Kaskus

Entertainment

gatotbudiwsAvatar border
TS
gatotbudiws
Bis Bis yang nyaris dan sudah punah di Indonesia
SELAMAT DATANG DI THREAD ANE GAN

Spoiler for "No Repsol":


Spoiler for "rate pake ini gan":



Spoiler for "Ra HT Rapopo Penting Ilmune Tambah , Soale wis duwe HT Dhewe ":


Spoiler for "Alhamdulillah #HT":



ASSALAMUALAIKUM WR.WB


Membicarakan Dunia Perbisan di Indonesia , akan sangat panjang , dikarenakan Indonesia telah melalui banyak sejarah dalam perkembangan transportasi.

Nah , kali ini saya akan mengajak anda bernostalgia dengan Po - Po bus yang dahulu terkenal namun sekarang sudah nyaris atau bahkan sudah Punah

1. Po. Continental


Spoiler for "Continental 1":


Spoiler for "Continental 2":


PO Continental (atau yang oleh sebagian bismania sering disingkat PO. Conti) adalah salah satu PO tertua yang pernah melayani jalur Jakarta–Surabaya, Jakarta-Malang, Jakarta-Singaraja, Jakarta-Denpasar, serta Jakarta-Palembang mulai akhir dasawarsa 70an atau awal 80 an. Semula, PO. Continental nama lengkapnya adalah Continental Megah Express, nama pemiliknya adalah Pak Teddy (CMIIW) dengan kantor pusat berada di jalan AM. Sangaji dan Pool berada di Pondok Bambu. Pemilik PO ini adalah penggemar berat burung. Karena itulah, dahulu di semua armada PO. Conti selalu tertulis nama burung, mulai dari Pinguin, Kaca-Kaca, Condor, Colibri, Taon-Taon, dsb. Saat masih dipegang pemilik lama, PO. Continental memiliki ciri khas warna dasar Putih bergaris jingga, merah, dan kuning. Pada awalnya, PO ini armadanya adalah MB LP 911 dan OF 1113 bermesin depan. Saat Mercedez-Benz mulai mengenalkan produk mesin belakang, PO. Continental sempat membeli beberapa unit berkaroseri MBM, namun rupanya, si empunya PO lebih suka memelihara bis mesin depan, sehingga kebanyakan armadanya Mitsubishi BM dengan karoseri bawaan Mitsubishi rakitan TriJaya Union dengan AC Gantung di bagian belakang. Selain Mitsubishi, PO. Continental juga memiliki banyak Nissan CK (seri mesin depan sebelum Nissan CB), serta Hino AK Silver Wing seri pertama. PO. Continental sampai punya pelanggan fanatik karena servis yang sangat bagus dan kebersihan bisnya. PO. Continental memiliki konsep yang hampir sama seperti PO. Raya, yakni disaat banyak bis-bis malam memasang TV / Audio di dalam bis, PO. Continental tidak mau memasangnya karena dapat mengganggu konsentrasi sopir dan dapat mengganggu waktu tidur penumpang. Cara ini cukup berhasil menarik penumpang, karena tanpa adanya pemasangan 'atribut' tersebut, biaya perjalanan pun bisa ditekan seminimal mungkin. Memasuki tahun 90an, PO. Continental mulai mengalami kemunduran. Disaat yang sama, PT. Mitra Rajasa, perusahaan pengangkutan semen Tiga Roda sedang berada di puncak kejayaannya dan ingin melakukan ekspansi besar-besaran di bisnis transportasi. Saat itulah, akhirnya Continental Megah Express diakuisisi oleh PT. Mitra Rajasa. Pemilik baru PO. Continental kemudian mengganti livery menjadi Siluet Harimau yang sedang 'balapan'. Disaat yang bersamaan, PT. Mitra Rajasa juga menjadi operator bis kota jurusan Ragunan–Tanah Abang via Antasari dengan armada Hino AK karoseri Rahayu Sentosa Euroliner dengan pool di Depok, sedangkan PO. Continental dipindahkan ke Pondok Kelapa. Untuk armada PO. Continental, pemilik baru menggunakan armada MB King dan Hino RG, sedangkan untuk trayek baru Blitar–Merak memakai Hino AK eks bis kota PT. Mitra Rajasa. Menjelang keruntuhannya, PO. Continental hanya mengandalkan trayek Jakarta–Klaten dengan bis-bis Hino AK3HR karoserie Rahayu Sentosa Euroliner eks bis kota Mitra Rajasa dengan kelas AC Ekonomi seat 2-3. Padahal, PO. Continental pada saat-saat jayanya hanya melayani kelas Executive. Meskipun hanya kelas Executive, penumpang selalu dimanjakan dengan fasilitas servis makan sekelas Super Executive di RM. Taman Sari Pamanukan ataupun di RM. Taman Sari Tuban dengan dua kali servis makan, makan pagi dan makan malam. Sejak awal, PO. Continental sangat disiplin. Bis malam executive-nya pun sudah menerapkan kebijakan anti sarkawi (penumpang liar) sejak mulai operasi hingga menjelang keruntuhannya.



