Di Antara Bintang-Bintang

Beranda

...

Stories from the Heart
Di Antara Bintang-Bintang

astri.beloved

12-04-2014 13:35

Di Antara Bintang-Bintang

Di Antara Bintang-bintang

Kisahku dengan Perempuan-perempuan Itu

18 +++ (Adult Only)

Spoiler for intro:

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrohmanirrohim..

Dengan segala kelapangan hati, keikhlasan dan ketulusan.
Aku minta maaf kepada semua agan & aganwati, mas & mbak, pak & ibu, mimin & momod, dan khususnya Kaum Hawa (Perempuan & Wanita) yang sengaja atau tidak sengaja berkenan membaca kisah hidupku ini.

Bukan bermaksud menjatuhkan, memojokkan, atau menganggap remeh salah satu Gender. Tapi, memang benar-benar kisah nyata yang pengen aku bagi. Agar semua mengerti kalau hidup ini tak mudah, hidup ini tak segampang yang kita bayangkan. Mengapa, dikisahku yang sudah aku post disini banyak sekali objeknya adalah "Perempuan", karena memang seperti itu adanya. Dan, mengapa gag aku tutupi atau sematkan sama sekali?? Karena memang sejatinya seperti itu.

Ini hanya masa laluku yang sayang untuk dilupakan, ini hanya sebuah Rintihan dari dasar hati yang terdalam. Andai diberi sebuah pilihan, tentu pilihan itu lebih baik mati. Tapi, hidup ini terlalu Indah bagiku, jadi aku ingin terus hidup dan berusaha menjadi lebih baik. Yang tersisa hanyalah penyesalan dibeberapa titik hidup, dan semua itu hanya kenangan yang hanya bisa dikenang.

Aku harap jangan pernah sakit hati. Karena semua itu masa laluku. Aku harap semua mengerti, sebenernya sangat berat menceritakannya. Tapi harus aku ceritakan. Dan, semoga tidak ada orang seperti AKU. Jadi, mohon maaf apabila kisah ini terlalu GILA .
emoticon-Sorry

Aku hanya seorang laki-laki biasa, dengan hidup yang sangat biasa. Namun, jalan hidup ini terlalu luar biasa (bagiku), dan aku sering merasakan hal yang sangat luar biasa selama aku mengenal perempuan (cewek). Ya, awal cerita ini saya mulai.. . . . .

27 Tahun yang lalu aku dilahirkan. Aku hidup diantara keluarga yang jauh dari urusan Dunia, keluarga yang jauh dari hingar bingar kemewahan dan hiruk pikuk kekayaan. Keluarga sederhana yang mengedepankan Adab dan Syari'at. Sejak kecil, dididik dibalik Tembok Pesantren, (seingatku) Sejak Umur 3 Tahun aku sudah belajar mengaji,dan kelas 1 SD sudah khatam Qur'an lebih dari 8 kali. Tahun 1993 sebagai tahun pertama Aku bersekolah di kelas 1 SD (kebetulan aku tidak TK). Aku bersekolah di sekolah yang ditunjuk Bapakku yaitu sekolah dengan mondok menjadi satu dengan Pesantren. 6 Tahun berlalu dari kelas 1 sampai kelas 6 terlewati begitu saja dengan prestasi yang memuaskan. Prestasi kelas hampir selalu kuraih setiap Catur Wulan dengan peringkat 1 (kadang 2), peringkat di pesantrenpun juga lumayan ya masuk 10 besar terus. Kebetulan banyak hafizh-hafizh yang lebih pinter dikelas mengaji.

Tahun 1999 aku lulus UN SD di angkatan sekolah (waktu itu namanya EBTA/EBTANAS), bersamaan pula dengan lulusan di Pondok Pesantren. Masih dibulan yang sama, aku bimbang waktu mau melanjutkan ke jenjang SMP. Hanya ada 2 pilihan yang diberikan orangtuaku waktu itu, SMP biasa (Negeri) berarti di Kotaku saja atau SMP + dengan Pondok Pesantren di salah satu Kabupaten di Jawa Timur. 3 hari berpikir dan shalat istikhoroh, akhirnya aku mendapat jawaban. Ya, aku memilih dengan mantap untuk meneruskan ke jenjang SMP biasa waktu itu namanya SLTP. Aku mendaftar di salah satu SMP Favorit di Kota Lawet KEBUMEN Jawa Tengah. Hasilnya, aku diterima dan masuk waktu itu. Juni 1999 MOS (Masa Orientasi Siswa) atau istilahnya OSPEK kalau di Universitas di Mulai.

