat dia siap-siap mau mukul gue lagi. Gue ayunkan kaki ke depan buat nendang dia.
Pokoknya, gue cuman bisa bikin dua orang jatuh, salah satunya si kurus dan gue sempat matahin bahu dan injek mukanya. Tapi disisi lain, gue babak belur dihajar dua orang yang lain. Pukulan bertubi-tubi mendarat di muka, badan, dan kaki gue selama gue jatuh.
Sampai tiba-tiba ada mas-mas yang kebetulan lewat.
"Hoi! Ngapain ini?!
" Kata mas-mas itu
"Cabut cuy, cabut, ada orang lewat" Kata temen si kurus
Gue liat dua orang yang terkapar, dibopong oleh temennya terus kabur dengan motor. Mas-mas yang tadi lewat menghampiri gue.
"Mas, kostannya dimana? Biar saya anter"
"Gpp mas, saya bisa jalan" Kata gue
Tapi sebenarnya yang gue rasain adalah gue gak ngerasa apapun lagi. Gue gak tau apakah gue kuat jalan ke kostan atau ngak. Gue bahkan gak ngerasain tangan atau kaki gue sendiri!
"Ke rumah sakit mas, ini berdarah banyak"
"Gpp mas, tolong bantuin saya ke kostan saja" Kata gue
"Oke-oke, bentar mas, saya ambil motor dulu"
Gue dianterin mas-mas tadi sampai ke depan kostan. Yang gue rasa, kepala gue pusing banget. Walaupun kaki gue napak tanah, tapi gue ngerasa kayak terbang. Badan gue asli sakit semua.
"Makasih mas
"
Kata gue ke mas-mas yang tadi. Tapi tiba-tiba gue merasa lemes banget, terus hilang keseimbangan. Mas-mas tadi dengan sigap megangin gue.
"Kenapa ini?" Kata seseorang dari kostan
Yang gue inget disini, gue ngerasa kalau gue mau pingsan. Tapi masih gue tahan-tahan untuk menjaga kesadaran gue. Gue tau kalau gue dianter ke UGD Dr. Sardjito. Yang nganterin gue itu mas-mas yang tadi sama bang Dino (salah satu anak kostan gue).
Ternyata kepala gue bocor. Gue dapat 3 jahitan khusus di kepala. Bibir gue sobek. Serta jahitan dan lebam-lebam lain yang ada dibadan gue.
***
Sebenarnya gue disuru ronsen juga karena ada lebam disekitar tulang rusuk gue. Tapi gue gak mau. Pertama, gue gak punya duit buat bayar. Kalo gue bilang ke nyokap. Nyokap pasti marah-marah dan ngelarang gue kuliah ke luar lagi (secara gue anak tunggal)
Sakitnya gue tahan-tahan. Gue gak bisa tidur, gak bisa mandi. Mau belajar, gue gak konsen. Hidup gue berasa menderita banget. Sampai hari senin, gue berangkat ke kuliah buat ujian. Gue paksain jalan dari kostan ke kampus. Beberapa kali gue mesti berhenti untuk ngilangin pusing hebat yang gue rasain.
Sampai dikampus, orang-orang pada merhatiin gue, tapi gue cuek aja jalan ke kelas. Gue tau muka gue berantakan. Lebam sana sini, belum lagi bibir gue yang sobek
Sampai dikelas, gue dicerca berbagai pertanyaan (yang menurut gue agak bodoh),
semisal "Jek, sakit gak?"; "Jek, kamu kenapa bisa begini?" #WTF
Semua gue jawab secara asal, "digigit nyamuk, jadi gini deh bentol-bentol"
Gue satu ruang ujian bareng Widya. Doi juga duduk disebelah gue karena nomor absen kita berurutan. Una dan Wawan terpencar di kelas yang berbeda-beda.
***
Saat kertas soal dibagikan. Gue cuman memandang bego ke arah soal
Gak ada yang bisa gue jawab. Rencana gue adalah duduk selama 30 menit, lalu mengumpulkan kertas ujian kosong. I totally have no idea.
Saat gue lagi memainkan pulpen sambil nahan pusing. Ternyata ada kertas yang diberikan kepada gue dari bangku sebelah. Gue melihat ke arah kertas itu datang.
"Di ambil Jek, cepetan" Kata Widya
"
"
"Cepetan nanti ketahuan" Kata Widya lagi dengan berbisik
"
"
Gue ambil kertasnya, lalu gue liat. Ternyata itu jawaban ujian gue. Saat itu gue mikir, Widya ternyata pinter banget ya. Dalam waktu yang termasuk singkat, doi bisa jawab semua pertanyaan dari soal itu.
Pokoknya, gue cuman bisa bikin dua orang jatuh, salah satunya si kurus dan gue sempat matahin bahu dan injek mukanya. Tapi disisi lain, gue babak belur dihajar dua orang yang lain. Pukulan bertubi-tubi mendarat di muka, badan, dan kaki gue selama gue jatuh.
Sampai tiba-tiba ada mas-mas yang kebetulan lewat.
"Hoi! Ngapain ini?!
" Kata mas-mas itu"Cabut cuy, cabut, ada orang lewat" Kata temen si kurus
Gue liat dua orang yang terkapar, dibopong oleh temennya terus kabur dengan motor. Mas-mas yang tadi lewat menghampiri gue.
"Mas, kostannya dimana? Biar saya anter"
"Gpp mas, saya bisa jalan" Kata gue
Tapi sebenarnya yang gue rasain adalah gue gak ngerasa apapun lagi. Gue gak tau apakah gue kuat jalan ke kostan atau ngak. Gue bahkan gak ngerasain tangan atau kaki gue sendiri!
"Ke rumah sakit mas, ini berdarah banyak"
"Gpp mas, tolong bantuin saya ke kostan saja" Kata gue
"Oke-oke, bentar mas, saya ambil motor dulu"
Gue dianterin mas-mas tadi sampai ke depan kostan. Yang gue rasa, kepala gue pusing banget. Walaupun kaki gue napak tanah, tapi gue ngerasa kayak terbang. Badan gue asli sakit semua.
"Makasih mas
"Kata gue ke mas-mas yang tadi. Tapi tiba-tiba gue merasa lemes banget, terus hilang keseimbangan. Mas-mas tadi dengan sigap megangin gue.
"Kenapa ini?" Kata seseorang dari kostan
Yang gue inget disini, gue ngerasa kalau gue mau pingsan. Tapi masih gue tahan-tahan untuk menjaga kesadaran gue. Gue tau kalau gue dianter ke UGD Dr. Sardjito. Yang nganterin gue itu mas-mas yang tadi sama bang Dino (salah satu anak kostan gue).
Ternyata kepala gue bocor. Gue dapat 3 jahitan khusus di kepala. Bibir gue sobek. Serta jahitan dan lebam-lebam lain yang ada dibadan gue.

