- Beranda
- Stories from the Heart
When you're gone. i see you everywhere (based on real story)
...
TS
godaanpuasa
When you're gone. i see you everywhere (based on real story)

"Semua pertanyaan yang dulu belom bisa gw jawab, semua kalimat yang dulu belum bisa gw ucapin, bakal gw tulis disini"
-Row-
Misi agan-agan semua
ane nubi+ silent reader akhirnya turun gunung juga

ane disini mau nulis cerita ane gan, karna terinspirasi dari beberapa cerita-cerita keren yang ada di SFTH

cerita ini based on real-life events dari seseorang bernama Row, dari jaman dia SMK-Kuliah. Tetapi sebisa mungkin ane samarin, terutama tempat dan nama orang" nya buat menjaga privasi
ok gan, langsung aja kita mulai...
link photo diatas
Spoiler for Prologue:
"ini tempat favorit gw "
"wah keren banget row, lo harusnya ngajak gw dari dulu kesini" gadis itu tersenyum sangat senang, melihat row dengan mata yang berbinar
"ahaha, enak aja ini tempat spesial gw, lagian kalo lagi gak full moon kaya gini, gw juga jarang kok naek kemari"
gadis itu melihat kelangit, memang benar dari tempat ini bulan dan bintang terlihat sangat jelas. Langit biru kegelapan yang luas disinari oleh gemerlap bintang dan cahaya bulan sungguh melegakan hati, seakan untuk saat ini tak ada yang perlu dipikirkan, tak ada yang perlu dicemaskan.
mereka berdua sama-sama terdiam, menikmati keindahalan langit malam tersebut.
"Row"gadis itu memangil pelan
"Kenapa ?" row menjawab seadanya, masih asik menatap langit.
tiba-tiba gadis itu menggenggam tangan kiri row
"menurut lo, gw ini cw yang menarik gak sih ?"
row yang kaget karna tangan nya di genggam refleks melihat kearah gadis tersebut. Row terdiam, entah apa yang terjadi, gadis disampingnya terlihat berbeda dari biasanya, wajahnya bersinar terkena paparan sinaran Bulan, matanya sedikit berkaca-kaca, dan senyumnya sangat menawan.
Row menatap mata gadis itu, tangan kanan row ikut menggengam tangan gadis tersebut.
"lo itu........"
Spoiler for index:
Prologue,Index,Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Special Q&A
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62
Part 63
Part 64
Part 65
Part 66
Part 67
Part 68
Part 69
Part 70-1
Part 70-2
70-3
hehe
Epilogue Part 1
Epilogue Part 2
Epilogue Part 3
Selesai Gan
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Special Q&A
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 56
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62
Part 63
Part 64
Part 65
Part 66
Part 67
Part 68
Part 69
Part 70-1
Part 70-2
70-3
hehe
Epilogue Part 1
Epilogue Part 2
Epilogue Part 3
Selesai Gan
Spoiler for Part 1:
LANGIT sudah gelap. Jalanan lengang hanya dilewati beberapa mobil dan motor yang melaju dengan kencang, entah ingin cepat-cepat pulang untuk beristirahat atau takut akan bahaya dari para begal yang mengincar. Jam 01.00 pagi, saat suasana sedang hening, saat semua orang terlelap, saat semua orang tertidur, mengistirahatkan tubuh dan mengisi tenaga untuk menjalani kehidupannya esok pagi. Row justru masih terjaga, di tempat yang sangat ramai ini, di tempat yang penuh teriakan dan juga asap rokok,Warung Internet.
Mata row tertuju ke arah monitor, tangan kanan memegang mouse, dan tangan kiri bersiap diatas keyboard, sigap menekan tombol-tombol keyboard.
“MANTAP WUUHHUUU” Row berteriak, tim Row memenangkan pertandingan.
“yo’i menang lagi kita row” Diyas teman satu tim Row, menepuk bahunya sambil tersenyum.
‘‘iyalah jelas gw jago maenya”
“apanya,mati mulu gitu lo row”
“yah,yang penting menang, ahahaha” mereka berdua tertawa kompak.
