- Beranda
- Stories from the Heart
Kelakuan Anak Kuliah
...
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Quote:
Quote:
Quote:
----------------------------------------------------------------------------------
========================================
pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pujangga1000
#459
Kopi manis
Hubungan gue dengan Una sama sekali tidak dilandasi oleh cinta, sayang, suka, atau apapun itu. Una butuh gue sebagai tamengnya. Sedangkan gue senang dengan pandangan orang terhadap gue setelah mereka tau gue "jadian" dengan Una. Tidak ada yang dirugikan, anggap saja ini hubungan yang saling menguntungkan 
Akhirnya acara makrab selesai juga. Boleh dibilang berkesan, boleh dibilang tidak. Berkesan karena gue bisa kenal lebih dekat dengan teman-teman seangkatan gue. Selama ini pergaulan gue gak jauh-jauh dari Wawan dan Widya. Sekarang gue mengenal beberapa orang teman lagi.
***
Gue kembali menjalani rutinitas gue sebagai mahasiswa. Dihari itu, entah kenapa, gue terlambat ke kampus. Alhasil gue gak bisa duduk bareng Wawan, Widya, dan Una dibarisan agak depan. Gue duduk sendirian dibelakang bareng teman-teman lain yang juga terlambat.
Gue lihat ke depan. Mata gue tertuju ke Una. Tiba-tiba sebuah pertanyaan muncul dalam pikiran gue. Kenapa dia milih gue sebagai "pacar"nya? Kenapa gak yang lain? Dia bisa aja dengan mudah pura-pura jadian dengan siapa saja. Anggap saja pacaran selama makrab, tinggal bilang putus setelahnya
Kenapa harus gue? Dan apa hubungan kita sekarang? Masih pura-pura? Atau sudah selesai? Gue inget dia bilang kalo dia gak suka kakak-kakak angkatan atas yang mau pedekate sama dia waktu makrab. Sekarang, acaranya sudah berakhir. Artinya, sekarang kita bukan apa-apa lagi donk? Bener kan?
***
Tiba-tiba gue merasa pundak gue digoyang-goyang..
"
"
"Jekiiiiiiiiiii......." Suara seorang wanita
Gak terasa, ternyata gue tertidur dalam kelas. Gue terbangun karena badan gue diguncang dan ada suara yang memanggil gue.
"
"
"Jekiii, bangun dulu.. Ini kopinya" Kata suara itu
Gue emang punya kebiasaan ngopi dulu setelah kuliah jam pertama selesai. Biasa gue beli kopi item dikantin, lalu gue bawa ke kelas sambil gue nikmati.
Gue liat ada secangkir (plastik) kopi diberikan kepada gue. Mata gue kemudian mencari siapa yang memberikan cangkir tersebut.
"
"
"Abang tidurnya lelap banget siiiih
"
Dia Una dan barusan dia manggil gue dengan "abang"
"Ini kopinya diminum dulu
" senyum Una ke gue
"Oh iya, makasih neng"
Gue juga dengan tidak sengaja memanggil dia "neng"
"Sama-sama
" Kata Una
Dia lalu beranjak pergi. Gue masih bengong mengumpulkan nyawa sambil menggenggam secangkir kopi ditangan gue. Tiba-tiba gue tersadar sesuatu. Gue berlari mengejarnya
"Neng, berapaan?" Tanya gue sambil mengeluarkan dompet
"Gak usah bang"
"
"
"
"
"Ehh jangan, aku bayar, berapa nih?" Kata gue lagi
"Beneran gak usah abang sayaaaaaaang"
"
"
"
"
Gue menatap bego ke arah wanita didepan gue. Kita tatap-tatapan cukup lama. Gue memasukkan kembali dompet ke saku celana. Una lalu beranjak pergi menuju kursinya.
Pagi ini, gue minum secangkir kopi plus susu dan gula. Rasanya manis. Manis banget. Sepertinya kehidupan gue tidak lagi se pahit kopi yang biasanya gue minum, melainkan manis layaknya senyum dia barusan..


Akhirnya acara makrab selesai juga. Boleh dibilang berkesan, boleh dibilang tidak. Berkesan karena gue bisa kenal lebih dekat dengan teman-teman seangkatan gue. Selama ini pergaulan gue gak jauh-jauh dari Wawan dan Widya. Sekarang gue mengenal beberapa orang teman lagi.
***
Gue kembali menjalani rutinitas gue sebagai mahasiswa. Dihari itu, entah kenapa, gue terlambat ke kampus. Alhasil gue gak bisa duduk bareng Wawan, Widya, dan Una dibarisan agak depan. Gue duduk sendirian dibelakang bareng teman-teman lain yang juga terlambat.
Gue lihat ke depan. Mata gue tertuju ke Una. Tiba-tiba sebuah pertanyaan muncul dalam pikiran gue. Kenapa dia milih gue sebagai "pacar"nya? Kenapa gak yang lain? Dia bisa aja dengan mudah pura-pura jadian dengan siapa saja. Anggap saja pacaran selama makrab, tinggal bilang putus setelahnya

Kenapa harus gue? Dan apa hubungan kita sekarang? Masih pura-pura? Atau sudah selesai? Gue inget dia bilang kalo dia gak suka kakak-kakak angkatan atas yang mau pedekate sama dia waktu makrab. Sekarang, acaranya sudah berakhir. Artinya, sekarang kita bukan apa-apa lagi donk? Bener kan?
***
Tiba-tiba gue merasa pundak gue digoyang-goyang..
"
""Jekiiiiiiiiiii......." Suara seorang wanita
Gak terasa, ternyata gue tertidur dalam kelas. Gue terbangun karena badan gue diguncang dan ada suara yang memanggil gue.
"
""Jekiii, bangun dulu.. Ini kopinya" Kata suara itu
Gue emang punya kebiasaan ngopi dulu setelah kuliah jam pertama selesai. Biasa gue beli kopi item dikantin, lalu gue bawa ke kelas sambil gue nikmati.
Gue liat ada secangkir (plastik) kopi diberikan kepada gue. Mata gue kemudian mencari siapa yang memberikan cangkir tersebut.
"
""Abang tidurnya lelap banget siiiih
"Dia Una dan barusan dia manggil gue dengan "abang"
"Ini kopinya diminum dulu
" senyum Una ke gue"Oh iya, makasih neng"
Gue juga dengan tidak sengaja memanggil dia "neng"
"Sama-sama
" Kata UnaDia lalu beranjak pergi. Gue masih bengong mengumpulkan nyawa sambil menggenggam secangkir kopi ditangan gue. Tiba-tiba gue tersadar sesuatu. Gue berlari mengejarnya
"Neng, berapaan?" Tanya gue sambil mengeluarkan dompet
"Gak usah bang"
"
""
""Ehh jangan, aku bayar, berapa nih?" Kata gue lagi
"Beneran gak usah abang sayaaaaaaang"
"
""
"Gue menatap bego ke arah wanita didepan gue. Kita tatap-tatapan cukup lama. Gue memasukkan kembali dompet ke saku celana. Una lalu beranjak pergi menuju kursinya.
Pagi ini, gue minum secangkir kopi plus susu dan gula. Rasanya manis. Manis banget. Sepertinya kehidupan gue tidak lagi se pahit kopi yang biasanya gue minum, melainkan manis layaknya senyum dia barusan..

jenggalasunyi dan 9 lainnya memberi reputasi
10
