[Fanfic] One Piece-Kumpulan Fic Pendek (Penulis Bebas-RULES & INDEX on Page 1)

Beranda

...

Fanstuff
[Fanfic] One Piece-Kumpulan Fic Pendek (Penulis Bebas-RULES & INDEX on Page 1)

eleamaya

12-03-2010 14:07

[Fanfic] One Piece-Kumpulan Fic Pendek (Penulis Bebas-RULES & INDEX on Page 1)

Untuk memenuhi quota 25 tret demi memuluskan pembuatan SF Fan Stuff, izinkan aq memulai tret ini. Tret ini bebas untuk siapa saja. Mengingat besarnya animo penggemar One Piece di kaskus, TS berharap tret ini menjadi rame.

RULES

Fanfic yg ditulis adalah yg sejenis One Shot/cerpen. Karena keterbatasan jumlah alfabet/karakter untuk sekali postingan, panjang cerita max. 5 postingan dan cerita harus sudah ending. Untuk yg berchapter-chapter/bersambung, sebaiknya membuka tret sendiri.
Harap memposting karya sendiri. Jangan sembarang comot dari situs lain (Livejournal atau Fanfiction.net) kecuali memang milik sendiri.
Tulis fanfic dengan tag spoiler agar tidak bandwith killer karena panjangnya tulisan, dan untuk membedakan antara postingan cerita dengan postingan komentar.
Diatas tag spoiler, tuliskan hal-hal berikut untuk memandu pembaca:
2. Title
3. Focus Chara: Tulis seperlunya, dua cukup. Kecuali jika memang menceritakan banyak karakter dalam SH Pirate, tulis All SH Crews.
4. Genre: Tulis 2 yg paling mewakili. Pilih di antara sekian genre berikut (Adventure, Humor, Parody, Action, Mistery, Horror, Drama, Romance, Friendship, Hurt/Comfort, Suspense/Thriller, Angst, Tragedy)
5. Type: Pilih AU untuk Alternate Universe, Canon untuk cerita yg mengikuti alur buku (semacam Filler), dan Fanon untuk cerita yg tidak mengikuti alur buku (Alternate Story)
6. Summary: Tulis secara singkat saja, sekitar 3-5 kalimat.
Boleh ditambahkan gambar atau video apapun untuk mendukung crita (biar lebih menarik aza)
Penulis harap memberitahu TS via VM agar TS bisa meng-update INDEX.
Pembaca yg akan menuliskan komentar, harap meng-quote tulisan di no.4 tadi agar jelas mengkomentari cerita yg mana (isi tag spoiler-nya tidak perlu disertakan). Bebas mau baca/komentar cerita yg mana, ga harus urut postingan terbaru. Penulis boleh membalas komentar agar tret menjadi lebih hidup.
Harap memberikan komentar yg sopan, NO BASHING dan NO JUNK. Malah boleh banget klo mau ngasih cendol ke fanfic yg disuka.

INDEX:

1. What The Meaning She Smiles (page 01) by eleamaya
2. When The Heart Stop Beating (page 01) by eleamaya
3. Promise that Must be Fulfilled, part 1, part 2 by Kamina
4. Harta Karun yg Hilang, [URL= [url]http://old.kaskus.co.id/showpost.php?p=180760989&postcount=33]part[/url] 1[/URL], part 2 by Rokushiki Master
5. Twilight Vow, Part 1, Part 2 , [URL= [url]http://old.kaskus.co.id/showpost.php?p=180936698&postcount=40]Part[/url] 3[/URL] by KaminA
6. Desire Destiny by NDYW
7. Find True Friendship, Part 1, Part 2 by Vermouthz
8. [URL= [url]http://old.kaskus.co.id/showpost.php?p=181352328&postcount=69]Pewaris[/url] Semangat "D"[/URL] by Xiratid
9. The Promise between You and Me, Part 1, Part 2, Part 3 by Ragna Kitsune
10. Grafiti by Xiratid
11. Risking Fate, Part 1,part 2 by NDYW
12. Call me Donquixote Doflamingo, Part 1 - Ongoing by attheendoftime
13. Complement Color by eleamaya
14. The World's Greatest Swordman, Part 1, Part 2 by Xiratid
15. Let The World Know by Harlequin
16. Cigarette Memories by eleamaya
17. The Cure by eleamaya
18. Edo Night, sanami version, zorobin version by eleamaya
19. The Right Place by eleamaya
20. Skypea Chit-Chat by soy
21. Hardest Receipt by cry3
22. Will You Marry Me? Part 1, Part 2 by eleamaya
23. Sword from The Past by soy
24. Berdua Lebih Baik daripada Sendirian by eleamaya
25. Taste of Love by eleamaya
26. I Can't Even Look at Her Eyes - part 1, part 2 by UchaUcha
27. Our Chef by Soy
28. New Strange Look by Eleamaya
29. Sleep Well by Eleamaya
30. Promises by Eleamaya
31. For Luffy's Sake - Part 1, part 2 by Canon Bender
32. Happy Halloween by Capayank
33. Raja Bajak Laut dan Bocah Berambut Merah by Insane Prince
34. 30 Ways to Love SanNa by eleamaya
35. What If SH Crews Become Vampires - part 1, (ongoing) by adisuperkatro
36. Pertaruhan si Merah - Part 1, part 2 by Eleamaya
37. One Week Hunger- Part 1,Part 2 by Eleamaya
38. Kebiasaan Buruk Luffy by Xiratid
39. OP Side Story: Water 7- part 1, part 2 by musicaizer
40. Paris, Je T'aime by eleamaya
41. The Pandaman Stories by VanDaniestha
42. Pandaman and Mr. 2 by VanDaniestha
43. Santa Claus] by A Maxi
44. Sekuhara - Part 1, by Kintama13
45. Two Moons by eleamaya
46. Big Surprise - part 1, part 2 by eleamaya
47. Puppet of His Marionette - go here by eleamaya

Fanfic-fanfic lainnya bisa di baca di sini --> FanFiction.Net

Oke, TS akan memberi contoh karya pertama milik sendiri dulu untuk memulai.
Selamat berkarya!!!

Diubah oleh eleamaya 05-11-2014 15:34

72.6K

Kutip

432

Balasan

Komentar yang asik ya

Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

Fanstuff

1.9KThread•270Anggota

Tampilkan semua post

eleamaya

01-11-2014 02:58

#439

Title: Puppet of His Marionette
Genre: Suspense/Horror Slasher/Supernatural
Chara: Donquixote Doflamingo, Bellamy Pirate, Demalo Black (Fake SHP) Pirate
Type: AU
Summary: Hari Halloween adalah hari dimana gerbang dunia sini dgn dunia kegelapan terbuka. Dan, dia akan datang untuk bercerita dengan teater bonekanya. Hanya saja, bonekanya adalah kamu...
WARNING!!!!! Cerita mengandung konten gore

Spoiler for prolog:

Halloween Night, Mock Town, 199x
Suara letusan pistol dan desingan peluru sudah menjadi hal biasa di kota ini. Hukum seolah tidak berlaku. Kekerasan dan todongan senjata terjadi di mana-mana. Narkotika beredar di seluruh penjuru kota dan menjadi ajang perebutan kekuasaan antara setiap kartel yang ada. Penduduknya pun seolah sudah tak lagi mengenal rasa takut berhadapan dengan kematian karena sering menghadapinya.

Seharusnya demikian...

Nyatanya malam itu, salah satu kartel narkoba yang sangat disegani di sana karena sering menebar teror dan ancaman, tengah merasakan ketakutan yang sangat hebat.

“To-tolong, jangan...”

Padahal pistol itu masih di tangan, seperti biasa. Mungkin kalau yang hendak ditembak itu pejalan kaki atau penduduk biasa yang terlibat dan terjebak di tengah pertikaian antar kartel, atau katakanlah ia hanya sedang sial karena seorang anggota kartel sedang melintas kesal atau sekedar ingin mencobai pistol barunya; kalimat itu pantas terlontar.

Tapi ini lain.

Yang merintih memohon tersebut justru orang yang menodongkannya.
Dan, di hadapannya sudah tergeletak beberapa mayat yang terkapar jatuh akibat tertembus peluru yang kemudian bersarang di otak mereka.