Jam 11 malam sampai jam 5 pagi. Row menghabiskan waktu nya bermain bersama teman-temannya. Ah mungkin lebih tepatnya bukan menghabiskan, tetapi Row justru sedang menikmati waktu tersebut,waktu dimana Row merasa lebih hidup. Sebenarnya Row tidak saling mengenal mereka satu sama lain selain nama. Mereka hanya bermain dan jarang membicarakan hal-hal yang tidak berkaitan dengan game. Di tempat ini tak ada hal lain yang terpikirkan kecuali memenangkan game, makanan, dan rokok. Jika sudah duduk, Row akan fokus terhadap monitor dan enggan untuk meninggalkan kursinya sebelum billing habis, selain kehabisan rokok dan kebelet ingin ke kamar kecil.
Jam 05:00 pagi
Row beranjak dari kursinya, memakai jaket dan bersiap untuk pulang.
“yas balik dulu gw ya”
“yah dia pake balik, last game lah ”
“ah mau sekolah dulu lah gw”
“alah paling juga tidur lo di kelas”
“ebuset, se kebo itu apa gw?, ya seenggaknya ada yang nyangkut dikit lah di otak gw”
“hahaha yodah hati-hati lo Row”
“sip” Row pun berlalu menuruni tangga lantai 2.
Row pulang menggunakan angkot, berjuang menahan kantuk sepanjang perjalanan. Takut ketiduran dan melewatkan gang rumahnya. Untungnya dia masih bisa bertahan.
Row masuk lewat pintu belakang rumah menggunakan kunci duplikat nya, masuk ke kamar dan mengambil peralatan mandi. Jam dinding, masih menunjukan pukul 05:30 pagi, belum ada tanda-tanda kehidupan dari kamar teman- temannya, kos-kosan ini selalu sepi pada pagi hari seperti ini.
Row tinggal di kos-kosan milik Neneknya sejak kelas 2 SMP, dari saat ia pindah ke kota gajah ini. Neneknya tidak tinggal disini, ia tinggal di kebun keluarga yang berada di kota yang bereda. Jadilah Row ditunjuk sebagai penjaga Rumah dengan 8 kamar yang disewakan sebagai kos-kosan .Tidak banyak tugasnya, kurang lebih hanya mengumpulkan iuran dari penyewa dan menerima komplain-komplain mereka.
Selesai mandi dan berseragam, Row pergi dengan sepedahnya menuju tempat dimana ia melakukan rutinitasnya di pagi hari, bersekolah.
-to be continued-
Mata row tertuju ke arah monitor, tangan kanan memegang mouse, dan tangan kiri bersiap diatas keyboard, sigap menekan tombol-tombol keyboard.
“MANTAP WUUHHUUU” Row berteriak, tim Row memenangkan pertandingan.
“yo’i menang lagi kita row” Diyas teman satu tim Row, menepuk bahunya sambil tersenyum.
‘‘iyalah jelas gw jago maenya”
“apanya,mati mulu gitu lo row”
“yah,yang penting menang, ahahaha” mereka berdua tertawa kompak.
Jam 11 malam sampai jam 5 pagi. Row menghabiskan waktu nya bermain bersama teman-temannya. Ah mungkin lebih tepatnya bukan menghabiskan, tetapi Row justru sedang menikmati waktu tersebut,waktu dimana Row merasa lebih hidup. Sebenarnya Row tidak saling mengenal mereka satu sama lain selain nama. Mereka hanya bermain dan jarang membicarakan hal-hal yang tidak berkaitan dengan game. Di tempat ini tak ada hal lain yang terpikirkan kecuali memenangkan game, makanan, dan rokok. Jika sudah duduk, Row akan fokus terhadap monitor dan enggan untuk meninggalkan kursinya sebelum billing habis, selain kehabisan rokok dan kebelet ingin ke kamar kecil.
Jam 05:00 pagi
Row beranjak dari kursinya, memakai jaket dan bersiap untuk pulang.
“yas balik dulu gw ya”
“yah dia pake balik, last game lah ”
“ah mau sekolah dulu lah gw”
“alah paling juga tidur lo di kelas”
“ebuset, se kebo itu apa gw?, ya seenggaknya ada yang nyangkut dikit lah di otak gw”
“hahaha yodah hati-hati lo Row”
“sip” Row pun berlalu menuruni tangga lantai 2.
Row pulang menggunakan angkot, berjuang menahan kantuk sepanjang perjalanan. Takut ketiduran dan melewatkan gang rumahnya. Untungnya dia masih bisa bertahan.