2. Po. Apollo



Spoiler for "Apollo":


Spoiler for "Apollo saat Jaya":


termasuk po yang pernah menikmati manisnya madu solo-jkt pada tahun 80an ( apollo silver ) , trayek jakarta hanya 1 tujuan yaitu jakarta pulogadung, dan di jakarta tidak memiliki garasi di jakarta (perpal di dalam area kawasan industri pg), salah satu pioneer trayek solo jakarta bersama muncul,sebelum raya masuk jakarta, dan pioner TV Hitam Putih dalam Bus , sempat kembang kempis juga di akhir 80 awal 90 dengan hanya fokus di solo-smg lewat patas dan boemel, pertengahan menjelang akhir 90 bangkit lagi dengan spirit baru dan livery baru ( coklat ) dengan menghidupkan lagi trayek jakarta, namun tidak berlangsung lama, dikarenakan sang owner sudah tidak serius untuk bermain bus dan ahli waris (anak) lebih suka hidup di luar negeri dan tidak mau mewarisi bus orang tuanya, trayek patas solo smg dibeli oleh ismo dan boemel dibeli safari

3. Po,Simpatik

Spoiler for "Simpatik":



Spoiler for "Simpatik sekarang":


Sejarah =
Tahun 1988,

Awal mula lahirnya Simpatik setelah mengakusisi armada PO Nilam Indah yang sedang kolaps di jaman itu. Nama Artha Mas dipilih untuk armada kelas ekonomi dan eksekutif tetap dengan nama Nilam Indah.

Tahun 1990,

Memulai grup usaha Simpatik Transport, dengan jumlah armada awal 8 unit bus dengan karoseri Morodadi Prima dan GMM. Pihak manajemen mempunyai misi untuk mengembangkan Simpatik menjadi PO yang nyaman sehingga diminati oleh penumpang.dengan selalu memberikan kuisioner untuk mendapat masukan dari penumpang

Di tahun yang sama, Simpatik kembali mengakusisi PO Cahaya Abadi Trans yang memiliki 8 armada OF.

Untuk mengembangkan usaha di divisi Simpatik Bus, pihak manajemen membuat nama PT. Sri Mitra Pramesti Kencana (Simpatik).

Perkembangannya…..

Berkat konsultasi dengan karoseri dan pihak-pihak yang berhubungan dengan dunia perbisan, PO Simpatik mengalami perkembangan yang sangat pesat, dari awal 8 unit kemudian menjadi 35 armada dan meraih masa jayanya dengan armada lebih dari 80 unit yang terbagi untuk divisi Paiwisata, Antar Kota Antar Provinsi, serta armada untuk Antar Kota Dalam Provinsi.

Masa-masa Sulit ……

Tahun 2004

Jumlah penumpang untuk bus malam mulai menurun, faktor naiknya harga Bahan Bakar Minyak menjadi penyebab utama serta regulasi baru di jasa transportasi udara yang menawarkan harga murah dan fasilitas ynag lebih menarik daripada bus. Tetapi untuk armada Pariwisata tetap eksis dan tidak terlalu terpengaruh.

Di tahun yang sama, Bank Dagang Bali milik Simpatik grup di likuidasi. Owner dan pengurus berdiskusi sejenak membahas kelangsungan usaha di bidang transportasi, Air Mineral (Ne Bali), dan perusahaan es.

Armada bus Simpatik di istirahatkan sejenak menunggu langkah yang akan di ambil pihak manajemen. Memaksakan untuk terus melayani jalur Denpasar-Malang dan Denpasar-Surabaya malah membuat Simpatik mengalami kerugian operasional.

Hingga akhirnya, Transportasi antar pulau diberhentikan, tetapi bis mini AKDP yang melayani trayek Denpasar-Karang Asem tetap dijalankan agar nama PO Simpatik tetap eksis.

Th 2006-07Simpatik kembali mencoba masuk jalur Denpasar-Malang dan Denpasar-Surabaya, karena alasan tertentu akhirnya niatan itu diurungkan, padahal owner sudah membeli 2 chassis baru.
Dukungan dari rekan-rekan dam pelanggan fanatik Simpatik begitu juga dari Dinas Perhubungan Provinsi Bali agar PO Simpatik kembali meramaikan jalur Bali-Jawa semakin deras.
Juni 2011 Simpatik kembali menjalankan 8 armada bus pariwisata yang sebagian berlabel Cahaya Abadi trans namun tetap dengan corak khas Simpatik.

