Kaskus

Story

masternagatoAvatar border
TS
masternagato
HATI MALAIKAT DARAH IBLIS (POSITIF HIV AIDS)

Bissmillah.
Assalamualaikum.

Nb: kontak bbm berubah: 5AB07E99
Wa:08128886670
Line:
@masternagato

mas ter nagato proudly Present
HATI MALAIKAT DARAH IBLIS
’BLACK WORLD’

DISCLAIMER

1. sangat dianjurkan mencopy dan memperbanyak. Share kepada dunia tulisan busuk ini! (kayanya lebay banget sih?)
Ijin atau tanpa seijin dari penulis (buat ane sah-sah aje)
pelanggaran hak cipta akan dikenakan sanksi sesuai dengan hati nurani lau sendiri.
.
2. Kisah dalam cerita ini adalah fiksi belaka kalau ada kesamaan nama, tempat atau kejadian itu cuma kebetulan semata.

Selamat membaca tulisan busuk ini!

*******

Petunjuk arah baca HD
Kalo membaca tanda:
*******
Berarti pergantian waktu, bisa tempat, tokoh.
Atau bisa tokoh sama waktu dan tempat berbeda?
Bisa aja cuma di alam mimpi!
Kalo membaca tanda:
-------
Ini menandakan hari yang sama.
Bisa berbbeda waktu, berbeda tokoh, berbeda tempat, tapi tetap dihari yang sama.
Bisa juga menunjukan kelanjutan alur cerita!
*******

soudtrack: Eminem Not Afraid

Langsung update add line:
@masternagato
Pin bb: 5AB07E99

WhatsappBrother-sister
Jangan lupa
emoticon-army
Bikin
emoticon-Bookmark (S)
sekalian
emoticon-Rate 5 Star
emoticon-Malu
Atas saran berbagai pihak.
emoticon-army:
Yang mau memberikan donasi seikhlasnya.

emoticon-Malu
Untuk terwujudnya buku ini
Rekening bank btpn
Kode bank 213

Norek:
90010415858
Rudi hermawan

emoticon-Malu

sedikit sinobsis:
bersetting di tahun 2003.
Rudi kelas 2 SMA.
Masuk ke blackworl, drugs user tingkat dewa.
Menjadi drugs dealer.
Hidup penuh bling-bling,wanita.
Teman-teman yang mengelilingi karena uang.
Dengan time skip.
Rudi yang di tahun 2014.
Sudah berkeluarga,punya anak.
Hidup dengan kemiskinan,tanpa penglihatan,positif HIV?
*******
’HIV AIDS salah satu penyakit paling menakutkan.’
’penyakit kutukan’
’yang terkena tak tertolong!’
’sampah masyarakat’
’jauhi orang-orang sampah itu’
’tak ada obatnya!’
’pasti mati’
dan masih banyak lagi label stigma yang menempel!
Yang berpendapat sama dengan stigma di atas!
Monggo jangan di teruskan membaca.
Why..?

Guest what?
Yang nulis HIV+
emoticon-Thinking
jadi harus di jauhi.. Nanti ketularan.
emoticon-Hammer2

emoticon-Ngakak (S)
warning 16+ only.
emoticon-army
Minimal SMA kelas satu boleh lanjut baca, wajib malah!
emoticon-Roll Eyes (Sarcastic)

"Ini nyata gan?"
"terserah.! Anggap aja fiksi"
HIV (Human Immunodeficiency Virus)
AIDS (Acquired Immunodeficiency Deficiency Syndrome)
ane nulis ini biar bro-sis mikir sejuta kali!
Untuk tenggelam di blackworl,sex,drugs.
Dan buat yang sudah terkena!
Bangun! Bangkit! Kembalikan warna hidup lo sebelumnya.
Gak ada yang mau bertemen ama lo?
Minder?
Sekeliling lo penuh kepalsuan?
Takut? Trauma?
Sumpah demi Allah