Row masuk lewat pintu belakang rumah menggunakan kunci duplikat nya, masuk ke kamar dan mengambil peralatan mandi. Jam dinding, masih menunjukan pukul 05:30 pagi, belum ada tanda-tanda kehidupan dari kamar teman- temannya, kos-kosan ini selalu sepi pada pagi hari seperti ini.
Row tinggal di kos-kosan milik Neneknya sejak kelas 2 SMP, dari saat ia pindah ke kota gajah ini. Neneknya tidak tinggal disini, ia tinggal di kebun keluarga yang berada di kota yang bereda. Jadilah Row ditunjuk sebagai penjaga Rumah dengan 8 kamar yang disewakan sebagai kos-kosan .Tidak banyak tugasnya, kurang lebih hanya mengumpulkan iuran dari penyewa dan menerima komplain-komplain mereka.
Selesai mandi dan berseragam, Row pergi dengan sepedahnya menuju tempat dimana ia melakukan rutinitasnya di pagi hari, bersekolah.
-to be continued-
Diubah oleh godaanpuasa 02-02-2015 00:31
someshitness dan 9 lainnya memberi reputasi
10
78.4K
Kutip
508
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
godaanpuasa
#400
update
Spoiler for Part 70-1:
Pagi ini jalanan lebih ramai dari biasanaya. Jumlah motor yang melaju di jalan meningkat 2 kali lipat. Motor-motor tersebut dikendarai oleh anak-anak berseragam putih abu-abu, lebih tepatnya putih bercampur cat pilok berbagai warna. Hari ini, hari kelulusan SMA.
Murid-murid SMA yang baru saja terlepas dari statusnya ini berkonvoi ria dengan sepedah motor bersama teman-temannya. Suara klakson yang sengaja dibunyikan berulang-ulang, corak baju yang sekarang sudah berganti warna dengan berbagai macam cat pilok, serta senyum riang di wajah mereka seakan menandakan kebebasan mereka setelah 3 tahn berjuang untuk mencapai pendidikan.
Wajah-wajah tersenyum mereka seakan tidak memedulikan perilaku mereka yang sangat mengganggu bahkan membahayakan pengguna jalan lain. Tak jarang senyum mereka berganti dengan ekspresi ketakutan saat tau kawan mereka yang memimpin konvoi di depan tertangkap razia polisi, dengan kompak mereka mencari selah, masuk kedalam gang menghindari razia tersebut.
Untungnya Row tidak termasuk dalam kerumunan tersebut. Setelah mendapatkan surat kelulusan, Row langsung pulang ke kostan. Badannya penuh rasa pegal setelah semalaman bergadang di warnet. Sesampainya dirumah Row tidak melihat siapapun di ruang sofa, kostan sangat sepi hari ini.
Row mengampiri kasurnya. kebingungan harus melakukan apa di hari ini, Row memutuskan untuk tiduran di kasur kesayangannya. Matanya kosong melihat kearah langit-langit. Row tersenyum mengingat betapa senangnya Ibu saat dia memberitahu berita baik tentang kelulusannya lewat telpon tadi pagi. Kalimat-kalimat syukur yang diucapkan Ibu serta doa-doa nya agar Row selalu diberi kesehatan dan dimudahkan dalam segala urusannya membuat Row merasa usahanya selama ini tak sia-sia.
Tetapi tiba-tiba Row terdiam, wajah cerianya sirna seketika.
“Terus abis ini apa lagi ?”
Row memiliki beberapa pilihan di depannya, dan untuk memilih salah satunya adalah hal yang cukup sulit bagi Row. Antara melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah, atau mencari pekerjaan. Tetap tinggal di kota gajah atau pergi ke pulau sebrang untuk tinggal bersama Ibu. Sungguh hal ini sangat sulit diputuskan oleh Row.
Perlahan-lahan mata Row mulai berat. Badan yang lelah serta pikiran yang sedang keruh membuat Row memutuskan untuk tidur sejenak, mengistirahatkan otaknya dari segala macam hal-hal rumit yang sedari tadi terus bermain di dalam kepalanya.
♠
19:00
Drrt… Drrrrtt…!
Getaran dari Hp row yang masih berada dalam saku celana mebuatnya terbangun. Row refleks langsung melihat kearah Hp-nya.
