- Beranda
- The Lounge
Cuplikan Kisah Nyata Satuan Tugas Rajawali Kompi Pemburu
...
TS
pioneer1980
Cuplikan Kisah Nyata Satuan Tugas Rajawali Kompi Pemburu


DI GALI DI KUMPULKAN BERDASARKAN KISAH NYATA
BASED FROM A TRUE STORY
BASED FROM A TRUE STORY
INDEX KISAH 1
KOMPI PEMBURU RAJAWALI
KOMPI PEMBURU RAJAWALI
✔1. [Credit : Agan Kopralcepak] - Pengenalan
✔2. [Credit : Agan Kopralcepak] - First Blood
✔3. [Credit : Agan Kopralcepak] - Kebiasaan Tentara Kita
✔4. [Credit : Agan Kopralcepak] - Kapal Selam Siapa
✔5. [Credit : Agan Kopralcepak] - Siapa David Alex
✔6. [Credit : Agan Kopralcepak] - Penyelamatan Post Terpencil
✔7. [Credit : Agan Kopralcepak] - Salah Lirik
✔8. [Credit : Agan Kopralcepak] - Penyerangan Gudang Bawah Tanah
✔9. [Credit : Agan Kopralcepak] - Fretilin Kena Tsunami
✔10. [Credit : Agan Kopralcepak] - Lulik
✔11. [Credit : Agan Kopralcepak] - Mengerjai Bos Baru
✔12. [Credit : Agan Kopralcepak] - Misteri Gugurnya Sang Danton
✔13. [Credit : Agan Kopralcepak] - Yang Paling Di Timtim
✔14. [Credit : Agan Kopralcepak] - Sengsaranya Nongkrong di Kotis
✔15. [Credit : Agan Kopralcepak] -Collateral Damage
✔16. [Credit : Agan Kopralcepak] - Mencari Brimob Yang Hilang
✔17. [Credit : Agan Kopralcepak] - Penyergapan Dalam Kota
✔18. [Credit : Agan Kopralcepak] - SS-1 Pindad
✔19. [Credit : Agan Kopralcepak] - HomeBase Tak Kalah Tegangnya
✔20. [Credit : Agan Kopralcepak] - Salah Sasaran
✔21. [Credit : Agan Kopralcepak] - Mengenang Sang Komandan Rajawali
✔22. [Credit : Agan Kopralcepak] - Nyasar Membawa Berkah
✔23. [Credit : Agan Kopralcepak] - Memburu Si Pembakar
✔24. [Credit : Agan Kopralcepak] - Penasaran
✔25. [Credit : Agan Kopralcepak] - Perbandingan Fretilin dan GAM
✔26. [Credit : Agan Kopralcepak] -Panah SGI
✔27. [Credit : Agan Kopralcepak] - Membekuk Gerilyawati
✔28. [TS] - Disekolahkan Biar Pandai!
✔29. [TS] - Cerita Sari Aceh
✔30. [Credit : Formil] -Taktik Decoy
✔31. [Credit : Formil] - Rajawali Sektor Timur 1998
✔31. [Credit : Agan Kopralcepak] - Penghadang Yang Dihadang
✔32. [Credit : Agan Kopralcepak] - Mencoba Peralatan Baru
✔33. [Credit : Agan Kopralcepak] - Lulik
✔32. [TS] - Intermezo1
✔33. [TS] - Intermezo2
✔34. [Credit : Alexanderhagal] -Jiancok Asu Koen!
✔35. [Credit : FORMIL] - Intermezo3
✔36. [Credit : FORMIL] - Lembah Mistis
✔37. [Credit : FORMIL] - Oleh-Oleh
✔38. [Credit : FORMIL] - Lelucon Saat Kontak
✔39. [Credit : FORMIL] - Istirahat Pun Guyon
✔40. [Credit : FORMIL] - Sydrom Mata Kuning
✔41. [Credit : FORMIL] - 501 Duel Jarak Dekat
✔42. [Credit : agan Zenergun] - Bobby Trap
✔43. [Credit : KakRhoma] - Si Ular
✔44. [TS] - Nenek Mengenang Cucu
✔45. [TS] - Arwah Mengunjungi Komandan
✔46. [TS] - Mat engasr
✔47. [TS] - Membom Dedemit
✔48. [TS] - Tumbangnya Orang Sakti- Bag 2.
