Di Antara Bintang-Bintang

Beranda

...

Stories from the Heart
Di Antara Bintang-Bintang

astri.beloved

12-04-2014 13:35

Di Antara Bintang-Bintang

Di Antara Bintang-bintang

Kisahku dengan Perempuan-perempuan Itu

18 +++ (Adult Only)

Spoiler for intro:

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrohmanirrohim..

Dengan segala kelapangan hati, keikhlasan dan ketulusan.
Aku minta maaf kepada semua agan & aganwati, mas & mbak, pak & ibu, mimin & momod, dan khususnya Kaum Hawa (Perempuan & Wanita) yang sengaja atau tidak sengaja berkenan membaca kisah hidupku ini.

Bukan bermaksud menjatuhkan, memojokkan, atau menganggap remeh salah satu Gender. Tapi, memang benar-benar kisah nyata yang pengen aku bagi. Agar semua mengerti kalau hidup ini tak mudah, hidup ini tak segampang yang kita bayangkan. Mengapa, dikisahku yang sudah aku post disini banyak sekali objeknya adalah "Perempuan", karena memang seperti itu adanya. Dan, mengapa gag aku tutupi atau sematkan sama sekali?? Karena memang sejatinya seperti itu.

Ini hanya masa laluku yang sayang untuk dilupakan, ini hanya sebuah Rintihan dari dasar hati yang terdalam. Andai diberi sebuah pilihan, tentu pilihan itu lebih baik mati. Tapi, hidup ini terlalu Indah bagiku, jadi aku ingin terus hidup dan berusaha menjadi lebih baik. Yang tersisa hanyalah penyesalan dibeberapa titik hidup, dan semua itu hanya kenangan yang hanya bisa dikenang.

Aku harap jangan pernah sakit hati. Karena semua itu masa laluku. Aku harap semua mengerti, sebenernya sangat berat menceritakannya. Tapi harus aku ceritakan. Dan, semoga tidak ada orang seperti AKU. Jadi, mohon maaf apabila kisah ini terlalu GILA .
emoticon-Sorry

Aku hanya seorang laki-laki biasa, dengan hidup yang sangat biasa. Namun, jalan hidup ini terlalu luar biasa (bagiku), dan aku sering merasakan hal yang sangat luar biasa selama aku mengenal perempuan (cewek). Ya, awal cerita ini saya mulai.. . . . .

27 Tahun yang lalu aku dilahirkan. Aku hidup diantara keluarga yang jauh dari urusan Dunia, keluarga yang jauh dari hingar bingar kemewahan dan hiruk pikuk kekayaan. Keluarga sederhana yang mengedepankan Adab dan Syari'at. Sejak kecil, dididik dibalik Tembok Pesantren, (seingatku) Sejak Umur 3 Tahun aku sudah belajar mengaji,dan kelas 1 SD sudah khatam Qur'an lebih dari 8 kali. Tahun 1993 sebagai tahun pertama Aku bersekolah di kelas 1 SD (kebetulan aku tidak TK). Aku bersekolah di sekolah yang ditunjuk Bapakku yaitu sekolah dengan mondok menjadi satu dengan Pesantren. 6 Tahun berlalu dari kelas 1 sampai kelas 6 terlewati begitu saja dengan prestasi yang memuaskan. Prestasi kelas hampir selalu kuraih setiap Catur Wulan dengan peringkat 1 (kadang 2), peringkat di pesantrenpun juga lumayan ya masuk 10 besar terus. Kebetulan banyak hafizh-hafizh yang lebih pinter dikelas mengaji.

Tahun 1999 aku lulus UN SD di angkatan sekolah (waktu itu namanya EBTA/EBTANAS), bersamaan pula dengan lulusan di Pondok Pesantren. Masih dibulan yang sama, aku bimbang waktu mau melanjutkan ke jenjang SMP. Hanya ada 2 pilihan yang diberikan orangtuaku waktu itu, SMP biasa (Negeri) berarti di Kotaku saja atau SMP + dengan Pondok Pesantren di salah satu Kabupaten di Jawa Timur. 3 hari berpikir dan shalat istikhoroh, akhirnya aku mendapat jawaban. Ya, aku memilih dengan mantap untuk meneruskan ke jenjang SMP biasa waktu itu namanya SLTP. Aku mendaftar di salah satu SMP Favorit di Kota Lawet KEBUMEN Jawa Tengah. Hasilnya, aku diterima dan masuk waktu itu. Juni 1999 MOS (Masa Orientasi Siswa) atau istilahnya OSPEK kalau di Universitas di Mulai.

