Kaskus

Story

yogiek.indraAvatar border
TS
yogiek.indra
Is It My Truly First Love?
Quote:


Is It My Truly First Love?

Is It My Truly First Love?


Spoiler for Cover:


Quote:


Is It My Truly First Love?


Quote:


Quote:



Spoiler for Thanks To My Readers and Commenters:

Diubah oleh yogiek.indra 14-08-2015 22:26
hafizlukman46Avatar border
wanitatangguh93Avatar border
efti108Avatar border
efti108 dan 8 lainnya memberi reputasi
7
207.6K
759
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
yogiek.indraAvatar border
TS
yogiek.indra
#446
Part 45 - Keteguhan Hati dan Penyesalan (1)
Dina sukses membuat aku hidup ga tenang hari itu!
Kali ini aku benar-benar berada di persimpangan antara Dina dan Krisya. Seseorang yang aku cintai tapi tak bisa kudekati, atau seseorang yang mau memberikan hatinya kepadaku tanpa kutahu apakah aku cinta atau tidak padanya.

Aku sudah terlalu dekat dengan Dina. Bahkan aku benar-benar berpikir kalau Dina itu adalah sosok Ade yang kucari selama ini. Sosok sahabat cewek yang bisa dekat denganku tanpa ada rasa cinta. Tapi pada akhirnya Ti Pat Kay selalu benar, "Dari dulu beginilah cinta, deritanya tiada akhir!"

Aku waktu itu benar-benar tak tahu harus bagaimana. Saat aku cerita ke Edi, seperti biasa si Kampret itu malah nyalain api dan ngomporin aku supaya jadian aja sama Dina.

Quote:


Damn, si Kampret ga nyeleseiin masalah. Dia kayanya seneng banget kalo semisal aku ninggalin Krisya. Dari kemaren-kemaren ngusulin aku biar jauh aja dari Krisya. Jangan-jangan dia suka lagi sama Krisya. Oke, ini udah keluar dari topik. Kembali ke laptop dulu. Eaa Eaa Eaa.. Aku lupa, hari ini Tukul ga ada Show.

Setelah berpikir semalaman, sampe ga bisa tidur, aku akhirnya membulatkan tekad. Tengah malam, aku mengambil sebuah kertas, aku tulis sebuah surat untuk aku berikan ke Dina besok. Aku menulis beberapa kata, lalu bingung mau melanjutkan apa, akhirnya aku remas-remas kertasnya, lempar dan buang di tempat sampah. Beberapa kali terjadi seperti itu sampai akhirnya aku menyelesaikan semua kata demi kata di kertas tersebut. Aku akhirnya bisa tidur.

Besok paginya, aku udah kaya zombie. Berjalan sempoyongan, mata bulet item, mulut menganga minta makan. Aku kurang tidur malem ini gara-gara nyeleseiin surat buat Dina.

Berangkat ke sekolah, sampe di depan kelas, aku udah dicegat sama Eross dan Essy. Mereka senyum-senyum.

Quote:


Setelah ngomong kaya gitu, bukannya ngomong atau ngasihin surat yang udah aku buat ke Dina, aku malah duduk di kursi, diem ga tahu mau ngapain. Seharian itu aku juga jadi orang bingung, bengong sepanjang pelajaran. Ibarat kata, angkot yang ditinggal sopirnya. Tahu sendiri kan, kalo cuman Tuhan dan Sopir angkot yang tahu arah jalannya angkot. Kalo aku aja udah ditinggal sopirnya, aku sekarang bagaikan angkot yang tak tahu tujuan.

Tiba-tiba ada sebuah kertas yang dilempar ke arahku. Arahnya dari belakang. Aku buka kertas itu

Quote:


Aku ga balas lagi kertas itu. Pikiranku bingung ga tahu harus gimana. Sampe akhirnya pelajaran hari itu selesai. Setelah bel pulang, aku menghampiri meja Dina.

Quote:


Setelah menunggu teman-teman yang lain pulang, aku menghampiri Dina lagi. Dia masih duduk di kursinya.

Quote:


Aku melihat wajah Dina. Wajah deg-deg an, sama seperti ketika dia dipanggil maju ke depan kelas buat menjawab soal. Muka yang berkerut tapi masih tetap manis. Aku tak menjawab lagi. Aku menyerahkan sebuah kertas yang kutulis semalaman untuk Dina. Masih terduduk dan aku berdiri di sampingnya, Dina lalu membuka dan membaca suratku.

Quote:


Aku melihat Dina membaca suratku, kata demi kata. Aku melihat beberapa butir air matanya mulai menetes.
Arrrggghhhhh!
Aku bener-bener ga tahan dengan kondisi waktu itu. Sumpah, aku paling ga bisa liat ada cewek yang nangis karena aku. Aku ngerasa jadi cowok paling jahat di muka bumi. Tapi aku berpikir kalo ini mungkin yang terbaik untukku dan untuk Dina. Aku mungkin jahat pada Dina saat itu, tapi kalau aku menerima Dina, aku mungkin jadi cowok yang lebih jahat lagi karena udah mempermainkan perasaan dia.

Quote:


Aku liat air mata mulai membanjiri kedua mata Dina. Seharusnya aku mengusap air matanya, tapi yang terjadi aku hanya diam mematung, tak tahu harus berbuat apa. Dasar Bodoh! Dina mulai mengusap air mata di mata dan pipinya.

Quote:


Air mata Dina mulai berlinang lagi di kedua pipinya. Mukanya memerah. Sungguh cantik sekali saat itu.

Quote:


Dina berdiri dan berada di depanku. Aku sudah tak melihat ada air mata lagi di mukanya. Dia masih menunduk, lalu maju perlahan dan akhirnya memelukku. Aku terdiam tak bergerak. Bahkan tanganku pun membeku, tak bisa membalas pelukannya.

Dalam pelukanku Dina akhirnya menangis. Itu pertama kalinya aku dipeluk oleh seorang cewek yang bukan ibu atau kakakku. Dan itu pertama kalinya juga ada seorang cewek yang nangis di dadaku. Tanganku lalu bergerak, mengelus-elus rambut lurus Dina yang panjang terurai. Hanya itu yang bisa kulakukan. Tapi bukannya diam, Dina malah semakin menangis.

Aku dan dina dalam posisi itu selama beberapa menit. Sampai akhirnya Dina menggerak-gerakkan kepalanya di dadaku, mungkin bermaksud untuk menghapus air matanya dengan bajuku. Aduh, bajuku jadi kotor. Baju ini terkontaminasi air mata dan ingusnya Dina.

Quote:


Aku tak sempat menjawab. Dina lalu melepaskan pelukannya lalu beranjak pergi meninggalkanku yang masih berdiri menatapnya. Aku masih melihat air mata jatuh dari kedua matanya, walaupun dia sudah berulang kali mengusap air mata tersebut.

Quote:


Maafkan atas kebodohanku untuk terus berpegang teguh kepada keyakinanku yang tak pasti akan Krisya..
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.