✔49. [Credit : Agan Erwinparikesit] - Masuk Kolam Bag 2.
✔50. [Credit : Agan Erwinparikesit] - Bukit Tengkorak Bag 2. Bag 3. Bag 4.
✔51. [Credit : Agan Erwinparikesit] - Memenuhi Tantangan GAM
✔52. [TS] - Dor! GAM Malah Ketawa
✔53. [TS] - Insiden Caracas
✔54. [Credit : FORMIL] - Rajawali 330 TOD Papua
INDEX KISAH 2
OPERASI OPERASI DI TIMTIM, PAPUA & ACEH
OPERASI OPERASI DI TIMTIM, PAPUA & ACEH
Timor Timur
✔[Credit : FORMIL] - Operasi Linud TerbesarBag.2 Bag.3 Bag.4
✔[URL=...][Credit : FORMIL] - Grup 1/Kopassandha Membuka Operasi Seroja[/URL]
✔[Credit : FORMIL] - Si Kancil
✔[Credit : FORMIL] - Serangan Heroin Di Gunung Qablaque Bag.2 Bag.3 Bag 4.
✔[Credit : FORMIL] - Operasi Kikis Bag 2.
✔[Credit : Agan Gemahripahlohji] - Kisah Bapak Ane
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Kisah Bapakku Di Timtim
✔[TS] - Sepenggal Kisah Prabowo di Medan Tempur
✔[Credit : Agan Samueltirta] - Behind Enemy Lines Tim Umi Bag.2
Bag.3 Bag.4
✔[Credit : Agan Samuel Tirta] - Rambo Yg Sebenarnya : PRATU SUPARLAN
✔[Credit : Agan Samuel Tirta] - Gugurnya Sukisno
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : TANDA LAHIR
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : TIDUR NGELONIN GRANAT
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : IBUUUU...SAKITNYA BUUUUK..!
Bag 2.✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane :KONYOL-KONYOLAN Bag 2.
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : INDERA KE ENAM Bag 2.
✔[Credit : Shahpanzer] - Tangguhnya Si Krebo Hutan
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : BUAH SETAN
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : LETNAN MUDA KERAS KEPALA
✔[Credit : Agan Jagm] - (Foto) Pemburu Krebo Hutan
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : LOBSTER
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : LOBANGNYA BUAYA
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : KAPTEN MARAHI MAYOR
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : PETA OH PETA Bag 2.
✔[Credit : FORMIL] - EPIC FOTO
✔[Credit : FORMIL] - ( Foto ) Rekapitulasi Yg Gugur di Timtim
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : BAD DAY FOR LOGISTIC Bag 2.
✔[Credit : Agan Pemakanmayat] - Beberapa Penghadangan Truk TNI Yg Banyak Memakan Korban
✔[Credit : TS] - Penghadangan Di Baunoraq
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - Timtim Band Of Brother : Kisah Bapak Ane : HUNTED Bag 2.
✔[Credit : Agan Bakulmendoan] - ( Foto ) Makam Bapak Ane
✔[Credit : Agan Ekolistrik] - ( Foto ) Bapak Ane Gugur di Timtim
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - ( Foto ) TIMTIM BAND OF BROTHER : Koleksi Bapak Ane 1
✔[Credit : Agan Alexanderhagal] - ( Foto ) TIMTIM BAND OF BROTHER : Koleksi Bapak Ane 2
✔[Credit : Pelita] - TIMTIM SEBUAH PERJUANGAN
✔[Credit : Agan Samueltirta] - Ku Lakukan Demi Keluargaku Bag 2. Bag 3. Bag 4. Bag 5.
Bag 6.
Diubah oleh pioneer1980 12-11-2014 08:26
andriyanzaky131 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
1.7M
2.6K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
1.3MThread•103.7KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pioneer1980
#2003
MENJELANG PEMBERANGKATAN KE TIMOR PORTUGIS
Tak seorangpun dari kami prajurit TNI yang mengetahui secara pasti bahwa dirinya atau kesatuannya akan diberangkatkan tugas ke Timor Portugis. Ketika itu dari waktu ke waktu sejak bulan Mei 1975 sampai Desember 1975 hari-hari kami isinya latihan kemudian latihan dan latihan lagi, sedangkan sisanya konsinyer (Persiapan menjelang diberangkatkan ke medan perang) kesatuan dimana aku bertugas yaitu Batalion Infantri 502 Lintas Udara yang berkedudukan di Kota Malang, Jawa Timur, sebuah kota yang terletak di selatan Surabaya, kota yang ketika itu bersuhu udara sejuk dan nyaman, juga tidak luput dari kegiatan tersebut diatas.
