- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Original Posted By mullupus►Tes tes... 1-2-3...
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
MUKADIMAH
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
THAT'S WHAT FRIEND ALL FOR
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#1457
THANK YOU
If the sun refused to shine, I would still be loving you.
When mountains crumble to the sea, there will still be you and me.
Kind woman, I give you my all, Kind woman, nothing more.
Little drops of rain whisper of the pain, tears of loves lost in the days gone by.
My love is strong, with you there is no wrong,
together we shall go until we die. My, my, my.
An inspiration is what you are to me, inspiration, look... see.
And so today, my world it smiles, your hand in mine, we walk the miles,
Thanks to you it will be done, for you to me are the only one.
Happiness, no more be sad, happiness....I'm glad.
If the sun refused to shine, I would still be loving you.
When mountains crumble to the sea, there will still be you and me.
When mountains crumble to the sea, there will still be you and me.
Kind woman, I give you my all, Kind woman, nothing more.
Little drops of rain whisper of the pain, tears of loves lost in the days gone by.
My love is strong, with you there is no wrong,
together we shall go until we die. My, my, my.
An inspiration is what you are to me, inspiration, look... see.
And so today, my world it smiles, your hand in mine, we walk the miles,
Thanks to you it will be done, for you to me are the only one.
Happiness, no more be sad, happiness....I'm glad.
If the sun refused to shine, I would still be loving you.
When mountains crumble to the sea, there will still be you and me.
DURAN DURAN (LED ZEPPELIN Cover)
Spoiler for THANK YOU:
Quote:
Gwa begitu terpesona dengan pemandangan yang ada didepan mata ini. Seorang gadis yang mengenakan kaos hitam yang dibalut cardigan hitamnya begitu serasi dengan celana bahan yang melapisi kedua kakinya dengan warna senada. Begitu simpel tapi mempesonakan mata gwa. Women in black is always stunning my brain! Sementara rambutnya yang panjang itu, dikuncir kuda, membuat wajahnya yang bulat telur itu tampak begitu jelas kecantikannya dibawah terpaan sinar rembulan dimalam itu. Terutama pada kedua pipinya yang bulat itu tampak semakin menonjol dan sepasang matanya yang bulat itu selalu berbinar2 mengalahkan terangnya bintang2 dilangit yang cerah dimalam itu. Dengan riasan wajah yang sederhana dan simpel cukup membuatnya nampak berkilauan dimata gwa. Sebuah lukisan yang begitu indah dimata gwa.
Dan yang bikin gwa seneng banget malam itu, warna pakaian yang kita kenakan bener2 kompakan tanpa unsur rekayasa sama sekali. Malam itu gwa mengenakan kaos semi sweater berlengan panjang dan celana twill, semuanya berwarna hitam, warna favorit gwa, bahkan begitu pula dengan warna kulit gwa.
Entah kenapa, ketika tubuh gwa dibalut dengan warna hitam, tingkat kePD-an gwa meningkat melewati 100%. Sehingga gwa pun merasa yakin, kalau selera gadis dihadapan gwa ini akan warna hitam, agak sedikit terpengaruh oleh gwa.
"Wow, women in black, wow" seru gwa tertahan, mengomentari penampilannya.
"Ish, kamu kenapa ngikutin aku sih warna bajunya?" Felisha tersipu malu menyadari akan kekompakan dadakan ini, tentu dengan kedua pipinya yang mendadak bersemu merah itu.
"Helow, nga salah denger nih gwa? Hitam itu adalah gwa. Hitam adalah hidup gwa. Nga hitam, bukan Lucky namanya neng." sahut gwa sambil menyombongkan diri.
"Iya, iya, bahkan sampe hitam ke kulit2nya juga ya Ky? Hihihihihi" Felisha terkekeh dengan tatapan ngenyek gitu.
".........." gwa langsung mingkem kena skakmat darinya.
"Hihihihihi..." ketawa kunti masih berlanjut.
"Tapi ini hitam kereta api lho. Makin hitam makin banyak yang ngantri tauk" jawab gwa merasa bisa menangkis celaannya tadi.
"Wuuu, ge-er!" sungutnya sambil memanyunkan bibir bulatnya. Tapi sekilas gwa bisa melihat kedua pipinya kembali memerah, "ya udah, kita berangkat yuk. Nanti kemaleman"
"Hehehehe, ya udah ayuk, eh tapi kita mau kemana dulu nih?" sebenernya gwa masih mau canda2in Felisha lagi, tapi gwa takut moodnya tiba2 berubah gara2 bete sama gwa. Padahal ini moment yang paling gwa tunggu2, setelah beberapa bulan ini hubungan diantara kita berasa jadi kaku dan aneh. So, sayang juga kalo moment yang bagus ini jadi rusak hanya gara2 candaan2 geje gwa.
"Lho, aku khan cuma jadi donaturnya aja Ky. Kalo masalah tempat sama tujuan ya terserah kamu aja, aku sih manut aja" jawabnya sambil mengangkat bahunya, seolah nantangin gwa.
"Yakin nih, gwa bebas milih tempatnya. Yakin nga takut robek dompetnya nanti?" tanya gwa ingin memastikan omongannya.
