- Beranda
- Stories from the Heart
Kelakuan Anak Kuliah
...
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Quote:
Quote:
Quote:
----------------------------------------------------------------------------------
========================================
pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pujangga1000
#194
Percakapan tengah malam
Gue mengarahkan pandangan mata gue ke wanita yang ada didepan. Alisnya sedikit terangkat setelah pertanyaan tadi terlontar. Gue masih menunggu kata-kata lanjutan dari mulut mungilnya. Gue yakin, atau mungkin lebih tepatnya berharap, dia mengatakan apa yang mendasari tuduhannya.
Gue pasang ekspresi kebingungan, tapi nampak gue telat.
"
"
"
"
Gesture gue gak bisa bohong. Tidak ada penjelasan seperti yang gue harapkan. Dia masih saja menatap sambil menunggu pengakuan dari gue.
"Iya" Jawab gue singkat
"
"
Una tampak terguncang dengan jawaban gue. Dia menarik nafas panjang. Seakan-akan siap menghakimi gue.
"Sudah kuduga" Kata Una sambil menghembuskan nafasnya
"
"
Sekarang giliran gue yang terguncang dengan jawaban dari Una. Apa maksudnya dengan, "sudah kuduga"? Apakah Widya juga sudah tahu? Widya dan Una adalah sahabat dekat. Skenario yang terlintas dalam pikiran gue adalah Una diminta oleh Widya untuk mengorek informasi dari gue.
"Kamu.." Katanya sambil menunjuk kearah gue
Kembali ada jeda yang menurut gue lumayan lama untuk Una melanjutkan kata-katanya. Gue memiringkan kepala menunggu kata yang diucapkan berikutnya.
"Kamu beda.." Lanjut Una
Apa yang beda? Sekarang gue deg-degan menunggu kalimat lanjutannya.
Lalu Una mengangkat kedua tangannya.
"Aku gak bisa jelasin, tapi kamu diam banget sama Widya. Kamu ngacangin dia, tapi mata kamu selalu melirik dia. Mungkin kamu gak sadar jek, berapa kali aku nangkep kamu merhatiin Widya. Apalagi waktu pulang tadi. Mata kamu selalu ngikutin"
Cerocos Una panjang lebar. Gue ingin melawan. Atau setidaknya gue ingin membantah perkataan dia. Tapi gue telat. Gue uda mengakui kalo gue suka dengan Widya. Lagipula, gue akui, semua yang dikatakannya itu benar.
"Widya juga tahu kalo kamu sering curi pandang ke dia"
"
"
Lagi-lagi gue harus terkejut dengan pernyataan wanita yang ada didepan gue ini. Kenapa dia sepertinya tau semua tentang rasa gue ke Widya. Kenapa sepertinya rahasia gue bukan lagi menjadi rahasia secara harafiah.
"Widya cerita kalo kamu selalu ngacangin dia. Dia pikir, kamu gak suka dia. Tapi anehnya kamu selalu merhatiin dia."
"Awalnya aku gak percaya, tapi setelah tadi, aku ngerasain kamu emang beda Jek. Selalu aku yang kamu isengin, sedangkan kalo Widya ngomong ke kamu, kamu irit bangeeet balesnya."
Emang bener sih semua yang dikatakan Una. Tidak ada yang salah. Gue emang gugup kalo harus ngobrol ke Widya. Jokes gue rasanya ilang semua kalo gue harus berhadapan dengan Widya.
"Tapi kok kamu bisa suka sih sama Widya? Terus Wawan uda tau?"
"
"
Gue gak tau apa yang mesti gue katakan. Haruskah gue cerita semua ke Una? Gue takut Una bocor dan gue bakal gk enak sama Wawan.
Gue harus memilih kalimat gue
"Entah, cuman suka doank. Suka aja ngeliat dia. Wawan gak tau dan dia gak boleh tau" Tegas gue
"Yup, mereka juga uda jadian." Kata Una singkat
"Ya, aku minta tolong, jangan kasih tau mereka berdua soal ini. Entar aku jadi gak enak sama Widya, terlebih Wawan." Tegas gue
"Oke, tapi kamu juga biasa aja donk didepan Widya. Dia uda mulai curiga, soalnya kamu diem banget kalo sama dia." Kata Una
"Aku usahain lah ya"
***
"Ternyata kamu lucu ya Jek" Una nyengir
"
"
Apanya yang lucu? Gue gak bercanda dan gue pikir, apa yang gue rasain sekarang bukan sesuatu yang bisa membuat orang tertawa.
"Padahal aku iseng doank nanya kamu suka Widya atau ngak, eh kamu beneran jawab iya hahahaha"
Gue terkejut kesekian kalinya.
"Aku pikir kamu gak suka Widya karena suatu hal. Widya juga mikirnya gitu.