Tahun 2011,

PO Simpatik berencana menjalankan kembali 20-30 bus untuk Pariwisata

Tahun 2012,
Apabila anak owner sebagai pewaris tahta sudah siap, Simpatik akan kembali melayani trayek regular Denpasar-Surabaya dan Denpasar-Malang.

4. Po.Jogja Cepat

Spoiler for "Penampakan":

Quote:



Jogja Cepat adalah bis Jurusan Yogya - Bandung, karena masalah harta
bisnis bis ini "kukut",Jogja Cepat dulu sering disebut juga JET nda
tahu artinya. Bis ini dulu bersaing dengan PO. Muncul, PO. Super
Armada dll, setelah Muncul dan Super armada cabut kemudian bersaing
dengan Putra Remaja (jur: Jogja-Bandung-Palembang), agen kedua PO ini
berhadap-hadapan di Jl. Magelang,PR mengeluarkan 1 unit dan si JET
ini lebih dari 10 biji, kebanyakan no-ac dan akhirnya PR stop dan YC
(JET) bangkrut maka jurusan Jogja Bandung diambil oleh Rajawali,
Kramatdjati, dan Bandung Express.
Untuk PO. Simpatik yaitu Juruan Jogja - Denpasar, dulu garasi di
Jogja jadi satu dengan PO. Bandung Ekpres di jl. magelang. PO.
Simpatik jg pernah beriklan di koran lokal untuk mendapatkan
penumpang. PO ini bersaing dengan Tami Jaya dan Tunggal Daya,
sekarang direbut semua oleh SDR. Untuk Tungga Daya jurusan yang di
lalui sedikit aneh Jogja-Smg-Denpasar.

Sumber = https://groups.yahoo.com/neo/groups/...s/topics/34392

5. Po. GoodWill


Spoiler for "Goodwill Bumel":


dari saya mengenal sosok yang bernama bus, PO ini sudah mengaspal rute Bandung - Purwokertot via Tgl. Dgn livery khasnya merah tua, belum berubah sampai sekarang, pun demikian dgn chasis armadanya yg konsisten selalu menggunakan Mercedes Benz.. Masih ingat di dekade tahun '70an, body MB-nya menggunakan produk Karoserie Neglasari Bogor dg posisi pintu tengah & belakang (pokoknya yang duduk di hotseat atau baris paling depan sisi kiri harus kuat mental...), sempat berbaju karoserie ABC model banteng (era pertama PO ini menggunakan MB serie OH ) sampai bervariasi menggunkan body RS & Tri Sakti. Bahkan ada salah satu ciri (ini dari owner atau driver saya kurang tahu) yang dari dulu sampai sekarang masih ada yaitu pada salah satu armadanya di kaca depan bagian dalam nergantung sebuah TASBIH RAKSASA dari kayu...
Bersama kompetitor abadinya PO BAIK serta SBM alm, pernah menjadi primadona di jalurnya meskipun berkelas bumel ekonomi plus dijamin "sumuk". Dengan pelayanan yg konsisten yaitu tepat waktu dibarengi dgn kegarangan pilot-pilotnya menjadikan PO ini memiliki nilai lebih tersendiri dibanding kompetitornya. Bisa diperhatikan, jika Goodwil melintas..penumpang hampir selalu penuh ( juga pengalaman saya yg "dulu" pernah mjd pelanggan PO ini ), intinya kalau tidak naik dari terminal pemberangkatan ya dijamin berdiri... Ironisnya, peremajaan PO ini termasuk dalam katagori lambat.. Ada apakah gerangan..?
Apapun itu, Goodwill tetaplah sang LEGENDA...semoga tetap eksis dan bisa mjd raja di jalur CISUNDAWU kelak...

Sumber = Grup Transindo Fb

6. Po. Bali Perdana


Spoiler for "Bali Perdana":


Salah satu PO asli Bali yg masih sanggup bernapas ditengah persaingan yg keras dari PO2 besar yg armadanya jauh lebih muda.

Masih mengandalkan bis2 lawas bekas parwis, tiap hari masih setia memberangkatkan 2 armadanya utk jalur DPS-SBY.

7. Po. Megah

Spoiler for "Megah":


Pertama kali hadir akhir th 90an utk melayani jalur DPS-SBY khusus SE saja.
Sempat jadi salah satu SE favorit wisatawan asing utk jurusan tsb. bersaing dg Bali Buana Artha dan Bali Cepat.
(masa itu hanya trio inilah yg punya SE utk jalur DPS-SBY).

Semenjak heboh tarif murah angkutan udara, maka PO Megah ini ikut pula terkena imbasnya. Bersamaan dg PO2 rivalnya yg akhirnya berhenti bermain dikelas SE. (skr cuma punya executive dan bisnis aja).