Ane siap kapan aja jadi best friend forever!
Melewati semua cobaan yang ane anggap adalah pujian dari Allah
ane bukan siapa-siapa.
Cuma orang buta pengangguran kelas berat.
Bermodalkan laptop jadul dengan pembaca layar.
Dengan tetesan darah, dengan gerimis air mata.
Dengan sepenuh hati..
Berharap kejelekan ane jadi kebaikan lo.
Kesedihan ane menjadi kebahagiaan buat lo.
Salah langkahnya ane menjadi jalan buat lo.
Penyakit ane menjadi kesehatan buat lo.
"kenapa pemeran utamanya Rudi sama ama agan?"
"habis gak ada yang lebih bagus dari Rudi, yang lebih mahal banyak!"
emoticon-Hammer2
harapan utama ane. Menurunkan tingkat HIV AIDS walaupun cuma beberapa %
setidaknya menghambat kecepatan tingkat HIV AIDS yang menggila setiap detiknya.
Harapan ke dua.
Tentu saja tulisan ini jadi sumber penghasilan ane!
Gak ada yang bisa ane lakuin selain nulis!
Setiap hari bini kerja nyari nafkah!
Bayangin perasaan ane yang cuma enak-enakan dirumah!
Asli mending tusuk ane gan.. Daripada ane ngerasain ini setiap hari.
emoticon-Frown
emoticon-Mewek
stop!
Ane gak minta di kasihani.
Tapi ane berharap buat agan-sista bantuin nerbitin tulisan ane ini.
Kendala ane di modal gak ada!
Boro-boro buat publish keseharian ane juga susah.
Ngiklanin rumah buat modal di fjb.
Ampe capek nyundulnya belum ketemu jodohnya tuh rumah.
Entah kenapa ane yakin aja kalo ini jadi novel, pasti laris.
emoticon-Hammer2
impianya sih kalo jadi novel.
Taruh di sekolahan, yayasan narkoba atau HIV AIDS.
Taruh dirumah sakit tempat HIV AIDS.
Kalo bisa di toko buku apalagi.
Yah cuma harapan.
Mudah-mudah dikabulkan allah, aamiin.

dan agan sista ada yang tertarik.
Apalagi dilirik penerbit.
"kenapa gak langsung ngirim ke penerbit gan?"
"karena tulisan ane,ane ngerasa berantakan perlu di poles.. Perlu ada yang ngeditorin.
Penerbit mana mau nerima tulisan mentah ane!"
emoticon-Mewek

"emang tulisanya udah tamat gan?"
"boro-boro,. Males-malesan nulisnya. Kalo ada yang nerbitin tuh! Baru semangat"
sebetulnya sih tokoh utamanya bukan cuma Rudi.
Banyak tokoh utama lainya.
Termasuk pembaca ane sebut tokoh utama juga disini.


cerita ini agan-sista
Bakal nemuin 3type orang HIV
emoticon-army

Ini pakai pengamatan ane sendiri dan bahasa ane seadanya:
Jadi gak bakal ketemu kalo search di google.
emoticon-Ngakak (S)

emoticon-Hammer2

1: saver: orang yang terkena HIV dan sadar akan HIVnya!
2. Invite: orang terkena HIV tapi dendam!
Dan membahayakan orang lain.
Menyebarkan HIV ke orang lain!
Biasanya faktornya adalah type invite ini terkena HIV tapi gak terima!
Masih bisa disadarkan type yang ini.
3. Zero: orang ini terkena HIV tapi ia gak tahu!
Ini yang paling berbahaya!
Ia gak tahu.
Yang terkena gak tahu!
Semua gak tahu.
Tahu-tahu pada kena HIV.

