Kaskus

Story

yogiek.indraAvatar border
TS
yogiek.indra
Is It My Truly First Love?
Quote:


Is It My Truly First Love?

Is It My Truly First Love?


Spoiler for Cover:


Quote:


Is It My Truly First Love?


Quote:


Quote:



Spoiler for Thanks To My Readers and Commenters:

Diubah oleh yogiek.indra 14-08-2015 22:26
hafizlukman46Avatar border
wanitatangguh93Avatar border
efti108Avatar border
efti108 dan 8 lainnya memberi reputasi
7
207.6K
759
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
yogiek.indraAvatar border
TS
yogiek.indra
#547
Part 50 - Masa Penantian (1)
Aku tak menyangka pembicaraan itu adalah pembicaraan yang tertanam begitu dalam ke pikiranku. Karena setelah pembicaraan itu, aku harus menunggu begitu lama untuk bisa berbicara lagi dengan Krisya.

Setelah acara pentas seni itu, susah menemukan moment untuk bisa berbicara dengan Krisya. Aku hanya bisa melakukan ritual seperti biasa setiap hari. Hanya saja, karena setelah pentas seni itu, kami kelas 3 hanya punya waktu beberapa bulan untuk mempersiapkan ujian nasional. Pada tahun itu, untuk lulus, kami membutuhkan nilai yang sangat sangaaaat sangaaattt tingggiiiiiiii!!! Standar kelulusan untuk ujian nasional tahun itu adalah 3,00. Dan dengan standar itu, udah bikin ribut orang se-Indonesia! Karena itu adalah pertama kalinya ada standar kelulusan dalam ujian nasional. Bener-bener kita ini proyek percobaan nasional,nih!

Dan karena ujian nasional itu pula, kami harus bersibuk-sibuk ria belajar setiap hari, jam tambahan di pagi dan siang hari, tes percobaan setiap akhir bulan, ujian praktek dan lain sebagainya. Sedikit membuatku melupakan kepedihan perasaanku terhadap Krisya.

Sampai akhirnya semua ujian selesai kita lakukan. Lega rasanya telah melewati 3 hari penuh penyiksaan lahir dan batin itu. Tapi dibalik kelegaan itu, tersimpan kekhawatiran apakah aku nantinya bisa bertemu lagi dengan Krisya. Karena setelah ujian itu, kita diliburkan dan akan berkumpul lagi pada saat pengumuman kelulusan. Sebenarnya, aku udah berkali-kali mencoba untuk bertemu dengan Krisya, sayangnya tidak pernah ada moment yang pas untuk berbicara dengannya. Yang jelas, aku ga mau ngobrol dengan dia di saat ada orang yang nyanyi! Cantik-cantik kok budeg!

------

Pada hari kelulusan, aku bangun pagi dan dengan semangat '45 mau berangkat ke sekolah. Dari pagi udah senang, karena selain hari kelulusan, mungkin aku bisa bertemu dengan Krisya lagi. Setidaknya, aku mau mengucapkan salam perpisahan. Sayangnya, pada saat mau mandi, aku dengan semangatnya lari-lari dari kamar menuju ke kamar mandi. Dan di depan kamar mandi tepat, aku terpeleset air di lantai sampai akhirnya kepalaku kejedot pintu kamar mandi dan kakiku ketabrak lantai marmer sampe memar. Gara-gara tragedi kamar mandi itu, akhirnya aku ga bisa jalan dan ga bisa berangkat ke sekolah! Siaalll!!!!

Siangnya, Ibu pulang membawa surat kelulusan. Aku lulus dan masuk 10 besar di sekolah. Seandainya aku ada di sekolah, tentu aku bisa merayakan keberhasilanku itu. Sayang seribu kali sayang, tragedi kamar mandi merenggut kebahagiaanku. Merenggut waktuku untuk bertemu dengan Krisya! Kamar mandi jahanam! Saat ini kamar mandi itu udah ga ada di rumahku. Udah dijebol! Sukurin Lu! Salah sendiri bikin gue sengsara! Mengingatmu membuatku luka! Cuhhh..