Kota Malang menurut pandanganku tidak terlalu luas memang untuk ukuran seorang prajurit muda bujangan seperti aku kala itu yang senang “mengukur jalan” sekedar untuk mengendorkan urat dan syaraf selesai melaksanakan latihan yang keras. Istilah yang popular apabila sedang pesiar dengan kawan-kawan adalah KPM; kepanjangan dari Kayu Tangan-Pecinan-Mulih yang kurang lebih bermakna jalan-jalan ala-kadarnya menuju sekitar alun-alun kota Malang kemudian kembali lagi ke mess, mungkin untuk menyusuri KPM ketika itu hanya memerlukan waktu tidak lebih dari satu jam saja selebihnya kembali ke mess atau bila kebetulan malam minggu kami menghabiskan waktu dengan menonton film di bioskop pukul 19.00 dan berlanjut menonton film yang diputar pukul 21.00, dengan catatan itupun kalau telah menerima uang gaji.
Akan halnya Batalion 502 Lintas Udara tempat aku bertugas adalah sebuah kesatuan dengan kemampuan operasi dengan cara diterjunkan dari udara disamping juga mempunyai kualifikasi Raider. Teman-teman dari kesatuan lain menyebutnya dengan sebutan “tentara langit”, sedangkan masyarakat sekitar Batalion memberi identitas kepada kami dengan sebutan BARDJO alias Baret Idjo !.
Secara teritorial Batalion 502 Lintas Udara memang berada di teritori Kodam VII (sekarang KODAM V Brawijaya), namun secara operasional Batalion 502 dibawah kendali KOSTRAD (Komando Strategis Angkatan Darat).
Masih segar dalam ingatanku, di bulan Mei 1975 ketika itu aku sedang mengikuti pendidikan JUMP MASTER di Pusat Sandi Yudha dan Lintas Udara di Batujajar, Cimahi, Bandung bersama dengan kesatuan Linud lainnya dan teman-teman dari KOPASSUS (Komando Pasukan Khusus).
Namun teman-teman dari KOPASSUS tidak mengikuti pendidikan JUMP MASTER sampai tuntas, karena ada perintah lain yang lebih tinggi dari kesatuannya di Cijantung, Jakarta, yaitu bertugas ke Timor Portugis. Konon penugasan tersebut secara diam-diam (tanpa publikasi) melalui perbatasan Timor Kupang dengan Timor Portugis.
Memang isu yang beredar saat itu (sejak Mei 1975), Batalion 502 Lintas Udara dipersiapkan pula untuk diberangkatkan ke Timor Portugis, hanya saja SIABIDIBAM (SIAPA-APA-BILAMANA-DIMANA-BAGAIMANA-MENGAPA)-nya tidak jelas.
Siapa, apa, bilamana, dimana, bagaimana dan mengapa harus ke Timor Portugis merupakan kabut pekat nan gelap. Pertanyaan dalam benakku, apakah ini berkaitan dengan semua rangkaian kegiatan latihan dan latihan yang aku jalani sejak bulan Mei hingga awal Desember 1975 baik di darat maupun di udara, yang meliputi latihan berganda (Latihan tempur intensif yang dilakukan secara estafet; misalnya setelah latihan penerjunan kemudian berlanjut ke latihan penyerangan pantai) , latihan penerjunan maupun latihan taktis agar meningkatkan kemampuan perorangan seorang prajurit Linud dan Raider.
PERNIKAHAN YANG TERTUNDA
Banyak seniorku mengatakan bahwa tentara itu adalah ANAK NEGARA, bahwa TNI itu adalah Anak Mas Negara, dan kemudian…bahwa senjata itu adalah “istri pertama”, sedangkan istri dalam pengertian sebenarnya justru menjadi “istri kedua”, kemudian helm tempur itu adalah “nyawa”.
Perumpamaan-perumpamaan tersebut saat itu terdengar tanpa makna. Nantinya setelah aku benar-benar masuk dalam kehidupan tentara yang sebenarnya baru aku mengerti bahwa ketika tugas Negara memanggil, maka kita dihadapkan pada satu pilihan dan pilihan itu adalah Tugas Negara dan Bangsa diatas segala kepentingan lainnya ataupun hak-hak individu lainnya.