"He-eh, yakin deh. Ini khan udah perjanjian yang pernah kita bikin dulu, dan kamu bisa buktiin janji kamu itu. Ya, berarti aku harus penuhin dong. Gimanapun, janji itu hutang lho" Felisha menunjukan kesungguhan kata2nya sambil menatap mata gwa lekat2.
Gwa balik menatap matanya dan gwa melihat kesungguhan disitu, nga ada sama sekali keterpaksaan disana. Bahkan dari gesture tubuhnya pun menunjukan kalo dia nyaman2 aja. Dan sungguh, itu bener2 bikin gwa terharu. Ya, gimana nga terharu, entah sudah beberapa bulan ini terlewati tanpa kedekatan seperti ini lagi diantara kita. Dan yang paling penting, kita bisa kencan lagi malam itu.
Kencan? Yup, bagi gwa yang jomblo tapi nga genes ini, tentu ngerasa acara jalan berduaan ini sebagai kencan. Tapi kencan tanpa status lho judulnya.
Ohiya, malem itu ceritanya gwa mau ditraktir sama neng semok, gegara nilai2 semester ganjil gwa kemaren ini begitu cetar membahana. Bayangin aja, gwa yang biasanya selalu dapet IPK 3 koma (tentu setelah dibagi dua
), kali itu bener2 dapet 3 koma lebih sedikit tanpa dibagi dua sama sekali.
Entah karena jauh2 hari gwa udah dikasih tantangan sama Felisha untuk dapetin IPK segitu atau emang pada dasarnya gwa itu nga bodoh2 amat otaknya, asal mau jumpalitan dikit mengurai rumus2 sialan itu dan Voila!, nilai2 B mendominasi mata kuliah gwa di semester itu. Kampret lah, kemana aja gwa selama 7 tahun yang udah lewat ini?! 
Hmm, cuma masalahnya gwa jadi bingung kemana tujuan kita untuk acara traktiran ini. Kalo neng semok sih udah nga masalahin mau kemana gwa pengen ditraktirnya (ish, mentang2 udah enak kerjaannya
). Pengen dinner di restro yang berkelas, gwa takut nantinya di cap cowok matre gegara udah bikin robek dompetnya. Atau hangout ditempat dugem yang lagi happening, kayaknya Felisha udah nga tertarik lagi sama dunia2 kayak gitu. Ke fast food, yakali, udah segede gini masih jajan ditempat kayak gitu (haish, sok bener lo Ky!
). Duh, kemana ya?
"Eh neng, lo masih penasaran nga sama tempat hangout gwa yang rock n' roll itu?" tanya gwa tiba2 aja dapet pencerahan.
"Oh iya, iya mau dong kesitu. Ish, kayaknya udah lama banget aku dijanji2in sama kamu buat hangout disana. Aku khan pengen tau kayak gimana sih tempat tongkrongan anak band yang kamu bilang keren itu" seketika itu Felisha tersenyum lebar, dengan ekspresi penuh semangatnya menandakan Felisha menyetujui ajakan gwa itu.
"Dijamin keren lah, apalagi yang ngajak juga orangnya keren. Ya udah, kita cabs yuk!" ajak gwa tanpa mikir panjang lagi. Gwa jamin Felisha nga bakal rewel lah gwa ajak kesono, secara hampir tiap hari dia gwa cekokin sama koleksi2 band cadas yang old school lewat stereo set dikamar gwa. Dan sejauh itu, kuping Felisha baek2 aja ngedengerinnya.
"Huuuu...!" cibir Felisha sambil memanyunkan bibirnya. Entah kenapa, setiap kali gwa nyebut diri gwa keren pasti kayak gitu itu tanggepannya. Kenapa Fel, masih belom mau ngakuin kalo diri gwa ini keren?
************************************
Gwa menghempaskan punggung gwa kesandaran kursi, karena efek perut yang kekenyangan setelah ngabisin satu menu makan malem yang enak ini. Gwa dorong makanan yang rasanya masih nyangkut sebagian ditenggorokan dengan air mineral yang nga dingin. Aaahh, segarnya!
Dan sebagai penutupnya, gwa nyalain sebatang rokok yang udah terselip dibibir, menuntaskan kenikmatan sehabis makan. Gwa tarik penuh kenikmatan asap nikotin ini memenuhi paru2 gwa dan menghembuskannya perlahan2 melalui mulut dan hidung gwa. Gwa melirik kesebelah kiri gwa, pada sesosok cewek yang sedari tadi nga lepas2nya memperhatikan gwa mulai dari suapan pertama sampai gwa tuntaskan makanan didepan gwa ini. Sebuah senyuman lucunya yang nga pernah lepas dari sudut bibirnya.
"Ngeliatin gwa aja neng dari tadi, itu makanannya sendiri nga dicolek2. Kenapa, ada yang aneh ya sama gwa?" goda gwa sambil melirik kearah sandwichnya yang tampak masih utuh, begitu pula dengan french friesnya.
"Hehehehe, iya aneh. Nga tau kenapa, tiap ngeliatin kamu makan tuh, udah bikin aku kenyang tauk." Felisha terkekeh masih sambil menatapi gwa.
"Ahahahaha, ya udah, mulai besok lo traktirin gwa makan aja tiap hari, trus sambil ngeliatin gwa makan." jawab gwa sambil ngelapin muka gwa yang keringetan dengan tisu, sembari menutupi kegugupan gwa yang sedari tadi diliatin terus sama Felisha. Entah kenapa, gwa ngerasa seperti mau ditelen mentah2 lewat tatapan matanya itu.