Wallahul Muwafiq Ila Aqwamithariq
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

SAMPAH

Daftar Isi #1||| Daftar Isi #2 ||| Daftar Isi #3 ||| Daftar Isi #4

Di Antara Bintang-bintang #2

Polling

871 hari lagi - 0 suara

Apakah RISTA akan kembali bersama NAUFAL (Oval)?

BingungTidakYa

Diubah oleh astri.beloved 07-01-2019 13:42

radorada dan 18 lainnya memberi reputasi

1.2M

Kutip

4.2K

Balasan

Komentar yang asik ya

Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

Stories from the Heart

32.7KThread•51.9KAnggota

Tampilkan semua post

astri.beloved

18-11-2014 11:51

#1128

Beginning of Destruction

Sabtu pagi Ibu nelpon saat gue masih asik tidur sama Karin, semalem mabok di kamar gue berdua sama dia.. Bergegas menjauh karena gue gak pengen ada keributan pagi ini sama Bapak Ibu yang nelpon ngabari kalau mereka berdua mau berangkat. Karena memang sengaja sabtu, gak jadi jum'at sesuai rencana, gak tau sih alasannya kenapa... Sudah berada di stasiun sih, lagi nunggu kereta dateng, oiya udah jam setengah 9an..

Quote:

Ibu: “Cuma bertiga, Ibu, Bapak sama Hajar..”
Bapak: “Aisyah + Syaiful gak ikut Bu..”
Ibu: “Enggak, kasihan capek, sama Bibi n Nenek kok di rumah..”

Singkat sih n telpon gue matiin aja.. Hati2 ya pak dan bu' emoticon-Smilie

.. Gue masih ngantuk jadinya tidur lagi.. Gak ada acaa apa2 juga nih kita berdua.. Ceci juga belum sms nih pagi, sejak kemaren berisik aja nanyain kapan orangtua gue kesini.. Tidur lagi lah … ----- Siang jam 1an pas gue lagi males2an mau mandi, ehh Ceci miscall berkali-kali, asu! Dia mau kesini, kalau enggak ya gue yang jemput, hmm sejak kemaren belum kesini sih.. Buru2 gue ajak Karin pergi, dia udah rapi sih.. Bergegas aja, n gue bilang ke Ceci kalau gue masih diluar sama temen. Makan di warung n dengan berbagai alasan, Karin pulang ke kostnya..

Setelah itu gue jemput Ceci kerumahnya, ketemu sama Ibunya sebentar n lanjut ke kost.. Cuma pacaran sih gak jelas, “main-main”.. Gue kasih tau kalau bapak Ibu udah dijalan, n jam 4an sampai stasiun Kircon n dijemput sama Mbak Mutia, gak tau sih gue mau ikut apa gak.. – Jam 3 mbak Mutia nelpon, ngajakin gue jemput, Ceci tau jadinya dia minta dianterin pulang. Yang penting secepatnya aja kerumah, ngabari aja biar siap2.. Nganterin Ceci, balik kost nungguin A' Dadang dateng.. Ibu udah sms n nunggu kita dateng, gak lama dari itu mereka dateng n langsung cabut..

Sampai di Stasiun mereka udah menunggu n langsung masuk ke mobil lanjut di ajak makan sama A' dadang.. Hehehe,, gue diem aja di dalam mobil, cuma dengerin Cerita bapak, saat tahun 70an Beliau pernah kerja disini sebelum diangkat jadi PNS daerah tahun 1982, sambil mengingat2 hehe lucu lah cerita masa lalunya yang udah samar2 lupa. .. Nemu rumah makan disekitaran Sukarno Hatta, makan dulu.. nyantai2 n pulang sampai rumah persis mau maghrib.. Gue cuma bingung dikamar, ibu mulai nanya banyak hal yang jawabannya rada susah.. Mereka semua shalat maghrib berjama'ah, gue milih ke warung sekedar ngopi..

