- Beranda
- Stories from the Heart
Kelakuan Anak Kuliah
...
TS
pujangga1000
Kelakuan Anak Kuliah
Quote:
Quote:
Quote:
----------------------------------------------------------------------------------
========================================
pujangga1000
Diubah oleh pujangga1000 19-09-2016 03:37
yusrillllll dan 23 lainnya memberi reputasi
22
3.9M
7.4K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pujangga1000
#157
Perceptible
"Jekiiiiiiii.......! Kamu disini juga?" Teriak Una ke gue
"
"
"Neng, kalo mau nyapa, yang anggun dikit kenapa?" Kata gue merespon tindakan Una
Sedikit mengenai Una. Kata anak-anak, ni cewek jadi salah satu idola di jurusan angkatan gue. Salah satu yang bakal punya masa depan cerah. Bejibun kakak angkatan mulai antri buat pdkt sama dia
.
Tapi entah kenapa, gue cuman menganggap dia sebagai cewek biasa. Okelah dia populer, tapi gue tidak tertarik dengan doi
.
"Ehhh Na, baru dateng" Kata Wawan menyapa Una
"Ciyeeeh ciyeeeh akhirnya jadian juga.. ciyee ciyee..." Kata Una menggoda
"
" Widya tersipu
Ahhh, sekali lagi gue harus mendengar bahwa Wawan dan Widya jadian. Kenyataan pahit.
Bisa ngak sih kalau kenyataan ini gue hindarin?
Ternyata tidak bisa. Karena saat ini, cuman gue yang tersakiti dengan hubungan Wawan dan Widya.
"Pokok e kalian harus traktir aku sekarang, aku laper bangeeeeeet" Kata Una
"Beres lah
" Kata Wawan menyanggupi
"Ehh neng
, kalo ngerampok, halus dikit donk" Gue menimpali
Gue bersyukur ada Una disini. Setidaknya gue tidak akan larut dalam situasi mesra Wawan dan Widya. Gue masih punya orang lain yang bisa gue isengin. Sekedar melipur lara gue.
Kami ngobrol, bercanda sambil menikmati hidangan malam ini. Gue tetep melihat bagaimana hangatnya sebuah hubungan yang baru terjalin. Untuk sekedar menyamarkan rasa sakit gue, akhirnya Una lah target keisengan gue. Gak jarang kentang doi, gue comot. Dia juga kadang marah-marah ke gue. Widya dan Wawan cuman bisa ngakak melihat kelakuan kita berdua.
"Dya, emang bener kata kamu.. Beda banget yak" Kata Una tiba-tiba
"Iya to, bener kan" Kata Widya
Gue gak ngerti apa yang dimaksud mereka berdua. Mereka cuman nyengir. Gue bingung
"Apaan nih??" Tanya Wawan yang ternyata penasaran seperti gue
"Ada deh, mau tau aja urusan cewe" Kata Una sambil menempelkan jari telunjuk ke bibirnya
"Apaan sih?? Una suka sama Jeki ya??" Tembak Wawan
"
" gue memicingkan mata ke Wawan
"Kenapa mata lo Jek? Beneran suka lo sama Una? huahahaha" Tawa Wawan
"Ogah gue, kecuali kalo dia tanpa busana, okelah
" Kata gue mesum
Gue sukses dicubit sama Una. Gue sempat liat mata Widya mengarah ke kita berdua. Gue ingat betul bagaimana ekspresi doi. Widya hanya menatap, tanpa tersenyum sedikit pun.
***
"ehh, Bapak uda nanyain aku jam berapa pulang" Kata Widya ke Wawan
"Yauda deh, pulang sekarang?" Tawar Wawan.
"Mau cabut? Gue juga deh" Kata gue
"Ehhh elu nungguin Una donk, belum selesai tu anak" Kata Wawan menunjuk ke Una
Kita emang uda ngobrol lama. Mungkin ada hampir 1 jam. Tapi ajaibnya si Una belum selesai juga makan. Masih ada nasi dan beberapa suwir ayam di piringnya
"Males ah gue" Tolak gue
"Udah lu sini aja, siapa tau jodoh lu ini" Kata Wawan nyengir
"
"
Akhirnya dengan terpaksa gue menunggu Una sampai selesai. Ketika Wawan dan Widya balik, gue sempat melihat Wawan melihat ke arah gue. Gue juga lagi mengarahkan pandangan ke arah Widya.
Gue pikir, gue bakal ke gep lagi merhatiin Widya. Ternyata Wawan mengacungkan jempol ke arah gue sambil alis matanya dinaik-naikkan. Memberi kode ke gue agar gue pedekate ke Una.
Gue hanya bisa menahan nafas yang gue rasa sesak.