“Row, lagi sibuk ? main kerumah dong…”
-Ara
Melihat pesan tersebut kesadaran Row seketika saja langsung terkumpul. Row dengan cepat membalas pesan tersebut, mengambil handuknya dan langsung menuju kamar mandi.
“Weits yang abis lulusan malah ngebo dikamar, kapan nih kita makan-makan” Ujar Depan yang sedang asik menonton TV di ruang sofa, menghentikan langkah Row yang sedang menuju kamar mandi.
“Selow, eh gw nti pinjem motor lo ya” Tanpa menunggu jawaban dari Depan Row langsung bergegas ke kamar mandi.
Depan terdiam sejenak, Melihat Row yang biasanya selalu santai dan malas-malasan dalam mengerjakan sesuatu dan sekarang terburu-buru sekali.
“Yowes gw taro meja yo, tapi kunci rumah gw copot. Mau nongkrong bareng Kangsatpam bentar gw” Ujar Depan dengan sedikit berteriak.
“OK”
45 menit berlalu
Row kini telah berada diatas motornya Depan,melaju cukup kencang menuju rumah Ara. Tiga bulan sudah Row tidak bertemu dengan Ara. Sms, telpon, serta acara-acara yang memiliki kemungkinan akan membuat mereka bedua bertemu telah Row hindari selama tiga bulan ini.
Tetapi setelah mendapat sms tadi, Perasaan aneh munculm di dalam diri Row. Badannya seakan tidak mau mengikuti kendalinya, fungsi otak Row seakan terhenti. Saat itu hanya ada satu hal yang ada di pikiran Row.
“Gw musti ketemu Ara”
Seperti biasa suasana malam di Kota Gajah selalu ramai dan gemerlap. Namun dikarnakan hari kelulusan yang pasa berada di hari sabtu, maka malam ini suasana Kota Gajah menjadi 2 kali lebih ramai.
Setelah meliuk-liuk diantara mobil dan motor, serta menghindari beberapa pedagang yang menaruh gerobak dagangannya terlalu maju di trotoar jalan sehingga ada bagian gerobaknya yang mengambil jatah pengguna jalan raya, Row akhirnya sampai di depan gerbang rumah Ara.
Dengan sedikit canggung Row membuka pagar yang hanya di slot. Row memasukan motor Depan dan menaruhnya di bagian samping rumah Ara, tempat biasa Row menaruh sepedahnya. Row berjalan kembali untuk menutup gerbang lalu menuju pintu rumah dan mengetuknya.
Row tersenyum, entah mengapa Row merasa canggung. Perasaan ini sama dengan yang ia rasakan pada saat Row pertama kali datang kerumah ini sebagai guru les Ara.
Cklek !
“Eh uda nyampe lo” Ara tersenyum manis menyambut Row.
Row terdiam, kaget karna yang menyambutnya bukan bibik melainkan Ara. Tetapi penampilan Ara kali ini sungguh lebih membuat Row kaget. Rambut Ara menjadi pendek sebahu, persis seperti tokoh kartun Dora the explorer. Kaos biru dan cardigan berwarna hitam dipadukan dengan training panjang yang juga berwarna hitam seperti biasa membuat Ara terlihat selalu santai dan tetap sopan. Tetapi selain semua hal tersebut, senyuman Ara masih seperti dulu. Bahkan kali ini lebih membuat Row terpesona.
“Kenapa Row ? Nambah cantik ya gw ?, hehehe”
“Eh… nganu Ra, lo potong rambut ya ?”
“Iya gimana menurut lo ?”
“Biasa aja sih” Row tersenyum mengejek Ara
“Ah dasar lo mah, yok ah ngobrol di balkon aja yuk” Tanpa menunggu jawaban dari Row, Ara langsung membalikan badannya bersiap melangkah menuju ke lantai 2.
“Eh..eh.. tunggu dulu. ini lo dirumah cuma sendirian ?”
“Ada bibik kok mas” Bibik tiba-tiba muncul dari Dapur dengan kepalanya yang dibalut dengan handuk.
“Owalah saya kira bibik ndak ada, soalnya tadi si Ara yang bukain pintu”
“Wah iya mas, bibik barusan mandi tadi. Mas mau dibuatin minum yang biasa ?”
“Wah boleh tu bi”
“Oke mas, saya kedapur dulu”
“Makasih ya bi”
Bibik mengangguk lalu kembali kearah dapur.