"Huuuu..." cibirnya sambil memanyunkan bibir bulatnya, sementara sebelah tangannya siap menyarangkan cubitan pedesnya ke pinggang gwa.
Refleks aja, gwa tangkep tangan itu sebelum mendarat dipinggang gwa. Felisha nampak kaget ketika serangannya bisa segera gwa tangkis dengan secepat itu. Sementara gwa seolah nga pengen melepaskan tangan lembut yang ada digenggaman gwa ini. Udah lama banget gwa nga pernah lagi megangin tangannya kayak gini, sehingga gwa biarkan tangan Felisha terus dalam genggaman gwa. Felisha tertunduk sejenak, sebelum melengoskan pandangannya dari gwa. Sehingga kita disergap dalam keheningan diantara hiruk pikuknya suara musik didepan kita.
Sepenggal lagu Kashmir-nya Led Zeppelin baru saja selesai dimainkan, semakin menambah keheningan diantara kita. Dan Felisha membiarkan gwa tetap menggengam tangannya. Nga ada protes atau omelan sedikitpun darinya.
"Oke, lagu ini khusus aku persembahkan buat temen aku yang lagi mojok diatas sana" suara dari sang vokalis yang menyembur dari speaker memecahkan konsentrasi gwa, "coba tolong mas lightning, lampunya disorot keatas"
Nga lama suasana yang remang2 diantara kita berubah menjadi terang dadakan. Lampu panggung yang lumayan besar itu menyorot kearah gwa dan Felisha duduk. Otomatis kita berduapun mengangkat tangan keatas muka masing2, menahan silaunya sorotan lampu tersebut. Kampret, gwa udah sengaja milih tempat dibalkon ini biar nga ketangkep basah sama vokalis sialan ini, yang ternyata sia2 aja misi sembunyi2 gwa ini. Ini sih Felisha make acara milih meja yang dipinggir balkon segala, biar lebih puas ngeliatin personil2 band sialan ini beraksi diatas panggung alesannya. Nah, sekarang ketangkep basah khan tuh sama mereka.
Dan gwa cuma bisa pasrah aja dengan keusilan macem apa yang bakal mereka kasih ke gwa.
"Yo men, abis lagu ini aku nga mau tahu, lo musti nyumbang suara nanti ya. Kalian pada setuju khan, kalo temen aku ini nyumbang satu lagu disini?" vokalis dengan tubuh yang lumayan tambun dan berambut gondrong itu meminta persetujuan pengunjung disitu, sambil menenggak habis minuman dari gelas yang sedari tadi dipegangnya, "kalian nga usah ragu sama kualitas suaranya, temenku ini ngakunya masih titisan Jim Morrison lho. Bukan begitu Dot?"
Tanpa perlu menunggu lama, penonton yang ada disitu riuh rendah menyetujui permintaan vokalis tambun itu. Diantara silaunya mata gwa yang kena sorotan lampu, gwa bisa ngeliat hampir semua mata diruangan itu tertuju kearah meja gwa dan Felisha. Dan ketika gwa lirik kesebelah, gwa lihat Felisha cuma bisa nyengir2 antara bingung dan salah tingkah. Kampret lah, bikin malu gwa aja!
Si tambun ini pasti lagi mabok deh, sampe gwa di panggil Codot sama dia. Lha, si Codot itu khan nama sobat gwa. Apa dia nga bisa bedain antara gwa dan Codot? Tiba2 aja, gwa jadi teringat akan trik klasik Codot yang suka dimainkan olehnya, dengan ngebawa gebetannya kesini dan ngebikinnya jadi melting. Oh shit, jadi gwa harus maenin sandiwaranya yang biasa dimaenkan oleh Codot nih ceritanya? Jadi si tambun itu mikir kalo gwa sama Felisha lagi kencan malem itu.
"Udah mas lightning lampunya, kasihan muka temen aku nanti jadi lumer, hehehehehe" si tambun terkekeh sambil mengeluarkan sebuah lintingan dari kotak rokoknya dan mulai membakarnya. Sementara intro lagu Thank You-nya Led Zeppelin mulai dimainkan, "buat pacarnya Codot, aku cuma mau bilang kalo lagu ini adalah ungkapan paling dalam dari seorang laki2 yang begitu mengagumi wanitanya. Check it out!"
"Lho, nama kamu disini Codot ya Ky?"tanya Felisha meledek.
"Eh bukan, itu nama panggilan temen gwa Fel. Mabok tuh orang, dipikirnya gwa ini si Codot kali" sahut gwa grogi. Ya gimana gwa nga grogi, secara gwa harus memainkan triknya Codot malem itu. Khan, gwa nga ada maksud mau modusin neng semok malem itu.
"Owh" jawabnya singkat, karena perhatiannya sepenuhnya sudah tertuju kepanggung dimana si tambun mulai menyanyikan lagunya.
Fix sudah, kalo si tambun itu hendak memainkan trik klasiknya si Codot malam itu. Dimulai dengan si tambun menyanyikan lagu Thank you dan ditutup dengan gwa yang nantinya nyanyiin lagunya Joe Cocker diatas panggung dengan sedikit drama2 ala Codot.
Nga terasa dengkul gwa mulai gemeteran karena ngebayangin sandiwara ngehe yang harus gwa maenkan sebentar lagi. Kampreeetttt! 