Sedikit saran dan percobaan buat agan-sista.
Supaya lebih bersyukur atas nikmat Allah
Kalo agan-sista di rumah sendiri.
Terserah mau malem boleh, siang juga boleh.
Coba lakuin kegiatan sambil di tutup pake apa aja matanya.
Sejam aja coba rasain.abis itu agan-sista renungin.
Seberapa nikmat Allah yang diberikan.
Banyak yang nyoba saran ane ini.
Nanti pandangan agan-sista berubah, setelah melakukan percobaan di atas.
emoticon-Shakehand2

Index setelah pariwara berikut ini:yang mau bergabung di FHD (fans hati malaikat darah iblis)
Invite pin: 5AB07E99

Mau memberikan donasi silakan
Rekening btpn.
Kode bank 213
Norek:
90010415858
Atas nama Rudi hermawan

Call/sms/whatsapp:
08128886670
Update add line:
@masternagato

selamat membaca
emoticon-Selamat
HATI MALAIKAT DARAH IBLIS
’BLACK WORLD’
Mau membeli buku ini?

Mau memberikan donasi untuk membantu tulisan ini
:thubup
Menjadi novel
emoticon-Malu

emoticon-Malu
"apa yang didapetin kalo ngasih donasi gan?"
"gak ada! Ente dapet ucapan terimakasih sedalamnya dari lubuk hati ane!"
emoticon-Mewek
Mudah-mudahan dengan donasi gotong royong seikhlasnya.

Bisa menerbitkan tulisan busuk ane.
aamiin..
Bisa di bilang ini sumbangan lebih tepatnya kale
emoticon-Malu
Rekening btpn.
Norek:
90010415858
Rudi hermawan.


DAFTAR ISI:

Update langsung ad line:
@masternagato

BAB1: KABUKI

BAB2 BAGIAN1: PENGANTIN KOPLAK

BAB2 BAGIAN2: PENGANTIN KOPLAK



BAB SIDE STORY: PENCARIAN SAHABAT 12 TAHUN

BAB3 BAGIAN1: TULISAN BERBICARA

BAB3 BAGIAN2: TULISAN BERBICARA

BAB4 BAGIAN1: OTAK MAFIA
BAB4 BAGIAN2: OTAK MAFIA

BAB5 BAGIAN1: PRODUK GAGAL

BAB5 BAGIAN2: PRODUK GAGAL

BAB6: SAVE HOUSE



BAB7: OTAK ATIK



BAB8: TEKAD BLENDER



BAB9 BAGIAN1: EMOTION



BAB9 BAGIAN2: EMOTION


BAB WARNING: WAJIB BACA


BAB WARNING: WAJIB BACA



BAB10: LATIHAN MEMBUNUH

BAB11 BAGIAN1: UNDER THE INFLUENCE



BAB11 BAGIAN2: UNDER THE INFLUENCE



BAB : warning2: galaw gak penting!



