- Beranda
- Martial Arts
Core MMA Purwokerto, Jawa Tengah
...
TS
SeyrenEremes
Core MMA Purwokerto, Jawa Tengah
Tentang kami:
Core MMA Purwokerto adalah komunitas MIXed Martial Art (Brazilian Jiu-jitsu dan muay thay) di wilayah purwokerto, dengan fasilitas terlengkap dan nyaman, serta dengan pelatih yang berpengalaman.
Kami disini lebih terfokus pada teknik dan pengulangan supaya tubuh terbiasa dengan gerakan-gerakan Muay Thai maupun BJJ. Untuk yang ingin bergabung silahkan, kami menerima anggota laki-laki maupun perempuan, pernah belajar beladiri atau pemula, gendut atau kurus. ALL WELCOME

Untuk yang pemula tidak usah kuatir! kami disini lebih untuk menyalurkan hobi, bukan untuk membully yang baru belajar. Jika penasaran, silahkan datang & rasakan sendiri.

Class :
Muaythai
Freestyle Grappling
Cardio class
Basic MMA
Hari:
Senin - jumat: Jam 09.00-20.00
Sabtu: 08.00-11.00
All level welcome!!!
Self defense, having fun, and fighter class
Facebook Group: https://www.facebook.com/groups/152563498232808/
Lokasi:
Jl. Letpol Soemarto No. 96, Purwokerto




Jika ingin bertanya bisa langsung post disini atau langsung menghubungi contact diatas.
So... Ditunggu kedatangannya

Diubah oleh SeyrenEremes 04-05-2017 12:43
0
22.5K
Kutip
39
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Martial Arts
645Thread•1.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
SeyrenEremes
#2
Quote:
Tentang MMA
Sejarah Awal
Kompetisi bertarung minim aturan semacam MMA telah diadakan semenjak zaman Yunani kuno.[3] Pada saat itu, terdapat pertandingan tarung yang disebut pankration (kekuatan penuh).[3] Di dalam pankration terdapat dua aturan, yaitu tidak diperbolehkan untuk menggigit dan mencolok mata lawan. [3]
Pankration merupakan pertandingan yang cukup populer pada zamannya. [3] Hal tersebut terlihat dari dilibatkannya ajang tarung tersebut dalam Olimpiade tahun 648SM.[6] Disamping itu, aplikasi dari pankration terlihat cukup luas. [6] Beberapa pakar menganggap bahwa sistem bertarung pankration dapat dipraktekan oleh tentara Yunani di medan perang. [6]
Tradisi pertandingan pankration menyebar Asia dan Romawi kuno.[4] Di Romawi kuno, pankration berevolusi menjadi pertandingan gladiator.[4] Dalam pertandingan gladiator, peserta berusaha membunuh dan melukai lawan tandingnya dengan berbagai senjata. [4] Tradisi gladiator berhenti ketika kekristenan berkembang di Romawi kuno. [4] Oleh otoritas moral kristen pada zaman tersebut, gladiator dianggap sebagai pertandingan yang merusak moral dan merupakan perwujudan dari tradisi kaum pagan. [4] Sementara itu, di Asia, penyebaran pankration dipengaruhi oleh Alexander Agungyang mempunyai kebiasaan untuk merekrut atlit menjadi prajurit. [3] Penyebaran tersebut terjadi ketika Alexander Agung pergi menaklukan India.[3] Lebih jauh lagi, pankration berkembang di India, dan kemudian, oleh biksu pengembara disebarkan ke daratan Cina. [3] Oleh karena itu, pankration diperkirakan merupakan induk dari berbagai bela diri tradisional Asia seperti kung fu, judo, dan karate. [3]
Olah Raga Modern
Tradisi pertarungan minim aturan mulai berkembang pada akhir abad ke-19, di daratan Amerika. [4] Pada masa tersebut banyak pegulat yang bekerja pada karnival keliling. [4] Di dalam karnival, sang pegulat membuat sayembara dimana siapa yang berhasil bertahan di dalam ring selama waktu yang ditentukan akan memenangkan sejumlah uang. [4]Perlombaan tersebut dapat diikuti banyak peserta, meskipun demikian, karena pegulat tersebut sangat mahir, seringkali peserta tidak berhasil memenangkan sayembara. [4]
