- Beranda
- Stories from the Heart
-Catatan Untuk Riyani-
...
TS
azelfaith
-Catatan Untuk Riyani-
CATATAN UNTUK RIYANI

Sebuah Skripsi

Quote:

(dengerin lagunya dulu ya biar meleleh)

Prologue
Sebut saja namaku Boy, 23 tahun. Penulis? Jelas bukan. Aku hanyalah seorang anak laki-laki yang tumbuh tegak ke atas bersama waktu, soalnya kalau melebar kesamping berarti tidak sesuai kayak iklan Boneto. Dilecut dalam romantika kehidupan labil (bahkan sampai sekarang.
-Editor).Tulisan ini kupersembahkan untuk seorang gadis, sebut saja Bunga. Eh, jangan. Nama Bunga sudah terlalu mainstream dan negatif, Sebut saja Riyani, itu lebih indah dibaca dan tanpa konotasi negatif berita kriminal. (iya gimana sih..
- Editor)Ya, Riyani itu kamu. Bukan Riyani yang lain. (Emang Riyani ada berapa gan?
- Editor) Aku menulis ini karena aku tak punya harta materi (Hiks..kasihan
- Editor). Karena aku tak punya apapun. Karena aku bahkan tak ingat apa yang jadi favoritmu. Aku hanya tahu kau suka membaca, maka aku hanya bisa mempersembahkan tulisan ini sebagai ungkapan terima kasihku untukmu Riyani, seseorang yang akan kunikahi nanti. (Ciyyeeee.. suit-suit dah mau kimpoi nih..
- Editor)Dan kau Riyani, perhatikanlah bagaimana kuceritakan masa-masa dimana aku tumbuh dewasa hingga kutitipkan kepingan hati terakhirku padamu. Masa-masa dimana aku belajar, ditempa, jatuh remuk, dan kembali bangkit karenamu.. (Ceiileee romantisnyaaa...
- Editor).
DAFTAR ISI
Quote:
INTERLUDE
Quote:

RULES
Quote:

Q & A
Quote:

Jangan lupa komen, rates, dan subscribe.
Ijo-ijo belakangan mah gak masalah.

Diubah oleh azelfaith 04-07-2016 15:20
septyanto memberi reputasi
2
110.5K
623
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
azelfaith
#477
6.19. Pangeran dan Tuan Putri 1
Adalah matahari yang selalu berpijar meski tahu panasnya terbuang sia-sia tertutup mendung.
Adalah aku yang selalu mencintaimu, tuan putri…
Semakin aku beranjak dewasa, semakin aku merasa jauh dari berbagai komunitas manusia. Jiwaku terasa sesak jikalau berkumpul diantara keramaian. Adalah kesendirian dimana tempatku bernaung dan menyerah energi untukku. Aku bukan seorang anti sosial. Diriku tetap merasa nyaman berada di antara orang-orang. Namun sayangnya, hanya orang-orang tertentu yang membuatku nyaman.
Lama sudah aku memperhatikannya. Banyak hal yang aku sadari membuatnya berbeda. Adalah dia, seorang gadis biasa yang bergaul sebagaimana normalnya perempuan. Namun, akhir-akhir ini aku bisa melihat kesendirian dan kesepian menyelimutinya. Kawan-kawannya tampak mulai menjauhinya entah karena apa. Beberapa mulut-mulut berbisa menghembuskan kabar tak sedap tentang dirinya. Dan semakin hari pula, semakin aku merasa dekat dengannya. Perasaan tak nyaman, tak sesuai, dan tak sepaham adalah sama dengan yang kurasakan. Hanya saja bedanya, tak ada yang membenciku. Akulah yang berusaha menjauhkan diri dari keramaian.
Anak-anak berhamburan mencari gengnya masing-masing. Dari pojok belakang ini aku melihatnya, masih terdiam di pojok depan. Dia tampak tenang meski tahu tak ada seorang pun yang mengajaknya berkelompok. Aku tahu benar dia kebingungan.
Like a hero, aku berdiri dan mulai berjalan santai menuju mejanya. Semua mata terpana memandang pada diriku yang berdiri tepat disamping.
Semuanya kaget dengan mulut membentuk huruf O super besar, melongo. Mungkin bisa jadi gurunya juga. Dia memandangku sesaat dan kemudian mengangguk tanpa perlu menjawab. Rambut panjangnya yang tergerai tampak ikut bergerak mengikuti anggukan yang begitu anggun.
Hari itu, dia memilih novel Supernova milik Dee. Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh.
Ya, pertengkaran kecil itu kau pasti ingat benar Riyani, sudah pernah kuceritakan. Pada akhirnya, pelajaran diskusi akhirnya kami akhiri dengan bertukar nomor hp.
Adalah aku yang selalu mencintaimu, tuan putri…
****
Semakin aku beranjak dewasa, semakin aku merasa jauh dari berbagai komunitas manusia. Jiwaku terasa sesak jikalau berkumpul diantara keramaian. Adalah kesendirian dimana tempatku bernaung dan menyerah energi untukku. Aku bukan seorang anti sosial. Diriku tetap merasa nyaman berada di antara orang-orang. Namun sayangnya, hanya orang-orang tertentu yang membuatku nyaman.
Lama sudah aku memperhatikannya. Banyak hal yang aku sadari membuatnya berbeda. Adalah dia, seorang gadis biasa yang bergaul sebagaimana normalnya perempuan. Namun, akhir-akhir ini aku bisa melihat kesendirian dan kesepian menyelimutinya. Kawan-kawannya tampak mulai menjauhinya entah karena apa. Beberapa mulut-mulut berbisa menghembuskan kabar tak sedap tentang dirinya. Dan semakin hari pula, semakin aku merasa dekat dengannya. Perasaan tak nyaman, tak sesuai, dan tak sepaham adalah sama dengan yang kurasakan. Hanya saja bedanya, tak ada yang membenciku. Akulah yang berusaha menjauhkan diri dari keramaian.
Quote:
Anak-anak berhamburan mencari gengnya masing-masing. Dari pojok belakang ini aku melihatnya, masih terdiam di pojok depan. Dia tampak tenang meski tahu tak ada seorang pun yang mengajaknya berkelompok. Aku tahu benar dia kebingungan.
Like a hero, aku berdiri dan mulai berjalan santai menuju mejanya. Semua mata terpana memandang pada diriku yang berdiri tepat disamping.
Quote:
Semuanya kaget dengan mulut membentuk huruf O super besar, melongo. Mungkin bisa jadi gurunya juga. Dia memandangku sesaat dan kemudian mengangguk tanpa perlu menjawab. Rambut panjangnya yang tergerai tampak ikut bergerak mengikuti anggukan yang begitu anggun.
Hari itu, dia memilih novel Supernova milik Dee. Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh.
****
Quote:
Ya, pertengkaran kecil itu kau pasti ingat benar Riyani, sudah pernah kuceritakan. Pada akhirnya, pelajaran diskusi akhirnya kami akhiri dengan bertukar nomor hp.
Diubah oleh azelfaith 12-01-2015 11:43
0