Sebenarnya sih sampe skr PO Megah ini masih setia melayani jalur DPS-SBY, tapi ya gitu lah, dg armada yg alakadarnya dan rata2 udah pada uzur, mulai ngos2an menghadapi persaingan yg begitu ketat.


8. Po, Artha Jaya

Spoiler for "Artha Jaya TSU":


Awal tahun 80-an jalur Kudus-Jakarta masih kategori sepi. Bukan karena sepi penumpang, – karena waktu itu sudah banyak warga yang merantau ke ibukota – tapi sepi armada. Justru yang ramai adalah jalur jarak jauh, Jakarta-Surabaya atau Jakarta-Malang. Imbasnya, calon penumpang harus “lari” ke Semarang, bila hendak ke Jakarta, karena jumlah bus sangatlah terbatas. Begitu pun sebaliknya.
Pelan tapi pasti, peluang ini diendus oleh salah seorang pengusaha dari Lasem, bernama Bing Soenarso. Pengusaha etnis Tiongha ini mendirikan PO yang dilabeli nama Artha Jaya, yang artinya uang (dikonotasikan rejeki) yang akan terus berjaya. Membuka bus malam dengan trayek Lasem-Jakarta dan Cepu-Jakarta. Bekal Om Bing sendiri adalah modal pengalaman mengelola bisnis transportasi angkutan ekspedisi barang.
Awalnya, Artha Jaya hanya menyediakan bis malam non AC, dengan mesin Mercedes Benz mesin depan (seri OF) berkaroseri Morodadi. Namun, penyediaan armada seperti ini kurang mendapat respon positif dari pasar, karena aspek sosio-cultural masyarakat Jawa Tengah bagian timur yang maunya kelihatan begaya saat pulang kampung atau balik ke Jakarta, termasuk pula dalam urusan armada yang akan dinaikinya.
Akhirnya, era mesin depan diakhiri dan digantikan mesin belakang (OH Prima), dilengkapi pendingin udara dan toilet, serta urusan karoseri tetap mempercayakan pihak Morodadi. Livery-nya pun masih gampang diingat sampai sekarang, berupa garis-garis tegas berwarna coklat tua dikombinasikan coklat muda, dengan background warna aurora white. Logo Artha Jaya mirip logo maskapai penerbangan Singapura, SIA.
Inilah era dimulainya bus malam Kudus-an bermesin belakang, produk Eropa dengan fasilitas AC dan toilet, dengan busana dari karoseri berkelas dan corak body mesti goodlooking.
Dulu, soal attitude, driver-driver Artha Jaya tak kalah pamor bila head to head dengan penguasa jalur Jakarta-Surabaya, PO Lorena. Mereka berani adu kencang, bahkan meladeni setiap aksi penuh kecepatan PO yang melegenda tersebut. Toh, soal mesin dan karoseri tak kalah. Hasilnya, selalu tiba di tempat sebelum matahari terbit, baik saat di Jakarta atau di Rembang. Bahkan kabarnya Artha Jaya cukup disegani di jalan, sebagai raja kecil dari Lasem. Style driver yang suka ngebut pun tak lepas dari “kompor meleduk” para penumpang, yang tak ingin busnnya kalah bersaing dengan bus jarak jauh.
Inilah poin kedua, yang meninggalkan warisan bagi sopir-sopir generasi berikutnya bahwa bus Kudus-an kudu banter dan siap untuk adu kebolehan keterampilan di jalan raya.
PO Artha Jaya adalah PO yang terbaik dalam menjunjung service kepada penumpang. Selain perlengkapan armada berupa bantal dan selimut tebal, diberikan juga snack saat perjalanan. Layanan makan malamnya juga bagus, nikmat dan lengkap. Dan rumah makannya tetap lestari hingga sekarang, dan dipakai sampai saat ini oleh Tri Sumber Urip, yakni RM Kota Sari, Gringsing. Bahkan saat PO Artha Jaya berulang tahun, pada hari H diadakan acara kecil-kecilan, penumpang diberikan jamuan makan “cuma-cuma” dan diseling pembagian doorprize. Mirip acara ultah Nusantara ke-40 di RM Sari Rasa yang saya hadiri dua tahun silam.
Jaringan agennya hingga ke Kota Cepu dan Blora, dengan disediakan kendaraan feeder, mikro bus, yang akan menjemput dan mengantar penumpang. Penumpang cukup terbantu, apalagi saat itu masih jarang angkutan yang beroperasi di jalur Rembang-Blora-Cepu.
Inilah karakter virus ketiga yang akhirnya menjadi standar pelayanan minimal yang selanjutnya dianut PO-PO Muriaan Raya yang eksis sekarang. Ada satu torehan sejarah bagi perkembangan dunia per-bis-an Indonesia yang dilukis Kota Lasem, karena kota inilah rintisan awal kejayaan PO-PO yang bertrayek ke kota-kota pantura timur Jawa Tengah, meliputi Kudus, Jepara, Pati, Rembang dan Blora.
Sejarah patut berterima kasih kepada PO Artha Jaya yang membabat alas membuka jalur pantura timur dengan merintis trayek Lasem-Jakarta disusul trayek Cepu-Jakarta di akhir tahun 70-an .
Sayang, kejayaan PO Artha Jaya runtuh di akhir tahun 90-an.Meski masih ada armada yang bernama PO Artha Jaya, yang semakin langka dan jarang terlihat Bukan karena missmanagement (konflik internal) dan ditinggal pelanggannya, namun tiada generasi penerus Om Bing yang mau melanjutkan usaha PO-nya, di saat Om Bing ingin pensiun menikmati hari tuanya. At last, PO Artha Jaya dijual /berganti kepemilikan serta manajemen kepada Tri Sumber Urip, yang ownernya masih punya hubungan saudara dengan Om Bing semenjak pertengahan tahun 2006. .