Meskipun tradisi gulat karnival lambat laun ditinggalkan, konsep olahraga tarung dengan sedikit aturan terus berkembang dan menyebar. [4] Di Brasil, terdapat tradisi olahraga tarung yang bernama vale tudo.[7] Di dalam vale tudo, masing-masing petarung berusaha untuk menaklukan lawannya dengan memaksa menyerah, atau dengan membuat lawan kehilangan kesadaran. [7]
Pada tahun 1941, di Jepang, hiburan gulat professional mulai berkembang. Gulat profesional adalah sebuah olahraga hiburan dimana masing-masing petarungnya bergulat dengan hasil pertandingan yang telah ditentukan sebelummya.[4] Lambat laun praktisi gulat profesional makin bertambah, banyak dari mereka merupakan ahli bela diri yang menguasai berbagai macam seni bela diri, seperti Muay Thai, Kick Boxing, Judo, dan Karate. [4] Perlahan-lahan, hiburan gulat profesional di Jepang berkembang dan membuahkan semacam pertandingan olahraga tarung dengan hasil akhir yang tidak ditentukan. [4] Beberapa individu ternama yang berkontribusi besar terhadap perkembangan olahraga tarung bebas di Jepang adalah Karl Gotch, Akira Maeda, Antonio Inoki, Satoru Sayama, dan Yoshiaki Fujiwara. [4]
Organisasi MMA Global
Pada akhir abad ke-20, berbagai organisasi dan promosi pertandingan MMA mulai berkembang dan bermunculan, hingga menjadi terkenal di seluruh dunia.
Di Jepang
Konsep mengadu praktisi dengan latar belakang bela diri yang berbeda dinilai menarik oleh khayalak penonton. [4] Konsep tersebut juga dianggap menarik karena tidak memiliki hasil yang telah ditentukan sebelumnya, tidak seperti gulat profesional. [4] Pada tahun 1976 di Jepang, konsep pertandingan bela diri campuran mulai mencuat ketika Antonio Inoki mulai memdirikan New Japan Pro Wrestling (NJPW) setelah beliau diberhentikan dari Japan Wrestling Association (NWA).[4] Terlebih lagi, pada tahun yang sama, Antonio Inoki juga membuat kehebohan ketika bertarung dengan Muhammad Ali.[4] Konsep tarung bebas di Jepang berkembang lebih jauh ketika ajang tarung MMA lainnya, seperti Shooto, Pancrase, dan Pride, didirikan.[4] Dari ketiga ajang tarung tersebut, Pride dinilai sebagai promosi MMA Jepang yang paling terkenal.[4]
Di Brasil
Tahun 1914, Mitsuyo Maeda, seorang pejudo sekaligus seorang pegulat profesional menetap di Brasil.[7] Disana, beliau mencari penghidupan dengan bergulat dan mengajar Judo.[7] Diantara muridnya, adalah Carlos Gracie yang mulai berlatih pada tahun 1917.[7] Setelah berlati selama beberapa bulan, Carlos berhenti berlatih dan mulai mengajarkan ilmu yang didapat kepada adik-adiknya.[7] Pada tahun 1925, Carlos bersama dengan adik-adiknya, memulai sebuah perguruan Jiu-jitsu Brasil di Rio de Janeiro. [7] Semenjak itu, petarung dari keluarga Gracie, terutama Helio Gracie, berhasil mengalahkan berbagai petarung dari cabang bela diri yang berbeda. [4] Perguruan tersebut dinilai mencapai kesuksesan besar di Brasil.[7] Pada tahun 1978, Rorion Gracie, putra sulung dari Helio Gracie, pindah ke California, Amerika Serikat, dengan tujuan untuk memulai perguran Jiu-jitsu Brasil.[4]
Di Amerika Serikat
Karena berhasil mengalahkan berbagai praktisi dari berbagai cabang bela diri, popularitas Rorion Gracie lambat laun meningkat.[4] Popularitas tersebut menarik perhatian seorang pengusaha yang bernama Art Davie.[4] Pada tahun 1993, Art dan Rorion, bersama-sama memulai turnamen Ultimate Fighting Championship (UFC).[4] Pada tahun 2000, UFC dibeli oleh pihak Zuffa, dan hingga sekarang, UFC merupakan ajang tarung MMA terbesar di dunia.[8] [9]
Bruce Lee Sebagai Pelopor Konsep Mixed Martial Arts
