Ada banyak, sekumpulan cewek-cewek yang entah bagaimana bisa menjadi penggemarku. Entah itu secara rahasia atau buka-bukaan bak paha para personil JKT48. Menyenangkan? Tidak. Bagaimana bisa? Karena pada akhirnya, mereka bukanlah orang-orang yang kuinginkan keberadaannya. Sementara itu orang yang kuinginkan cintanya malah lebih memilih pergi, atau membuatku patah hati. Ironis bukan?

Adalah bodoh ketika orang-orang bermimpi menjadi lelaki tampan nan rupawan dan dikelilingi para gadis-gadis yang terhipnotis oleh kegantengannya. Aku ganteng dan aku tak menikmati hal itu, sekecil apapun. Kecuali jikalau gadis yang terhipnotis itu adalah gadis yang aku sukai yang mana hanya terjadi sekali dan malah membuatku patah hati. Selebihnya, hanya cinta yang tak tersampaikan harapnya.

Adalah idiot ketika orang-orang berkata enaknya menjadi tampan. Ketika kau menjadi tampan dan rupawan, kau akan kesepian. Orang-orang cenderung berpikir kau bahagia karena punya banyak teman. Kenyataannya banyak orang tak mau jadi temanmu. Alasannya simpel, yang laki-laki akan bilang kalau takut kalah ganteng dan susah dapat gebetan. Eneg juga kan kalau bawa-bawa teman tampan buat ketemu gebetan, eh gebetanmu malah jatuh cinta sama temanmu. Sedangkan untuk cewek mereka bakal bilang takut kalau berteman dengan cowok tampan, kenapa? Takut dilabrak sama para penggemarnya yang gak terima. Malang nian nasib lelaki tampan.

Aku hanya ingin kau tahu Riyani, bahwasanya sesempurna apapun kelihatannya hidup seseorang. Disitu pula terdapat banyak kekurangan dan kesulitan. Dan aku ingin kau, tak pernah bermimpi menjadi dan memiliki hidup orang lain. Karena terkadang apa yang kita miliki sekarang adalah apa yang orang lain impikan keberadaannya untuk mereka.

Dan aku ingin kau tahu Riyani, bahwa kau yang kucintai untuk saat ini. Namun tak dapat kupungkiri, lubang-lubang dihatiku itu banyak adanya. Sehingga terkadang, ada saat-saatnya aku terdiam dan terlamun. Ada saatnya aku merasa hilang dan hancur. Ada saatnya aku ingin berada di pelukan hangatmu tanpa bermacam pertanyaan karena akupun tak tahu apa jawabannya.

Semakin aku menulis cerita ini, semakin banyak pula tabir-tabir yang kubuka. Rasanya seperti membuka bungkus alumunium foil pada coklat-coklat yang sudah basi. Bau coklatnya masih terasa begitu lembut dan hangat. Tetapi rasanya tentu sudah tak karuan dan membuat keracunan.
Semakin jauh, semakin pula pada akhirnya kita tiba pada cerita tentang dia. Dia yang tak boleh disebut namanya. Dia, sebuah coklat usang yang baunya masih tercium.