Gw duduk menyandarkan punggung gwa kekursi yang kini terasa sangat kaku dan nga nyaman. Gwa mulai ngerasa gerah saat itu, walau gwa yakin AC disekitar ruangan ini bekerja dengan baik. Beberapa bulir keringat mulai membasahi dahi gwa. Sementara gwa lihat Felisha sangat menikmati bait demi bait syair Thank You yang dinyanyikan oleh si tambun dengan sangat ciamik. Sambil sesekali Felisha mengalihkan pandangannya kearah gwa sambil mengulas senyuman penuh arti. Huft!
Walaupun nga semua cewek tahu lagu Zeppelin, tapi untuk lagu yang satu itu, gimanapun juga bikin bikin cewek sedikit klepek2 sama syairnya. Damn you Codot, lo emang jagonya deh bikin klepek2 cewek! Dan malem ini, gwa terjebak sama drama ciptaan lo Dot!
Dan lagu Thank You-pun selesai dimainkan, disambut dengan applause yang meriah dari penonton. Gimanapun juga, si tambun ini emang sangat jago banget ngimbangin suaranya Robert Plant yang tinggi dan jernih itu. Sambil tak hentinya bertepuk tangan, gwa bisa lihat betapa sumringahnya senyum Felisha yang tak lepasnya tersungging dibibirnya dan diarahkan ke gwa. Gwa cuma bisa tersenyum kecut melihat keadaan ini dan ingin rasanya berteriak pada Felisha, 'ini cuma drama neng. Yang jauh2 hari udah dimaenkan oleh sobat gwa'. Tapi apa daya, gwa nga tega rasanya ngerusak senyum yang paling indah itu lenyap dari wajahnya yang begitu cantik dimata gwa malam itu.
"C'mon Codot, now your turn" panggil si tambun dari atas panggung, masih dengan lintingan yang terselip dijemarinya.
"Makasih nyettt!" teriak gwa sambil mengibas2kan tangan, menolak untuk memainkan drama ini.
"Ayolah Ky, aku khan pengen dengerin kamu nyanyi" Felisha justru semangat banget untuk nyuruh gwa naek ke panggung.
"Yaelah Fel, tiap hari di kost-an juga lo dengerin gwa nyanyi mulu sih?"protes gwa, yang masih bersikukuh untuk menolak naek ke panggung.
"Tapi itu khan di kost-an Ky. Ayolah, aku khan pengen ngeliat kamu nyanyi diatas panggung" Felisha masih terus memaksa gwa.
"Nga ah Fel, gwa lagi nga mood nyanyi malem ini" gwa coba beralibi.
"Woi, turun sini knapa! Apa mau aku arak nih?!" si tambun makin memanasi suasana.
"C'mon Ky, please, nyanyi buat aku ya Ky, ya ya?" Felisha mulai merengek.
Huft, rusak sudah suasana traktiran yang damai sentosa ini, gara2 si tambun satu itu. Nyesel gwa udah milih tempat disini. Harusnya gwa pilih di resto fast food aja tadi, biar nga nendang makanan dan suasananya, tapi gwa selamat dari drama yang belum waktunya gwa maenkan untuk seorang Felisha. Hadeuh, gimana ini.
Mendadak gwa ngerasain seperti adegan slow-mo saat itu. Felisha tetap terus maksa2 gwa untuk naek ke panggung, sementara si tambun makin menjadi teriak2 manggilin gwa. Dan beberapa pengunjung disitupun ikut2an memperkeruh suasana agar gwa tetep naek ke panggung. Dan walaupun rasanya dengkul gwa ini udah lemes, tapi kaki gwa perlahan2 mulai melangkah meninggalkan meja gwa. Diiringi oleh tepuk tangan Felisha yang seolah terus menyemangati gwa. Ya ampun, apa jadinya kalo Felisha termakan oleh drama sialan ini dan kembali memperkeruh hubungan diantara kita yang selalu tampak rumit dimata gwa ini?
"Setan, gwa bukan Codot tauk. Gwa Lucky, temennya Codot!" maki gwa begitu sampai dihadapan si tambun diatas panggung. Gwa menjentik2kan jemari gwa didepan mukanya, paling tidak untuk mengembalikan kesadarannya.
"Podo wae, aku ra urus. Yang penting jatah aku musti full nanti ya" jawabnya seolah tanpa dosa.
"Jatah gigi lo gendut! Asal lo tau ye, itu cewek temen gwa tauk. Dan sekali lagi gwa bukan Codot, karena ini drama punyanya Codot, bukan punya gwa!" gwa tumpahkan semua emosi gwa pada si tambun ini.
"Halagh, terserah lo mau ngomong apalah sama aku. Tapi yang pasti kalian pasangan yang serasi lho." sahutnya sambil mengangkat gelasnya yang udah terisi lagi itu kearah Felisha, sebagai tanda penghormatannya, "sudah nyanyi sono. Bikin cewekmu melting sudah"
Intro lagu You Are So Beautiful-nya Joe Cocker mulai dimainkan oleh pemain keyboard dari grup band yang biasa mengcover lagu2nya Led Zeppelin ini. Suara efek piano terdengar begitu bersih memenuhi ruangan ini. Sementara didepan gwa mendadak jadi sepi suasananya. Njirr, grogi nih gwa.