“Wah gagal deh niat lo buat macem-macemin gw” Ara tersenyum menggoda Row.
“Ebuset mana ada gw mikir gitu oy” Bantah Row dengan muka yang memerah
“Ahahaha, iya percaya kok. Yodah keatas yok”
“Oke”
Ara berjalan menaiki tangga diikuti oleh Row dibelakangnya. Tetapi ada yang menggangu perhatian Row sepanjang perjalanannya menuju balkon, entah kenapa jumlah furniture di rumah ini berkurang hampir setengahnya.
Sesampainya diatas Row kaget dengan keadaan meja dan kursi yang sudah tersusun rapih. Diatas meja tersebut terdapat sepiring roti panggang serta sebuah lampu tidur berwarna merah redup.
“Taraaa keren kaaaaaan”
“Lah ampe repot-repot amat, emang ada acara apaan sih ?”
“kelulusan dong”
“ah lebay, masa kelulusan aja ampe buat acara beginian”
“biarin tadi nya gw juga gak mau ngajak lo kok, cuman dasar Ayah aja lagi-lagi nda bisa dateng” Ara menggembungkan pipnya. Row tersenyum setelah sekian lama tidak melihat ekspresi tersebut.
“ahaha maap deh, emang Ayah lo kenapa gak bisa dateng Ra ?”
“biasa kerjaan” Ara tersenyum kearah Row.
“Wah lega gw, ternyata dalam beberapa bulan ini bukan cuma gaya rambut lo doang yang berubah ?”
“Hah emang apalagi, gw gendutan ya ?” Ara panik melihat pinggangnya
“Ahaha bukan Ra, maksud gw itu sekarang lo uda lebih tegar nda kaya dulu”
“hooo, kirain gw gendutan, hehe”
“kagak nambah cantik kok lo”
“Apa ...?”
“Ng… anu… nganu Ra, gw nyicip roti nya ya” Row langsung mengambil roti yang ada di meja, terlihat jelas bahwa Row sedang salah tingkah. Ara mengangguk lalu tersenyum manis kearah Row, hal ini justru membuat jantung Row makin bergetar-getar.
Kini mereka berdua sama-sama terdiam. Sebenarnya Row sudah memutar otak untuk mencari bahan obrolan yang tepat, tetapi hasilnya nihil. Dan entah kenapa Ara pun tidak mengeluarkan kalimat apapun. Mereka berdua hanya melihat langit-langit malam, menikmati kesunyian.
“Tapi nda pa pa kok, bentar lagi gw juga mau liburan ke sana ”
“kemana tuh ?”
“Kota Pelajar”
“widih asik dong, pasti bakal banyak waktu bedua Ayah lo”
“Tapi ada satu yang buat gw berat Row….” Tiba-tiba wajah Ara menjadi sedih’
“Apaan ?”
Murid-murid SMA yang baru saja terlepas dari statusnya ini berkonvoi ria dengan sepedah motor bersama teman-temannya. Suara klakson yang sengaja dibunyikan berulang-ulang, corak baju yang sekarang sudah berganti warna dengan berbagai macam cat pilok, serta senyum riang di wajah mereka seakan menandakan kebebasan mereka setelah 3 tahn berjuang untuk mencapai pendidikan.
Wajah-wajah tersenyum mereka seakan tidak memedulikan perilaku mereka yang sangat mengganggu bahkan membahayakan pengguna jalan lain. Tak jarang senyum mereka berganti dengan ekspresi ketakutan saat tau kawan mereka yang memimpin konvoi di depan tertangkap razia polisi, dengan kompak mereka mencari selah, masuk kedalam gang menghindari razia tersebut.
Untungnya Row tidak termasuk dalam kerumunan tersebut. Setelah mendapatkan surat kelulusan, Row langsung pulang ke kostan. Badannya penuh rasa pegal setelah semalaman bergadang di warnet. Sesampainya dirumah Row tidak melihat siapapun di ruang sofa, kostan sangat sepi hari ini.
