"Din.. Ping.. Ping.."

- "Ini bukan BBM, maaasss.."

"Hahahahaaaa, Siapa tahu chat di FB kalo ditulis 'ping' bisa jadi PING beneran"

- "Ngomong uopoooo kowe ki maas. Hahaha" (Ngomong apaaa kamu ini mas")

"Gimana kerjaan? Lancar-lancar aja?"

- "Ya gitu,lah mas. Jadi Bidan ya tiap hari ngurusin lahiran orang"

"Wuisss, ntar aku dateng ke kamu ah.."

- "Ngapain? Buat ngelahirin!? Inget,mas. Kamu ini cowok! Hahaha"

"Hahahaa, biarin! O ya, gimana kabar si Putri kecilmu?"

- "Alhamdulillah, Baik."

"Kamu kasih jilbab sejak kecil ga?"

- "Hahaha, ya kali mas, masa masih bayi, anakku udah dikasih jilbab."

"Yaaa, siapa tahuuu, kamu mau ngasih jilbab sejak kecil. Daripada harus nungguin ditolak dan nolak cowok duluan, baru berjilbab kaya ibunya. Hahaha"

- "Ahhh, kamu nih mas, ngingetin masa lalu aja!"

"Hahaha, Udah mau jam kerja nih. Salam buat suami yak. Aku sih ga kenal dia, tapi kayanya suamimu kenal sama aku,deh!"

- "Puedeeeemuuu,Naaakk. Naaakkk!"

"Hahahaha. Met Kerja,Din!"

- "Iyaa, Met Kerja ya Mas."

"Maaf, Mas. Aku tak bisa menerima cintamu.."

"Kenapa Din? Bukannya kemaren kamu bilang kamu suka sama aku? Sekarang aku bilang kalo aku suka sama kamu, tapi kenapa kamu ga bisa nerima cintaku?" Aku ngomong menggebu-gebu, ga peduli air liur kemana-mana.

- "Mas, aku mau tanya. Kamu pernah ngerasain memandang aku, walaupun hanya sekali, terdiam ga bisa bergerak karena ngerasa akulah the one and only one kaya yang pernah kamu bilang ke Edi?"

"..."

"Kamu kemaren bilang dengan yakin mas, kalau kamu suka sama Krisya. Kamu cinta dia. More than Anything.."

- "Tapi,Din. Itu bulan kemarin. Saat ini yang ada di pikiranku hanya kamu.."

"Aku tahu Mas. Mungkin, itu hanya perasaan sesaat. Sulit untuk melupakan orang yang kita cintai selama bertahun-tahun begitu saja. Sama seperti sulitnya aku melupakan perasaanku padamu. Aku cinta kamu,Mas. Tapi bukan berarti aku harus membiarkan kamu melupakan orang yang kamu cintai untuk bersamaku. Aku lebih suka kamu yang seperti kemarin. Kamu yang dengan tegasnya meyakinkan aku bahwa kamu sudah mencintai wanita lain."

"Din.."

- "Sudah,mas. Gapapa kok. Aku akan kembali kaya Dina yang dulu. Kita masih sahabat,kan?"

"Iya, masih sahabat.."

"Mas.."

- "Iya,Din?"

"Kita pelukan udah lamaaaa banget,mas. Lepasin ya."

"Eh iyaaa.. Aduuh.. Maaf,ya Din.. Aduh, aduh, gimana ini.."

- "Iya, gapapa kok Mas. Kan aku yang peluk duluan. Hehehe"

"Hehehe. Iya, aku cuman balas peluk doang."

- "Huuuu, dasar! Tapi mas, tadi kan aku udah cium kamu. Harusnya dibalas dong.." Dina smile smile shy shy cat gitu.

"Makasih,ya Din"

"Yah, kecewa. Kirain dicium di bibir. Hehehe"

"Itu kalo sebelum ngomong, otaknya dicuci dulu. Biar kaga ngeres mulu!"

- "Yeee,siapa yang ngeres! Biasanya juga kamu yang ngeres,Mas!"
"Hahahaa"

"Maaf ya Mas. Kemaren aku agak marah, malu, takut, kecewa, sedih. Semuanya deh pokoknya. Makanya aku menghindar dari kamu."

- "Iya, aku juga minta maaf ya."

"Hehehe, ternyata aku cantik juga ya. Bisa ngebuat Mas Yogiek suka sama aku."

- "Ahh, ga jadi suka! Kamu kalo nangis hidungnya ingusan. Illfeel aku!"

"Hahaha, sialan!"