8. Po. JS Sekeluarga


Spoiler for "JS Sekeluarga":


waktu SD (thn 80'an) kalo ke Jakarta (dari Cirebon), mesti naik JS. jam 7 berangkat, sampe Jakarta jam 4 - 5 gitu pokoke full seharian.....
Kayaknya proses regenerasinya kurang sukses, jadi pas foundernya sdh pensiun gak ada yg nerusin.

usaha utk survive ada - misal dari sebelumnya trayek Cirebon - Jakarta, karena udah sepi dia bikin perintis Cirebon - Bandung (patas AC) yg kemudian tidak bs bersaing dgn pemain baru "Bhinneka" (yg akhirnya ngerajain Crb-Bdg).
Dgn sisa2 napas, mereka merubah kembali haluan trayek yaitu Cirebon-Sukabumi.

sekarang JS udah bener2 'punah'... beberapa kali liat bis ini di parkiran belakang Lw.Panjang tapi udah diganti nama (nama sama logo JS ditutup cat putih) ada yang Sinar Pasundan ada juga yang Purba Jaya Putra...ngeline ke Jakarta (Kp.Rambutan) ekonomi non AC


9. Po.Putera Setia Persada


Spoiler for "PSP":


Putra Setia Persada (awalnya Putra Setia aja) pemain lama di jalur Ciwidey-Bandung-Garut. masa jayanya sekitar taun 98-2002 sampe2 ni PO beli beberapa armada ex. PT.AHM buat peremajaan armada lawasnya. tapi gara2 sekarang udah kebanyakan sepeda motor sama saingan di jalur Rancaekek-Garut (Si Putih ber-RG) PO ini udah mulai kurang peminatnya...terakhir liat, armadanya pake model 3/4 ber-AC...

10. Po, Agung


Spoiler for "Agung":


Nah Kali ini Ditulis dari pengalaman pribadi emoticon-Ngakak

Po. Agung Ini Masih Ngeline Blora - Semarang. Dahulu merupakan penguasa Line ini dengan armada armadanya yang sering beregenerasi

Spoiler for "Cendolnya Ojo Lali":


#Posting Ini Akan Terus Diupdate Sebisa Mungkin , mohon jika ada kesalahan tolong koment , terutama bagi para master master Bismania

Tambahan :

Quote:

Diubah oleh gatotbudiws 12-12-2014 21:56
iskrimAvatar border
fashfachis11788Avatar border
fashfachis11788 dan iskrim memberi reputasi
4
368.7K
986
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
KASKUS Official
1.3MThread104.1KAnggota
Tampilkan semua post
gatotbudiwsAvatar border
TS
gatotbudiws
#20
16. Po. Wasis

Spoiler for "Wasis":


PO. Wasis - salah satu bis legenda warga Wonogiri, sudah tinggal kenangan, dan PO ini tidak eksis lagi semenjak pertengahan era 90'an, antara 93-95

17. Sumber Kencono

Spoiler for "Sumber si Raja Ngeblong":



Sejak berdiri tahun 1981, Sumber Kencono sudah kenyang dengan berbagai keadaan. Hingga membawa Sumber Kencono semakin matang dalam menjalankan usahanya sehingga mampu berkembang pesat.

Berawal dari 6 unit bis, Sumber Kencono terus mengembangkan sayapnya. Melalui usaha keras Sang pemilik Setyaki Sasongko, Sumber Kencono kian mendapatkan kepercayaan di masyarakat. Sedikit demi sedikit perusahaan yang melayani perjalanan SURABAYA MADIUN SOLO JOGJA ini terus berkembang.

