TS
yosefals
kaskuser regional cianjur - prime-id only and read the rules first - Part 12
SELAMAT DATANG DI FORUMKASKUSER REGIONAL CIANJUR
Quote:
Join Group Facebook KRCLike Fans Page KRC Add Friend Facebook TS Follow Akun Resmi KRC Follow Akun TS
Quote:
This IsOur Rules
Perkenalkan Diri Anda sebelum Posting
dan ISI Daftar hadir dengan Form dibawah ini:
>> CLICK <<
(DATA PRIVACY TIDAK AKAN DI SHARE)
dan ISI Daftar hadir dengan Form dibawah ini:
>> CLICK <<
(DATA PRIVACY TIDAK AKAN DI SHARE)
# Harus selalu menggunakan Prime ID
# Postingan HARUS LEBIH dari 10 kata dan TIDAK BOLEH ONELINER
# Biasakan menggunakan fasilitas EDIT, QUOTE, dan MULTIQUOTE untuk menghindari post BERURUTAN
# Diharapkan untuk memberikan KONTRIBUSI DEMI KEMAJUAN Regional CIANJUR
# Posting foto/gambar maksimal berukuran 800 pixel demi kenyamanan bersama dan wajib di spoiler
# Dilarang Berbagi Informasi Apapun Yang Berbau Pornografi
# Dilarang Melakukan Segala Macam Bentuk Posting Yang Bersifat Menyinggung Unsur-unsur Suku, Ras, Dan Agama
Quote:
Peraturan HususKanggo Pribumi
#Kangge Pribumi wajib posting ku bahasa sunda !!!
hayu urang ngamumule bahasa sunda dina ieu riungan
lamun henteu ku urang kusaha deui.
Pan asa aneh lamun urang sunda teu bisa ngomong sunda
piraku ari urang Jawa make bahasa jawa, urang batak make bahasa batak
ari urang sunda henteu make bahasa sunda?
Ayeuna urang tilik kumaha carana bahasa anu ku
urang sunda dipika cinta ieu sangkan teu nepika tumpur.
mangka kukituna husus warga regional Cianjur didieu diwajibkeun
posting ku bahasa sunda.
Tapi nempo kaayaan saperti kieu mah henteu mustahil upama ka hareupna bahasa sunda bakal tumpur, coba ku urang titenan, kiwari loba kolot nu ngajarkeun ka anakna make bahasa indonesia, tah eta hiji conto gambaran kajadian nu ku urang perlu di perhatikeun
Kusabab kajadian samodel kitu teh henteu saeutik panyebabna bisa salah sahiji kolotna lain urang sunda (kawin jeung urang luar sunda)
Conto sejenna di sakola
bahasa sunda teh ngan di ajarkeunna saminggu sakali, jeung deuih malah mandar guruna ge lain ti jurusan bahasa sunda. kahareupna kumaha sangkan aya generasi anu baris nuluykeun eksistensi bahasa sunda di kolong alam dunya ieu, husus namah di tanah parahiangan.
bahasa sunda teh warisan ti karuhun urang pasundan nu matak urang nu jadi urang sunda asli hayu urang ngamumule bahasa sunda dina ieu riungan.