Hari itu tanggal 2 Desember 1975, aku menghadap Komandan Batalion 502 Lintas Udara KOSTRAD Letnan Kolonel Inf. Warsito, Corp Raport untuk mohon izin menghadap Panglima KOSTRAD menyelesaikan Administrasi Perkimpoian, disamping itu memang ada keharusan bagi Perwira (remaja) yang akan melangsungkan pernikahan harus mendapat persetujuan Panglima (KOSTRAD). Setelah seluruh persyaratan lainnya dilengkapi, Komandan Batalion baru mengizinkan aku ke Jakarta. Dugaanku izin dikeluarkan dengan berbagai pertimbangan, diantaranya yang utama adalah kepastian keberangkatan tugas ke Timor Portugis masih samar meskipun sejak Mei sampai Desember 1975 rumor penugasan ke sana sudah berhembus dan selama itu pula seluruh anggota Batalion menunggu dalam ketidakpastian dan dalam tekanan kekuatiran penugasan ke sana akhirnya mendadak dan tiba-tiba turun. Semua itu aku pahami bahwa sebagai prajurit kita harus selalu dalam kondisi siap tempur dan dikonsinyir, segala perlengkapan tempur sudah lama distandbykan di Kompinya masing-masing.
Maka setelah mendapat izin dari DANYON, keesokan harinya tanggal 3 Desember 1975 aku berangkat ke Jakarta dengan menggunakan kereta api secara estafet Malang-Surabaya-Jakarta, tujuan utama memang ke MAKOSTRAD (Markas KOSTRAD), tapi aku pikir sebaiknya aku mampir dulu ke rumah calon istriku untuk sekedar mandi dan ganti pakaian dinas.
Namun apa yang terjadi sesampainya di rumah calon istriku?. Waktu itu tanggal 4 Desember 1975 sekitar pukul 9.00 WIB, calon istriku malah menyuruhku segera kembali ke Malang. Ternyata 2 jam sebelumnya sekitar pukul 7.00 WIB, POM GARNIZUN JAYA telah datang terlebih dahulu dan menyampaikan berita melalui telegram dari YONIF LINUD 502 dan menitip pesan agar bila sesampainya aku di rumah agar segera kembali ke Batalion di Malang karena pasukanku akan segera diberangkatkan ke Timor-Portugis. Tanpa pikir panjang dan dengan menggunakan transportasi umum yang ada, aku segera kembali ke Malang secara estafet juga; Jakarta-Jogja-Solo-Madiun dan sampai di Malang sekitar pukul 12.30 WIB tanggal 5 Desember 1975. Sesampainya di Malang, aku langsung menuju ke Batalion yang ternyata seluruh anggota Batalion sudah berada di atas truck dan siap berangkat pukul 13.00 WIB !.
Dengan bergegas aku menuju kantor Kompi untuk berganti pakaian PDLT (Pakaian Dinas Latihan Tempur), sedangkan senjata dan ransel sudah dinaikkan ke truck oleh anggota Peletonku. Oh iya..., waktu itu jabatanku adalah Komandan Peleton I Kompi B Yonif Linud 502 KOSTRAD, entah karena secara kebetulan atau memang jam D pemberangkatan direncanakan memang pukul 13.00 WIB atau menunggu kedatanganku dari Jakarta, yang pasti begitu aku naik ke atas truck tepat pukul 13.00 WIB dengan diiringi seluruh keluarga anggota Batalion, rombonganku langsung bergerak meninggalkan Batalion dan ternyata menuju Madiun, kota yang pagi harinya aku lewati ketika perjalanan dari Jakarta kembali ke Malang.
Diatas kendaraan perjalanan menuju Madiun sesekali aku berpikir dan berandai-andai; …”coba keberangkatannya dapat ditunda lagi, mungkin akhir Desember 1975 aku sudah bersanding jadi Pengantin”. Tapi itulah prajurit, itulah TNI, sekali lagi…, tugas Negara diatas segalanya.
