- Beranda
- Stories from the Heart
ILLUSI
...
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.4KAnggota
Tampilkan semua post
TS
open.minded
#990
Decision's Decision
*bbrrrmmmmmmmmmmmm*
Suara speed boat yang bising menemani kesunyian gw di dalam, si Tali, yang duduk di sebelah gw deket jendela, gak mengeluarkan sepatah katapun setelah dia mengetahui kalau gw bukan karyawan baru disini. Di lain sisi, Bang Andi sudah tertidur pulas di atas goyangan speed boat yang lebih seperti gempa bumi 8 sekala richter ini. Untuk sekedar informasi singkat, Bang Andi adalah salah satu teknisi senior di sini, bersama dengan bokap gw, bokapnya Timu, Om Franck, Gw, Timur, dan Ion, bisa di bilang dia telah mengenal dan melihat gw sejak gw masih bocah sekali. 45 menit pun terlewat kami sampai disebuah pulau kecil tempat dimana pegawai utama tinggal, terlihat disana banyak perahu kecil yang digunakan untuk kegiatan eksplorasi dan pembangunan pondasi bawah laut. Gw dan seluruh penumpang pun turun dari kapal ini, Tali tanpa mengeluarkan sepatah katapun berjalan cepat menuju sebuah bangunan tempat para pegawai tinggal, bangunan yang 10x lebih bagus dari asrama akryawan biasa di Tarempa situ, sedangkan gw dan Bang Andi hanya berjalan menuju sebuah gedung besar tempaat dimana para pegawai bekerja.. di saat perjalanan..
Sambiil kita berbicara kami pun berjalan memasuki gedung itu, berjalan melewati kantor kantor yang masih diisi karyawan yang bekerja di hari libur ini. Kami pun berjalan menaiki tangga sampai ke lantai 3 di mana ruangan para petinggi berada, sampailah gw dan Bang Andi ke sebuah ruangan di ujung lorong, ruangan yang familiar buat gw.
Gw pun lekas berlari menuju toilet dilantai itu, gak gw sangka gw bakal tiba tiba sakit perut kayak gini, mungkin ini karena gw terlalu banyak ngasih sambel ke iikan bakar gw tadi. Untuk lo yang belum tau, sambel khas Tarempa itu uenak banget. 15 menit sudah gw bertapa di WC, gw rasa semua beban di perut gw sudah hilang, gw langsung berlari kembali ke ruangan tempat gw berdiri tadi, terlihat Bang Andi masih menunggu di ujung lorong itu dengan muka jengkel tentunya
, tanpa basa basi gw pun langsung masuk memasuki ruangan itu, terlihat 2 orang bule sedang duduk berhadap hadapan di sebuah meja bundar yang terbuat dari rotan, saat gw masuk mereka sedang asyik mengobrol dengan bahasa inggris beraksen khas amerika nya, kecanggungan gw mulai luntur ketika gw melihat mereka sama sama memakai baju super santai seperti yang gw kenakan ini.. kemeja, dan celana pendek
, sadar gw memasuki ruangan mereka, salah satu orang bule yang udah familiar di mata gw pun berdiri, diikuti dengan bule yang duduk didepannya.
Gw, William, dan Thronham pun duduk mengelilinga meja rotan yang bundar ini, dan masuklah sebuah karyawan membawakan kami 3 buah cangkir teh. Gw gak tau apa maksud gw dipanggil saat itu, membuat otak gw berselancar di lautan pertanyaan yang tak ada jawabannya ini. Kami bertiga pun larut di lautan obrolan, obrolan yang menjurus ke nostalgia, bagaimana gw bisa bekerja disini, bagaimana bokap gw dan bokapnya Timur dulu suka mengobrol diruangan ini bersama pak William dulu. Lama kami tenggelam, tiba tiba pak William mengeluarkan pertanyaan bernada serius ke gw.
Gw pun berjalan dengan pelan menuju pintu keluar ruangan itu, beberapa langkah gw berjalan pak William menyusul langkah gw dan berjalan disamping gw dengan pelan menuju pintu keluar itu. Sesampainya gw di luar pak William pun menepuk pundak gw, membuat gw memalingkan pandangan kepala gw ke dia.
