Dan kemudian kamipun melanjutkan peralanan menuju tujuan kami,jauh sekitar 10 kilometer dari pacet,terawas itulah namanya,mungkin kalian yang berasal dari jawa timur mengenal tempat ini.


Tak terasa setelah kami tiba di pacet dan langsung meneruskan melewati jalanan naik turun disisi kanan banyak pohon pohon yang tumbuh menghijau,dengan tebing yang curam perkasa,berdiri kokoh bersama sang Waktu yang menjadi saksi bisu kami yang mlewati tempat ini,sebelah kiri kami pembatas jalan yang menghubungkan jalanan dengan jurang yang sangat dalam dan mengerikan namun sangat indah,

Sejenak kulihat lia dari spion motorku,tampak dia terseyum sesekali memejamkan matanya menikmati keheningan yang merapat dantara kami,menikmati hijaunya pegunungan dan dinginya udara,matahari semakin tinggi tapi tidak ada panas yang menyengat karena terhalang oleh kabut yang masih sedikit tersisa dan sejuknya pepohonan,Lia tetap memeluk erat tubuhku dari belakang.dalam perjalanan ini dia tak banyak bicara tapi aku tahu dia menikmati perjalanan ini.ku pegang tanganya yang memelukku dari belakang,terasa hangat,kulirik wajahnya mealui spion dia tampak tersenyum,aku juga tersenyum padanya.

“memang benar katamu jalanan ini sangat menakjubkan” bisiknya lembut kepadaku

“gak salah kan aku ngajakin kamu kesini?” tanyaku

“sangat tepat sayang,hari ini gak bakal aku lupakan seumur hidupku” katanya makin erat memelukku

Perjalanan kamipun berlanjut menuju tujuan utama kami,tak henti hentinya kami bercanda di perjalanan,suara burung burung yang saling sahut menyahut menemani kami selama perjalanan,tak jarang kami tertawa bersama karena banyolanku tentang dia dan tentang hal hal yang pernah ku alami disini.

“oya sayang ntar mampir ke warung yang ku ceritakan kemarin ya?” tanyaku padanya

“Terserah kamu aja deh kamu yang jadi supir kan?”jawabnya manja sambil memelukku lebih erat lagi

“rasanya kalo kayak gini aku maunya sama kamu terus deh” lanjutnya

“hahahaha,iya lah harus itu orang gw kan ngangenin jadinya kamu maunya nempel mulu” jawabku ketawa

“ihhhhh apaan sih kata sapa kamu manis?” jawabnya sambil mencubit perutku

“ hahahahaha iya ampun,eh ini lg naik motor kita,kalo jath gmana? Sayang motornya kan?” jawabku sambil tertawa

“hahahahaha,”

Kami tertawa bersama,perjalanan pun berlanjut sampai kami memasuki sebuah desa lia menatapku lewat spion sambil bertanya

“ini tempatnya?”

Aku mengangguk dan meneruskan motorku sampai de depan sebuah warung,tampak seorang lelaki yang sedang duduk di depan warung tersebut sambil menkmati sebatang rokok dia tersenyum saat melihatku,

“lho nak berangkat jam berapa tadi jam segini udah nyampe sini?”
tanyanya sambil menyalamiku

“berangkat subuh pak tadi,ini kenalin pacar saya Lia namanya” jawabku sambil mengenalkan lia pada orang tersebut

“oh iya,kamu bias panggil bapak pak de mito nduk,ayo ayo masuk duduk di dalam aja” kata pak mito sambil mempersilhkan duduk

“gak usah pak kami Cuma mau mampir sebentar,ini mau ke jembatan kemarin kami” jawabku

Sejurus ku lihat wajah pask sasmito berfikir dan kemudian beliau menarik nafas dalam.

“sebaiknya kalian gak usah kesana dulu,tempt itu rawan akhir akhir ini,kemarin aja ada mayat yang di buang disitu,kalau kalian mau jalan jalan mending ke kebun saya aja atau keliling desa ini” jawab beliau padaku.

Ku lirik lia tampak guratan kecewa di wajahnya,kemudian ku genggam tangannya sambil menghiburnya. “Gak papa lain kali kita pasti bias kesana kok,mending kita ke kebun pak sasmito kamu gak bakal rugi kesitu juga”
Dia mengangguk padaku dan tersenyum walaupun kecewa masih terlihat di raut mukanya

“santai aja nak alung kebetulan lagi musim apukat ini,kalo kalian mau kalian ambil aja yang bnyak,kemarin udah bapak panen soalnya tapi masih sisa banyak kok” jawab pak mito menghibur.

Ku lihat wajah lia menjadi cerah seketika,aku sangat tahu kalau dia sangat menyukai apukat semangatnya segera kembali lagi,setelah kami berpaamitan ke pak mito kamipun langsung menuju kebunnya dengn berjalan,dari kejauhan sudah terlihat banyak pohon alpukat berjejer rapi,dengan buah buahnya yang menggantung hijau,sangat menggiurkan.

Tak berapa lama kamipun sibuk mengambil buah buah tersebut,sampai akhirnya kami dapat 2 kantong keresek besar,kemudian pak mito dating ke kebun sambil membawakan kami makan siang,dan singkat cerita kamipun makan ditemani semilir angin yang berhembus pelan di kebun tersebut.di kejauhan juga terlihat lembah yang sangat luas dan hijau membawa aroma kehidupan yang sangat menenangkan.

Pak sasmito kemudian bercerita kepada kami tentang masa lalunya di desa ini,tentang istrinya yang sudah lama meninggal dan anaknya yang kini sudah dewasa dan bekerja di ibu kota,tentang beliau yang hidup sendiri dan mengurus kebun juga membuka warung untuk kesibukanya membunuh sepi,sampai tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 2 siang dan kamipun pamit pulang ke Surabaya kembali.pak mito mengantar kami sampai did pan rumahnya dan meminta kami sering berkunjung kesana,setelah itu kamipun pulang.

Dalam perjalanan lia memeluku dari belakang dan berbisik di telingaku,

“makasih ya sayang,hari ini adalah hari terindah yang pernah ku alami dalam hidupku”