Wallahul Muwafiq Ila Aqwamithariq
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

SAMPAH

Daftar Isi #1||| Daftar Isi #2 ||| Daftar Isi #3 ||| Daftar Isi #4

Di Antara Bintang-bintang #2

Polling

871 hari lagi - 0 suara

Apakah RISTA akan kembali bersama NAUFAL (Oval)?

BingungTidakYa

Diubah oleh astri.beloved 07-01-2019 13:42

radorada dan 18 lainnya memberi reputasi

1.2M

Kutip

4.2K

Balasan

Komentar yang asik ya

Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!

Stories from the Heart

32.7KThread•51.9KAnggota

Tampilkan semua post

astri.beloved

24-10-2014 18:31

#864

Ternyata Aku Salah.. (1)

Quote:

“Maaf, di trit ini gue banyak mbahas konsep keyakinan atau keimanan gue. Ini konsep yang gue anut, kalau gag setuju it’s oke gag masalah kan pendapat masing-masing emoticon-Big Grin

, dan satu hal terpenting.. Di Mata Tuhan kita sendiri-sendiri, tanggung jawab kita masing-masing dihadapannya-Nya”

Maghrib tiba, gue mandi yang gag kayak biasanya, mandi wajib nih emoticon-Big Grin

, gag pernah sih gue mandi wajib selama ini. Setelah itu gue coba ambil air Wudhu, udah lama rasanya gue gag berdo’a dengan cara yang diajarkan Islam Rahmatan Lil’alamin.. Selama ini do’a yang ku panjatkan ke Alloh memang dengan cara gue sendiri.. Gue berusaha menunaikan shalat maghrib sore ini..

Quote:

“Usshalli fardhol maghribi tsalasa roka’atimmustaqbilal qiblati ada’allillahi ta’ala. Allahu Akbar”.

Gag akan pernah lupa gimana caranya shalat, gue berusaha konsentrasi untuk bekomunikasi dengan Dzat yang Maha Kudus itu.. Sebuah teori ma’rifat yang pernah gue pelajari saat masa2 gue dipesantren akan berakhir waktu itu, dan selama hampir 6 tahun kadang gue baca buku Bapak atau sekedar mempelajari teori hidup antara kita sesama manusia n kepada-Nya. Yang jelas selama ini gue terus belajar soal keyakinan.

Quote:

“Bahwa Alloh selalu ada pada diri kita disegala suasana apapun, tinggal bagaimana kita menyikapinya dan selama ini gue masih tinggi memegang paham ini, ma’rifat nomor 1 dan syari’at nomor 2..”

Selesai itu gue coba konsentrasi berdo’a. Gue yakin Alloh ada disini, ada disekitar sini, ada didalam hati dan jiwa ini. Dan, beberapa saat kemudian gue “merasa” bisa berkomunikasi dengan-Nya..

Quote:

“Aku mohon pada-Mu, berikan aku cahaya terang-Mu, seperti Engkau memberikaku cahaya dalam diriku disetiap waktu”

“Aku mohon, berikan aku kekuatan untuk Jujur mengungkapkan semua ini, seperti Engkau memberikanku kekuatan disetiap waktu”

“Aku mohon, berikan jalan terbaik untuk urusanku saat ini, seperti Engkau memberiku jalan yang bermacam ragam untuk ku jalani”

“Ya Alloh, aku Yakin karena aku percaya Engkau selalu ada, meski aku sering menganggap-Mu seolah tak ada (banyak temen gue yang bilang kalau orang kayak gue itu tak pernah menganggap Tuhan itu ada. Tapi, balik lagi ke konsep gue tadi.. Serusak apapun gue, Tuhan selalu ada dalam Hati ini, Dzatnya telah tertanam di jiwa ini sejak kita tercipta..)”