Tak seorangpun dari kami prajurit TNI yang mengetahui secara pasti bahwa dirinya atau kesatuannya akan diberangkatkan tugas ke Timor Portugis. Ketika itu dari waktu ke waktu sejak bulan Mei 1975 sampai Desember 1975 hari-hari kami isinya latihan kemudian latihan dan latihan lagi, sedangkan sisanya konsinyer (Persiapan menjelang diberangkatkan ke medan perang) kesatuan dimana aku bertugas yaitu Batalion Infantri 502 Lintas Udara yang berkedudukan di Kota Malang, Jawa Timur, sebuah kota yang terletak di selatan Surabaya, kota yang ketika itu bersuhu udara sejuk dan nyaman, juga tidak luput dari kegiatan tersebut diatas.
Kota Malang menurut pandanganku tidak terlalu luas memang untuk ukuran seorang prajurit muda bujangan seperti aku kala itu yang senang “mengukur jalan” sekedar untuk mengendorkan urat dan syaraf selesai melaksanakan latihan yang keras. Istilah yang popular apabila sedang pesiar dengan kawan-kawan adalah KPM; kepanjangan dari Kayu Tangan-Pecinan-Mulih yang kurang lebih bermakna jalan-jalan ala-kadarnya menuju sekitar alun-alun kota Malang kemudian kembali lagi ke mess, mungkin untuk menyusuri KPM ketika itu hanya memerlukan waktu tidak lebih dari satu jam saja selebihnya kembali ke mess atau bila kebetulan malam minggu kami menghabiskan waktu dengan menonton film di bioskop pukul 19.00 dan berlanjut menonton film yang diputar pukul 21.00, dengan catatan itupun kalau telah menerima uang gaji.
Akan halnya Batalion 502 Lintas Udara tempat aku bertugas adalah sebuah kesatuan dengan kemampuan operasi dengan cara diterjunkan dari udara disamping juga mempunyai kualifikasi Raider. Teman-teman dari kesatuan lain menyebutnya dengan sebutan “tentara langit”, sedangkan masyarakat sekitar Batalion memberi identitas kepada kami dengan sebutan BARDJO alias Baret Idjo !.
Secara teritorial Batalion 502 Lintas Udara memang berada di teritori Kodam VII (sekarang KODAM V Brawijaya), namun secara operasional Batalion 502 dibawah kendali KOSTRAD (Komando Strategis Angkatan Darat).
Masih segar dalam ingatanku, di bulan Mei 1975 ketika itu aku sedang mengikuti pendidikan JUMP MASTER di Pusat Sandi Yudha dan Lintas Udara di Batujajar, Cimahi, Bandung bersama dengan kesatuan Linud lainnya dan teman-teman dari KOPASSUS (Komando Pasukan Khusus).
Namun teman-teman dari KOPASSUS tidak mengikuti pendidikan JUMP MASTER sampai tuntas, karena ada perintah lain yang lebih tinggi dari kesatuannya di Cijantung, Jakarta, yaitu bertugas ke Timor Portugis. Konon penugasan tersebut secara diam-diam (tanpa publikasi) melalui perbatasan Timor Kupang dengan Timor Portugis.
Memang isu yang beredar saat itu (sejak Mei 1975), Batalion 502 Lintas Udara dipersiapkan pula untuk diberangkatkan ke Timor Portugis, hanya saja SIABIDIBAM (SIAPA-APA-BILAMANA-DIMANA-BAGAIMANA-MENGAPA)-nya tidak jelas.
Siapa, apa, bilamana, dimana, bagaimana dan mengapa harus ke Timor Portugis merupakan kabut pekat nan gelap. Pertanyaan dalam benakku, apakah ini berkaitan dengan semua rangkaian kegiatan latihan dan latihan yang aku jalani sejak bulan Mei hingga awal Desember 1975 baik di darat maupun di udara, yang meliputi latihan berganda (Latihan tempur intensif yang dilakukan secara estafet; misalnya setelah latihan penerjunan kemudian berlanjut ke latihan penyerangan pantai) , latihan penerjunan maupun latihan taktis agar meningkatkan kemampuan perorangan seorang prajurit Linud dan Raider.
PERNIKAHAN YANG TERTUNDA
Banyak seniorku mengatakan bahwa tentara itu adalah ANAK NEGARA, bahwa TNI itu adalah Anak Mas Negara, dan kemudian…bahwa senjata itu adalah “istri pertama”, sedangkan istri dalam pengertian sebenarnya justru menjadi “istri kedua”, kemudian helm tempur itu adalah “nyawa”.
