Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•343Anggota
Tampilkan semua post
TS
ketek.bersahaja
#6


Pada suatu ketika, Marandhier berkuda seorang diri menggunakan pakaian saudagar dan membawa kantung barang di punggung belakang kudanya. Ia sengaja menutupi wajahnya dengan topi bulu yang lebar dan lusuh agar tak dikenali. Tujuannya adalah kedai minum sekaligus sarang wanita - wanita jalang. Sebelum pergi, salah satu wanita jalang yang menemani anak buahnya, Lustros si pengkhianat, mengatakan bahwa jika ia ingin mencari perihal tersebut datanglah pada kedai minum yang sangat terkenal disepanjang jalan menuju perbatasan utara negri Oroshkov. Wanita jalang itu berpesan agar ia mencari Sang Ratu di dalam kedai itu karena ialah yang paling disegani dan mengetahui segala hal. Namun Sang Ratu tidak mau menemui sembarang orang. Marandhier harus menyebutkan nama si wanita jalang itu, Alika, untuk bertemu Sang Ratu.
Sesampainya di kedai minum itu ia tidak langsung menanyakan sang ratu. Ia punya cara mengeluarkan sang ratu dari dalam sarangnya tanpa harus menyebut nama si wanita jalang itu, Alika. Marandhier duduk memesan minuman dan memesan tempat menginap untuk semalam. Wanita – wanita genit mengerumuninya dan ia merasa tidak suka. Ia sangat benci wanita seperti ini yang membuat ia teringat pada ibunya. Ibunya yang membuangnya ke pasar tak ubahnya seperti tikus hama yang tidak diinginkan. Tetapi demi mencapai tujuannya, ia berusaha untuk terlihat senang dan mulai memancing dengan beberapa potong kain sutra dan pertanyaan.
“Aku akan memilih yang paling dan lebih cantik diantara kalian dari jawaban – jawaban kalian. Sebenarnya, apakah yang menurut kalian membuat wanita disebut wanita yang cantik ?”
Wanita – wanita itu pun berebut memberi jawaban dengan tingkah yang dipaksakan untuk lebih menarik perhatian. Dan jawaban mereka semua terdengar konyol di telinga Marandhier.
“Ah, sayang sekali, kalau mengikuti dari jawaban kalian, menurutku diantara kalian semua tidak terdapat wanita yang cantik padahal aku ingin menghadiahinya beberapa potong sutra ini,”ujar Marandhier sambil tersenyum menarik,”tapi aku tidak percaya, aku sangat yakin diantara kalian ada yang paling dan lebih cantik, apakah kalian yakin diantara kalian tidak ada yang menyembunyikan kenyataan bahwa dirinyalah yang paling dan lebih cantik diantara wanita- wanita di sini ? Perlihatkanlah padaku siapakah orangnya diantara kalian.”
Akibat ucapan Marandhier, wanita – wanita tersebut saling bersaing, lalu bertengkar, kemudian saling memukul, sehingga suasana menjadi sangat kacau dan tidak ada lagi yang cantik diantara mereka. Semua penuh darah, luka, lebam dan bengkak sehingga tidak nyaman dipandang dan kemudian mereka diusir ke dalam ruangannya masing masing hingga keadaan mereka pulih seperti sediakala. Marandhier merasa lebih baik karena wanita – wanita menyusahkan itu tak lagi mengganggunya.
Ia kembali meneruskan mengamati kedai itu setelah puas mengamatinya dalam keadaan kacau barusan tadi. Ia meneguk minumannya bersantai – santai. Seorang penjaga keamanan kedai menghampirinya terkait keributan yang baru saja terjadi. Penjaga itu menanyakan keperluannya sampai ia datang ke kedai ini dan memancing keributan. Marandier menjawab bahwa ia hanya saudagar biasa yang hendak pergi menyebrangi perbatasan untuk membeli barang – barang dagangan karena barang dagangannya sudah habis terjual. Dan ia hanya membawa sedikit saja sisanya ke dalam kedai itu. Lalu Marandhier mengarang cerita bahwa wanita – wanita itu berebut sisa barang dagangannya yang berupa beberapa potong kain sutra untuk diminta sebagai hadiah, hingga akhirnya terjadi keributan. Bahkan Marandhier menggugat penjaga keamanan itu, karena tabiat wanita – wanita genit sekaligus bodoh itu, Marandhier menderita kerugian. Yaitu kerusakan sisa barang – barang dagangannya yang tidak mungkin lagi laku dijual karena robek. Marandhier meminta ganti rugi yang sepadan.
Penjaga itu kemudian menawarkan dua lusin potong katun milik saudagar lain yang ada di kedai itu juga, penjaga itu juga menyanggupi membayar semuanya.Marandhier berkilah, “mana sepadan antara sutra dan katun. “
Lalu penjaga itu kembali menawarkan setengah lusin set perhiasan yang sangat indah. Tapi Marandhier mengatakan, “sutra dan perhiasan adalah hal yang berbeda. “
Penjaga itu tampak terdiam bodoh sesaat. Ia masuk ke dalam meninggalkan Marandhier yang masih bersantai – santai menikmati minumannya sambil mengulum senyum. Tampaknya sebentar lagi ia akan mencapai maksud dan tujuannya.Penjaga itu pun keluar untuk kembali menemui Marandhier sambil membawa sesuatu.
”ini hanya awal ganti rugi, terimalah dulu sisanya akan kami lunasi,” kata penjaga keamanan kedai sambil meletakkan tiga potong kain sutra diatas meja.
Marandhier kesal, bukan itu yang ia inginkan,”sutraku lebih bagus kualitasnya dari pada ini.”
0
![[Orifict] Arothellisius](https://s.kaskus.id/images/2014/12/23/6830152_20141223022750.jpg)