Beberapa pakar MMA modern menyebut-nyebut Bruce Lee sebagai pelopor konsep MMA. Sebagai praktisi seni bela diri, Bruce Lee menerapkan sebuah filosofi bertarung, dimana mengkombinasikan gerakan dari aliran bertarung yang berbeda dapat memberikan keunggulan bagi petarung.[2] Filosofi ini terangkum dalam sebuah aliran yang dinamakan "Jeet Kune Do" oleh Bruce Lee.[2] Bruce Lee juga berpendapat bahwa petarung yang baik mampu beradaptasi dengan gaya bertarung milik lawannya.[2] Peran Bruce Lee sebagai pelopor konsep MMA diketahui oleh presiden UFC, Dana White, yang menyebut Bruce Lee sebagai "Bapak MMA".[2]
Peresmian Term "Mixed Martial Arts"
Term “'Mixed Martial Arts” resmi menjadi sebutan olah raga tarung ini pada tahun 1998.[10] Penggunaan nama dilakukan karena sebutan yang sebelummnya, yaitu “no holds barred”, mempunyai konotasi yang dinilai kurang baik. [10] Yang berkontribusi dalam peresmian nama ini adalah Jeff Blatnick, komentator UFC dan pegulat, dan John McCarthy, seorang wasit utama UFC.[10]
MMA di Indonesia
Di Indonesia, perkembangan MMA mulai terlihat ketika ajang tarung TPI Fighting Championship (TPI-FC)dimulai pada tahun 2002.[11] Pada era tersebut, di stasiun televisi TPI, ditayangkan ajang tarung MMA internasional, seperti UFC dan Pride FC.[12] Namun, antusiasme MMA dinilai memudar ketika tayangan TPI-FC dihentikan tahun 2005.[11]
Meskipun demikian, beberapa petarung MMA asal Indonesia, seperti Fransino Tirta, berhasil memenangkan beberapa pertandingan skala internasional.[13] Hal ini terlihat setelah Fransino berhasil mengalahkan Wu Chengjie di Makau, Cina.[13]
Antusiasme masyarakat terhadap MMA dinilai meningkat setelah One Fighting Championship (ONE-FC) masuk ke Indonesia, tahun 2011 dan 2013.[11] Dalam ajang tarung tersebut, beberapa praktisi MMA asal Indonesia, seperti Max Metino, Vincent Majid, Brianata Rosadhi, dan Vincent Latoel, turut berpartisi.[11]
Aturan
Untuk melindungi petarung dari cedera dan kecelakaan, serta untuk memperbagiki citra publik, diberlakukan aturan yang diseragamkan untuk ajang tarung MMA.[14] Peraturan tersebut juga dilakukan menyikapi respon negatif publik terhadap ajang tarung UFC, ketika konsep pertarungan bebas masih relatif baru di Amerika Serikat.[14] Meskipun demikian, masing-masing promosi MMA dapat memiliki peraturan yang sedikit berbeda.[15]
Pembagian Kelas di Kompetisi MMA
Salah satu aturan yang paling dasar adalah pembagian kelas berat.[15] Sebagai persiapan pertandingan, seringkali petarung diwajibkan untuk menyesuaikan berat badan sesuai dengan kelas beratnya.[15] Petarung yang gagal menyesuaikan berat badan dapat didiskualifikasi atau didenda oleh organisasi yang menaungi ajang tarung tersebut.[15] Daftar kelas berat menurut aturan MMA yang diseragamkan adalah sebagai berikut.[5]
Kelas Jangkauan berat
Kelas Bulu Dibawah 125 pound
Kelas Bantam 125 sampai 135 pound
Kelas Bulu 135 sampai 145 pound
Kelas Ringan 145 sampai 155 pound
Kelas Welter 155 sampai 170 pound
Kelas Menengah 170 sampai 185 pound
Kelas Berat Ringan 185 sampai 205 pound
Kelas Berat 205 sampai 265 pound
Kelas Berat Super diatas 265 pound
sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_be..._diri_campuran
diakses 21 oktober 2014
Quote:
Sejarah Muay Thay

Muay Thai atau Tinju Thai (bahasa Thai: มวยไทย, IPA: [muɛ̄j tʰɑ̄j]) adalah seni bela diri keras dari Kerajaan Thai. Muay Thai mirip dengan gaya seni bela diri lain dari Indocina, seperti pradal serey dari daerah Kamboja, Tomoi dari daerah Malaysia, lethwei dari daerah Myanmar dan Muay Lao dari daerah Laos. Muay Thai adalah olahraga nasional Kerajaan Thai dan turunan dari bela diri kuna Muay Boran.
