- Beranda
- Stories from the Heart
Kisah Putih dan Abu-Abu (season2) : Jomblo bukan Playboy bukan
...
TS
raito2fang
Kisah Putih dan Abu-Abu (season2) : Jomblo bukan Playboy bukan
Quote:
Quote:
Quote:
YANG NONGOL DI CERITA KEMAREN
Spoiler for CAST:
Quote:
Polling
60897 hari lagi - 0 suara
Siapa tokoh cewek favorit lu di cerita ini?
Diubah oleh raito2fang 19-10-2014 14:43
anasabila memberi reputasi
1
69.6K
478
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
raito2fang
#454
day Two : Salahpaham
"Ti gw harus pergi .."
saat gw beranjak ujung kaos gw di tarik Tiara.
"temenin gw bentar lagi" ujarnya
"tapi gw harus pergi.." ucap gw gusar
sekali lagi gw lihat sosok yang tadi berdiri di depan gw dengan muka marah itu. tapi ternyata dia udah pergi dari sana entah kemana. mungkin saja gw bisa nemuin dia lagi kalau gw cepet-cepet berlari mengejarnya. tapi entah kenapa gw merasa kasian melihat Tiara yang kondisinya belum kembali segar.
dengan berat hati gw putuskan untuk duduk kembali dan menemani Tiara sampai sembuh atau seenggaknya sampai temen yang lain datang. selama menunggu, Tiara kembali menyenderkan kepalanya di pundak gw. namun kali ini pikiran gw nggak tertuju kearah yang tidak-tidak melainkan sosok yang marah tadi..
"... mala..." ucap gw lirih
"tadi... cewek lu yah?" tanya Tiara
" eh? kenapa?"
"tadi cewek lu kan? makanya elu panik kak"
"iya... gw rasa Mala marah."
"biar gw yang ngomong nanti, gw akan jelasin semuanya. kalau sebenernya...."
"ga usah Ti, yang ada malah ribut lagi kaya waktu itu" potong gw
mungkin Tiara juga setuju akan perkataan gw. bahwa seharusnya gw yang jelasin ke Mala nanti, bukan Tiara.
"mending kakak cepet cari Mala aja. gw udah agak mendingan kok"
"yakin?"
Tiara menganggukkan kepalanya, walaupun sangat jelas mukanya masih begitu pucat. tapi gw tolak mentah-mentah usul dari Tiara tadi, perdebatan sempat terjadi antara gw dan Tiara. tapi akhirnya nyerah dan kembali beristirahat tapi kali ini tanpa menyender di bahu gw.
Selang beberapa menit akhirnya Vina datang bersama Wayan dan Jihan. mereka tampaknya sangat cemas dengan keadaan Tiara. begitu mereka sampai, mereka sepertinya ingin bertanya banyak tentang keadaan Tiara ke gw tapi dalam pikiran gw sekarang hanya ada Mala seorang.
"gimana keadaan Tiara det?" tanya Wayan
"..."
"woy ditanya malah ngelamun"
"eh? iya kenapa?"
"budek" umpat Wayan agak kesal
"sorry-sorry, kenapa?"
"ini anak gimana keadaannya?" tanya Jihan
"ehmmm...." gw tatap muka Tiara yang kini bersender dipelukan Vina
"kayanya agak mendingan deh" lanjut gw asal
setelah menjawab pertanyaan Jihan gw langsung teringat lagi Mala. mungkin melihat gelagat aneh gw tiba-tiba Tiara bilang.
"udah sana pergi aja"
awalnya gw sedikit bingung dengan perkataan Tiara. namun setelah didorong Tiara gw mengerti maksudnya. langsung aja gw lari tanpa pamit terlebih dahulu. tapi setelah berjalan beberapa saat gw akhirnya sadar, harus pergi kemana gw? tadi aja Mala tiba-tiba pergi tanpa gw ketahui arahnya.
setelah beberapa menit berjalan tanpa arah akhirnya gw urungkan niat gw untuk mencari Mala. nanti aja malem saat makan malam gw cari lagi Mala. seenggak nya nanti malam pasti semua kelas ngumpul bareng.
"WOI!!" teriak seorang tepat di telinga gw
gw menatap orang itu dengan tatapan marah. gimana gw nggak marah coba, teriaknya bener-bener kenceng dan tepat di telinga gw, sampe sakit telinga gw.
"bangke, gw kirain sapa" umpat gw setelah sadar bahwa orang itu adalah Fahmi, temen gw waktu kelas satu.
"kenape lu? ngelamun aja gw liatin"
"kagak kenapa-napa" gw berbohong
"pasti Mala yah?"
"hah... kok tau?"
"iyalah gw tau, orangnya tadi ngelewat gw. gw sapa nggak nyaut"
"trus kemana sekarang?"
"kagak tau lah gw tadi cuman liat bentar doang, abis itu gak tau lagi kemana. emang elu lagi ribut?"
"bukan ribut sih... gw juga bingung kenapa bisa gini"
"cerita dong sama Aa"
"Eek lu bukan Aa.... jadi gini ...."
gw ceritain kejadian lengkapnya ke Fahmi dan tumbennya ni anak ngedengerinnya serius kagak dibecandain. dengan muka serius yang sebenernya nggak enak diliat itu si Fahmi dengerin semua cerita gw dari mulai hari ini yang gw sama sekali gak bareng Mala sampe kejadian Tiara tadi.
"oh gitu toh" tanggap Fahmi
"kenapa emangnya?"
"tadi sih gw liat emang si Mala agak-agak nangis gitu. gw kira tadi cuman air hujan soalnya emang baru reda juga hujannya kan? "
gw tambah merasa bersalah setelah mendengar penjelasan dari Fahmi.
"ya kalau kata gw sih mending elu cepet-cepet jelasin ke Mala. jangan sampe kejadiannya kaya Feby dulu."
bener juga apa kata Fahmi. tapi....
"tapi gw gak tau juga dia ada dimana sekarang."
"telpon lah bego. elu idup jaman kapan sih?"
"oh iya
"gw coba telpon Hapenya Mala. sekali, dua kali, sampai tiga kali nggak diangkat-angkat. lagi bingung-bingungnya gw karena telpon gw ke Mala nggak diangkat-angkat tiba-tiba si Fahmi tepuk-tepuk pundak gw.
"apaan sih?" ujar gw merasa terganggu
"itu itu" jawabnya sambil menunjuk suatu arah
"Mala?"
setelah yakin orang yang dimaksud fahmi beneran Mala gw langsung menghampirinya
"Mala...."
0
). Di jaman SMP kelas 9 sampe SMA kelas 10 gw banyak bertemu cewek yang bisa menggoreskan nama-nama mereka dihati gw. Dan sekarang gw kembali bercerita kisah baru, kisah cinta yang ga romantis, kisah kasih yang ga dramatis. 