Setengah jam di warung sekitar rumah, balik lah daripada jadi pengecut.. Beneran mereka semua lagi ngomongin gue, terlanjut nongol jadinya gabung.. Kan udah bilang, gue harus siap.. Mereka mulai menanyakan soal Kost, n gue jawab beres soal itu, gue juga udah hubungi Bu kost lewat sms, n ditunggu dirumahnya. Paling besok siang kita akan kesana.. N ternyata bapak ibu mau pulang besok malam, biar senin pagi masuk kantor, gue cegah aja, kasihan kan ntar capek, tapi tetep gak mau nambah hari ya udah terserah, harapan gue sih semua bakal diomongin malam ini n besok beresi semuanya..

Saat Ece dan Hajar udah tidur, sisanya tinggal orang udah gede nih.. Gue mulai tambah deg-degan.. Perlahan, A' Dadang n Mbak Mutia cerita karena bapak ibu nanya terus soal gue.. Dengan meminta maaf karena gak bisa sepenuhnya ngawasin gue, gak ada kecurigaan apapun sebenernya dari Bapak Ibu, tapi perlahan, bahasa yang menjurus ke hal “ngaku” Ibu mulai terpancing..

Quote:

Ibu: “Emang Oval kenapa?”, raut wajahnya curiga ..
Bapak: “Buat masalah apa kamu? emoticon-Mad (S)

”, mulai emosi..

Gue masih diem nunggu Mbak Mutia dulu yang jelasin.. Tapi setengah jam berlalu masih saja maju mundur, apalagi A' Dadang kan dia jelas gak enak kalau langsung ngomong.. Karena gue udah gak sabar pengen cepat2 berlalu..

Quote:

Gue: “Teman perempuan Oval, Hamil ..”, celotehku langsung..
Ibu: “Apa?? emoticon-Kagets

”, ibu berkaca-kaca matanya..
Gue: “Pacar Oval, Hamil..”, ulangi kalau belum jelas ..
Bapak: “Apa!!! Sekali lagi!!”, beliau berdiri ..
Gue: “Pacar Oval, Hamil Pak,,,,, emoticon-Mad (S)

”

Brggggg,,, satu dua tiga pukulan di muka gue, tapi entah kenapa gue tetep gak berani melawan. Pukul saja terus pak, bila perlu sampai aku Mati!.. Ibu cuma bisa menangis sama Mbak Mutia, A' dadang berusaha misah tapi gak mempan sama Bapak jadinya cuma bingung. Ditampar, dimaki-maki, sampai keluar darah dari hidung ini.

Quote:

Ibu: “Bapak,... cukup pak, gak akan selesai kalau Bapak memukulinyaa.. Paakkk..Bapak ...” ibu terus mencegah bapak sambil nangis ..
Mbak Mutia: “Pak lik, ..” tambah mbak Mut
A’ Dadang: “om, kasihan.”,
Ibu: “Pak, Oval kan udah jujur mengakuinya sendiri,, Ibu mohon pak.. emoticon-Frown

”
Bapak: “Kamu itu selalu saja membelanya, Astagfirullah Naufal...!!!”. Plakkk....., plakkkkk..
Ibu: “Jangan pak,, jangan ... ”, nangis kenceng ..

Gue cuma diem, pokoknya diem. Mata aja yang bergerak ngelihatin yang disini. Sebenernya gue udah kebakar emosi tapi entah kenapa kalau sama Bapak gak berani. Setengah jam berlalu, masih saja nangis Mbak sama Ibu, bapak perlahan tenang karena ada A' dadang yang terus nenangin.. Sampai akhirnya gue dipaksa bapak jelasin semua. Gue jelasin satu per satu mulai dari kenal Ceci sampai terjadi seperti ini. Siapa Ceci, anak SMA, orangtuanya, rumahnya, lingkunganya. Semuanya gue certain tanpa di potong. Setelah selesai gue jelasin Ibu masih terus menangis, bapak nampak tegar meski gue tau dalah hatinya berkecamuk..

Quote:

Ibu: “Sini, nak…….”, ibu meluk gue ..
Gue: “Maafkan Oval bu,,”, emoticon-Frown

Gue gak tega ngelihat Ibu, jadinya ikut netesin air mata. Yaaa, gue nangis n meminta maaf ke semua yang ada disini, perlahan bapak pandangannya semakin kosong, lalu meneteskan airmata.. sambil berbicara sendiri, intinya beliau hampir putus asa ngurusin gue.. Suasana bercampur2, emosi, sedih, marah, sakita hati, semua jadi satu di ruang tengah rumah Mbak Mutia. Dan, perlahan bapak ninggalin ruangan ini, beliau masuk ke kamar, A’ dadang juga menjauh karena gue tau betul dia itu gak enakan orangnya apalagi kalau sama keluarga dari Istrinya.. Gue masih dipelukan ibu, mbak Mutia ke belakang mengambil minum.. Banyak yang ibu omongin, tapi apa daya semua udah terjadi..