Sangsi BagiYang Melanggar
DELETE Postingan sebagai Peringatan Pertama #
Di berikan BATA/CENDOL untuk Peringatan ke Dua #
Jika Tidak mempan dengan kedua peringatan diatas, maka langsung di Daftarkan BANNED Permanen #
DELETE Postingan sebagai Peringatan Pertama #
Di berikan BATA/CENDOL untuk Peringatan ke Dua #
Jika Tidak mempan dengan kedua peringatan diatas, maka langsung di Daftarkan BANNED Permanen #
erina79purba dan bdat memberi reputasi
2
65.6K
Kutip
1.2K
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
REGIONAL
1.1KThread•1.3KAnggota
Tampilkan semua post
ViewTheRules
#13
Quote:
Filosofi Cianjur
Cianjur memiliki filosofi yang sangat bagus, yakni ngaos, mamaos dan maenpo yang mengingatkan tentang 3 (tiga) aspek keparipurnaan hidup. Ngaos adalah tradisi mengaji yang mewarnai suasana dan nuansa Cianjur dengan masyarakat yang dilekati dengan ke beragamaan. Citra sebagai daerah agamis ini konon sudah terintis sejak Cianjur ada dari ketiadan yakni sekitar tahun 1677 dimana tatar Cianjur ini dibangun oleh para ulama dan santri tempo dulu yang gencar mengembangkan syiar Islam. Itulah sebabnya Cianjur juga sempat mendapat julukan gudang santri dan kyai. Bila di tengok sekilas sejarah perjuangan di tatar Cianjur jauh sebelum masa perang kemerdekaan, bahwa kekuatan-kekuatan perjuangan kemerdekaan pada masa itu tumbuh dan bergolak pula di pondok-pondok pesantren. Banyak pejuang-pejuang yang meminta restu para kyai sebelum berangkat ke medan perang. Mereka baru merasakan lengkap dan percaya diri berangkat ke medan juang setelah mendapat restu para kyai. Mamaos adalah seni budaya yang menggambarkan kehalusan budi dan rasa menjadi perekat persaudaraan dan kekeluargaan dalam tata pergaulan hidup. Seni mamaos tembang sunda Cianjuran lahir dari hasil cipta, rasa dan karsa Bupati Cianjur R. Aria Adipati Kusumahningrat yang dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti. Ia menjadi pupuhu (pemimpin) tatar Cianjur sekitar tahun 1834-1862.
Seni mamaos ini terdiri dari alat kecapi indung (Kecapi besar dan Kecapi rincik (kecapi kecil) serta sebuah suling yang mengiringi panembanan atau juru. Pada umumnya syair mamaos ini lebih banyak mengungkapkan puji-pujian akan kebesaran Tuhan dengan segala hasil ciptaanNya. Sedangkan Maenpo adalah seni diri pencak silat yang menggambarkan keterampilan dan ketangguhan. Pencipta dan penyebar maenpo ini adalah R. Djadjaperbata atau dikenal dengan nama R. H. Ibrahim aliran ini mempunyai ciri permainan rasa yaitu sensitivitas atau kepekaan yang mampu membaca segala gerak lawan ketika anggota badan saling bersentuhan. Dalam maenpo dikenal ilmu Liliwatan (penghindaran) dan Peupeuhan (pukulan).
Apabila filosofi tersebut diresapi, pada hakekatnya merupakan symbol rasa keber-agama-an, kebudayaan dan kerja keras. Dengan keber-agama-an sasaran yang ingin dicapai adalah terciptanya keimanan dan ketaqwaan masyarakat melalui pembangunan akhlak yang mulia. Dengan kebudayaan, masyarakat cianjur ingin mempertahankan keberadaannya sebagai masyarakat yang berbudaya, memiliki adab, tatakrama dan sopan santun dalam tata pergaulan hidup. Dengan kerja keras sebagai implementasi dari filosofi maenpo, masyarakat Cianjur selalu menunjukan semangat keberdayaan yang tinggi dalam meningkatkan mutu kehidupan. Liliwatan, tidak semata-mata permainan beladiri dalam pencak silat, tetapi juga ditafsirkan sebagai sikap untuk menghindarkan diri dari perbuatan yang maksiat. Sedangkan peupeuhan atau pukulan ditafsirkan sebagai kekuatan didalam menghadapi berbagai tantangan dalam hidup.
Sedangkan visi pembangunan Kabupaten Cianjur untuk kurun waktu 5 tahun dari tahun 2011 sampai 2016 adalah Terwujudnya Kabupaten Cianjur lebih sejahtera dan berakhlaqul karimah.