BAB12 BAGIAN1: CANDIED MANGO MISERABLE



BAB12 BAGIAN2: CANDIED MANGO MISERABLE



BAB13: NGENES AWARDS



BAB14: TULISANKU ATAU KELUARGAKU

BAB15 BAGIAN1: HEY MAN



BAB15 BAGIAN2: HEY MAN



update FHD16: koberlaw



BAB16 BAGIAN1: RIP



BAB16 BAGIAN2: RIP




BAB WARNING3: PETUNJUK ARAH



BAB17 BAGIAN1: LOVE NOTES FOR MY DRUGS



BAB17 BAGIAN2: LOVE NOTES FOR MY DRUGS



BAB18 BAGIAN1: POCONG VS KUNTILANAK



BAB18 BAGIAN2: POCONG VS KUNTILANAK



BAB19 BAGIAN1: FROZEN HEART




BAB19 BAGIAN2: FROZEN HEART



REHAT



BAB WARNING4: FHD LEGOWO


BAB20: MENGECOH HITUNGAN LANGIT



BAB21 BAGIAN1: BIG MOM



BAB21 BAGIAN2: BIG MOM



BAB22: SATU TITIK X SEPULUH=SEPULUH



BAB23 BAGIAN1: FOUR GODFATHER




BAB23 BAGIAN2: FOUR GODFATHER



BAB24 BAGIAN1: ROLLER HEARTS




BAB24 BAGIAN2: ROLLER HEARTS



BAB25: VIRGIN SEGAW


BAB26 BAGIAN1: MASIH HIJAU

BAB26 BAGIAN2: MASIH HIJAU



BAB27 BAGIAN1: FIRST JACKPOT



BAB27 BAGIAN2: FIRST JACKPOT


BAB28 BAGIAN1: FOR SENTIMENTAL REASON


BAB28 BAGIAN2: FOR SENTIMENTAL REASON

BAB28 BAGIAN3: FOR SENTIMENTAL REASON


video zamirah monster kecil


wait yo!
IN PROGRESS
emoticon-I Love Kaskus
emoticon-I Love Indonesia
Kontak:

WA: 08128886670

Pin bbm: 5AB07E99
line:
@masternagato

Twitter: @masternagato
Diubah oleh masternagato 24-03-2017 22:20
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
256.5K
1.1K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
masternagatoAvatar border
TS
masternagato
#804
BAB19-2
HATI MALAIKAT DARAH IBLIS
BAB19-2:
FROZEN HEART
BACKSOUND:

-------
Hubunganku dengan Dewi memberiku warna tersendiri.

Dari kantin sampai pulang bersama.dari pulang sampai nonton bersama.
Dari nonton sampai sudah di sofa kamarku tanpa seragam, keluar bersama.
Menikmati bemper sport yang terbuka, hari-hariku begitu indah.
Aku memang bajingan yang tak mengerti apa itu namanya pacaran?
Acara nyatakan cinta? Diterima? Ditolak?
Sama sekali bukan gayaku.
saat diriku merasa serius dengan cewek.
Maka aku hanya focus terhadap satu cewek, masih terasa dua hubungan seriusku yang lalu.
Bersama Galuh, Meidina kandas karena drugs.
Ciuman pertamaku saat SD juga membekas manis dalam memoryku.
Membuka lembaran baru dengan Dewi, menekan penggunaan drugs yang berlebihan.
Berharap dengan kurangnya pemakaian drugs, membuat hubunganku dengan Dewi berjalan mulus.
Memperkenalkan cewek kepada ke dua orang tuaku, hanyalah hal biasa yang sering kulakukan.
Geli rasanya mengetahui ibuku kebingungan? Mempertanyakan yang mana pacarku.
Terlalu banyak yang kubawa ke rumah.
Tapi yang kuanggap special sampai merayakan ulang tahunku dengan cewek.
Hanya tiga yang merayakan ulang tahunku.
Galuh ulang tahun ke empat belas.
Meidina ulang tahun ke lima belas.
Dewi ulang tahun ke enam belas.
Berharap semoga ulang tahun berikutnya tak ada yang menggantikan posisi Dewi.