Usaha keras itu juga didukung dengan kemampuan intelektual yang pada sang pemilik usaha. Selain sebagai lulusan teknik mesin yang juga pernah mengenyam pendidikan di Jerman, tentunya Bapak Setyaki sangat handal dalam menerapkan dan mengontrol kondisi mesin bus-busnya.

Pemberian pelayanan yang cukup baik, juga turut mengantarkan perusahaan bus ini terus berkembang. Hingga saat ini mampu memiliki 230 armada bus dengan crew bus yang mencapai lebih dari 1000 orang. Pemberian pelayanan terbaik ini dibuktikan dengan berbagai pengahargaan yang telah diraihnya.

Di antaranya piagam penghargaan dari Menteri Perhubungan RI pada tahun 2005 lalu. Penghargaan yang ditanda tangani oleh MENHUB saat itu M Hatta Rajasa jelas menyatakan kalo PO Sumber Kencono merupakan salah satu perusahaan yang memberikan pelayanan terbaik selama penyelenggaran angkutan lebaran 2005 atau 1426 H.Penghargaan serupa serupa juga dialami pada tahun 2007 dan 2008

Tahun ke Tahun sumber kencono terus melambung hingga pada akhirnya perjalanan pahit pun ditempuh sumber kencono,pada dekade 2009-2011 dimana armadanya sering sekali mengalami kecelakaan dan sebagian masyarakat enggan menggunakan karena busnya terlalu ugal-ugalan bahkan bus disebut sebagai pembawa bencana,sebagain lainnya tetap setia dan menganggap kecelakaan adalah takdir dari Yang kuasa,akhirnya kejadian pahit pun makin parah,dimana kecelakaan bus di mojokerto yang menewaskan 20 orang dan mendapat perhatian serius dari gubernur jatim hingga trayek SK terancam dicabut oleh dishub atas rekomendasi gubernur jatim,puncaknya kecelakaan bus di klitik ngawi yang menwaskan pemotor sehingga di bakar massa yang kesal,menyikapi hal ini bapak setyaki tidak patah semangat dan terus meningkatkan disiplin pegawainya + pengetatan kontrol dan GPS bersamaan dengan audit Dishub plus ditambah sanksi pengurangan armada bus selama1 minggu sebanyak 40 %,menhub EE Mangindaan tidak mencabut SK,Menhub beralasan terlau riskan dan PHK masal karyawan yang berjumah lebih dari 1300 orang,sanksi itu cukup meberikan efek jera dan perbaikan managemant,sebuah kebijakan yang bijak dari seorang menteri……

melihat perusahaanya terancam gulung tikar karena sanksi,kecelakaan demi kecelakaan dan berfikir mungkin karena keberatan nama (kaboten jeneng) sumber kencono,bapak setyaki merubah sebagian nama busnya menjadi “sumber selamat” yang artinya “sumber keselamatan”,tetapi segmen negatif masyarakat masih ada karena SS kembali mengalami beberapa kecelakaan tetapi tidak sesering SK dan SK juga mengalami banyak kecelakaan di tahun2 2011-2012 pada punckanya kecelakaan malam tahun baru di madiun (januari 2012),namun angin segar muncul dari polda jatim yang memberikan penghargaan bus santun 2011 dan membuktikan bahwa tidak semua driver SK ugal-ugalan,berusha memperbaiki citra positif bapak setyaki mengeluarkan (SP3) kru terutama driver yang melanggar ketentuan dan meperketat sanksi bagi kru yang melanggar mis:tilang,laka ,melnaggar batas kecepatan dll, serta menyiapkan nama baru pada 2012 yaitu “sugeng rahayu” yang berarti “Selamat Selamat atau Selalu Selamat” maksudnya SR diharapkan akan selalu selamat dalam perjalanan mengantar penumpang bersamaan dengan itu bapak setyaki mengumumkan Sumber Kencono perlahan2 DITIADAKAN (per juni 2012 sumber kencono sudah tidak ada) dan armada diganti dengan Sugeng Rahayu / sumber selamat (sebagain besar sugeng rahayu)

18, Po. Flores

Spoiler for "Penampakan":


PO Flores ini melayani trayek Antar Kota Antar Propinsi Jurusan Surabaya – Solo PP, dan selain itu juga didirikan PO Surya Agung yang melayani trayek AKDP (Antar Kota Dalam Propinsi) Jurusan Malang – Surabaya – Ponorogo/Magetan. PO ini seangkatan dengan beberapa PO lama seperti Maju Mapan, Sumber Kencono, Surya Jaya, Rukun Makmur, Adi Jaya, Tunggal Jaya, Hasti, Jaya Raya, Agung Express, Piala, dll, meski sebagian besar diantaranya sudah tidak beroperasi lagi karena sudah gulung tikar.