Row mengampiri kasurnya. kebingungan harus melakukan apa di hari ini, Row memutuskan untuk tiduran di kasur kesayangannya. Matanya kosong melihat kearah langit-langit. Row tersenyum mengingat betapa senangnya Ibu saat dia memberitahu berita baik tentang kelulusannya lewat telpon tadi pagi. Kalimat-kalimat syukur yang diucapkan Ibu serta doa-doa nya agar Row selalu diberi kesehatan dan dimudahkan dalam segala urusannya membuat Row merasa usahanya selama ini tak sia-sia.
Tetapi tiba-tiba Row terdiam, wajah cerianya sirna seketika.
“Terus abis ini apa lagi ?”
Row memiliki beberapa pilihan di depannya, dan untuk memilih salah satunya adalah hal yang cukup sulit bagi Row. Antara melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah, atau mencari pekerjaan. Tetap tinggal di kota gajah atau pergi ke pulau sebrang untuk tinggal bersama Ibu. Sungguh hal ini sangat sulit diputuskan oleh Row.
Perlahan-lahan mata Row mulai berat. Badan yang lelah serta pikiran yang sedang keruh membuat Row memutuskan untuk tidur sejenak, mengistirahatkan otaknya dari segala macam hal-hal rumit yang sedari tadi terus bermain di dalam kepalanya.
♠
19:00
Drrt… Drrrrtt…!
Getaran dari Hp row yang masih berada dalam saku celana mebuatnya terbangun. Row refleks langsung melihat kearah Hp-nya.
“Row, lagi sibuk ? main kerumah dong…”
-Ara
Melihat pesan tersebut kesadaran Row seketika saja langsung terkumpul. Row dengan cepat membalas pesan tersebut, mengambil handuknya dan langsung menuju kamar mandi.
“Weits yang abis lulusan malah ngebo dikamar, kapan nih kita makan-makan” Ujar Depan yang sedang asik menonton TV di ruang sofa, menghentikan langkah Row yang sedang menuju kamar mandi.
“Selow, eh gw nti pinjem motor lo ya” Tanpa menunggu jawaban dari Depan Row langsung bergegas ke kamar mandi.
Depan terdiam sejenak, Melihat Row yang biasanya selalu santai dan malas-malasan dalam mengerjakan sesuatu dan sekarang terburu-buru sekali.
“Yowes gw taro meja yo, tapi kunci rumah gw copot. Mau nongkrong bareng Kangsatpam bentar gw” Ujar Depan dengan sedikit berteriak.
“OK”
45 menit berlalu
Row kini telah berada diatas motornya Depan,melaju cukup kencang menuju rumah Ara. Tiga bulan sudah Row tidak bertemu dengan Ara. Sms, telpon, serta acara-acara yang memiliki kemungkinan akan membuat mereka bedua bertemu telah Row hindari selama tiga bulan ini.
Tetapi setelah mendapat sms tadi, Perasaan aneh munculm di dalam diri Row. Badannya seakan tidak mau mengikuti kendalinya, fungsi otak Row seakan terhenti. Saat itu hanya ada satu hal yang ada di pikiran Row.
“Gw musti ketemu Ara”
Seperti biasa suasana malam di Kota Gajah selalu ramai dan gemerlap. Namun dikarnakan hari kelulusan yang pasa berada di hari sabtu, maka malam ini suasana Kota Gajah menjadi 2 kali lebih ramai.
Setelah meliuk-liuk diantara mobil dan motor, serta menghindari beberapa pedagang yang menaruh gerobak dagangannya terlalu maju di trotoar jalan sehingga ada bagian gerobaknya yang mengambil jatah pengguna jalan raya, Row akhirnya sampai di depan gerbang rumah Ara.
Dengan sedikit canggung Row membuka pagar yang hanya di slot. Row memasukan motor Depan dan menaruhnya di bagian samping rumah Ara, tempat biasa Row menaruh sepedahnya. Row berjalan kembali untuk menutup gerbang lalu menuju pintu rumah dan mengetuknya.
Row tersenyum, entah mengapa Row merasa canggung. Perasaan ini sama dengan yang ia rasakan pada saat Row pertama kali datang kerumah ini sebagai guru les Ara.
Cklek !
“Eh uda nyampe lo” Ara tersenyum manis menyambut Row.