Banyak cewek yang membuatku goyah, terutama trio detektif membuat otak comberanku menggila.
Tapi rasa serius terhadap Dewi, mengalahkan semua godaan.
*******
penerimaan raport kenaikan kelas sekolah setahun sekali adalah kegiatan paling menyebalkan buatku.
Tak ada nilai yang bisa dibanggakan kecuali dimata pelajaran bahasa inggris nilaiku menonjol.
Ada baiknya juga, disaat seperti ini, aku bisa merasakan kalo aku punya orang tua nyata, bukan orang tua yang seperti khayalan, tak pernah ada di rumah.
Ibuku menyempatkan diri datang kesekolah, sebelum kepergianya menuju bandara.
Entah mau pergi ke negara mana? Aku tak peduli.
ada berapa warna darah nilaiku? Aku tak peduli.
Apakah aku naik ke kelas dua SMA? Aku tak peduli.
Aku hanya peduli, sekarang merasakan keberadaan ibu bersamaku.
Walau cuma beberapa menit, tapi itu tak ternilai.
Pandangan orang bagaikan sorotan kamera, tak perlu heran.
Ibuku memang tampak muda, penampilan high class, merk terkenal membalut pakaianya.
terutama rambut pirangnya, sampai saat ini belum pernah aku melihat ibu lain yang sama rambutnya dengan ibuku.
Tak sedikit orang yang mengira ibuku adalah kk ku?
Berjalan mendampingi ibuku ke parkiran, tak peduli dengan sorotan kamera dari mata yang penuh tanya.
Membukakan pintu, ayahku menunggu sambil mendengarkan radio.
"gimana? Naik Rudi mah?" tanya Sodikin, penasaran.
ibuku masuk, menutup pintu, kaca turun, melihat ayah ibuku, mereka memang pasangan serasi.
"naik, tapi kurangin nongkrong di kantin kata wali kelas lo" ucap Ayu, mendelik lucu.
"iye mah" jawabku malu.
"belajar di kelas, lo belajar dikantin!" omel Sodikin, menggeleng.
"yang penting kan naik pah" sahutku senyum paksa.
"yang penting naik? Naik pohon aje lo sono" timpal Sodikin keki.
"lo denger ye, sekolah itu penting!
Kalo udah gak sekolah baru lo nyesel, kepengen balik sekolah lagi" ucap Sodikin memperingati.
"iye jangan kaya bapak lo, tamatan SMA, cuma bisa kerja di bandara" timpal Ayu mengusap rambutku.
"ah, coba kalo aku masih kerja di bandara, sekarang udah jadi pilot kali" gumam Sodikin.
"jadi pilot? Gila kali bapak lo" sahut Ayu geli.
"emang papah kerja apa dulu? Kok kalo masih kerja bisa jadi pilot?" tanyaku penasaran.
Bangga mempunyai ayah yang hampir jadi pilot.
"cleaning service bagian ngelap pesawat" sahut Sodikin bangga.
Mataku melebar, ternganga tak percaya dengan pendengaranku.
Ibuku tertawa geli memukul ayah dengan raport.
"darimane jalurnya pah? Cleaning service kalo kerja lama jadi pilot?" ucapku bingung setengah geli.
aku merekam kejadian ini dengan pita abadi, menyimpanya sangat dalam dikepala.
Sungguh moment yang tak ternilai harganya.
Sudut mataku menangkap kehadiran trio detektif yang mendekat.
Ria, Fio, Nia, mereka cewek yang menyenangkan.
Entah mengapa setelah dikerjain habis-habisan sama ketiga penyihir ini, aku malah menjadi menyukai mereka.
