- Beranda
- Stories from the Heart
CINTA NGUMPET - NGUMPET
...
TS
aqiaqi
CINTA NGUMPET - NGUMPET
ASSALAMUALAIKUM WR. WB
Sebagai anak baru, ijinin ane memperkenalkan diri, ane aqiaqi, ane baru di SF ini awalnya ane maen ke SF ini sebagai SR tapi akhirnya ane memutuskan untuk bergabung dengan SFTH , buat agan - aganwati yang budiman, jangan segan segan memberi kritik, saran dan masukan buat ane, karena ane masih dalam tahap belajar
Spoiler for CHAPTER 1:
Spoiler for index update:
Quote:
Diubah oleh aqiaqi 20-12-2015 23:04
elianasidik914 dan anasabila memberi reputasi
0
28.3K
239
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52.1KAnggota
Tampilkan semua post
TS
aqiaqi
#151
Cinta Ngumpet - Ngumpet - Chapter 29 : Langkah Besar
Upacara kelulusan pun selesai, waktunya pentas seni yang dihelat. Gue duduk berdampingan dari Sari, dia terus menatap gue dan terkadang dia berdiri ketika ada teman-teman yang mengajak dia foto bareng, tapi dia selalu kembali ketempat duduk dimana gue duduk, dia anak yang populer dan banyak fans jadi wajar aja kalau banyak yang minta foto, sedangkan gue, aiko dan prasetyo adalah anak cupu, jadi kita lebih sering duduk. Ketika acara udah mulai garing, Sari tetap berada di samping gue dan meletakkan tanganya di atas tangan gue, kita saling tatap waktu itu, ga ada sepatah katapun yang keluar selain senyum satu sama lain. Banyak yang bilang kalau mereka iri sama gue dan Sari waktu itu, soalnya mereka bilang mereka bisa meilhat dengan jelas cinta dari mata kita berdua, tapi mereka engga tau kalau engga pernah ada kata cinta atau sayang dari mulut kami.
Acara pun berakhir dan gue harus merelakan Sari pulang, tatapannya yang penuh makna itu membuat tangan gue berat untuk melepaskan tangannya. Tampak ada sedikit air mata di ujung matanya, gue urung mengutarakan perasaan gue ke dia, lidah gue terasa berat untuk berkata. Tapi gue engga bisa berbuat apa-apa selain melihat sang bidadari pergi meninggalkan gue seorang kurcaci yang hanya bisa berharap ini.
Sejak hari perpisahan itu, gue dan Sari menjalani hidup seperti selayaknya seorang kekasih yang telah lama pacaran. Kami terlihat mesra meskipun tanpa ada sepatah kata cinta pun yang keluar dari mulut kami masing-masing. Entah hubungan kami bisa di sebut pacaran atau TTM atau apalah itu, terserah orang lain mau bilang apa, yang penting kami jalanin aja. Tanda tanya yang lebih besar memang muncul, apa yang sebenernya Sari rasakan? Apakah sama kaya gue? Gue harap begitu.
Satu bulan sudah kami lulus, gue kerja di salah satu perusahaan swasta dan gue ditugasin buat dinas di Ibukota Jawa Tengah. Gue cuma di beri waktu 2 hari buat packing sekaligus pamitan. Gue ngerasa seneng karena ini adalah suatu tantangan bat gue, tapi di sisi lain gue ga tega buat ninggalin Sari, dan bingung gimana caranya bilang masalah ini ke dia. Sulit untuk mencari waktu,karena dia sibuk ngurusin daftar kuliah. Malamnya gue sms dia,
“jeleeek
”,
“apaaaa jeleeek
” bales dia gak lama kemudian,
“lagii apa?” basa basi,
“lagi apa cobaaa? Lagi apaa hayooo?”,
“loh ko? Aneh dasar
”
“memang aneh
kamu juga aneh
” bales dia,
“aneh apanya ih? Kamu tuh yang aneh
”,
“oh yaudah” bales dia ketus,
“ih ngambek ih...
”
“ga
” singkat dia,
“spdj
”,
“apa ituuu?” tanya dia,
“Singakt padat dan jelas
” kata gue,
“woo, habisnya”,
“sar.. hmm”,
“apa mas?”,
“besok bisa ketemu?” kata gue,
“eh ngedadak banget? Ada apa?” kata Sari sepertinya kaget,
“ada yang mau aku omongin, tapi pengen langsung”,
“bentar aku ijin ayah dulu yah” kata Sari, memang Sari selalu minta ijin ke ortunya sebelum bepergian.
Lama sari tak membalas sms gue dan sepertinya ijin yang gue harapkan tidak didapatnya. Kalau sampe dia gak diijinin berarti kiamat mikro buat kehidupan gue.
Acara pun berakhir dan gue harus merelakan Sari pulang, tatapannya yang penuh makna itu membuat tangan gue berat untuk melepaskan tangannya. Tampak ada sedikit air mata di ujung matanya, gue urung mengutarakan perasaan gue ke dia, lidah gue terasa berat untuk berkata. Tapi gue engga bisa berbuat apa-apa selain melihat sang bidadari pergi meninggalkan gue seorang kurcaci yang hanya bisa berharap ini.
Sejak hari perpisahan itu, gue dan Sari menjalani hidup seperti selayaknya seorang kekasih yang telah lama pacaran. Kami terlihat mesra meskipun tanpa ada sepatah kata cinta pun yang keluar dari mulut kami masing-masing. Entah hubungan kami bisa di sebut pacaran atau TTM atau apalah itu, terserah orang lain mau bilang apa, yang penting kami jalanin aja. Tanda tanya yang lebih besar memang muncul, apa yang sebenernya Sari rasakan? Apakah sama kaya gue? Gue harap begitu.
Satu bulan sudah kami lulus, gue kerja di salah satu perusahaan swasta dan gue ditugasin buat dinas di Ibukota Jawa Tengah. Gue cuma di beri waktu 2 hari buat packing sekaligus pamitan. Gue ngerasa seneng karena ini adalah suatu tantangan bat gue, tapi di sisi lain gue ga tega buat ninggalin Sari, dan bingung gimana caranya bilang masalah ini ke dia. Sulit untuk mencari waktu,karena dia sibuk ngurusin daftar kuliah. Malamnya gue sms dia,
“jeleeek
”,“apaaaa jeleeek
” bales dia gak lama kemudian,“lagii apa?” basa basi,
“lagi apa cobaaa? Lagi apaa hayooo?”,
“loh ko? Aneh dasar
”“memang aneh
kamu juga aneh
” bales dia,“aneh apanya ih? Kamu tuh yang aneh
”,“oh yaudah” bales dia ketus,
“ih ngambek ih...
”“ga
” singkat dia,“spdj
”,“apa ituuu?” tanya dia,
“Singakt padat dan jelas
” kata gue,“woo, habisnya”,
“sar.. hmm”,
“apa mas?”,
“besok bisa ketemu?” kata gue,
“eh ngedadak banget? Ada apa?” kata Sari sepertinya kaget,
“ada yang mau aku omongin, tapi pengen langsung”,
“bentar aku ijin ayah dulu yah” kata Sari, memang Sari selalu minta ijin ke ortunya sebelum bepergian.
Lama sari tak membalas sms gue dan sepertinya ijin yang gue harapkan tidak didapatnya. Kalau sampe dia gak diijinin berarti kiamat mikro buat kehidupan gue.
0
MONGGO GAN, SIST, 