"Gwa nga mau lagu yang ini. Please" rengek gwa pada si tambun.
"Halagh, bawel ah!" sentaknya sambil mendorong badan gwa agar lebih maju kedepan panggung.
Kalo untuk versi Codot biasanya ketika intro lagu ini dimainkan, sobat gwa itu mulai berpidato singkat. Yang intinya apalagi kalo bukan untuk bikin gebetannya klepek2.
Tapi itu nga berlaku untuk gwa, karena gwa bukan Codot dan gwa nga ngarepin untuk ngelakuin drama ini. Huft, gwa menarik napas dalam2 dan menghembuskannya perlahan2, paling nga untuk mengusir grogi yang begitu mendominasi dan juga menenangkan hati gwa. Biar bagaimanapun lagu ini adalah salah satu favorit gwa. Dan gwa pun ingin menyanyikan lagu ini hanya untuk seorang Felisha. Tapi, bukan pada malam itu. Mungkin pada suatu saat, ketika hati gwa nga lagi ragu seperti saat ini. Ketika gwa yakin, untuk bisa menjadi teman hidupnya. 
Nyambung kebawah yee, kagak muat nih ceritanye
Dan yang bikin gwa seneng banget malam itu, warna pakaian yang kita kenakan bener2 kompakan tanpa unsur rekayasa sama sekali. Malam itu gwa mengenakan kaos semi sweater berlengan panjang dan celana twill, semuanya berwarna hitam, warna favorit gwa, bahkan begitu pula dengan warna kulit gwa.
Entah kenapa, ketika tubuh gwa dibalut dengan warna hitam, tingkat kePD-an gwa meningkat melewati 100%. Sehingga gwa pun merasa yakin, kalau selera gadis dihadapan gwa ini akan warna hitam, agak sedikit terpengaruh oleh gwa."Wow, women in black, wow" seru gwa tertahan, mengomentari penampilannya.
"Ish, kamu kenapa ngikutin aku sih warna bajunya?" Felisha tersipu malu menyadari akan kekompakan dadakan ini, tentu dengan kedua pipinya yang mendadak bersemu merah itu.
"Helow, nga salah denger nih gwa? Hitam itu adalah gwa. Hitam adalah hidup gwa. Nga hitam, bukan Lucky namanya neng." sahut gwa sambil menyombongkan diri.
"Iya, iya, bahkan sampe hitam ke kulit2nya juga ya Ky? Hihihihihi" Felisha terkekeh dengan tatapan ngenyek gitu.
".........." gwa langsung mingkem kena skakmat darinya.

"Hihihihihi..." ketawa kunti masih berlanjut.
"Tapi ini hitam kereta api lho. Makin hitam makin banyak yang ngantri tauk" jawab gwa merasa bisa menangkis celaannya tadi.
"Wuuu, ge-er!" sungutnya sambil memanyunkan bibir bulatnya. Tapi sekilas gwa bisa melihat kedua pipinya kembali memerah, "ya udah, kita berangkat yuk. Nanti kemaleman"
"Hehehehe, ya udah ayuk, eh tapi kita mau kemana dulu nih?" sebenernya gwa masih mau canda2in Felisha lagi, tapi gwa takut moodnya tiba2 berubah gara2 bete sama gwa. Padahal ini moment yang paling gwa tunggu2, setelah beberapa bulan ini hubungan diantara kita berasa jadi kaku dan aneh. So, sayang juga kalo moment yang bagus ini jadi rusak hanya gara2 candaan2 geje gwa.
"Lho, aku khan cuma jadi donaturnya aja Ky. Kalo masalah tempat sama tujuan ya terserah kamu aja, aku sih manut aja" jawabnya sambil mengangkat bahunya, seolah nantangin gwa.
"Yakin nih, gwa bebas milih tempatnya. Yakin nga takut robek dompetnya nanti?" tanya gwa ingin memastikan omongannya.
"He-eh, yakin deh. Ini khan udah perjanjian yang pernah kita bikin dulu, dan kamu bisa buktiin janji kamu itu. Ya, berarti aku harus penuhin dong. Gimanapun, janji itu hutang lho" Felisha menunjukan kesungguhan kata2nya sambil menatap mata gwa lekat2.
Gwa balik menatap matanya dan gwa melihat kesungguhan disitu, nga ada sama sekali keterpaksaan disana. Bahkan dari gesture tubuhnya pun menunjukan kalo dia nyaman2 aja. Dan sungguh, itu bener2 bikin gwa terharu. Ya, gimana nga terharu, entah sudah beberapa bulan ini terlewati tanpa kedekatan seperti ini lagi diantara kita. Dan yang paling penting, kita bisa kencan lagi malam itu.
Kencan? Yup, bagi gwa yang jomblo tapi nga genes ini, tentu ngerasa acara jalan berduaan ini sebagai kencan. Tapi kencan tanpa status lho judulnya.

Ohiya, malem itu ceritanya gwa mau ditraktir sama neng semok, gegara nilai2 semester ganjil gwa kemaren ini begitu cetar membahana. Bayangin aja, gwa yang biasanya selalu dapet IPK 3 koma (tentu setelah dibagi dua
), kali itu bener2 dapet 3 koma lebih sedikit tanpa dibagi dua sama sekali.
