tipikal objek wisata yang dikunjungi oleh sekolah dari kota berkembang seperti kota gw sangat mudah untuk di tebak. jika kita pergi ke jakarta satu-satunya tempat yang terpikirkan adalah ...? yups Ancol dan Dunia Fantasi. sebenernya gw bisa bilang bosan dengan tempat yang satu ini karena kodratnya jaman gw SMA dulu, bisa dikatakan indonesia cuman punya satu taman bermain. (waktu itu belum ada Traps Studio)

inget sekali gw waktu itu, bareng rombongan sekolah tentunya, udah nongkrong aja depan pintu gerbang gelanggan samudra ancol sekitar jam 8 atau 9 pagi. sedangkan waktu itu, klo gak salah, tempatnya baru buka sekitar jam 10. otomatis kita keliatan banget kampungannya pagi-pagi udah nungguin gelanggang samudra ancol buka ()

sambil nunggu tempatnya buka kita layaknya turis lokal pada umumnya disibukan dengan aktifitas-aktifitas yang biasa dilakukan turis. misalnya, nyabutin bunga-bunga di taman, naikin patung-patung dekorasi, atau dorong-dorong gerbang supaya cepet-cepet dibuka nggak-nggak gw cuman becanda kok..... setidaknya selain kelas gw nggak melakukan hal itu.

keunikan lain yang terjadi hari itu adalah kostum yang kita pakai. biasanya dalam suatu acara sekolah, pesertanya memakai seragam sekolah atau seragam lain yang dapat membedakan rombongan dengan turis lainnya. tapi rombongan gw, mungkin beberapa dari kalian juga mengalaminya, hal yang gw sebut dengan arogansi kelas. masing-masing kelas punya kostumnya masing-masing. misal kelas gw yang memakai kaos oblong puting dengan tulisan ETERNITY ( Exact Three Euphoria Community ) nama lain dari kelas gw. atau kelas IPA 1 dengan jaket bertuliskan Saraph atau kelas IPS 1 dengan kaos Oxigen nya.

cukup unik gw rasakan waktu itu setidaknya gw bisa cari temen sekelas gw dengan mudah kalau begini caranya. ada keuntungan lain dari dress code kelas gw yang memakai kaos putih. yaitu membuat sesuatu terlihat lebih besar dan tingkat transparansinya. dengan begitu gw dan tentunya teman-teman gw mendapatkan sebuah pemandangan indah dimana temen-temen cewek gw menjadi sedikit 'lebih berisi' : tinggal menunggu hujan turun untuk menambah indah 'pemandangan' yang sedang gw saksikan

"hayo lagi ngeliatin apaan?" tepuk seseorang menghamburkan lamunan gw

"eh elu Ti" sapa gw pada Tiara yang berdiri di samping gw

"tumben sendirian, biasanya ada yang nemenin"

"Mala? lagi asik kali sama temennya"

"ciieee ada yang kesepian nih"

"ga gitu juga kali ada apa nih?" tanya gw

"ehhmmm nggak tuh" jawabnya gak jelas

selama beberapa detik gw rasakan ada sedikit aura Awkward diantara gw dan Tiara. mungkin kejadian tempo dulu antara Mala dan Tiara masih membekas

"kameranya nganggur tuh?" ujar Tiara sambil menunjuk kamera digital yang menggantung di pergelangan tangan gw.

"mau pake?"

"fotoin gw dong"

"sendiri aja fotonya?" tanya gw memastikan

"gw ikut dong foto-foto" ujar Jihan yang tiba-tiba muncul dari belakang gw

setelah menentukan tempat foto yang pas, akhirnya gw jadi fotografer untuk kedua model cantik Tiara dan Jihan. sekedar mengingatkan saja, Tiara dan Jihan adalah dua orang teman cewek dari kelas gw yang masuk daftar cewek cantik yang pernah gw kenal. dan dua-duanya 'besar' (if u know what i mean)

"udah?" tanya gw

"okay kita siap"

"1...2....3... " cekrekk ...ckrek

pose pertama mereka menunjukan wajah cantik mereka dengan dua jari membentuk huruf 'V' yang diletakkan dekat dengan pipi mereka. pose normal untuk seorang cewek

"okay sekali lagi, sekarang yang deket yah" ujar gw mengerahkan pose mereka

"1...2....3... " cekrekk ...ckrek

pose kedua gw agak kaget, karena mereka bener-bener mengikuti saran gw untuk dekat dengan cara yang ga gw kira. mereka pelukan dengan satu kaki mereka diangkat. itu menunjukan keakraban mereka memang sangat besar gw kira. namun ada yang janggal dari hasil foto kedua tadi. gw lihat dengan seksama foto yang baru saja gw ambil dan ....

"anjrit... tabrakan