Quote:

Ibu: “Val, apa gak pernah menyesali perbuatanmu selama ini?”, tanya ibu yang masih menangis .
Gue: “...................” emoticon-Bingung (S)

Ibu: “Apa kamu gak pernah belajar dari kejadian yang telah lalu, yang membuat bapak ibu nangis?”
Gue: “...................” emoticon-Bingung (S)

Ibu: “Oval Menyesal??”
Gue: “Iya bu...”, gak tau deh pusing ….
Ibu: “Taubat ya Nak,,”, bisiknya sambil mencium kepalaku
Gue: “.............” asu!!! gue bingung banget .. emoticon-Bingung (S)

Tiba2 bapak dateng n berbicara dengan nada tinggi, awalnya mau nampar gue tapi dicegah sama Ibu

Quote:

Bapak: “Udah... besok ke rumah perempuan yang Zina sama kamu.. emoticon-Mad (S)

”
Gue: “Iya pak, rumahnya satu kelurahan sama Kost”, jawabku santai
Bapak: “Apa yang mau bapak banggain darimu?? semuanya kamu buat hancur, sekali. 2 kali, berkali-kali kamu menyakiti hati bapak dan ibu.. Mikir!! mikir!! Astaghfirullah. emoticon-Mad

.”, isssss nunjuk2 muka,,
Gue: “Maaf pak, maaf....”, gue berlutut dikakinya ..
Ibu: “Sudah Nak, ayo tidur sama Ibu yaa”, ajak ibu karena beliau takut bapak marah2 terus
Gue:“..............”

Gue dibawa ke kamar, berdua sama Ibu n pintunya dikunci.. Gak banyak yang Ibu obrolin, dia cuma meluk gue, ngelus2, cium2 sayang.. Gue cuma diem ngerasain apa yang lagi gue rasa. Ya, gue gak tega sama Ibu.. Setelah itu gue berbaring, n disamping gue Ibu yang masih terus menangis.. Perlahan gue berusaha tidur. Gak bisa berbuat apa2, untuk sekedar membuka HP saja rasanya gak ada daya. Hampir 10 Tahun gue gak tidur di sebelah Ibu, masih ingat kadang beliau mendongeng kalau gue mau tidur.. YA Allah... kenapa aku jadi ingat semua masa lalu bersama Ibu, rasanya lemas.. Sampai gue tertidurr.........
-----

Subuh semua terbangun, gue juga ikut bangun.. Suasana pagi yang sangat hambar, tanpa senyum tanpa ada obrolan tanpa hal yang menyenangkan. Sms dari cewek2pun gak ada yang cukup menghiburku.. Hanya saja telpon dari Astri pagi ini sedikit membuatku tersenyum.. ---- Jam 7an semua udah siap2, mau ke rumah Bu Kost n setela itu lanjut ke rumah Astri.. Gue juga udah ngabari dia kalau kita semua au kesana.. Setelah sarapan pagi, berangkat kesana.. Gue gak malu punya orangtua seperi Bapak Ibu, beliau sangat baik n selalu mengalah, guenya aja yang Bego!, setengah jam berlalu sampai rumah Bu Kost..

Sekedar memperrnalkan diri, ngobrol2 sebentar sampai setengah saja. Pak Bu kost orang yang sibuk, seorang pedagang di pasar, gak pernah ngurusi anak2 kost.. Hmm, yang penting udah mempertemukan mereka semua.. Markir mobil dulu disekitaran kampus setelah itu lanjut ke rumah Ceci, hmm gue lemes banget nih.. Bapak Ibu, semuana diem, ngobrol seperlunya aj, sambil jalan rasanya jadi kayak jauh banget Hahaha.. Sampai depan rumahnya, Ceci udah nungguin di depan.. Lalu dia nyambut kita masuk, ada Ibunya juga.. Setelah masuk, bapaknya dateng dengan tatapan yang (menurut gue) kurang enak..

Bapak mulai bericara apa yang udah gue ceritain.. Ceci n gue duduk sebelahan bersikap biasa aja.. Bapak Ibunya mendengarkan. Sambil nyantai2 ngobrol2, minum2 makan cemilah emoticon-Big Grin

.. Semua udah dijelasin n bapak ibu meminta maaf sama keluarga Ceci..