Walau kadang ketiga penyihir selalu membuatku berkubang dalam otak comberan.
Mereka mendorongku seperti mengusir, bagaimana bisa ibuku dekat dengan para penyihir ini?
Menyapa kedua orang tuaku, cium tangan, kok aku jadi serasa anak tiri.
Mereka malah seperti anak kandung ya?
Aku berbatuk kecil mengusir halus, tak ada yang merespon? Masih pada asik mengobrol.
Sekali lagi berbatuk parah layaknya orang TBC.
"batuk si kakek, kebanyakan rokok kek? Sana berobat" ucap Ria mengusir, muka ngeselin.
"acil mau kemana abis ini? Acil cantik banget tau.
Mudaan ibunya daripada anaknya" puji Fio tersenyum manis.
"iya cil, anaknya mah kaya kakek-kakek" timpal Nia.
"eeh, gak bisa, gak bisa lo pade manggil ibu gue acil! Itu panggilan buat sodara tau" grutuku frustasi.
"please deh, kita kan emang sodara" sahut Ria geli.
"tau nih kakek bawel! Kita kan calon menantu ya cil" manja Nia, mendelik padaku.
Kedua orang tuaku hanya tersenyum geli, tak terganggu oleh tingkah konyol mereka.
"acil mau pergi dulu, nanti sering-sering main kerumah jagain Rudi ya" pinta Ayu mengusap rambut Ria.
"denger tuh kata mak lo Rud! Gua punya surat izin pengawasan lo sekarang" ucap Ria memutar bola mata.
Pernah dengar istilah cewek punya dua mulut?
Jangan berendam di otak comberan.
Menurutku cewek dilahirkan untuk menang dalam perdebatan.
Kalo aku bisa menang adu mulut dengan cewek? Mungkin aku harus memakai rok sesegera mungkin.
"kamu abis ini mau kemana?" tanya Ayu ceria.
"tau deh mah, langsung pulang kali" jawabku putus asa.
"kok pulang? Kenapa gak jalan-jalan dulu ama temen-temen kamu yang kaya bidadari ini.
Ngerayain kenaikan kamu?" ucap Ayu mengernyit.
kesal rasanya melihat mereka tersenyum bahagia mendengar ucapan ibuku.
"yaudah mamah berangkat ya" ucap Ayu mencium keningku dari dalam mobil.
Mau pingsan mendengar cekikikan geli dibelakangku.
"have fun ya sayang, kalo pulang malem kasih tau Siti, biar dia gak nungguin" tegas Ayu memberikan dua puluh lembar rp50.000
"cie, cie, udah gede minta jajan nih yee" ledek Fio.
Suara mereka bersahutan seperti kicauan burung neraka.
Entah mau ditaruh mana mukaku yang terbakar malu.
Mobil orang tuaku pergi, meninggalkanku bersama tiga nenek sihir.
Menghela nafas dalam, berlagak tak mengenal mereka.
Berjalan ke warung bude Iyan, tapi mereka terus mengikuti tanpa dosa.
Aku merasa mereka punya kelainan obsesif-kompulsif akut yang sudah tak bisa diobati lagi.
Duduk dibangku kayu panjang, menikmati softdrink, membakar rokok.
Anak-anak kelas tiga mulai mencorat-coret seragam dengan pilox, spidol, ada juga yang membuat pola dengan sundutan rokok.
Saling membubuhi tanda tangan pada seragam, ada yang memilox rambutnya sendiri?
Aku menggeleng bayangin ia membersihkan rambutnya nanti.
Berbagai macam bentuk tingkah mereka, intinya merasakan perasaan bebas dari bangku sekolah?
Apa iya harus sebahagia itu lulus sekolah? Kalo mengingat pringatan ayahku tadi.