Tapi ternyata oh ternyata, ada yang jatuh cinta nih
" Goda Una
"Gak LUCU!
" Ketus gue
Malam yang bodoh, dan
orang yang didepan gue ini
Gue pasang ekspresi kebingungan, tapi nampak gue telat.
"
""
"Gesture gue gak bisa bohong. Tidak ada penjelasan seperti yang gue harapkan. Dia masih saja menatap sambil menunggu pengakuan dari gue.
"Iya" Jawab gue singkat
"
"Una tampak terguncang dengan jawaban gue. Dia menarik nafas panjang. Seakan-akan siap menghakimi gue.
"Sudah kuduga" Kata Una sambil menghembuskan nafasnya
"
"Sekarang giliran gue yang terguncang dengan jawaban dari Una. Apa maksudnya dengan, "sudah kuduga"? Apakah Widya juga sudah tahu? Widya dan Una adalah sahabat dekat. Skenario yang terlintas dalam pikiran gue adalah Una diminta oleh Widya untuk mengorek informasi dari gue.
"Kamu.." Katanya sambil menunjuk kearah gue
Kembali ada jeda yang menurut gue lumayan lama untuk Una melanjutkan kata-katanya. Gue memiringkan kepala menunggu kata yang diucapkan berikutnya.
"Kamu beda.." Lanjut Una
Apa yang beda? Sekarang gue deg-degan menunggu kalimat lanjutannya.
Lalu Una mengangkat kedua tangannya.
"Aku gak bisa jelasin, tapi kamu diam banget sama Widya. Kamu ngacangin dia, tapi mata kamu selalu melirik dia. Mungkin kamu gak sadar jek, berapa kali aku nangkep kamu merhatiin Widya. Apalagi waktu pulang tadi. Mata kamu selalu ngikutin"
Cerocos Una panjang lebar. Gue ingin melawan. Atau setidaknya gue ingin membantah perkataan dia. Tapi gue telat. Gue uda mengakui kalo gue suka dengan Widya. Lagipula, gue akui, semua yang dikatakannya itu benar.
"Widya juga tahu kalo kamu sering curi pandang ke dia"
"
"Lagi-lagi gue harus terkejut dengan pernyataan wanita yang ada didepan gue ini. Kenapa dia sepertinya tau semua tentang rasa gue ke Widya. Kenapa sepertinya rahasia gue bukan lagi menjadi rahasia secara harafiah.
"Widya cerita kalo kamu selalu ngacangin dia. Dia pikir, kamu gak suka dia. Tapi anehnya kamu selalu merhatiin dia."
"Awalnya aku gak percaya, tapi setelah tadi, aku ngerasain kamu emang beda Jek. Selalu aku yang kamu isengin, sedangkan kalo Widya ngomong ke kamu, kamu irit bangeeet balesnya."
Emang bener sih semua yang dikatakan Una. Tidak ada yang salah. Gue emang gugup kalo harus ngobrol ke Widya. Jokes gue rasanya ilang semua kalo gue harus berhadapan dengan Widya.
"Tapi kok kamu bisa suka sih sama Widya? Terus Wawan uda tau?"
"
"Gue gak tau apa yang mesti gue katakan. Haruskah gue cerita semua ke Una? Gue takut Una bocor dan gue bakal gk enak sama Wawan.
Gue harus memilih kalimat gue
"Entah, cuman suka doank. Suka aja ngeliat dia. Wawan gak tau dan dia gak boleh tau" Tegas gue
"Yup, mereka juga uda jadian." Kata Una singkat
"Ya, aku minta tolong, jangan kasih tau mereka berdua soal ini. Entar aku jadi gak enak sama Widya, terlebih Wawan." Tegas gue
"Oke, tapi kamu juga biasa aja donk didepan Widya. Dia uda mulai curiga, soalnya kamu diem banget kalo sama dia." Kata Una
"Aku usahain lah ya"
***
"Ternyata kamu lucu ya Jek" Una nyengir
"
"Apanya yang lucu? Gue gak bercanda dan gue pikir, apa yang gue rasain sekarang bukan sesuatu yang bisa membuat orang tertawa.
"Padahal aku iseng doank nanya kamu suka Widya atau ngak, eh kamu beneran jawab iya hahahaha"
Gue terkejut kesekian kalinya.
"Aku pikir kamu gak suka Widya karena suatu hal. Widya juga mikirnya gitu.
Tapi ternyata oh ternyata, ada yang jatuh cinta nih
" Goda Una"Gak LUCU!
" Ketus gueMalam yang bodoh, dan
orang yang didepan gue ini

Diubah oleh pujangga1000 11-01-2015 22:42
jenggalasunyi dan 8 lainnya memberi reputasi
9