Quote:

Bapak: “Saya mohon Maaf pak, kelakuan anak saya!”,..
Bapak Ceci: “Iya, saya maafkan..”, sambil membuang muka..
Ibu Ceci: “Maaf Bapak dan Ibu ini kerja apa? emoticon-Smilie

”,
Bapak: “Saya Pegawai, ibunya Guru”
Bapak Ceci: “Ohh, PNS?..”, memandang bapak ..

Obrolan berlanjut, sikap Bapak Ceci yang dingin, terkadang bikin Bapak ibu bingung, untung si Ibunya ngajak ngobrol. Ceci juga kadang2 di tanyain sama Ibu... Ya Allah, suasananya gak enak banget, gue gak tega sumpah sama bapak ibu. Gue ngerti dalam hati bapak Ibu gimana.. Sampai beberapa waktu ngobrol2..

Quote:

Bapak: “Terus kelanjutannya bagaimana, Pak..?”
Bapak Ceci “Ya, tanggung jawab!”, tegas bapaknya ceci.
Gue: “Saya tanggung jawab pak?”
Bapak Ceci “terus mau kalian apa? Nikah?”, mbentak gue sih ..
Gue: “Iya pak..”, gue n ceci cuma mengangguk ..
Bapak: “Nikahnya setelah anaknya lahir..”,
Ibu: “Iya.. soal tanggung jawab nanti kita semua membantu.. emoticon-Smilie

”

Bapaknya Ceci diem sambil menikmati rokoknya yang mungkin gak enak rasanya.. Diem karena maunya gue sama Ceci itu menikah.. Keluarganya gak setuju n gak suka sama gue, kalau bapak ibu gak setuju mereka pasti tetap menghargai Ceci n mau gak mau ya nikah asal setelah anaknya lahir.. Gue jadi bingung sama semua orang disini. Jadi inget banyak hal yang udah terlewati.. Dulu waktu sama Tuti, sininya mau tanggung jawab ehh malah sananya gak mau. Sekarang sama Ceci, mungkin akan sama saja.. Tapi enggak!!, gue pengen nikahi Ceci, gue bakal bertanggung jawab. Gue akan besarin anak, itu anak gue secara biologis. . – Beberapa menit terdiam ..

Quote:

Bapak: “Gimana pak?”
Bapak Ceci: “Sudah begini saja Pak,, soal nikah urusan belakangan.. “, tegasnya..
Ibu Ceci“A’, kumaha? (gimana) ..
Bapak Ceci: “Cicing atuh!!”..(diam ..)
Gue: “biarkan saya sama Ceci hidup bareng yaa Pak..”, sekedar memohon ..
Bapak: “Jangan dulu!! itu sama saja Zina..pisah saja nanti anaknya lahir baru menikah!, yang penting kamu Rajin menengoknya.”
Bapak Ceci: “Ya sudah terserah, yang penting Anak Bapak wajib! bertanggung jawab semuanya, sampai anak saya bisa sekolah lagi lulus SMA.. ya sudah saya mau pergi..”, beliau pergi ..

Hmm, bapaknya malah pergi.. Kakaknya Ceci cuma ngelihatin n gak mau ngumpul. Ibunya yang kadang masih terus ngajakin kita semua ngobrol.. Ibunya lalu berbicara, soal menikah urusan belakang. Aib biarlah aib nanti juga akan berlalu.. Gue harus bertanggung jawab menafkahi Ceci, ngurusi dia. Karena belum boleh menikah.. Gue cuma mengangguk sambil tersenyum, dan Ceci menangis.. Pas Ibunya bilang itu, yakin saja bisa menjalani kehidupan ke masa depan.. Obrolan pun selesai, n keputusannya itu.. Kita semua pamit… ada sedikit obrolan Ibu gue sama Ceci..

