Namun, ketika sampai di rumah betapa hati tersayat sembilu. Daku berharap cadbury mendapat coklat jago. Ibarat lagu cucak rowo, gadis kulamar janda kudapat. Yang kudapati di rumah adalah sebuah motor suzuki second. Ibarat perempuan sudah jadi janda. Masih mending kalau janda muda, ini janda tua peyot juga. Ya, keterbatasan dana membuat babe memilih sebuah suzuki berwarna hijau dengan bentuk yang acak adut untukku. Apa mau dikata, nasi sudah jadi bubur. Ketika motor dihidupkan keluar asap putih bagai fogging anti nyamuk. Keren sih sebenarnya kalau saja itu keluar dari motor sejenis ninja. Se-ngebul apapun cewek pasti berdecak kagum, kalau motor ini berdecak kagak sesak napas iya.

Kata orang sih suzuki shogun 110 itu dahulu rajanya road race, paling digandrungi pada jamannya. Tapi kan itu dulu, bukan sekarang. Namun yah daripada naik angkot sebelahan sama emak-emak sayur mending juga naik shogun. Kusimpan dalam-dalam remukan cintaku untuk Sarah. Jauh kusimpan dan kukunci dalam relung hati terdalam. Tsaaah...

Si ijo aku memanggilnya. Bukan panggilan romantis karena memang aku tak menganggapnya kekasih. Kami ibarat kawan, kadang menyenangkan lebih seringnya menyebalkan. Namun seiring waktu berjalan, kami makin dekat meski berdoa di jauhkan.

Aku ingat betul betapa si ijo buluk sekali saat datang. Meski begitu, setiap hari dia mengantarkanku ke sekolah tanpa pernah mogok sekalipun. Dan aku dengan sedikit uang kusisihkan untuk mulai memperbaikinya. Well, kalau cewek saja bisa dipermak, apalagi motor bukan? Dan memang betul, setelah perawatan dan mandi kembang 14 rupa si ijo jadi lumayan cakep.

Hari berganti dan pacar berlalu, hanya si ijo yang setia padaku, uhuk. Seiring masa berjalan akupun memahami bahwasanya kita tak seharusnya menilai sesuatu dari apa yang terlihat. Karena kadang apa yang terlihat bagus, belum tentu bisa kita miliki. Mungkin memandang saja sudah cukup karena seharusnya kita tahu diri. Sudah seharusnya kita bersyukur atas apa yang kita miliki. Sebuah pembelaan dari orang patah hati.

Pernah kupikir aku akan merawatnya sampai tua nanti, mungkin juga akan kuwariskan pada anakku. Tapi ternyata ketika sudah bekerja cinta lama bersemi kembali. Terbelilah Sarah dengan uang tabungan dan sedikit sumbangan dari menteri keuangan.