“Lily, Ross, Eddy, Hewitt, Rivers, Mani, Muret..,” ungkapnya menyebut nama-nama mereka.

Seharusnya, itu juga pemandangan yang sudah biasa terjadi.
Kecuali, kalau hal itu terjadi di luar akal sehat.

Heh, biasanya juga tindakan kejam para penjahat ini tak bisa dinalar akal sehat bukan? Mereka kadang seenaknya menembak membabi buta bahkan ke orang-orang yang tak bersalah. Kalaupun pada akhirnya pelaku-pelaku ini dihadapkan pada situasi terbalik toh mereka justru malah bersikap seolah menantang kematian dan tewas dengan bangga sambil tetap terkekeh sampai akhir.

Lantas mengapa?
Apa yang sedang terjadi sesungguhnya?

“Apa-apaan ini, Sarquiss?” tanya satu orang lain yang masih berdiri kemudian mencabut pistol dari balik jaketnya yang hanya ia gantungkan di bahu. “Kau mau berkhianat?”

Pria berambut biru gelombang sebahu yang disebut Sarquiss itu menjawab sambil gemetar, “Bukan, Bellamy. Ta-tanganku bergerak sendiri. A-Aku tak...”

Penjelasan itu jelas tak bisa dinalar. Bellamy pun ikut menodongkan pistolnya, tentu saja ke arah Sarquiss. Dan inilah yang pria berkacamata itu takutkan.

Namun, Bellamy menurunkan tangannya. “Kau tangan kananku, Sarquiss. Kalau memang menurut pendapatmu mereka tak pantas menjadi pengikut kita, cukup kita berdua saja yang berdiri di atas,” lanjutnya kemudian memberikan isyarat tangan untuk diikuti seraya berbalik badan.

“Ayo, langkahi saja mereka.”

Namun, tiba-tiba...

DOR!

Bellamy merasakan darah menetes dari pelipis kirinya yang tergores. Ia pun geram dan kembali menghadap Sarquiss. “Kau bersungguh-sungguh?”

Sarquiss masih ketakutan. “Sudah kubilang, tanganku bergerak sendiri. Sadarlah, Bellamy. Kalau aku memang mau menembakmu, kenapa harus meleset?”

Bellamy kembali mengangkat dan meluruskan tangannya ke depan. “Tak usah berkelit, kau hanya ingin menantangku saja. Mari kita lihat tangan siapa yang lebih cepat menekan pelatuk.”

“Bellamy, ja-jangan...”

Ucapan dan gerakan tubuh Sarquiss tidak sinkron sehingga tetap memaksa Bellamy membela dirinya.

DOR! DOR! DOR! DOR! DOR!

Lima butir peluru dimuntahkan pistol Bellamy hanya untuk menembak satu orang. Tubuh Sarquiss pun roboh ke belakang dengan dada terhantam panas peluru.

Hosh Hosh Hosh, meski demikian Bellamy menjadi tak tenang.

Bukan begini seharusnya perasaannya kala menembak seseorang. Ia pasti akan merasakan kemenangan meski kadang yang dikalahkannya itu hanya orang-orang yang sama sekali tak ada gairah melakukan perlawanan, orang-orang yang hanya memohon ampun agar tak dibunuh. Dan tentu saja kemenangan puncaknya adalah saat menghabisi musuh dan saingan. Menjadi penjahat dengan harga buronan nomor satu itulah kebanggaannya. Ia senang sekali saat merendahkan kartel lain dengan mengandalkan nominal angkanya, 55 juta Dollar.

Itu kalau kejadian biasa...

Ia tahu pasti bahwa orang-orang kepercayaan di setiap kartel memiliki kesetiaan tinggi dan ia kenal Sarquiss luar dalam sejak ia mengajaknya bergabung untuk membentuk grup. Menembaknya mati dengan tangan sendiri adalah hal di luar dugaannya. Tapi ia tadi tak punya pilihan lain sehingga reflek. Menembak atau ditembak.

Tubuhnya lantas ikut berkeringat dingin saat ia merasakan ada kekuatan lain yang mengancamnya. Padahal di situ sudah tak ada orang lain lagi selain dirinya. Tapi kenapa perasaan terancam itu justru menguat?
Tangan bergerak sendiri itu hanya akal-akalan Sarquiss, batin Bellamy menenangkan dirinya. Kebetulan saja malam ini adalah malam Halloween, itu pasti tidak mung-

“!”