Row terdiam, kaget karna yang menyambutnya bukan bibik melainkan Ara. Tetapi penampilan Ara kali ini sungguh lebih membuat Row kaget. Rambut Ara menjadi pendek sebahu, persis seperti tokoh kartun Dora the explorer. Kaos biru dan cardigan berwarna hitam dipadukan dengan training panjang yang juga berwarna hitam seperti biasa membuat Ara terlihat selalu santai dan tetap sopan. Tetapi selain semua hal tersebut, senyuman Ara masih seperti dulu. Bahkan kali ini lebih membuat Row terpesona.
“Kenapa Row ? Nambah cantik ya gw ?, hehehe”
“Eh… nganu Ra, lo potong rambut ya ?”
“Iya gimana menurut lo ?”
“Biasa aja sih” Row tersenyum mengejek Ara
“Ah dasar lo mah, yok ah ngobrol di balkon aja yuk” Tanpa menunggu jawaban dari Row, Ara langsung membalikan badannya bersiap melangkah menuju ke lantai 2.
“Eh..eh.. tunggu dulu. ini lo dirumah cuma sendirian ?”
“Ada bibik kok mas” Bibik tiba-tiba muncul dari Dapur dengan kepalanya yang dibalut dengan handuk.
“Owalah saya kira bibik ndak ada, soalnya tadi si Ara yang bukain pintu”
“Wah iya mas, bibik barusan mandi tadi. Mas mau dibuatin minum yang biasa ?”
“Wah boleh tu bi”
“Oke mas, saya kedapur dulu”
“Makasih ya bi”
Bibik mengangguk lalu kembali kearah dapur.
“Wah gagal deh niat lo buat macem-macemin gw” Ara tersenyum menggoda Row.
“Ebuset mana ada gw mikir gitu oy” Bantah Row dengan muka yang memerah
“Ahahaha, iya percaya kok. Yodah keatas yok”
“Oke”
Ara berjalan menaiki tangga diikuti oleh Row dibelakangnya. Tetapi ada yang menggangu perhatian Row sepanjang perjalanannya menuju balkon, entah kenapa jumlah furniture di rumah ini berkurang hampir setengahnya.
Sesampainya diatas Row kaget dengan keadaan meja dan kursi yang sudah tersusun rapih. Diatas meja tersebut terdapat sepiring roti panggang serta sebuah lampu tidur berwarna merah redup.
“Taraaa keren kaaaaaan”
“Lah ampe repot-repot amat, emang ada acara apaan sih ?”
“kelulusan dong”
“ah lebay, masa kelulusan aja ampe buat acara beginian”
“biarin tadi nya gw juga gak mau ngajak lo kok, cuman dasar Ayah aja lagi-lagi nda bisa dateng” Ara menggembungkan pipnya. Row tersenyum setelah sekian lama tidak melihat ekspresi tersebut.
“ahaha maap deh, emang Ayah lo kenapa gak bisa dateng Ra ?”
“biasa kerjaan” Ara tersenyum kearah Row.
“Wah lega gw, ternyata dalam beberapa bulan ini bukan cuma gaya rambut lo doang yang berubah ?”
“Hah emang apalagi, gw gendutan ya ?” Ara panik melihat pinggangnya
“Ahaha bukan Ra, maksud gw itu sekarang lo uda lebih tegar nda kaya dulu”
“hooo, kirain gw gendutan, hehe”
“kagak nambah cantik kok lo”
“Apa ...?”
“Ng… anu… nganu Ra, gw nyicip roti nya ya” Row langsung mengambil roti yang ada di meja, terlihat jelas bahwa Row sedang salah tingkah. Ara mengangguk lalu tersenyum manis kearah Row, hal ini justru membuat jantung Row makin bergetar-getar.
Kini mereka berdua sama-sama terdiam. Sebenarnya Row sudah memutar otak untuk mencari bahan obrolan yang tepat, tetapi hasilnya nihil. Dan entah kenapa Ara pun tidak mengeluarkan kalimat apapun. Mereka berdua hanya melihat langit-langit malam, menikmati kesunyian.
“Tapi nda pa pa kok, bentar lagi gw juga mau liburan ke sana ”
“kemana tuh ?”
“Kota Pelajar”
“widih asik dong, pasti bakal banyak waktu bedua Ayah lo”
“Tapi ada satu yang buat gw berat Row….” Tiba-tiba wajah Ara menjadi sedih’
“Apaan ?”
Diubah oleh godaanpuasa 18-11-2014 21:46
i4munited dan lumut66 memberi reputasi
2
Kutip
Balas