Kaskus

Story

open.mindedAvatar border
TS
open.minded
ILLUSI
Quote:


Quote:


Quote:
Polling
0 suara
menurut penghuni kos disini.. kalian mau kisah gw kaya gimana? (bisa milih banyak!!)
Diubah oleh open.minded 08-01-2022 18:27
andristyle20Avatar border
vargubo86498Avatar border
nuryadiariAvatar border
nuryadiari dan 210 lainnya memberi reputasi
199
2M
5.2K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.7KAnggota
Tampilkan semua post
open.mindedAvatar border
TS
open.minded
#1149
Red Flare
“haaaah” Desah gw sambil bersandar di pagar pembatas memandangi laut yang biru ini.

*krack* *krack*

suara petikan tulang leher gw yang gw bengkokan ke kanan dan kekiri untuk menghilangkan rasa pegal yang tersisa di badan gw sejak kemarin tertidur, atau lebih tepatnya tidak sadarkan diri setelah mendapatkan sentuhan halus dari tangan Vania. Gw hanya bisa ingat gw terbangun saat waktu maghrib datang, dan hal yang pertama yang gw liat adalah bang Andi yang menertawai gw yang baru bangun itu, mungkin dia di kirim Vania buat nungguin gw, hmm entahlah.

*buk* sebuah gebukan terasa di kepala gw

“bengong aja lo! masih keenakan dipijitin Vania kemarin? Hahahaha” Bang Andi meneegur gw dari belakang

“kenapa Bang? Iri? Minta aja langsung sama Vania kalau mau mah” ucap gw agak jengkel

“oh tidak! Terima kasih! Eh udah saat nya bakar gas, lo mau nembak ga?”

“yang bener Bang? Cepet amet, mau lah, eh sekalian ambil foto gw lagi nembak nya yak”

“anjir, buat apaan emang?”

“gapapa keren aja”

“ada ada aja lo, nih flare gun nya, trus foto make apa?”

“kamera lo Bang, gw gakpunya kamera emoticon-Big Grin

“dasar, yaudah, siaaaap”

Gw pun beralih ke sisi yang satu lagi menghadap sebuah cerobong dimana sebuah asap abu abu keluar dari sana. Gw berjalan pelan menuju pembatas jalan, layaknya di film aksi, pelan pelan, dengan pose yang gagah, lalu gw mulai angkat tangan gw dan membidik flare gun ini ke atas ujung cerobong asap itu.

“udah siap belum bang?”

“ga usah nanya nanya lo norak! Udah tembak aja, gini gini gw pengalaman nih! Pasti cakep hasilnya!”

*BOOOM* gw tembakan flare gun gw

Gw melihat ke flare yang terbang itu, sambil mempertahankan pose gw, gw mendengar beberapa bunyi *click* dari kamera Bang Andy menandakan pose keren gw ini sudah di abadikan emoticon-Cool, 4 detik kemudian flare yang tertembak pun sudah melewati atas cerobong asap itu, dan tidak ada tanda tanda api tersulut di atas sana, apakah gw gagal?, apakah pose gw ini sia sia?

*Fwoooshh* suara api tersulut tiba tiba terdengar di atas sana menandakan tembakan gw berhasil

*click* *click* *click* *click* *click* suara bunyi kamera terdengar di belakang gw

“gimana bagus ga bang?” tanya gw

“lo liat aja sendiri nih”

“waah mantep bang, sip sip, gw keren banget ya bang, terharu gw”

“malu maluin lo ah”

*click click*

suara kamera terus terdengar dari samping gw dan Bang Andi gw pun lalu menengok ke arah samping gw untuk mencari sumber suara click itu, dan gw dapatkan Tali sedang berdiri di samping sambil tersenyum sambil memotre gw dengan HP nya.

“mbak Tali..?” tanya gw

“hihihi, loh gak di terusin? Pose lo lucu loh hihihi”

“mbak ngapain mbak foto foto saya? Nge fans ya?”