"lo denger ye, sekolah itu penting!
Kalo udah gak sekolah baru lo nyesel, kepengen balik sekolah lagi"
Apa benar seperti itu? Pertanyaan yang akan terjawab oleh waktu.
Tapi aku menyayangkan tong persembahan yang tak jauh dari tempatku duduk.
Api, asap saling menari.
Anak kelas tiga ada yang membuang tas ke dalam tong.
Ada yang membuang buku pelajaran.
Ada juga yang membuang sepatunya?
Setiap membuang sesuatu ke dalam tong mereka khusu berdoa?
Apa mereka pikir bakal ada malaikat yang jatuh, terganggu penerbanganya karena polusi udara berlebihan? Lalu mengabulkan doa mereka?
Amin! apa tak sebaiknya barang-barang yang terbakar itu, diberikan kepada yang lebih membutuhkan.
Mungkin dengan begitu permohonan mereka lebih masuk akal untuk dikabulkan?
Apa iya? Sepertinya aku juga tergoda melakukan hal yang sama.
Aku berniat pada diri sendiri, kalau aku disekolah ini sampai lulus.
Aku akan memasukan motor kesayanganku kedalam tong itu.
"Rud? Lo mau kemana abis ini?" tanya Ria, disebelahku.
"gue nungguin Dewi, mau jalan-jalan kali gue" sahutku, menggerakan bahu.
Ria mengernyit tampak kecewa.
Aku tak berani lama-lama melihat ekspresinya, takut tergoda.
Suasana ramai menyamai pasar pagi, Jidad, acong ikut nimbrung di warung bude Iyan.
"cewek lo tuh Rud" jengkel Nia menyenggolku.
suasana hatiku berubah ceria, melihat Dewi berjalan di lapangan bersama abang killernya menuju parkiran.
Ia melihatku sekejap lalu menunduk? Mungkin takut dengan abangnya?
Aku menggeleng geli dengan tingkah Dewi, apa ia pikir aku takut pada abangnya?
Apa ia tak pernah berpikir aku bisa berusaha menundukan abangnya dengan ketulusan?
Berdiri di depan warung bude Iyan menunggu sang Dewi hatiku.
Abangnya mengendarai Yamaha F1ZR berhenti dihadapanku.
Aku mengenali tatapan seorang abang menjaga adik perempuannya, tapi ada yang tak beres disini?
Tatapanya penuh permusuhan? Kenapa bisa begitu? Apa salahku?
"lo yang namanya Rudi? Lo denger ya.
Jangan pernah lo deketin cewek gua lagi! Kalo gak gua hajar lo! Paham lo!" hardiknya, menekan telunjuk didadaku.
Dewi memalingkan wajahnya, tak berani menatapku.
Aku hanya bingung beberapa detik, kini semuanya tampak begitu jelas.
Kenapa aku tak diperbolehkan main ke rumahnya?
Kenapa aku disuruh pergi, saat melihat abangnya?
Kenapa aku tak boleh SMS, sebelum dirinya yang SMS?
betapa bodohnya aku? Perasaanku membuat otaku tumpul.