Perumpamaan-perumpamaan tersebut saat itu terdengar tanpa makna. Nantinya setelah aku benar-benar masuk dalam kehidupan tentara yang sebenarnya baru aku mengerti bahwa ketika tugas Negara memanggil, maka kita dihadapkan pada satu pilihan dan pilihan itu adalah Tugas Negara dan Bangsa diatas segala kepentingan lainnya ataupun hak-hak individu lainnya.
Hari itu tanggal 2 Desember 1975, aku menghadap Komandan Batalion 502 Lintas Udara KOSTRAD Letnan Kolonel Inf. Warsito, Corp Raport untuk mohon izin menghadap Panglima KOSTRAD menyelesaikan Administrasi Perkimpoian, disamping itu memang ada keharusan bagi Perwira (remaja) yang akan melangsungkan pernikahan harus mendapat persetujuan Panglima (KOSTRAD). Setelah seluruh persyaratan lainnya dilengkapi, Komandan Batalion baru mengizinkan aku ke Jakarta. Dugaanku izin dikeluarkan dengan berbagai pertimbangan, diantaranya yang utama adalah kepastian keberangkatan tugas ke Timor Portugis masih samar meskipun sejak Mei sampai Desember 1975 rumor penugasan ke sana sudah berhembus dan selama itu pula seluruh anggota Batalion menunggu dalam ketidakpastian dan dalam tekanan kekuatiran penugasan ke sana akhirnya mendadak dan tiba-tiba turun. Semua itu aku pahami bahwa sebagai prajurit kita harus selalu dalam kondisi siap tempur dan dikonsinyir, segala perlengkapan tempur sudah lama distandbykan di Kompinya masing-masing.
Maka setelah mendapat izin dari DANYON, keesokan harinya tanggal 3 Desember 1975 aku berangkat ke Jakarta dengan menggunakan kereta api secara estafet Malang-Surabaya-Jakarta, tujuan utama memang ke MAKOSTRAD (Markas KOSTRAD), tapi aku pikir sebaiknya aku mampir dulu ke rumah calon istriku untuk sekedar mandi dan ganti pakaian dinas.
Namun apa yang terjadi sesampainya di rumah calon istriku?. Waktu itu tanggal 4 Desember 1975 sekitar pukul 9.00 WIB, calon istriku malah menyuruhku segera kembali ke Malang. Ternyata 2 jam sebelumnya sekitar pukul 7.00 WIB, POM GARNIZUN JAYA telah datang terlebih dahulu dan menyampaikan berita melalui telegram dari YONIF LINUD 502 dan menitip pesan agar bila sesampainya aku di rumah agar segera kembali ke Batalion di Malang karena pasukanku akan segera diberangkatkan ke Timor-Portugis. Tanpa pikir panjang dan dengan menggunakan transportasi umum yang ada, aku segera kembali ke Malang secara estafet juga; Jakarta-Jogja-Solo-Madiun dan sampai di Malang sekitar pukul 12.30 WIB tanggal 5 Desember 1975. Sesampainya di Malang, aku langsung menuju ke Batalion yang ternyata seluruh anggota Batalion sudah berada di atas truck dan siap berangkat pukul 13.00 WIB !.
Dengan bergegas aku menuju kantor Kompi untuk berganti pakaian PDLT (Pakaian Dinas Latihan Tempur), sedangkan senjata dan ransel sudah dinaikkan ke truck oleh anggota Peletonku. Oh iya..., waktu itu jabatanku adalah Komandan Peleton I Kompi B Yonif Linud 502 KOSTRAD, entah karena secara kebetulan atau memang jam D pemberangkatan direncanakan memang pukul 13.00 WIB atau menunggu kedatanganku dari Jakarta, yang pasti begitu aku naik ke atas truck tepat pukul 13.00 WIB dengan diiringi seluruh keluarga anggota Batalion, rombonganku langsung bergerak meninggalkan Batalion dan ternyata menuju Madiun, kota yang pagi harinya aku lewati ketika perjalanan dari Jakarta kembali ke Malang.
Diatas kendaraan perjalanan menuju Madiun sesekali aku berpikir dan berandai-andai; …”coba keberangkatannya dapat ditunda lagi, mungkin akhir Desember 1975 aku sudah bersanding jadi Pengantin”. Tapi itulah prajurit, itulah TNI, sekali lagi…, tugas Negara diatas segalanya.
0