“Allohu Akbar” (aku bersujud……)

Sejenak gue terdiam, rasa ingin Jujur itu semakin memburu. Gue semakin pengen banget Jujur soal kehamilan Tuti.. Mending makan dulu, laper n gue ke ruang makan masih pake baju Koko lengkap.. Ibu kaget n tersenyum ngajak gue duduk disampingnya.. Kan, hehehe Beliau memuji terus, maunya gue yang kayak gini. Gue yang nurut sama peraturan orangtua, aturan Tuhan dll.. Gue cuma njelasin aja kalau gue gag ada maksud apa2 shalat ini, gue aja susah jelasin kenapa gue shalat. Ada dorongan kecil yang mempengaruhi gue. Jujur akui itu kok.. Setelah makan, gue masih nyantai ngobrol2.. Ngerokok2 sambil minum teh Anget bikinan Ibu..

Quote:

Ibu: “Val, mbok jangan ngerokok sih kamu itu?”, tegurnya sambil senyum ..

Gue: “Kenapa bu? emoticon-EEK!

”

Ibu: “Hmm, ehh iyaa masalahmu sama Bara gag beralanjut kan?”, malah ngalihin topik,

Gue: “Gag bu, “

Ibu: “Ya sudah, urusan sama Bapaknya Bara juga sudah selesai kok. Tinggal sisa2 lukamu itu yang harus disembuhin”

Gue: “Makasih ya bu.. Ohiyaa, bu.. Oval mau cerita nih, hehee..”

Ibu: “Cerita apa Nak..??”, sedikit penasaran .

Gue: “Bu, Oval boleh kan hubungan deket sama Tuti? Pacaran gitu lah?”, gue sengaja mancing dulu ..

Ibu: “Val, ibu kan sudah bilang.. Jangan mikirin hal kayak gitu lah.. terus kamu ini berubah2 deh. Kemaren bilang Cerry, terus si Ini, terus si Itu, sekarang si Tuti.. Kamu belum sampai mikirin ke arah situ, Mas.. Ta’aruf saja!!!”, tegasnya

Gue: “Ah hhhhh Ibu deh,, jelek banget …” emoticon-Roll Eyes (Sarcastic)

, gue cium pipinya hahaa..

Ibu: “Ehhh , ehh kok cium2 pipinya Ibu…”

Gue: “…………Hmmmcchh”, cium aja bibirnya emoticon-Big Grin

Ibu: “Val, kamu ini apa2an sih kok basahin Bibir Ibu?..”, geli mau marah ,,

Hehhee, gue cium si Ibu. cium pipi n bibirnya. Sumpah!! gag ada nafsu sama Ibu ihhh Na’udzubillah kalau ke arah itu, jujur gue masih Normal.. gue cuma kagum sama beliau.. Cuma gue belum tau banget cara membuatnya bahagia yang sebenernya.. Sekedar mengisi waktu, gue ke kamar. Gue baca Al-Qur’an yang udah ada sejak gue pertama belajar ngaji. Masih ada n masih bagus n selamanya akan bagus dan rapi.. Seperti biasa Umul kitab lanjut Surat Yusuf selalu jadi primadona. Sampai tiba shalat Isya gue wudhu n shalat Isya.. Sampai selesai, bapak pulang beliau makan dibelakang bersama Ibu, selesai mereka makan gue kuatkan hati n gabung dengan mereka..

Jantung ini mulai berdegub kencang, nafas ini mulai tersengal-sengal. Tapi keyakinan gue akan Jujur itu semakin gag kebendung, sampai akhirnya gue duduk dengan tatapan bapak yang tetap cuek.. Gue pelan2 mulai memancing suasana biar mereka mau dengerin.. Selama ini gue udah jarang banget kumpul ngobrol2 sama mereka bedua.. Aku percaya Lingdungan-Mu ya Alloh.. Manunggaling Kawulo Gusti … Bismillah …

Quote:

Gue: “Pak.. Oval mau ngomong nih.. semoga bapak dan ibu berkenan mendengarkan”, gue berusaha banget buat santai ,,

Ibu: “Sstttt…………….. :shutup “, sambil melambaikan tangan (mungkin) dikira gue mau ngomong soal pacaran..