“enak aja, nanti gw bakal print, terus gw jadiin poster, terus gw pajang di dinding kantor gw hihihi” tawa Tali sambil memperlihatkan foto gw yang sedang senyum senyum mesum tadi

“eh? Ah, jangan dong mbak? Gila aja nanti lo malah sebarin segedung lagi, hapus ah”

“wah ide bagus tuh, lo bayangin poster lo tertempel di depan, ‘Adi. Pegawai teladan’, hihihi”

“apus dong mbak, saya ambil nih hape nya!”

“ambil aja kalau bisa, week”

Tiba tiba Tali pun berlali masuk ke gedung dan menuruni tangga, gw pun refleks ikut mengejar Tali dari belakang, amit amit jangan sampe deh tuh orang bener bener bikin poster dari foto gw. Gw tau kalau orang pikir pasti Tali itu bercanda, tapi dengan kejadian yang gw alami dengan Vania, gw dapet satu pelajaran, cewek ga pernah bercanda. Gw pun terus mengejar Tali dari belakang, gak gw duga nih anak cepat juga larinya, ini, atau memang lari gw yang melambat? Entahlah, kita pun kejar kejaran sampai keluar komplek mesin mesin itu, dan menuju ke arah gedung pusat, ga ada tana tanda dari Tali untuk menghentikan laju nya, gw hanya bisa mendengar ledekannya dari depan dan tawanya yang khas itu. Di tengah kejar kejaran gw dengan Tali...

*krack*

Suara petikan terdengar dari punggung gw, membuat gw langsung berhenti dari kejaran gw dan refleks memegangi punggung gw yang terasa sakit ini. “aww” keluh gw, merasakan kaki gw yang dlama waktu bersamaan juga keram. Asem! Badan gw amsih belum pulih dari trauma kemarin. Gw pun sudah seperti kakek kakek memegangi punggung dan berjalan bungkuk menahan keram di kaki.

“lah? Lo kenapa di?”

“gapapa mbak, cuman keram kaki gw, ugh!”

“yahh, lo masih belum sembuh tuh dari yang kemarin, sini gw bawa ke ruang rawat yah”

Tarik Tali ke tangan gw, membuat badan gw pun langsung maju mengikuti kemana Tali berjalan, berkelok kelok gw mengikuti Tali berjalan menuju ruang perawatan kantor ini, dan gak terasa juga keringat dingin mulai mengucur dari dahi gw, membuat sekujur tubuh gw mulai basah saat gw sampai di runag perawatan itu.

“Lo istirahat disini, ga boleh kemana mana, AWAS!, gw ke ruangan gw dulu nanti gw kesini lagi” kata Tali memperingatkan gw. Gw pun hanya bisa menghela nafas dan istirahat di tempat tidur ini,. Gw hanya bisa malu saat ditanyai perawat mengenai keadaan gw dan gw hanya bisa jawab kalo gw keram otot emoticon-Frown. 10 menit, 20 menit, 30 menit, gw tiduran dan hanyut dalam bosan ini membuat gw memutuskan untuk lebih baik pulang saja tidur, dari pada disini diliatin perawat mulu. Disaat gw ingin beranjak dan pergi dari ruangan ini, tiba tiba Talia datang sambil memeluk beberapa dokumen di tangan kirinya dan menenteng, 2 botol yang sepertinya adalah juice di tangan kanannya.

“eh! Mau kemana lo? disuruh istirahat juga!” tegur Tali

“ah, bosen gw mbak, pulang aja deh”

“Tidur dulu! Masih siang juga masa mau pulang?, nih orange juice, habisin yah”

“wah! Kalo di kasih gini mah gw tidur seharian juga gapap mbak hehehe”

“ih dasar lo otak gratisan!” Talia tersenyum lalu menarik sebuah kursi lipat dan duduk di sebelah kasur gw

“haha thanks mbak”

emoticon-Smilie, eh, Di, mmm musim liburan sekolah gini, lo gak liburan sama orang tua lo?”

“hm?, maunya sih gitu, tapi sayang ortu gw gak ada”

“eh?! Sorry Di.. gw gak maksud”

“*glup* *glup* ah gapapa mbak, udah biasa, mbak sendiri?”

“gw?”