Entah karena jauh2 hari gwa udah dikasih tantangan sama Felisha untuk dapetin IPK segitu atau emang pada dasarnya gwa itu nga bodoh2 amat otaknya, asal mau jumpalitan dikit mengurai rumus2 sialan itu dan Voila!, nilai2 B mendominasi mata kuliah gwa di semester itu. Kampret lah, kemana aja gwa selama 7 tahun yang udah lewat ini?! 
Hmm, cuma masalahnya gwa jadi bingung kemana tujuan kita untuk acara traktiran ini. Kalo neng semok sih udah nga masalahin mau kemana gwa pengen ditraktirnya (ish, mentang2 udah enak kerjaannya
). Pengen dinner di restro yang berkelas, gwa takut nantinya di cap cowok matre gegara udah bikin robek dompetnya. Atau hangout ditempat dugem yang lagi happening, kayaknya Felisha udah nga tertarik lagi sama dunia2 kayak gitu. Ke fast food, yakali, udah segede gini masih jajan ditempat kayak gitu (haish, sok bener lo Ky!
). Duh, kemana ya?"Eh neng, lo masih penasaran nga sama tempat hangout gwa yang rock n' roll itu?" tanya gwa tiba2 aja dapet pencerahan.
"Oh iya, iya mau dong kesitu. Ish, kayaknya udah lama banget aku dijanji2in sama kamu buat hangout disana. Aku khan pengen tau kayak gimana sih tempat tongkrongan anak band yang kamu bilang keren itu" seketika itu Felisha tersenyum lebar, dengan ekspresi penuh semangatnya menandakan Felisha menyetujui ajakan gwa itu.
"Dijamin keren lah, apalagi yang ngajak juga orangnya keren. Ya udah, kita cabs yuk!" ajak gwa tanpa mikir panjang lagi. Gwa jamin Felisha nga bakal rewel lah gwa ajak kesono, secara hampir tiap hari dia gwa cekokin sama koleksi2 band cadas yang old school lewat stereo set dikamar gwa. Dan sejauh itu, kuping Felisha baek2 aja ngedengerinnya.

"Huuuu...!" cibir Felisha sambil memanyunkan bibirnya. Entah kenapa, setiap kali gwa nyebut diri gwa keren pasti kayak gitu itu tanggepannya. Kenapa Fel, masih belom mau ngakuin kalo diri gwa ini keren?

************************************
Gwa menghempaskan punggung gwa kesandaran kursi, karena efek perut yang kekenyangan setelah ngabisin satu menu makan malem yang enak ini. Gwa dorong makanan yang rasanya masih nyangkut sebagian ditenggorokan dengan air mineral yang nga dingin. Aaahh, segarnya!
Dan sebagai penutupnya, gwa nyalain sebatang rokok yang udah terselip dibibir, menuntaskan kenikmatan sehabis makan. Gwa tarik penuh kenikmatan asap nikotin ini memenuhi paru2 gwa dan menghembuskannya perlahan2 melalui mulut dan hidung gwa. Gwa melirik kesebelah kiri gwa, pada sesosok cewek yang sedari tadi nga lepas2nya memperhatikan gwa mulai dari suapan pertama sampai gwa tuntaskan makanan didepan gwa ini. Sebuah senyuman lucunya yang nga pernah lepas dari sudut bibirnya.
"Ngeliatin gwa aja neng dari tadi, itu makanannya sendiri nga dicolek2. Kenapa, ada yang aneh ya sama gwa?" goda gwa sambil melirik kearah sandwichnya yang tampak masih utuh, begitu pula dengan french friesnya.
"Hehehehe, iya aneh. Nga tau kenapa, tiap ngeliatin kamu makan tuh, udah bikin aku kenyang tauk." Felisha terkekeh masih sambil menatapi gwa.
"Ahahahaha, ya udah, mulai besok lo traktirin gwa makan aja tiap hari, trus sambil ngeliatin gwa makan." jawab gwa sambil ngelapin muka gwa yang keringetan dengan tisu, sembari menutupi kegugupan gwa yang sedari tadi diliatin terus sama Felisha. Entah kenapa, gwa ngerasa seperti mau ditelen mentah2 lewat tatapan matanya itu.

"Huuuu..." cibirnya sambil memanyunkan bibir bulatnya, sementara sebelah tangannya siap menyarangkan cubitan pedesnya ke pinggang gwa.
Refleks aja, gwa tangkep tangan itu sebelum mendarat dipinggang gwa. Felisha nampak kaget ketika serangannya bisa segera gwa tangkis dengan secepat itu. Sementara gwa seolah nga pengen melepaskan tangan lembut yang ada digenggaman gwa ini. Udah lama banget gwa nga pernah lagi megangin tangannya kayak gini, sehingga gwa biarkan tangan Felisha terus dalam genggaman gwa. Felisha tertunduk sejenak, sebelum melengoskan pandangannya dari gwa. Sehingga kita disergap dalam keheningan diantara hiruk pikuknya suara musik didepan kita.
Sepenggal lagu Kashmir-nya Led Zeppelin baru saja selesai dimainkan, semakin menambah keheningan diantara kita. Dan Felisha membiarkan gwa tetap menggengam tangannya. Nga ada protes atau omelan sedikitpun darinya.