Gue: “Pak….”

Bapak: “Apa, mau ngomong apa?”, santai melirik kaku..

Gue: “Jujur pak… oval mau jujur….”

Bapak: “Apa sih yang jelas ah…”

Gue: “Maafkan Oval, pak.. bu… ………….”

Ibu: “Iya, Oval kenapa?”, santai menatapku ,

Gue: “Maaf seribu maaf.. Jujur… Oval… jujur …………..”, asu!! gue bingung n rada ragu sebenernya.. tapi tetep berusaha bilang..

Bapak: “Jujur apa sih, kamu kenapa??”

Ibu: “Val, ada apa??”, ibu semakin penasaran.

Gue: “Oval menghamili Tuti bu!!”, nadaku terbata-bata…

Bapak: “Apa!!!!!!!!!!!!!”, Brggggggggggggggg, mejanya di gebarag!!

Gue: “Tuti HAMIL.. aku yang menghamilinya, Pak.. Bu.. “,

Bapak: “Apaa, ulangi sekali lagi!!”, berdiri melotot ke gue .

Gue: “Tuti Hamil, aku yang menghamili dia..”

Ibu: “Astaghfirullahal’adzim…”, lemes terus nangis..

Gue: “Bu…. maaf……..”, mencoba meluk Ibu..

Ibu terbujur lemas dikursi yang beliau duduki.. Bapak diam menatap gue dengan tajam.. Tajam banget, gue berusaha menatap balik tapi gue gag kuat.. Gue tertunduk n satu patah dua patah kata sangat sulit diucapkan.. Perlahan suasana hening.. Ibu menangis lemas n gue cuma bingung memeluknya.. gag lama dari itu Bapak mulai menenangkan Ibu n gue kembali ke posisi semula.. Setelah semua diam perlahan suasana mulai berubah..

Quote:

Bapak: Ternyata, kamu!! kamu Jahannam.. kamu Laknatullah.. Selama ini bapak salah apa sama kamu??, sampai kamu melakukan ZINA.., jawab!!”, emosi marah besar ..

Gue: “Maaf pak,, Oval gag sengaja..”, sambil nunduk nih ,,

Bapak: “gag sengaja apanya.. Plakkkkkkkkkkkk 3 X!!, duhh nampar …

Ibu: “Bapak……. ..”

Bapak: “Ibu selalu saja membelanya..”

Ibu: “Oval.. udah hamil berapa bulan?”, tanya dia sambil nangis ,,,

Gue: “3 bulan kayaknya bu..”

Ibu: “Ya Alloh………..”, semakin nangis..

Bapak: Sini kamu, sini ke belakang…”, maksa n narik2 gue ikut beliau..

Bapak narik gue n maksa gue ngikuti beliau.. Gue diaja ke belakang yang jelas itu sawah lepas.. Gue dihajar habis2an sampai berdarah-darah tanpa perlawanan apapun.. Sampai Ibu ikut kebelakang n menelantarkan adek2 gue di dalam rumah.. 15 menitan gue dipukuli, gue yakin bapak marah besar.. Pokoknya kali ini gue gag bisa melawan, bener2 sakit seluruh tubuh, hati gue juga sakit.. Kenapa gue udah jujur masih aja di pukuli, tapi gue jadi berpikir. Iyaaa, ini Emosi…. Ibu nampak memegangi bapak, tapi tetap saja bapak semaunya mukul gue. Silahkan pak, Oval terima kok, sekalipun mati kan yang ngebunuh bapaknya sendiri.. Sampai akhirnya bapak menghentikan semua ini saat gue udah lemes gag berdaya.. Hidung mulut bercucuran darah.. gelap remang2 gag jelas..

Quote:

Ibu: “Bapak…..sudah pak,, sudah.. Ibu Mohon……….”, ibu menarik bapak..