“he eh, gak liburan kemana gitu? Ke Bali, Lombok, masa malah kerja hahaha”

“haha, kenapa harus ke Bali kalau di sini ada pantai yang indah kaya gini Di?”

“hehe betul juga, mbak? Itu dokumen kerjaan? Kok dibawa bawa kesini?”

“iya! Gw suntuk di kantor, jadi gw putusin gw mau ngerjain tugas gw disini, lumayan posisi lo bagus dekat jendela Di hehehe”

“ohhhh”

Tali pun langsung terlarut dalam pekerjaannya, dia mengerjakan tugas nya di meja sebelah tempat tidur gw di ruang perawatan itu, agak aneh juga ni cewe, ngerjain tugas, diruangan orang sakit. Gw pun menyeruput sisa Orange juice yang dibawa Tali tadi. tegukan demi tegukan gw rasakan nikmatnya air jeruk ini, sampai suara serak terdengar dari sedotan gw menandakan habisnya orange juice yang gw minum ini. Gw pun sejenak menatap matahari yang mulai tergelincir dari jendela sebelah gw, entah berapa lama kita terlarut didalam kesunyian ruangan ini, hanya terdengar suara goresan pulpen Tali di permukaan kertas dan suara langkah kaki yang menggema di lorong sana. Gw pun menolehkan pandangan gw ke Tali yang sedang sibuk menulis sesuatu di dokumennya, di saat yang bersamaan, Tali juga mengalihkan pandangannya ke gw yang pada akhirnya mempertemukan kedua mata kita. *tik tok tik tok* suara detik jam mengisi kesunyian di telinga gw ini. Senyuman mulai terukir di wajah Tali seiring dengan bertemunya pandangan kita, gw pun membalas senyumannya.....

“Apa?!” suara kita kompak memecahkan suasana

Tali pun tambah tersenyum mendengar kekompakan kita tadi, diiringi dengan memerahnya muka dia. entah apa maksud dari senyumannya itu, gw gak mengerti. Muka Tali pun mulai memerah, merah sekali, sangat jelas terlihat karena putihnya kulit dia, dengan cepat tiba tiba Tali menutupi kedua mukanya dengan kedua telapak tangannya, membuat gw tambah bingung. Disini , gw duduk, berhadapan dengan seorang cewek yang menutupi mukanya dengan kedua telapak tangannya. Tali terus duduk menghadap ke gw, membuat gw bingung apa maksud cewek satu ini.

“......”

“.....” kita berdua masih terdiam

“*knock* knock *” gw mengetuk telapak tangan Tali yang menutupi mukanya

“mmmmmm” balas tali seperti orang manja

“*knock* knock* Haloo? Ada orang ga?” gw mengetuk lagi, lalu Tali membuka telunjuk kanannya memperlihatkan mata kanannya

“Adaaa, tapi orangnya ga bisa keluar”

“mbak, segitu jeleknya kah muka gw sampe lo tutup muka kaya gini emoticon-Frown

“bukann!, muka gw Di!! Malu!! Pasti merah banget!!mmm mending lo keluar duluan deh Di please..”

“hah?! Merah kenapa? lo sakit?”

“enggak!! Udah cepetan keluar sana! Sekalian pulang,hus hus hus”

Gw pun menggaruk kepala gw lalu beranjak keluar ruangan sesuai yang diperintahkan Tali. Gw heran, tadi gw disuruh istirahat disitu dan gaboleh pulang, dan seakrang dia yang nyuruh gw pulang duluan, hahh, cewek, ada ada aja. Gw pun akhirnya naik perahu ke pulau Tarempa untuk pulang ke asrama, dimana gw bakal istirahat memulihkan badan gw sepenuhnya. 1 jam kemudian gw sudah sampai di Tarempa dan berjalan perlahan menuju asrama. *stap stap stap* gw menaiki tangga dan berjalan sampai kedepan kamar gw. *krek* gw buka pintu kamar gw.

Terlihat Vania sedang menonton Tv sambil duduk di kasur gw.











junti27
itkgid
jenggalasunyi
jenggalasunyi dan 15 lainnya memberi reputasi
16
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.