"Oke, lagu ini khusus aku persembahkan buat temen aku yang lagi mojok diatas sana" suara dari sang vokalis yang menyembur dari speaker memecahkan konsentrasi gwa, "coba tolong mas lightning, lampunya disorot keatas"
Nga lama suasana yang remang2 diantara kita berubah menjadi terang dadakan. Lampu panggung yang lumayan besar itu menyorot kearah gwa dan Felisha duduk. Otomatis kita berduapun mengangkat tangan keatas muka masing2, menahan silaunya sorotan lampu tersebut. Kampret, gwa udah sengaja milih tempat dibalkon ini biar nga ketangkep basah sama vokalis sialan ini, yang ternyata sia2 aja misi sembunyi2 gwa ini. Ini sih Felisha make acara milih meja yang dipinggir balkon segala, biar lebih puas ngeliatin personil2 band sialan ini beraksi diatas panggung alesannya. Nah, sekarang ketangkep basah khan tuh sama mereka.
Dan gwa cuma bisa pasrah aja dengan keusilan macem apa yang bakal mereka kasih ke gwa."Yo men, abis lagu ini aku nga mau tahu, lo musti nyumbang suara nanti ya. Kalian pada setuju khan, kalo temen aku ini nyumbang satu lagu disini?" vokalis dengan tubuh yang lumayan tambun dan berambut gondrong itu meminta persetujuan pengunjung disitu, sambil menenggak habis minuman dari gelas yang sedari tadi dipegangnya, "kalian nga usah ragu sama kualitas suaranya, temenku ini ngakunya masih titisan Jim Morrison lho. Bukan begitu Dot?"
Tanpa perlu menunggu lama, penonton yang ada disitu riuh rendah menyetujui permintaan vokalis tambun itu. Diantara silaunya mata gwa yang kena sorotan lampu, gwa bisa ngeliat hampir semua mata diruangan itu tertuju kearah meja gwa dan Felisha. Dan ketika gwa lirik kesebelah, gwa lihat Felisha cuma bisa nyengir2 antara bingung dan salah tingkah. Kampret lah, bikin malu gwa aja!

Si tambun ini pasti lagi mabok deh, sampe gwa di panggil Codot sama dia. Lha, si Codot itu khan nama sobat gwa. Apa dia nga bisa bedain antara gwa dan Codot? Tiba2 aja, gwa jadi teringat akan trik klasik Codot yang suka dimainkan olehnya, dengan ngebawa gebetannya kesini dan ngebikinnya jadi melting. Oh shit, jadi gwa harus maenin sandiwaranya yang biasa dimaenkan oleh Codot nih ceritanya? Jadi si tambun itu mikir kalo gwa sama Felisha lagi kencan malem itu.

"Udah mas lightning lampunya, kasihan muka temen aku nanti jadi lumer, hehehehehe" si tambun terkekeh sambil mengeluarkan sebuah lintingan dari kotak rokoknya dan mulai membakarnya. Sementara intro lagu Thank You-nya Led Zeppelin mulai dimainkan, "buat pacarnya Codot, aku cuma mau bilang kalo lagu ini adalah ungkapan paling dalam dari seorang laki2 yang begitu mengagumi wanitanya. Check it out!"
"Lho, nama kamu disini Codot ya Ky?"tanya Felisha meledek.
"Eh bukan, itu nama panggilan temen gwa Fel. Mabok tuh orang, dipikirnya gwa ini si Codot kali" sahut gwa grogi. Ya gimana gwa nga grogi, secara gwa harus memainkan triknya Codot malem itu. Khan, gwa nga ada maksud mau modusin neng semok malem itu.

"Owh" jawabnya singkat, karena perhatiannya sepenuhnya sudah tertuju kepanggung dimana si tambun mulai menyanyikan lagunya.
Fix sudah, kalo si tambun itu hendak memainkan trik klasiknya si Codot malam itu. Dimulai dengan si tambun menyanyikan lagu Thank you dan ditutup dengan gwa yang nantinya nyanyiin lagunya Joe Cocker diatas panggung dengan sedikit drama2 ala Codot.
Nga terasa dengkul gwa mulai gemeteran karena ngebayangin sandiwara ngehe yang harus gwa maenkan sebentar lagi. Kampreeetttt! 
Gw duduk menyandarkan punggung gwa kekursi yang kini terasa sangat kaku dan nga nyaman. Gwa mulai ngerasa gerah saat itu, walau gwa yakin AC disekitar ruangan ini bekerja dengan baik. Beberapa bulir keringat mulai membasahi dahi gwa. Sementara gwa lihat Felisha sangat menikmati bait demi bait syair Thank You yang dinyanyikan oleh si tambun dengan sangat ciamik. Sambil sesekali Felisha mengalihkan pandangannya kearah gwa sambil mengulas senyuman penuh arti. Huft!

Walaupun nga semua cewek tahu lagu Zeppelin, tapi untuk lagu yang satu itu, gimanapun juga bikin bikin cewek sedikit klepek2 sama syairnya. Damn you Codot, lo emang jagonya deh bikin klepek2 cewek! Dan malem ini, gwa terjebak sama drama ciptaan lo Dot!