Bapak: “Aku MALU!!, aku MALU,, selama kamu udah mencoreng nama baik keluarga untuk kesekian kalinya. Apa belum puas kamu dengan ketahuan Zina waktu dulu, dengan segala kesenangan duniamu, dengan minggat hidup dijalanan, Sekolah di DO, ngoplo mabok.. Molimo komplit kamu Val!!, Sampai yang terakhir kamu di Sel.. Bapak kurang apa sama kamu!!..,” nyeramahin gue ..

Ibu: “Sudah pak.. sudah..”

Bapak: “Kamu tahu Hukumnya, kamu tahu semua itu larangan.. Padahal selama ini bapak dan Ibu sering bilang. Semua itu akan Indah di suatu Hari Nanti..saat Ijab Qabul.. Tapi, apa Val!! apa!!!.. Ini yang kamu berikan pada orangtuamu selama ini.. KOWE KUWE WIS NGISINGI RAINE BAPAKMU, KOWE WIS NGUYUIH RAINE RAMAMU!!”

Ibu: “Val,, bangun,,,,,” “Pak,, ayo selesaikan masalah ini bertiga baik2, jangan dipukuli pakk”

Gue: “Oval salah ya kalau Jujur..?”, ngomong lirih masih tergeletak ,,

Bapak: “DIAM kamu!! diam…”, suaranya seperti mau menangis ..

Gue lihat bapak nangis.. bapak nangis, iyaaa bapak nangis.. Baru sekali ini gue lihat bapak menangis, Ibu gag mau kalah juga menangis kejerrrrrrrrr banget.. Gue cuma bisa pasrah. lha mau ngapain sih??. Perlahan beliau ke rumah n gue masih terkapar dipeluk Ibu,, beberapa saat kemudian Ibu ngajakin gue masuk, luka ini mulai ibu rawat, padahal luka yang berkelahi sama Bara belum sembuh malah ditambahin duhh jannn….. Bapak kemana yaa? ternyata beliau menunaikan shalat.. Astaghfirullah dalam hati gue.. Ibu masih terus menangis sambil nenangin gue, sambil ngurusin adek2 gue juga yang kalau udah ngantuk tuh bikin gara2 alias rewel .. Setengah jam berlalu, suasana perlahan menjadi pelan n santai.. obrolan kembali berlanjut,

Quote:

Bapak: “Mau kamu sekarang apa??”..

Gue: “Tanggung jawab pak, nikahin Tuti”, duh sakit banget nih sambil bersandar di peluk ibu..

Bapak: “Nikahin, lambemu tuh!!, haram!!. “, teriaknya..

Quote:

Allah berfirman,

وَإِذَا الْمَوْءُودَةُ سُئِلَتْ – بِأَي ذَنْبٍ قُتِلَتْ

“Dan apabila anak-anak yang dibunuh itu ditanya, dengan sebab dosa apakah dia dibunuh?” (QS. At-Takwir: 8 – 9)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من ادعى إلى غير أبيه وهو يعلم أنه غير أبيه فالجنة عليه حرام

“Siapa yang mengaku anak seseorang, sementara dia tahu bahwa itu bukan bapaknya maka surga haram untuknya.” (HR. Bukhari no. 6385)

Karena bapak biologis bukan bapaknya maka haram hukumnya anak itu di-bin-kan ke bapaknya.

Laki-Laki yang Menzinai Wanita Hingga Hamil, Tidak Boleh Menikahi Wanita Tersebut Sampai Melahirkan

لَا توطأ حامل حتى تضع

“Wanita hamil tidak boleh diajak berhubungan sampai dia melahirkan.” (HR. Abu Daud, Ad-Darimi, dan disahihkan Al-Albani)

Karena konsekwensi nikah, yaitu halalnya hubungan badan, tidak ada, maka nikah dalam kondisi demikian ini, tidak diperbolehkan.