Pada saat itu, dengan nilaiku, aku dapat dengan mudah masuk ke SMA 1 ataupun SMA 3 di Solo, Sekolah paling favorit di kota ini. Tapi kenyataannya, aku masuk ke SMA 1 di Karanganyar, kota kecil di pinggir Solo. Aku berharap Krisya masuk juga di sekolah yang sama denganku. Karena hampir tiap tahun, penerimaan murid di sekolah ini seperti kegiatan bedol desa, pindahan dari anak SMP 1 Karanganyar menuju ke SMA 1 Karanganyar. Sayangnya, untuk yang kesekian kali aku bilang "sayangnya", Krisya ga masuk ke SMA ku. Dia memilih untuk sekolah di SMA yang dekat dengan tempat tinggalnya. Sejak saat itu, aku lost contact dengan dia. Aku tak pernah tahu bagaimana kabar dia. Setiap kali aku mencoba untuk mencari tahu soal dia, selalu saja penuh dengan kesulitan.

Setiap hari hanya ada penyesalan dan penyesalan kenapa aku tak pernah mencoba untuk mendekati Krisya dari dulu. Bahkan, aku tak punya nomor handphone-nya untuk menghubungi dia. Jangankan nomor handphone-nya, aku aja ga punya Handphone! *Oke, itu emang pedih! Handphone pertamaku aja handphone yang dikasih oleh temen-temenku pas jaman kelas 3 SMA. Mereka ngasih aku handphone seminggu sebelum ujian nasional. Aku cuman diminta ngirim jawaban ujian nasional ke semua kontak yang udah di-save di handphone itu. Karena aku orangnya baik hati tidak sombong dan suka menjahit, ya udah aku kirim jawabanku ke semua kontak disitu. Ga nyangka itu jadi jawaban viral ke seluruh anak kelas 3 Ipa. Bisnis yang bagus ternyata!

Ketika aku bertanya tentang nomor handphone Krisya kepada orang-orang yang dulu pernah 1 kelas dengan dia, ternyata ga ada yang tahu. Ketika aku tanya rumahnya, juga ga ada yang tahu. Krisya seperti datang tak diundang, pulang bawa berkat. Itu sih tukang makan gratisan di kondangan!

Aku bahkan tak punya foto dia. Ketika aku membayangkan Krisya, yang terlihat hanya wajah cantiknya yang selalu tersenyum padaku. Itu sebabnya aku pernah bilang, tak pernah terlintas wajah dia selain wajah tersenyumnya. Hanya wajah itu yang selalu masuk dalam bayanganku, merasuk mimpiku, menghujam jantungku, nggelitikin pantatku. Asik asiikk joss..

Tahun pertama jauh dari dia adalah tahun yang penuh dengan penderitaan. Aku tak pernah menyangka ternyata rasa rindu itu sesakit ini. Rasa rindu itu sepedih ini. Ini seperti kejepit resleting!
*Sakitnya tuh disini!

Sampai akhirnya aku berpikir bahwa Krisya mungkin memang bukan untukku. Dia hanya kenal aku. Sebegitu dalamnya aku menjadi pemuja rahasianya, tetap saja dia tak pernah mengetahui bahwa aku mencintai dia. Aku kira ketika aku mengatakan aku mencintai dia dan nantinya bakal ditolak itu rasanya sakit. Tapi memendam perasaan tanpa bisa mengungkapkannya itu ternyata lebih menyakitkan. Aku bahkan tak tahu kabarnya seperti apa. Apakah dia masih secantik dulu atau lebih cantik lagi. Apakah dia sudah punya kekasih atau belum. Dan semua pikiran itu bener-bener menyakitkan. Sesak dalam hatiku melebihi semua sakit yang pernah kurasakan.

Quote:


Itu adalah kalimat-kalimat yang sering diucapkan oleh temen-temenku ketika aku mengadukan mengenai Krisya ke mereka. Aku tahu mereka memberikan saran itu untuk kebaikanku. Mereka tak mau aku terlalu down dan berlarut-larut seperti ini. Nenek-nenek ga pake beha di gunung juga tahu kalo hidupku terlalu menyedihkan saat itu.

But, life must go on!
Hidup memang harus terus berjalan. Aku mulai meninggalkan ingatanku tentang Krisya. Tentang seseorang yang tak kuketahui keadaannya saat itu. Aku mulai mencoba membuka hatiku untuk orang lain, untuk wanita lain. Walaupun dalam hati kecilku yang paling paling dalam, wajahnya masih terus terbayang. Wajah cinta pertamaku.
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.