Quote:

Ibu: “Nak, sini….”, manggil Ceci yang duduk di kursi teras .
Ceci: “Iyaa bu…”
Ibu: “Kamu banyak Istirahat ya. Kalau ada apa2 hubungi saja Oval.. Tapi ingat, jangan Zina lagi ya,,”, Ibu memeluk Ceci, gue jadi sedih ..
Ceci: “Iya bu.. Makasih banyak..”, nangis …
Ibu: “Val, jaga dia, meski semua sudah terlanjur..”, sambil nangis juga emoticon-Big Grin

Ealah malah pada nangis2an. Ibu pelukan sama Ceci sambil nangis.. Beberapa saat kita semua pamit meninggalkan rumah Ceci.. Lanjut diajak makan sama A’ dadang disekitaran Jl. Taman Sari.. Suasana tinggal sisa-sisa.. Capek, pusing n Bapak cuma ngomong seperlunya. Kelihatan gak setuju banget sebenernya, kalau ibu sama sih cuma dia sedikit masih memuji Ceci.. Cantik kata si Ibu, cuma mauny kan dipakein kerudung. Hmm, gue aja sejak kenal sama Ceci belum pernah lihat dia pake kerudung. Yang ada pake celana pendek n tangtop emoticon-Big Grin

.. Makan, nyantai, istirahat selesai, lanjut balik ke kost gue.. Istirahat juga karena Bapak Ibu semuanya mau shalat dzuhur karena udah jam setengah 2an..

Sampai kost Ibu cuma heran, botol minuman berserakan di kamar. Beliau lalu membersihkan, saat bapak mash santai di teras kost.. Setengah jam berlalu, lanjut balik ke rumah mbak Mutia . ----- Gak lama dirumah, siap2 mau pulang kampung, karena mba Mutia pengen bapak Ibu naik Lodaya.. Ya udah sore ini ada dari Stasiun bandung.. Berangkat, beli tket . Menjelang maghrib n gue mengantar mereka sampai masuk. Ibu cuma bisa nangis, n banyak pesen ke gue.. Bapak cuma marah2 n nyuruh gue kerja buat menghidupi Astri + bayinya.. Gue cuma jawab “IYA” ini resiko yang harus gue hadapi, harus gue jalani --- Gak lama didalem, kereta mau berangkat ,,, Hati2 Pak dan Bu ..

Huh!!! masalah berangsur selesai, sedikit turun sih, sekalipun masih belum ada titik temu masalah gue sama Astri, sudahlah nurut saja dulu yang penting gue sama Astri bisa bareng terus – Kereta udah jauh, kita pulang. Tapi gue maunya ke kost, jadinya di antar sama Mbak Mutia sampai sekitaran kost.. Gue cuma sms Ceci, lanjut istiahat sendiri di kamar.. – Hmmm,, Semuanya HANCUR!, sekolah Astri, kehidupan dia, gue yang hancurin.. Cinta n sayang kita berdua ternyata salah, disisi lain orangtua gak ada yang setuju. Entahlah, semoga saja gue sama Astri bisa menjalani tanggung jawab ini..

Mending minum aja, kost sepi, ini hari minggu.. Mitha lagi pulang kerumahnya, yang lain sama aja lagi pada sibuk..Minum sendiri, masih punya 1 botol lumayan lah, daun lagi gak ada duit juga pas pasan. Mendingan sih nelpon Ceci, smsan terus tangannya capek, hmmm.. Dia lagi rada gak enak badan.. Gue sebenernya pengen banget sama dia disini.. emoticon-Frown

.. Ngobrol2 aja sambil minum ..

Quote:

Ceci: “Sayang lagi.. Mabok yaa.. Gue mual nih,, butuh ada kamu”
Gue: “Hmm, jemput apa? Ahahaaa”
Ceci: “Pengen, tapi gak boleh”
Gue: “Terus gue harus gimana?”
Ceci: “Enakin aja disitu, sendiri ya sama emoticon-Big Grin

, besok pagi aku ke kost bawain kamu sarapan”
Gue: “Makasihh sayang..”

Masih lanjut, dia nemenin sampai minuman habis, sampai kupingnya panas. Ngobol ngalor ngidul gak jelas emoticon-Big Grin

. Gue udah mumet banget, Tidur ….
------

Huh!! capek bener2.. berlanjut terus nih.. tapi cuma berharap Ceci sehat selalu, dedek bayi dikandungannya juga sehat. Kondisi tubuhnya yang semakin berubah, tapi makin cantik sih.. Imut2 emoticon-Big Grin

. Dan, aku akan selau berusaha karena semua ini Resiko yang harus dihadapi, sebisa mungkin Berani bertanggung jawab!! Yaa.. gue mau Jadi bapak diusia yang masih pengen main-main.. Entahlah . . . emoticon-Frown

Kutip

Balas