Dari Ruwaifi’ bin Tsabit Al-Anshari radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَحِل لاِمْرِئٍ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ أَنْ يَسْقِىَ مَاءَهُ زَرْعَ غَيْرِهِ

“Tidak halal bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, untuk mengairi tanaman orang lain.” (HR. Abu Daud, Ahmad dan dishahihkan Ibnu Katsir dan Al-Albani)
Maksud hadis di atas adalah seorang laki-laki dilarang ‘mengairi’ (memasukkan air mani) ke rahim wanita, yang di dalamnya terdapat janin orang lain. Padahal, janin yang berada di rahim si wanita, sama sekali bukanlah tanaman lelaki yang menzinainya. Karena hasil hubungannya sama sekali tidak dianggap sebagai keturunannya.

Pernikahan Tidaklah Menghilangkan Dosa Zina
Dosa zina tidak bisa hilang hanya dengan menikah.

Laki-Laki dan Wanita yang Berzina Tidak Boleh Menikah Sampai Bertaubat

الزانِي لاَ يَنكِحُ إِلا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَالزانِيَةُ لاَ يَنكِحُهَا إِلاّ زَانٍ أَوْ مُشْرِكُ وَحُرمَ ذَلِكَ عَلَى المؤْمِنِينَ

“Lelaki pezina tidak boleh menikah, kecuali dengan wanita pezina atau wanita musyrik. Demikian pula wanita pezina tidak boleh menikah kecuali dengan lelaki pezina atau lelaki musyrik. Dan hal itu diharamkan bagi orang yang beriman.” (QS. An-Nur: 3)

Gue: “Ya, nunggu anak itu lahir, pak.”

Bapak: “Udah jelas2 tau hukumnya masih aja dilanggar!!”

Gue: “Pak, bu.. oval udah jujur kan? gag tau kalau si Tuti ke keluarganya”

Bapak: “Val, ayo ke rumah Pak Wahab..,” …..“ayo bu..”.

Nungguin adek gue pada tidur.. Jam 9an kita ke rumah Tuti.. Sampai sana rumah udah sepi tapi penghuninya ada semua di dalam.. Ketok pintu, gag lama tuan rumah membukakan pintunya.. Lalu mempersilahkan kita semua masuk dengan tatapan Pak Wahab yang aneh dan ada kecurigaan (mungkin pikiran beliau tuh ada apa ini kok oval kesini sama orangtuanya). Ngobrol2 awalan seperti biasa, bapak mulai membicarakan hal ini.. Setelah semua dibicarakan, Teriaklah Pak Wahab memanggil Tuti yang ternyata udah tidur.. Tuti keluar bersama bu wahab langsung ditampar sama Pak Wahab..

Quote:

Pak Wahab: “Plakkkkkkkkkkkkkkk, ZINA kamu yaa? kamu HamiL??”, nampar Tuti yang disebelahnya..

Bu Wahab: “Mas,, ada apa?”, dateng dari ruang tengah mukanya kaget…

Pak Wahab: “Itu kata bapaknya Oval, Tuti hamil sama Oval”,

Bu Wahab: “Apa iyaaa, ??, Jawab!!”, melotot nih orang ,,,

Tuti: “……………………..Iyaaaa.. Lik”, jawabnya terbata2 sambil nunduk,,

Bu Wahab: “Owalah, kenthir!!! kamu mengandung Anak haram!!” Plakkkkkkkkkk.. ditampar lagi,, Tuti nangis …

Bapak: “Bukan anak haram, yang haram perbuatan mereka, Pak.. anak dalam perut Tuti itu tak pernah bersalah, yang bersalah perbuatan yang melakukan itu..”, tegas bapak sambil berdiri..

Pak Wahab: “Gimana sih kelakuanmu, Val!!”, nunjuk muka gue ..

Bapak: “Maaf, Pak Wahab.. jangan emosi terlalu berlebihan. Kita dengarkan dulu kesaksian mereka..”

Gue mulai jelasin asal muasal kenapa hamil, jelas lah kita sering berhubungan badan, sampai akhirnya kejadian itu.. Yaa, kita berdua mengakui salahnya, salah menurut mereka.. Tapi, memang kita berdua ini mau mempertanggung jawabkan semua ini. Gue dengan lantang bilang IYA bertanggung jawab.. Tuti cuma bisa nangis, Pak n Bu Wahab memarahi kita, Bapak Ibu serba bingung ya cuma diem.. Suasana berubah jadi tangis, marah, emosi. Sampai ada titik temu, itupun masih menunggu persetujuan Bapak Ibu Tuti yang akan dihubungi Pak Wahab, kemungkinan secepatnya mereka akan kesini..