Pikirannya tiba-tiba terputus saat menyadari tangannya yang menggenggam pistol itu terangkat perlahan...

...dengan moncong pistol menempel di pelipis satunya yang masih bersih dari luka.

“Hei...Hei..,” selorohnya bingung.

Ia lantas menggunakan tangan satunya untuk menarik turun tangan yang menodong dirinya sendiri itu. Dan terjadilah tarik-menarik yang sangat kuat sehingga membuatnya kelelahan sendiri.

“Ini tubuhku sendiri!” teriaknya tak mau menyerah. “Kurang aj-“

CRASSSH!

Pergelangan tangan yang sedari tadi digunakan untuk menahan itu tiba-tiba terpotong.

“AAAAAAAARRRRGGGGHHHHH....” jeritnya kesakitan.

Bellamy pun jatuh terguling-guling akibat shock seketika. Ia tak bisa menahan sakitnya. Darahnya terus mengucur keluar, tulangnya keliahatan. Dan yang lebih mengerikan, potongan tangan yang terpotong tadi masih tertinggal menggenggam erat tangan satunya yang memegang pistol. Tentu saja sialnya, tangan itu masih bergerak. Terbebas kini.

DOR!
Tangan di luar kendalinya itu menembak pahanya.

“Brengsek!” umpatnya.

Bellamy semakin menggigil. Ia lebih rela kesadarannya hilang sekarang daripada terus merasakan sakit yang teramat sangat. Tapi bagaimana bisa hilang sementara ia masih terus berpikir apa gerangan yang sebenarnya telah menyerangnya tadi?

Matanya pun mencari-cari. Ia masih tak mau mati begitu saja tanpa tahu penyebabnya.

DOR!
Kali ini bahu kirinya yang tertembak.

DOR!
Kemudian perutnya.

“Khhhh...,” ungkapnya menggigit lidah.
Siapa, batinnya. Siapa yang mengendalikan tubuhku?

Banyak orang yang dendam padanya, ia menyadari. Tapi Bellamy ingat biasanya ia menembak mati seseorang dengan langsung menjemput ajal sang korban tanpa menyiksa perlahan-lahan seperti yang tengah ia alami sekarang. Kalaupun menganiaya pemimpin kartel lain, seperti saat dulu ia menghabisi Roshio, ia lebih suka menghajarnya langsung dengan tangan kosong ataupun senjata tumpul, bagai sebuah hinaan. Dua-duanya lebih sebagai bentuk pencitraan betapa kuat dan berkuasanya ia.

Yang ini lebih nampak seperti sebuah permainan.

Permainan untuk menguji sejauh mana ia sanggup bertahan.

Dan akhirnya matanya menangkap sesuatu. Ia seolah melihat ada benang-benang tipis membelit tangannya. Mungkin benang tipis itu pulalah yang juga menebas tangan satunya.

DOR!
Seolah tak ingin rahasia itu diketahui, akhirnya tembakan itu mengarah ke dahinya.

Menimbulkan kesunyian sesudahnya.
.
.
.
Tak jauh dari lokasi, di sebuah atap bangunan berlantai lima, ada sebuah sosok yang tampak mengawasi kejadian itu sedari tadi. Ia tengah bersenandung sambil menggerak-gerakkan jemari tangannya seolah tengah menekan tuts-tuts piano. Gerakan itu kemudian berhenti. Mulutnya menyunggingkan senyum kenikmatan meski belum sepenuhnya puas.

“Fufffufffufffu....”

Author Note:Setelah sekian lama, akhirnya aku menyundul tret ini jg. Agak telat satu hari karena sesuai temanya, harusnya aku memposting ini pas malam Halloween. Tapi fic-nya sendiri sebenarnya aku tulis 3 taon lalu sih. Dan berhubung chapter2 terakhir ini kita sedang disuguhi Doflamingo, jadinya sekalian saja.

click for next chapter

Diubah oleh eleamaya 01-11-2014 03:27

Kutip

Balas