Secara signifikan PO Flores mengalami perkembangan karena image-nya sebagai bis banter. Perilaku konsumen Jatim dan sebagian Jateng yang cenderung menyukai bis-bis banter semakin membuat nama PO Flores melambung meski sebagian masyarakat menilai bis ini sebagai bis yang cenderung ugal-ugalan. Meskipun sebenarnya tidak semua armada PO Flores ugal-ugalan karena beberapa armadanya masih menggunakan mesin keluaran lama yang kemampuannya tidak sebagus mesin-mesin baru.

PO ini sempat mengoperasikan bis bumel yg mewah, dilengkapi dengan AC ( Air Conditioner ) dengan nama Surya Agung, yang seperti dijelaskan di atas bis ini melayani rute Malang – Surabaya – Madiun – Ponorogo/Magetan PP. Kala itu Surya Agung menjadi simbol bis-bis mewah, karena selalu mengguankan body dari karoseri terbaik, demikian dengan pula dengan fasilitas AC-nya yang jarang dipunyai oleh PO lain.

Di saat puncak kejayaan Flores inilah terjadi tragedi besar yang menjadi klimaks dari PO Flores, kecelakaan hebat terjadi di daerah Karang Anyar Sekitar tahun 1981. Bis yang dikemudikan Bp Marwan berisi rombongan pelajar SMP Wijana Jombang yang melakukan study tour (karya wisata) ditabrak Kereta Api yang melintas yang merenggut banyak korban pun tak bisa dihindarkan. Imbasnya, oleh DLLAJR Pusat (sekarang Dishub) PO Flores dilarang melayani trayek AKAP (Antar Kota Antar Propinsi) sehingga PO ini hanya beroperasi sampai dengan Mantingan (perbatasan Jatim – Jateng ). Sedangkan perjalanan PO Surya Agung tidak mengalami kendala sedikitpun dalam pengoperasiannya.

Akibat sanksi yang dibebankan oleh DLLAJR, PO Flores semakin mengalami kesulitan dalam pengoperasian armada-armadanya yang hanya melayani melayani rute Surabaya – Mantingan PP. Banyak konsumen yang lebih cenderung memilih PO lain untuk menghindari resiko dioper untuk penumpang yang bertujuan ke daerah-daerah diluar jangkauan PO Flores. Jika hal ini dibiarkan terjadi, bukan tidak mungkin PO Flores lama-kelamaan akan kolaps.

Untuk mengatasi masalah tersebut manajemen menyiapkan EKA dan MIRA untuk menggantikan Flores melayani rute Surabaya – Solo PP. Nama EKA dan MIRA diambil dari nama-nama anak dari Bp Fendi Haryanto. Keduanya dipisahkan baik secara manajemen dan juga jam keberangkatannya. PO EKA biasanya diberangkatkan dari Surabaya pada pagi sampai petang hari, sedangkan armada PO MIRA diberangkatkan sebaliknya (petang sampai pagi hari) dari Surabaya. PO Flores akhirnya difokuskan melayani Rute Surabaya – Ponorogo PP. Sedangkan PO Surya Agung tetap melayani rute Malang – Surabaya – Madiun – Ponorogo/Magetan PP.

19. Po, Surya Indah

Spoiler for "surya indah":


PO. Surya Indah - salah satu bis legenda listas Jawa - Bali, sudah tinggal kenangan, dan PO ini tidak eksis lagi semenjak awal era 90'an.

20. Grindulu Dan Natungga

Spoiler for "Grindulu":


21. Sanjaya

Spoiler for "Sanjaya":


masih ngeline bumel Surabaya - jakarta dg armada terbatas

22. Tri Mulia

Spoiler for "Tri Mulia":


Dulu bis ini terkenal karena armadanya yang sering melakukan peremajaan, sekarang Bis ini "Di Ambang kepunahan" karena hanya 1 armada yang jalan dan Sebulan sekali

23. Putra Gunungkidul

Spoiler for "PG":


Saya kurang tau masalah bis ini , katanya ngeline sekitar 80'an (benarkah??) PO Putra Gunung Kidul sudah lama bangkrut,
bangkai bisnya masih bisa dilihat di poolnya di Sebelah Utara Lapangan Desa Pundungsari Kec. Semin..yang notabene rumah yang punya bis .emoticon-Matabelo

24. G.I Andalan

Lha bis ini yang menurut ane jadi misteri. karena tahun 2006 ane masih naik ini tujuan senen - kalideres , dan sekarang lenyap !! ane tanya di bismania juga gak ada yang tau , padahal bis ini lumayan bersejarah
Hanya ini yang ane dapet

dulu bus ini ada rute ps
minggu-pluit (atau muara karang), kira2 th 95-96an. busnya warna ijo,
pake karoseri new armada. bus kota non AC paling bagus yg lewat ps
minggu di jamannya.