Quote:

Bapak: “Itu saran saya Pak Wahab, biarkan bayi itu lahir.. Aib tetaplah aib kita semua.. Saya juga menanggung malu karena kelakuan anak saya, kita semua bernasib sama.. Bersikaplah bijak saja pak meski awalnya kita emosi, pasti emosi”, jelas bapak ,,

Pak Wahab: “Iya pak, saya mengerti.. Nanti urusannya sama Bapak Ibu Tuti, tapi maaf kalau boleh saya bilang.. Sebenernya saya kurang suka bahkan tidak suka dengan Naufal.. Kelakuannya sudah merusak citra keluarga saya, kelakuannya sudah memalukan semuanya, apa bisa dia memimpin keluarga? Kerjaannya Minum2an keras, sama dirinya sendiri dia tidak bisa menjaga nafsunya.. sama perempuan juga tidak bisa menjaga.. Gimana mau menjaga keluarganya?”, emoticon-Roll Eyes (Sarcastic)

mukanya gag suka banget sama gue,,

Bapak: “Pak Wahab ini jangan gegabah, soal suka atau tidaknya itu bisa sambil jalan. Cara menyelesaikannya satu per satu donk.. Intinya sekarang keluarga saya sudah bilang ke keluarga anda soal ini, dan Oval juga sudah mau bertanggung jawab.“

Bu Wahab: “Alaaaahhhh ora pengen aku duwe mantu cah bajingan kaya kuwe”, emosi nih orang,,

Tuti: “Bu lik, ……!!”,

Bu Wahab: “Kowe meneng, kelakuanmu ora nggenah, ngisin2ke wong tuo, dolan karo bocah ora bener, dolan karo preman stasiun, tukang ngamen, tukang ngoplo, tukang dolanan wedokan, tukang mabok2kan.. opo sing kowe banggakke seko Ovalmu kuwi? Opo??”, ngomel2…

Tuti: “Bu Lik,, uwisssss..uwisss, aku ora trima nek bu lik ngenyek Oval terus, aku ora trima!!”, tuti belain gue ..

Ibu: “Maaf bu, saya kurang berkenan kalau ibu mengejek Oval, iyaa,, saya akui anak saya memang nakal, tolong hargai sedikit kejujuran ini sekalipun sangat menyakitkan..”, ibu ngomong santai mohon ..

Bu Wahab: “Wis wis ahhh Bu rasah ceramah karo aku..”, emosi sama ibu gue.... “Rene…., tak ajar kowe…….”, Tuti di tarik ke dalam ..

Gue: “Bu, ora usah nambah rusuh!!!”, gue spontan ih…

Bu Wahab: “Opo kowe cah ora nggenah, ora sopan.. minggat kowe”, nunjuk muka gue nih.,

Gue: “Asu!!”, sengaja emang ,,

Ibu: Plakkkkkkkkkkkkkkk.. “Val…. Diam!!.. Kamu diam… enggak segarusnya kamu ngomong seperti itu”,

Bu Wahab: “Oooo pancen bocah ora duwe sopan santun.. Ora isa ngontrol kelakuane.. Wis, wis Pak, Bu kono do bali,, isone nyengsarakke wong liyo, urusi anakmu kuwi.. Anak guru, anak Kyai kelakuane koyo kewan”, marah banget sama gue mukanya tuh ,,

Ibu: “Iyaa, saya tau bu, maaf kalau semua ini salah Oval.. “

Pak Wahab:“Bu, wis ahh bersik wae”, ngomong ke istrinya… “Maaf pak, sementara sekian dulu saja yaa, kita bahas besok kalau Bapak Ibu Tuti sudah kesini, secepatnya saya kabari”.

Bapak: “Ya sudah pak, saya sekeluarga mohon pamit. Saya minta maaf..”, pulang ,

NEXT PART 2

Kutip

Balas