***
Sebenarnya gue disuru ronsen juga karena ada lebam disekitar tulang rusuk gue. Tapi gue gak mau. Pertama, gue gak punya duit buat bayar. Kalo gue bilang ke nyokap. Nyokap pasti marah-marah dan ngelarang gue kuliah ke luar lagi (secara gue anak tunggal)

Sakitnya gue tahan-tahan. Gue gak bisa tidur, gak bisa mandi. Mau belajar, gue gak konsen. Hidup gue berasa menderita banget. Sampai hari senin, gue berangkat ke kuliah buat ujian. Gue paksain jalan dari kostan ke kampus. Beberapa kali gue mesti berhenti untuk ngilangin pusing hebat yang gue rasain.
Sampai dikampus, orang-orang pada merhatiin gue, tapi gue cuek aja jalan ke kelas. Gue tau muka gue berantakan. Lebam sana sini, belum lagi bibir gue yang sobek

Sampai dikelas, gue dicerca berbagai pertanyaan (yang menurut gue agak bodoh),
semisal "Jek, sakit gak?"; "Jek, kamu kenapa bisa begini?" #WTF
Semua gue jawab secara asal, "digigit nyamuk, jadi gini deh bentol-bentol"
Gue satu ruang ujian bareng Widya. Doi juga duduk disebelah gue karena nomor absen kita berurutan. Una dan Wawan terpencar di kelas yang berbeda-beda.
***
Saat kertas soal dibagikan. Gue cuman memandang bego ke arah soal

Gak ada yang bisa gue jawab. Rencana gue adalah duduk selama 30 menit, lalu mengumpulkan kertas ujian kosong. I totally have no idea.
Saat gue lagi memainkan pulpen sambil nahan pusing. Ternyata ada kertas yang diberikan kepada gue dari bangku sebelah. Gue melihat ke arah kertas itu datang.
"Di ambil Jek, cepetan" Kata Widya
"
""Cepetan nanti ketahuan" Kata Widya lagi dengan berbisik
"
"Gue ambil kertasnya, lalu gue liat. Ternyata itu jawaban ujian gue. Saat itu gue mikir, Widya ternyata pinter banget ya. Dalam waktu yang termasuk singkat, doi bisa jawab semua pertanyaan dari soal itu.

Diubah oleh pujangga1000 22-01-2015 03:55
jenggalasunyi dan 8 lainnya memberi reputasi
9
