Setelah putus, sepertinya aku jadi agak kacau. Aku masih mengharapkan Krisya ada. Sayangnya aku sudah terlalu jauh darinya. Aku ada di Bandung, sedangkan Krisya ada di Solo. Terakhir aku dapat kabar, dia kuliah keperawatan di salah satu kampus di Solo. Itu pun aku tak tahu dia kuliah ambil jurusan apa, nomor handphonenya berapa, dia tinggal dimana.

Ketika tidak memiliki pacar, entah kenapa yang terbayang selalu nama Krisya. Walaupun saat pacaran juga nama Krisya kadang muncul di pikiranku, tapi effect saat setelah putus dengan 1 cewek melipatgandakan bayangan Krisya di kepalaku. Wajah Krisya benar-benar menghantuiku.

Disaat aku kuliah, mulailah aku berkenalan dengan Friendster. Social media pertama yang aku tahu. Darisana aku bertemu dengan banyak teman lamaku jaman SD sampe SMA. Kegiatanku setiap kali aku login di Friendster selalu sama : Mencari Nama "Krisya" disana. Aku udah coba dengan berbagai macam keyword, mulai dari Nama pendek, nama panjang, nama panggilan, tempat sekolah kita, nama SMA dia dan tempatnya kuliah. Tapi, semua hasilnya nihil. Tak ada satupun yang memunculkan wajah Krisya-ku disana. Aku tak menyangka akan sesulit ini untuk mencarimu.

Aku mulai desperate dan stress berkepanjangan. Pernah aku ga masuk kuliah selama 2,5 bulan berturut-turut. Aku cuman ikut kepanitiaan dan kepengurusan himpunan di kampus untuk menghilangkan bayangan Krisya. Hal yang lumayan efektif untuk sedikit melupakan Krisya. Tapi efeknya lumayan parah juga. Selama semester 1-2 yang nilaiku dihiasi dengan angka A dan B, di semester 3-4 itu nilaiku dihiasi dengan huruf E. Sempat hampir drop out dari kampus karena hidupku yang mulai ga bener.

Dan setelah itu, aku mulai lagi berteman dengan orang-orang ga bener. Karena di Bandung lebih expert dibanding waktu di kampungku dulu, kenakalanku pun juga lebih parah dibanding kelas 4-5 SD dulu. Malem itu aku diajak oleh temen-temenku ke salah satu tempat hiburan di Bandung. Karena waktu itu lagi stress, aku mau-mau aja kesana. Aku menghabiskan malam seharian bersama temen-temen dan para wanita diskotek. Aku cuman pengen ikut dan teriak-teriak sambil joget ga jelas aja disana. Pas sampe sana, ternyata ga ada lagu dangdut. Adanya musik ajib-ajib.

Kita lalu pesen table, lalu duduk-duduk disana. Temen-temenku pada ngerokok, minum-minum di meja bulat itu. Sesekali temen-temenku pada ngerayu biar aku ikutan.



Aku turun, lalu nge dance ga jelas disana. Udah capek, aku dateng ke bagian bar.



Aku mendengar suara cekikikan kaya nenek lampir di meja samping.



Orang itu mulai berpindah ke kursi yang tepat ada di sampingku. Aku berpikir, dia adalah orang gila yang lepas dari Rumah Sakit Jiwa. Dia dari tadi ketawa Hahaha mulu. Mengerikan!



Aku melihat cewek itu. Mukanya yah gitu lah. Standar cewek Bandung. Putih-putih manis.



Siiaalll!!!! Ini cewek nyebelin banget!



Kataku sambil ambil bungkus rokoknya. Aku ambil 1 batang rokok, lalu nyalain tuh rokok. Baru 1 kali hisep, aku udah batuk-batuk ga jelas. Sumpah, bingung aku kenapa orang-orang bisa tahan dan kuat ngisep lintingan batang tembakau kaya gini.



Itu awal perkenalanku dengan Syeiva, satu dari segelintir cewek yang akhirnya jadi pacarku. Selama 4 tahun kuliah, aku udah berpacaran dengan belasan cewek. Mulai dari orang Solo, Bandung, Bekasi, Jakarta, Sukabumi, Bogor, sampe Palembang, Lampung, ama Medan, . Walaupun ga semuanya aku awali dengan niat untuk pacaran. Karena dari belasan cewek itu, aku cuman pernah nembak 6 kali doang. Itu pun nembak yang pertama ditolak sama Dina, nembak yang kedua ga kedengeran sama Krisya. Mereka menghancurkan track recordku! Dafuk!

*Kalo ada waktu, aku akan menceritakan pengalamanku dengan mereka di lain cerita. Sekarang kan ceritanya Krisya. #Janji

Sayangnya, seperti biasa. Bayang-bayang Krisya masih aja ada. Sudah 7 tahun dan aku tak pernah bertemu dengannya. Jangankan untuk bertemu, untuk tahu dia dimana dan bagaimana keadaannya saja aku tak tahu.

Seandainya sekarang bisa bertemu dengan Krisya, tentu jalan cerita ini akan berbeda. "Aku sudah nggak Gagap lagi,Kris! Aku pasti bisa kok ngomong dengan lancar di depanmu. Berbicara, ketawa bareng, ngajak kamu jalan-jalan dan mengatakan Aku cinta Kamu." Sayangnya, kesempatan itu tak pernah kutemui selama aku kuliah.