Suara speed boat yang bising menemani kesunyian gw di dalam, si Tali, yang duduk di sebelah gw deket jendela, gak mengeluarkan sepatah katapun setelah dia mengetahui kalau gw bukan karyawan baru disini. Di lain sisi, Bang Andi sudah tertidur pulas di atas goyangan speed boat yang lebih seperti gempa bumi 8 sekala richter ini. Untuk sekedar informasi singkat, Bang Andi adalah salah satu teknisi senior di sini, bersama dengan bokap gw, bokapnya Timu, Om Franck, Gw, Timur, dan Ion, bisa di bilang dia telah mengenal dan melihat gw sejak gw masih bocah sekali. 45 menit pun terlewat kami sampai disebuah pulau kecil tempat dimana pegawai utama tinggal, terlihat disana banyak perahu kecil yang digunakan untuk kegiatan eksplorasi dan pembangunan pondasi bawah laut. Gw dan seluruh penumpang pun turun dari kapal ini, Tali tanpa mengeluarkan sepatah katapun berjalan cepat menuju sebuah bangunan tempat para pegawai tinggal, bangunan yang 10x lebih bagus dari asrama akryawan biasa di Tarempa situ, sedangkan gw dan Bang Andi hanya berjalan menuju sebuah gedung besar tempaat dimana para pegawai bekerja.. di saat perjalanan..
Quote:
Sambiil kita berbicara kami pun berjalan memasuki gedung itu, berjalan melewati kantor kantor yang masih diisi karyawan yang bekerja di hari libur ini. Kami pun berjalan menaiki tangga sampai ke lantai 3 di mana ruangan para petinggi berada, sampailah gw dan Bang Andi ke sebuah ruangan di ujung lorong, ruangan yang familiar buat gw.
Quote:
Gw pun lekas berlari menuju toilet dilantai itu, gak gw sangka gw bakal tiba tiba sakit perut kayak gini, mungkin ini karena gw terlalu banyak ngasih sambel ke iikan bakar gw tadi. Untuk lo yang belum tau, sambel khas Tarempa itu uenak banget. 15 menit sudah gw bertapa di WC, gw rasa semua beban di perut gw sudah hilang, gw langsung berlari kembali ke ruangan tempat gw berdiri tadi, terlihat Bang Andi masih menunggu di ujung lorong itu dengan muka jengkel tentunya
, tanpa basa basi gw pun langsung masuk memasuki ruangan itu, terlihat 2 orang bule sedang duduk berhadap hadapan di sebuah meja bundar yang terbuat dari rotan, saat gw masuk mereka sedang asyik mengobrol dengan bahasa inggris beraksen khas amerika nya, kecanggungan gw mulai luntur ketika gw melihat mereka sama sama memakai baju super santai seperti yang gw kenakan ini.. kemeja, dan celana pendek
, sadar gw memasuki ruangan mereka, salah satu orang bule yang udah familiar di mata gw pun berdiri, diikuti dengan bule yang duduk didepannya.Quote:
Gw, William, dan Thronham pun duduk mengelilinga meja rotan yang bundar ini, dan masuklah sebuah karyawan membawakan kami 3 buah cangkir teh. Gw gak tau apa maksud gw dipanggil saat itu, membuat otak gw berselancar di lautan pertanyaan yang tak ada jawabannya ini. Kami bertiga pun larut di lautan obrolan, obrolan yang menjurus ke nostalgia, bagaimana gw bisa bekerja disini, bagaimana bokap gw dan bokapnya Timur dulu suka mengobrol diruangan ini bersama pak William dulu. Lama kami tenggelam, tiba tiba pak William mengeluarkan pertanyaan bernada serius ke gw.
Quote:
Gw pun berjalan dengan pelan menuju pintu keluar ruangan itu, beberapa langkah gw berjalan pak William menyusul langkah gw dan berjalan disamping gw dengan pelan menuju pintu keluar itu. Sesampainya gw di luar pak William pun menepuk pundak gw, membuat gw memalingkan pandangan kepala gw ke dia.
Quote:
itkgid dan 16 lainnya memberi reputasi
17
Tutup

... yaudah cepetan... anjir gw kira tegang lo pol”
.....”