Kaskus

Story

divadivniaAvatar border
TS
divadivnia
You're Not The One
Terima kasih kamu telah membawaku sejauh ini.

Aku senang berada disampingmu. Tapi terlalu lama kita berjalan, aku lelah.

Semakin jauh kita menyelam, semakin gelap, semakin sulit bagiku untuk bernafas.

Aku memutuskan kembali ke permukaan, melepaskan tanganmu.


Spoiler for Part 1:


*mohon maaf kalau tulisannya kurang enak dibaca, maklum ts bukan penulisemoticon-Malu (S)
*sangat menerima kritik dan saran mengenai penulisan biar lebih ajibemoticon-Kiss (S)
*ini true story dari sudut pandang ts

Spoiler for Index:

Diubah oleh divadivnia 14-12-2014 22:52
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
8.1K
115
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
divadivniaAvatar border
TS
divadivnia
#76
Part 14
'Jangan pergi.......'


evaluasi belum juga dimulai, menata tempat duduk menjadi sangat makan waktu karena keterbatasan tempat. gue menyender malas di tembok, mengamati bagian tengah selasar yang riuh, penuh kerumunan para calon panitia.
selasar gedung lantai dua sangat gelap waktu itu, cuma ada satu atau dua lampu bohlam kuning yang menyala di tengah selasar, membuat hanya calon panitia yang terlihat. sementara para pendiklat yang berdiri disekelilingnya terlihat gelap, remang.

lamunan gue berhenti ketika gue mendengar suara seseorang yang ga asing buat gue. suara khas wisa, suaranya berasal persis dari samping gue, gue menoleh, ternyata wisa sudah berada tepat disamping kanan gue.
dia sedang ngobrol serius dengan pendiklat lain disebelahnya.

gue ga ngerti gimana caranya dia bisa kesini, ngelewatin banyak orang yang berkerumun disini. tapi gue ga peduli, sekarang dia udah ada disebelah gue dan gue ga bisa menghindar lagi.

gue menata emosi gue, gue pastikan gue ga mengeluarkan kata-kata yang salah dan gue pastikan gue ga terbawa perasaan.
evaluasi dimulai, suasana yang tadi riuh menjadi tenang. menit-menit awal evaluasi, beberapa pendiklat sudah bicara dan marah-marah tentang simulasi yang terbilang kacau, padahal hari H sudah semakin dekat.

gue hanya diam memperhatikan sambil berdiri menyender di tembok. ga lama wisa melakukan interupsi. gue menoleh kearah dia.
wisa memperkenalkan diri dan meminta izin untuk memberikan evaluasi kepada pemimpin forum dengan suara lantangnya.
seperti biasa, wisa selalu keliatan kharismatik kalau lagi bicara di depan umumemoticon-Belo
wisa memaparkan hasil evaluasi yang sudah dia tulis, dan menurut gue itu evaluasi paling berbobot dengan penyampaian yang paling tegas,singkat,jelas,padat, dan 'mukul' yang gue denger sepanjang evaluasiemoticon-Malu

setelah selesai memaparkan hasil penilaiannya, wajah wisa terlihat kembali santai (sebelumnya muka dia serius banget) kemudian wisa menoleh kearah gue yang bengong ngeliatin dia. gue langsung memalingkan muka.

"div" dia berbisik ke arah gue
"hm?"
"emoticon-Smilie"
gue bales senyum dia, kemudia kita diem-dieman lagi
ga lama gue berbisik ke wisa
"sa..."
"iya?"
"cewe lo anak fakultas xxxx ya?" gue berusaha bicara setenang mungkin
"iya div" wisa menjawab, datar.
gue diem beberapa saat, kemudian kembali bersuara
"lo jahat banget sih sa sama gue" kali ini suara gue terasa sedikit bergetar
"gue jahat kenapa div?"
"ya dengan kaya gini ke gue...."
gue bingung harus bilang apa, cuma kata-kata itu yang bisa keluar dari mulut gue
wisa senyum ke gue (senyumannya bikin luluh bgt) dia nanya
"lo seneng ga kalau lagi bareng gue?"
"gue seneng...... tapi gue juga sedih..." gue menjawab dengan ragu
"nah" wisa memotong jawaban gue "gue juga seneng div bareng sama lo. jadi buat apa lo mikirin hal lain?"
gue kaget dengan jawaban wisa yang se-enteng itu, tapi disisi lain gue merasa argumen dia emang bener, masuk akal, logis.
gue diem. gue ga bisa membalas argumen wisa.

wisa tiba-tiba megang tangan gue. untuk pertama kali. dia megang tangan gue erat banget. gue kaget, gue coba ngelepasin tangannya, tapi itu ngebuat genggaman tangan wisa semakin erat.
gue pengen berontak tapi ga mungkin, semua orang akan melihat ke arah gue kalau gue bikin ribut disini.
gue pun melemahkan tarikan tangan gue, membiarkan wisa megang tangan gue.

genggaman wisa nyaman banget, tangannya hangat.
"jangan pergi div" wisa berbisik sambil tetap menggenggam tangan gue. dia ga lagi bertanya, dia ga lagi memohon, nada suaranya memerintah dengan lembut. seperti mempengaruhi.
mata gue berkaca-kaca, gue luluh, hati gue ga terima kalau gue luluh, tapi kenyataannya sekarang gue emang luluh.



Diubah oleh divadivnia 16-10-2014 19:00
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.