Dan lagu Thank You-pun selesai dimainkan, disambut dengan applause yang meriah dari penonton. Gimanapun juga, si tambun ini emang sangat jago banget ngimbangin suaranya Robert Plant yang tinggi dan jernih itu. Sambil tak hentinya bertepuk tangan, gwa bisa lihat betapa sumringahnya senyum Felisha yang tak lepasnya tersungging dibibirnya dan diarahkan ke gwa. Gwa cuma bisa tersenyum kecut melihat keadaan ini dan ingin rasanya berteriak pada Felisha, 'ini cuma drama neng. Yang jauh2 hari udah dimaenkan oleh sobat gwa'. Tapi apa daya, gwa nga tega rasanya ngerusak senyum yang paling indah itu lenyap dari wajahnya yang begitu cantik dimata gwa malam itu.
"C'mon Codot, now your turn" panggil si tambun dari atas panggung, masih dengan lintingan yang terselip dijemarinya.
"Makasih nyettt!" teriak gwa sambil mengibas2kan tangan, menolak untuk memainkan drama ini.
"Ayolah Ky, aku khan pengen dengerin kamu nyanyi" Felisha justru semangat banget untuk nyuruh gwa naek ke panggung.

"Yaelah Fel, tiap hari di kost-an juga lo dengerin gwa nyanyi mulu sih?"protes gwa, yang masih bersikukuh untuk menolak naek ke panggung.
"Tapi itu khan di kost-an Ky. Ayolah, aku khan pengen ngeliat kamu nyanyi diatas panggung" Felisha masih terus memaksa gwa.
"Nga ah Fel, gwa lagi nga mood nyanyi malem ini" gwa coba beralibi.
"Woi, turun sini knapa! Apa mau aku arak nih?!" si tambun makin memanasi suasana.
"C'mon Ky, please, nyanyi buat aku ya Ky, ya ya?" Felisha mulai merengek.
Huft, rusak sudah suasana traktiran yang damai sentosa ini, gara2 si tambun satu itu. Nyesel gwa udah milih tempat disini. Harusnya gwa pilih di resto fast food aja tadi, biar nga nendang makanan dan suasananya, tapi gwa selamat dari drama yang belum waktunya gwa maenkan untuk seorang Felisha. Hadeuh, gimana ini.
Mendadak gwa ngerasain seperti adegan slow-mo saat itu. Felisha tetap terus maksa2 gwa untuk naek ke panggung, sementara si tambun makin menjadi teriak2 manggilin gwa. Dan beberapa pengunjung disitupun ikut2an memperkeruh suasana agar gwa tetep naek ke panggung. Dan walaupun rasanya dengkul gwa ini udah lemes, tapi kaki gwa perlahan2 mulai melangkah meninggalkan meja gwa. Diiringi oleh tepuk tangan Felisha yang seolah terus menyemangati gwa. Ya ampun, apa jadinya kalo Felisha termakan oleh drama sialan ini dan kembali memperkeruh hubungan diantara kita yang selalu tampak rumit dimata gwa ini?
"Setan, gwa bukan Codot tauk. Gwa Lucky, temennya Codot!" maki gwa begitu sampai dihadapan si tambun diatas panggung. Gwa menjentik2kan jemari gwa didepan mukanya, paling tidak untuk mengembalikan kesadarannya.
"Podo wae, aku ra urus. Yang penting jatah aku musti full nanti ya" jawabnya seolah tanpa dosa.
"Jatah gigi lo gendut! Asal lo tau ye, itu cewek temen gwa tauk. Dan sekali lagi gwa bukan Codot, karena ini drama punyanya Codot, bukan punya gwa!" gwa tumpahkan semua emosi gwa pada si tambun ini.
"Halagh, terserah lo mau ngomong apalah sama aku. Tapi yang pasti kalian pasangan yang serasi lho." sahutnya sambil mengangkat gelasnya yang udah terisi lagi itu kearah Felisha, sebagai tanda penghormatannya, "sudah nyanyi sono. Bikin cewekmu melting sudah"
Intro lagu You Are So Beautiful-nya Joe Cocker mulai dimainkan oleh pemain keyboard dari grup band yang biasa mengcover lagu2nya Led Zeppelin ini. Suara efek piano terdengar begitu bersih memenuhi ruangan ini. Sementara didepan gwa mendadak jadi sepi suasananya. Njirr, grogi nih gwa.

"Gwa nga mau lagu yang ini. Please" rengek gwa pada si tambun.
"Halagh, bawel ah!" sentaknya sambil mendorong badan gwa agar lebih maju kedepan panggung.
Kalo untuk versi Codot biasanya ketika intro lagu ini dimainkan, sobat gwa itu mulai berpidato singkat. Yang intinya apalagi kalo bukan untuk bikin gebetannya klepek2.
Tapi itu nga berlaku untuk gwa, karena gwa bukan Codot dan gwa nga ngarepin untuk ngelakuin drama ini. Huft, gwa menarik napas dalam2 dan menghembuskannya perlahan2, paling nga untuk mengusir grogi yang begitu mendominasi dan juga menenangkan hati gwa. Biar bagaimanapun lagu ini adalah salah satu favorit gwa. Dan gwa pun ingin menyanyikan lagu ini hanya untuk seorang Felisha. Tapi, bukan pada malam itu. Mungkin pada suatu saat, ketika hati gwa nga lagi ragu seperti saat ini. Ketika gwa yakin, untuk bisa menjadi teman hidupnya. 
Nyambung kebawah yee, kagak muat nih ceritanye

sormin180 memberi reputasi
1
Kutip
Balas