Kata Muay berasal dari bahasa Sanskerta "mavya" ("tinju bela diri") dan Thai berasal dari kata "Tai" ("suku Thai"). Muay Thai disebut sebagai "Seni Delapan Tungkai" atau "Ilmu Delapan Tungkai" karena tehniknya sangat sarat menggunakan pukulan, tendangan, siku dan serangan lutut, sehingga penggunaan delapan "titik kontak", yang berbeda dengan tehnik "dua poin" (tinju) di tinju gaya Barat dan "empat poin" (tangan dan kaki) yang digunakan dalam seni bela diri yang berorientasi olahraga. Seorang praktisi Muay Thai dikenal sebagai nak Muay , sedangkan praktisi Barat, kulit putih atau non-Asia Tenggara kadang-kadang disebut nak Muay farang, yang berarti "petinju asing
Berbagai bentuk kickboxing telah lama dipraktekkan di seluruh daratan Asia Tenggara. Berdasarkan kombinasi dari Cina dan seni bela diri India, [1] praktisi Muay Thai mengklaim bahwa Muay Thai telah ada selama dua ribu tahun. Di Kerajaan Thai, Muay Thai berevolusi dari Muay Boran ("tinju kuno"), sebuah metode pertempuran tangan kosong yang mungkin telah digunakan oleh tentara bangsa Siam setelah kehilangan senjata mereka di pertempuran. Beberapa juga percaya bahwa militer bangsa Siam kuno menciptakan Muay Thai dari seni berbasis senjata Krabi krabong tetapi yang lain berpendapat bahwa keduanya dikembangkan bersamaan satu sama lain. Krabi Krabong tetap merupakan pengaruh penting pada Muay Thai seperti dapat dilihat pada beberapa teknik tendangan, pitingan dan gerakan-gerakan dalam wai khru yang memiliki asal usul mereka dalam pertempuran bersenjata.
Muay Boran, dan setelah itu Muay Thai, awalnya disebut "dhoi muay" atau hanya "Muay". Selain digunakan sebagai teknik pertempuran praktis untuk digunakan dalam perang yang sebenarnya, "Muay" kemudian menjadi sebuah olahraga di mana dua lawan bertempur di depan penonton yang pergi untuk melihat hiburan. Kontes "Muay" ini berangsur-angsur menjadi bagian integral dari perayaan festival lokal negeri Siam, khususnya yang diadakan di kuil persembahyangan Hindu-Buddha. "Muay" bahkan digunakan sebagai hiburan bagi raja-raja Siam. Akhirnya, para petarung yang sebelumnya bertelanjang tangan mulai mengenakan tali rami panjang di sekitar tangan dan lengan. Jenis pertandingan pertunjukan ini disebut muay kaad cheuk (Aksara Thai: มวยคาดเชือก).
"Muay" secara bertahap kemudian menjadi cara yang mungkin untuk mencapai kemajuan hidup pribadi, karena para bangsawan semakin menghormati para praktisi seni "Muay" yang terampil dan mengundang petarung yang terpilih untuk datang dan tinggal di istana kerajaan untuk mengajarkan "Muay" kepada staf rumah tangga kerajaan, prajurit, pangeran atau pengawal pribadi sang raja.[butuh rujukan] "Muay kerajaan" ini disebut muay luang (มวยหลวง). Beberapa waktu dalam periode Kerajaan Ayutthaya, satu peleton pengawal kerajaan didirikan, yang tugasnya adalah untuk melindungi raja dan negara. Mereka dikenal sebagai "Grom Nak Muay" (Resimen Petarung Muay). Tradisi "Muay" sebagai pelindung kerajaan ini berlanjut sampai masa pemerintahan dari Raja Rama V (1868 – 1910) dan Rama VII (1925 – 1935).