GIRI INDAH adalah perusahaan otobus aseli Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, bermula beroperasi pada sekitaran akhir tahun 70an, dengan rute trayeh perdana adalah AKDP Wonogiri Sukoharjo Solo Semarang PP, pada tahun 1979, pada tahun 1982 seiring berkembangnya pesatnya urbanisasi terutama dari daerah wonogiri GI membuka trayek AKAP Wonogiri Solo Semarang Karawang Jakarta PP. Pada tahun 1984 GIRI INDAH adalah perusahaan otobus yang pertama kali mengoperasikan Bus mersi yang bermesin belakang dan "cuma" hanya untuk trayek pendek (AKDP Wonogiri Solo Semarang) sekaligus bus wonogiren yang pertama kali mempunya mersi generasi OH. Livery klasik adalah adalah bus berwarna putih dengan motip livery Merah Biru, ciri khas GI adalah warna tersebut pada awal tahun 80an. Pada tahun 1984 GI menambah warna khas GI menjadi merah biru dan oranye. Pada tahun 1986 Giri Indah AKDP Solo Semarang semua armada dan trayek dijual ke PO. Safari Eka Kapti (Sekarang Royal Safari dan Blue Star). Nama GIRI INDAH masih dipertahankan SEK sampai pada tahun 1988 dengan mengganti warna biru menjadi hijau, jadi GI setelah berwarna Hijau Merah Orange dipastikan itulah GI milik SEK, dan dari bus GI inilah SEK mulai menguasai trayek Solo Semarang sampai saat ini. GI AKDP Solo Smg dijual karena kalah bersaing dengan PO.Langsung Jaya salah satunya, selain itu GI ingin berkonsentrasi di jalur panjang yaitu AKAP dan Lintas Sanutra (ditujukan untuk pasar transmigran yang sukses di sumatra terutama yang dari Jateng). Masa keemasan GI dimulai dari tahun 1989 s.d 1998 dengan lintas Sanutra yaitu Grindex livery pelangi zebra cross (Generasi Banteng 1 dan 2) tahun 89 dan GI livery pelangi lengkung (Generasi Aero Midi RI) tahun 91 hingga membukan bus 3/4 di trayek kota kota di bagian timur Sumatra. Pada tahun 1992 dimulainya tonggak baru GI berkiprah di jakarta dan sekitarnya dengan membukan trayek bus Jabodetabek dengan alur Sukabumi dan Bogor serta bekasi juga cikarang dan berkembang membuka trayek2 selanjutnya. Maka dulu ada GI berplat BE, F, B Jabar dan B DKI serta AD-G. Pada tahun 1996 membuka unit bus kota dengan nama GI Andalan, kurun tahun 1995 s/d 1997 GI melakukan ekpansi besar besaran dalam usaha perluasan lini trayek juga pengadaan armada busnya, sayang disaat lagi getol berinvestasi dan berekpansi GI musti tumbang karena hempasan krisis moneter dan kerusuhan 1998. Dimulai era remormasi itulah GI sudah limbung tapi hanya sekedar nama semata. Armada GI dikembalikan ke SUN, dengan keterpaksaan pula SUN akhirnya mengoerasikan bus GI dengan nama SUN Giri Indah, tapi karena sesuatu hal akhirnya SUN memakai nama sendiri, yaitu PO. SUN Express (mutasi Solo) dan PO. Bintang Terang (mutasi Sukoharjo). Diluar bus dari SUN bus dan trayek dibeli/ditarik Mayasari Bhakti /Hudaya Maju Mandiri. Untuk lintas bus kota GI Andalan dijual ke PO. Karona/Tijex/Hejefrina Grup. Untuk lintas Sanutra ditutup semua karena kondisi yang memaksa untuk menutu rute tersebut. GI tinggal bertahan di lintas Jabodetabek sampai pada tahun 2000 dan dibeli oleh manajemen yangv lain, yang akhirnya pada tahun 2005 mulai menggunakan nama sendiri, AGRA Mas. Mulai dari nol lagi GI yang asli mulai mencoba menjalankan usaha lagi tetapi dengan cara membeli PO yang lain, yaitu Grup JM Solo yang sudah tidak bisa berdiri lagi sejak krismon, GI memakai nama Jadi Mulyo atau GIA Jadi Mulyo/JM Martin, sedangkan Jadi Mulyo sendiri berusaha bangkit dengan meyisakan unit yang lain di grup usahanya yaitu SELO KATON/SK Dento.


Diubah oleh gatotbudiws 09-12-2014 11:37
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.