***
Ketika gue lagi memainkan es yang tersisa di botol coca cola gue.
Tiba-tiba...
"Jeki.. Kamu suka Widya kan?" Kata Una melihat ke gue
Tanpa senyum, tanpa jeda. Gue mendengar jelas apa yang dikatakan Una.
Tatapan mata itu, seolah-olah tatapan mata yang menunggu jawaban pengakuan dari gue...
"
""Neng, kalo mau nyapa, yang anggun dikit kenapa?" Kata gue merespon tindakan Una
Sedikit mengenai Una. Kata anak-anak, ni cewek jadi salah satu idola di jurusan angkatan gue. Salah satu yang bakal punya masa depan cerah. Bejibun kakak angkatan mulai antri buat pdkt sama dia
. Tapi entah kenapa, gue cuman menganggap dia sebagai cewek biasa. Okelah dia populer, tapi gue tidak tertarik dengan doi
."Ehhh Na, baru dateng" Kata Wawan menyapa Una
"Ciyeeeh ciyeeeh akhirnya jadian juga.. ciyee ciyee..." Kata Una menggoda
"
" Widya tersipuAhhh, sekali lagi gue harus mendengar bahwa Wawan dan Widya jadian. Kenyataan pahit.
Bisa ngak sih kalau kenyataan ini gue hindarin?
Ternyata tidak bisa. Karena saat ini, cuman gue yang tersakiti dengan hubungan Wawan dan Widya.
"Pokok e kalian harus traktir aku sekarang, aku laper bangeeeeeet" Kata Una
"Beres lah
" Kata Wawan menyanggupi"Ehh neng
, kalo ngerampok, halus dikit donk" Gue menimpaliGue bersyukur ada Una disini. Setidaknya gue tidak akan larut dalam situasi mesra Wawan dan Widya. Gue masih punya orang lain yang bisa gue isengin. Sekedar melipur lara gue.
Kami ngobrol, bercanda sambil menikmati hidangan malam ini. Gue tetep melihat bagaimana hangatnya sebuah hubungan yang baru terjalin. Untuk sekedar menyamarkan rasa sakit gue, akhirnya Una lah target keisengan gue. Gak jarang kentang doi, gue comot. Dia juga kadang marah-marah ke gue. Widya dan Wawan cuman bisa ngakak melihat kelakuan kita berdua.
"Dya, emang bener kata kamu.. Beda banget yak" Kata Una tiba-tiba
"Iya to, bener kan" Kata Widya
Gue gak ngerti apa yang dimaksud mereka berdua. Mereka cuman nyengir. Gue bingung

"Apaan nih??" Tanya Wawan yang ternyata penasaran seperti gue
"Ada deh, mau tau aja urusan cewe" Kata Una sambil menempelkan jari telunjuk ke bibirnya
"Apaan sih?? Una suka sama Jeki ya??" Tembak Wawan
"
" gue memicingkan mata ke Wawan"Kenapa mata lo Jek? Beneran suka lo sama Una? huahahaha" Tawa Wawan
"Ogah gue, kecuali kalo dia tanpa busana, okelah
" Kata gue mesumGue sukses dicubit sama Una. Gue sempat liat mata Widya mengarah ke kita berdua. Gue ingat betul bagaimana ekspresi doi. Widya hanya menatap, tanpa tersenyum sedikit pun.
***
"ehh, Bapak uda nanyain aku jam berapa pulang" Kata Widya ke Wawan
"Yauda deh, pulang sekarang?" Tawar Wawan.
"Mau cabut? Gue juga deh" Kata gue
"Ehhh elu nungguin Una donk, belum selesai tu anak" Kata Wawan menunjuk ke Una
Kita emang uda ngobrol lama. Mungkin ada hampir 1 jam. Tapi ajaibnya si Una belum selesai juga makan. Masih ada nasi dan beberapa suwir ayam di piringnya

"Males ah gue" Tolak gue
"Udah lu sini aja, siapa tau jodoh lu ini" Kata Wawan nyengir
"
"Akhirnya dengan terpaksa gue menunggu Una sampai selesai. Ketika Wawan dan Widya balik, gue sempat melihat Wawan melihat ke arah gue. Gue juga lagi mengarahkan pandangan ke arah Widya.
Gue pikir, gue bakal ke gep lagi merhatiin Widya. Ternyata Wawan mengacungkan jempol ke arah gue sambil alis matanya dinaik-naikkan. Memberi kode ke gue agar gue pedekate ke Una.
Gue hanya bisa menahan nafas yang gue rasa sesak.

***
Ketika gue lagi memainkan es yang tersisa di botol coca cola gue.
Tiba-tiba...
"Jeki.. Kamu suka Widya kan?" Kata Una melihat ke gue
Tanpa senyum, tanpa jeda. Gue mendengar jelas apa yang dikatakan Una.
Tatapan mata itu, seolah-olah tatapan mata yang menunggu jawaban pengakuan dari gue...
jenggalasunyi dan 9 lainnya memberi reputasi
8