Quote:
Brazillian Jiu Jitsu

Jiu-jitsu Brasil (bahasa Inggris: Brazillian jiu-jitsu (BJJ)) adalah sebuah bela diri yang terfokus pada pertarungan lantai yang pertama kali dipopulerkan di Brasil.[1] Bela diri ini merupakan sebuah pengembangan dari bela diri Kodokan Judo, yang dipelopori oleh Mitsuyo Maeda bersama Keluarga Gracie [2]. Lebih jauh lagi, keluarga Gracie telah berhasil mempopulerkan bela diri dalam taraf internasional[2]. Salah satu acara yang dinilai paling berhasil mempopulerkan bela diri ini adalah ajang tarung Ultimate Fighting Championship (UFC) yang beberapa kali dimenangkan oleh Royce Gracie[2].
Teknik yang dipelajari pada BJJ lebih terfokus pada pertarungan lantai, bantingan, kuncian, dan cekikan[1]. Filosofi yang dipegang oleh praktisi bela diri ini adalah bagaimana lawan yang lebih kecil, lebih lemah, dan lebih lambat dapat menghadapi lawan yang besar dan kuat[1].
Sebagai olah raga, Jiu Jitsu Brazil mempunyai turnamen yang digelar dalam berbagai tingkatan. Sebagai seni bertarung, Jiu Jitsu Brazil banyak dipelajari sebagai upaya untuk membela diri dari tindak kriminal. Di samping itu, bela diri ini banyak diadopsi oleh praktisi bela diri campuran (Mixed Martial Arts) maupun kalangan militer.
Mitsuyo Maeda, (lahir di Jepang, November 1878) seorang praktisi Kodokan Judo yang merupakan murid dari pejudo legendaris Jigoro Kano, adalah cikal bakal terbentuknya Jiu-jitsu Brasil [2]. Pada tahun 1904, Maeda diundang untuk datang ke Amerika Serikat untuk mendemonstrasikan Judo bersama Tsunejiro Tomita[2]. Setelah sampai di Amerika Serikat, Tominta ditantang di untuk bertanding di muka umum dan mengalami kekalahan[2]. Kekalahan ini membuat Maeda malu[2]. Akhirnya, Maeda memutuskan untuk menjadi seorang pegulat profesional yang berkeliling dunia[2].
Pada tahun 1906 sampai 1913, Maeda berkeliling dunia sebagai pegulat profesional[2]. Dalam kurun waktu tersebut, dia telah bergulat di Amerika Serikat, Inggris, Belgia, Spanyol, Meksiko, Kuba, dan Kosta Rika, sebelum akhirnya menetap di Brasil pada tahun 1914[2]. Di sela-sela karirnya sebagai pegulat di Brasil, Maeda juga mengajar Judo [3].
Sekitar tahun 1916, seorang pemuda bernama Carlos Gracie mulai belajar Judo bersama Maeda[2]. Setelah itu, Carlos berhenti belajar dan mulai mengoper ilmu yang dia dapat kepada adik-adiknya, yaitu Oswaldo, Gastao , dan Helio[3]. Pada tahun 1925, bersama dengan adik-adiknya, Carlos membangun perguruan Jiu-jitsu Brasil di Rio de Janeiro[3]. Perguruan tersebut terbilang cukup sukses dan berhasil membuat bela diri Jiu-jitsu terkenal di penjuru Brasil[3].
Pada tahun 1980’an, dua anggota keluarga Gracie yaitu Rorion Gracie (anak Helio Gracie) dan Carley Gracie (anak Carlos Gracie), memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat[3]. Kemudian, dua anggota keluarga Gracie tersebut membangun perguruan Jiu-jitsu Brasil di California yang kesuksesannya terbilang menyerupai negara asalnya[3].
Popularitas Jiu-jitsu Brasil melejit pada tahun 1990’an setelah Royce Gracie berhasil memenangkan kompetisi Ultimate Fighting Championship (UFC), ajang tarung yang mengundang praktisi beladiri dari berbagai aliran[3]. Pada tahun 1994, Angkatan Darat Amerika Serikat mengadopsi Jiu-jitsu Brasil untuk melatih tentara di Fort Benning, AS[3]. Dewasa ini, Jiu-jitsu Brasil banyak dipelajari oleh praktisi bela diri campuran (MMA)[3]. Meskipun demikian, banyak praktisi MMA yang mengkombinasikan Jiu-jitsu Brasil dengan bela diri lainnya, seperti Muay Thai, Tinju, dan Gulat Greko-Roma [4].
Sumber: wikipedia
0
Kutip
Balas