Cianjur memiliki filosofi yang sangat bagus, yakni ngaos, mamaos dan maenpo yang mengingatkan tentang 3 (tiga) aspek keparipurnaan hidup. Ngaos adalah tradisi mengaji yang mewarnai suasana dan nuansa Cianjur dengan masyarakat yang dilekati dengan ke beragamaan. Citra sebagai daerah agamis ini konon sudah terintis sejak Cianjur ada dari ketiadan yakni sekitar tahun 1677 dimana tatar Cianjur ini dibangun oleh para ulama dan santri tempo dulu yang gencar mengembangkan syiar Islam. Itulah sebabnya Cianjur juga sempat mendapat julukan gudang santri dan kyai. Bila di tengok sekilas sejarah perjuangan di tatar Cianjur jauh sebelum masa perang kemerdekaan, bahwa kekuatan-kekuatan perjuangan kemerdekaan pada masa itu tumbuh dan bergolak pula di pondok-pondok pesantren. Banyak pejuang-pejuang yang meminta restu para kyai sebelum berangkat ke medan perang. Mereka baru merasakan lengkap dan percaya diri berangkat ke medan juang setelah mendapat restu para kyai. Mamaos adalah seni budaya yang menggambarkan kehalusan budi dan rasa menjadi perekat persaudaraan dan kekeluargaan dalam tata pergaulan hidup. Seni mamaos tembang sunda Cianjuran lahir dari hasil cipta, rasa dan karsa Bupati Cianjur R. Aria Adipati Kusumahningrat yang dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti. Ia menjadi pupuhu (pemimpin) tatar Cianjur sekitar tahun 1834-1862.
Seni mamaos ini terdiri dari alat kecapi indung (Kecapi besar dan Kecapi rincik (kecapi kecil) serta sebuah suling yang mengiringi panembanan atau juru. Pada umumnya syair mamaos ini lebih banyak mengungkapkan puji-pujian akan kebesaran Tuhan dengan segala hasil ciptaanNya. Sedangkan Maenpo adalah seni diri pencak silat yang menggambarkan keterampilan dan ketangguhan. Pencipta dan penyebar maenpo ini adalah R. Djadjaperbata atau dikenal dengan nama R. H. Ibrahim aliran ini mempunyai ciri permainan rasa yaitu sensitivitas atau kepekaan yang mampu membaca segala gerak lawan ketika anggota badan saling bersentuhan. Dalam maenpo dikenal ilmu Liliwatan (penghindaran) dan Peupeuhan (pukulan).
Apabila filosofi tersebut diresapi, pada hakekatnya merupakan symbol rasa keber-agama-an, kebudayaan dan kerja keras. Dengan keber-agama-an sasaran yang ingin dicapai adalah terciptanya keimanan dan ketaqwaan masyarakat melalui pembangunan akhlak yang mulia. Dengan kebudayaan, masyarakat cianjur ingin mempertahankan keberadaannya sebagai masyarakat yang berbudaya, memiliki adab, tatakrama dan sopan santun dalam tata pergaulan hidup. Dengan kerja keras sebagai implementasi dari filosofi maenpo, masyarakat Cianjur selalu menunjukan semangat keberdayaan yang tinggi dalam meningkatkan mutu kehidupan. Liliwatan, tidak semata-mata permainan beladiri dalam pencak silat, tetapi juga ditafsirkan sebagai sikap untuk menghindarkan diri dari perbuatan yang maksiat. Sedangkan peupeuhan atau pukulan ditafsirkan sebagai kekuatan didalam menghadapi berbagai tantangan dalam hidup.
Sedangkan visi pembangunan Kabupaten Cianjur untuk kurun waktu 5 tahun dari tahun 2011 sampai 2016 adalah Terwujudnya Kabupaten Cianjur lebih sejahtera dan berakhlaqul karimah.
0
Kutip
Balas