“kalo ngerasa salah ya diem, akuin kesalahan. Kalo ngerasa bener, buktiin dengan cara yang bener!”
Peringatan ayahku melintas berulang-ulang.
"oke, gue salah, gue gak tau kalo Dewi cewek lo? Gue gak bakal ganggu Dewi lagi" kataku tegas penuh penekanan disetiap suku kata.
Ia tampak terkejut atas jawabanku? Bahu Dewi terguncang? Mungkin juga sama kagetnya.
Aku bisa berkelahi, cuma gara-gara orang tak sengaja menyenggolku.
Aku bisa berkelahi, cuma gara-gara sepiring ketoprak.
Aku bisa berkelahi, cuma karena hal sepele.
Tapi maaf, aku tak bisa! Dan takan pernah! Berkelahi memperebutkan cewek?
Apalagi mengetahui kalau cewek itu berbohong.
mungkin aku bisa memberikan pengecualian kalau cewek itu benar.
Pengalamanku dimedan pertempuran cukup banyak.
SMP banyak waktu luang yang kuisi dengan menambah battle skill.
Aku tak suka battle ala dynasty warriors, beramai-ramai mencari keributan.
Tapi kalo def jam fight ala fight club, membuatku ketagihan.
Gue laki! Lo laki! come-on battle one on one.
until blood flows we can drink as much.
Gak perlu kebanyakan adu mulut kaya cewek.
Kalo lo lebih suka adu mulut!
Fuck! potong processor lo ganti motherboard.
Yah, tapi itu dulu waktu SMP.
Sekarang? Zamanya aku berpikir berkali-kali untuk berkelahi.
Sebisa mungkin berkepala dingin, menghindari pertarungan tanpa arti.
Bisikan darah kadang merindukan, fight without thinking win or lose.
Selalu menjaga agar semua aman terkendali, tapi bukan berarti aku tak bisa lepas kendali.
"bagus deh kalo gitu, kalo lo masih deketin cewek gua! Awas aja lo.
Jangan mentang-mentang ini daerah lo? Gua gak takut lo mau main keroyokan juga" sahutnya sinis meludah.
Aku diam tak merespon, tak peduli dengan gaya garangnya.
Lain cerita kalo ia meludahiku.
"who the fuck are you? Kalo ngomong pake otak lo!" celetuk Nia, meludah.
Rambut panjang model segi acak berwarna red dark, terlihat warnanya kalau terkena matahari.
Bodynya, matanya, bisa membuat yang melihat Nia susah tidur berhari-hari.
Diantara trio detektif, hanya nia yang suka memakai rok hordeng panjang.
Nia mengetuk-ngetukan bungkus rokok ditangan, menatap jijik pacar Dewi.
"buat lawan curut mmodel kaya lo! Gak perlu kroyokan, gak perlu ampe Rudi turun tangan.
Lawan gua aja belum pantes, ngaca dong lo!" sinis Fio datar, tatapan kucing betina liar.
"kalo lo gak menghilang dari pandangan gua dalam semenit!
Hmm enaknya lo gua apain ya?!" kata Ria dingin, melipat kedua tangan, mengetukan sepatu diaspal bagaikan hitungan mundur perdetik.
Melihat mereka yang sangat mengintimidasi.
Aku merasa Charlie's Angels yang bisa wara-wiri tanpa bra.
Tak ada apa-apanya dibandingkan tiga nenek sihir ini.
Entah berapa keuntungan hollywood kalo menemukan mereka bertiga?
Sepintas melirik Jidad, Acong, seperti biasa kalo dalam keadaan seperti ini, mereka mendadak menjadi ayam sampar penyakitan.
Mendapatkan intimidasi, tatapan termo nuklir dari trio detektif maut.
Wajahnya pucat, tanpa darah, ekspresi dari campuran malu, takut, keputusasaan.
Kasian juga melihat tampangnya, walaupun rasa senang lebih tebal melihatnya seperti mayat.
"sekali lagi gue minta maaf, karena emang gue gak tau kalo Dewi udah punya pacar!
Gue gak nyari alesan, tapi gue akuin, kalo gue bodoh gak tau kalo Dewi punya pacar" jelasku tulus, menjabat tanganya.
Ria, Fio, Nia menjengit marah.
"eeh, ngapain lo minta maaf lagi? Dewinya aja yang gatel, gak tau diri.
Mau punya dua cowok sekaligus?" ketus Fio tak terima.
"Dewi! Jangan belagak budeg lo, punya hati gak lo" timpal Nia, mendekati Dewi.
Aku menggeleng melarang Nia, masih dalam keadaan menjabat tangan.
Menatapnya dalam, mengalirkan kesungguhan permintaan maaf lewat sorotan mataku.
Ia mengambil nafas panjang dan tampak lebih rileks.
"oke, gua percaya ama omongan lo, emang cewek gua aja yang kaya jablay" sahutnya datar, mendelik pada Dewi.
Aku rada santai ia menerima permintaan maaf, darahku mendidih begitu cepat.
Mendengarnya menyebut Dewi jablay.
"gue gak bakal mau ribut gara-gara cewek, tapi sekali lagi lo sebut Dewi jablay!
Gue bikin lo pulang ngerangkak" ucapku dingin, meremas tanganya lebih kuat.
Urat-urat ditanganya bermunculan, ia meringis, nafasku tenang tangan jepitan besi.
Melpaskan genggamanku, memberikan ekspresi, lo inget baik-baik peringatan gue!
memperhatikan siluet dipantulan matanya yang ketakutan.
melihat diriku dimatanya, dikawal tiga nenek sihir, sungguh tim yang tak terkalahkan.
Ia pergi tanpa kata, melihat punggung Dewi yang makin menjauh.
Inikah bayaran dari sebuah keseriusan?
Inikah yang kudapatkan, sesudah memberikan semua keinginanya dengan senang hati?
Inikah reward yang kudapatkan dari perjuanganku hanya setia padanya.
Tak tergoda oleh cewek lain.

Apa arti dari ciuman, senyuman, perhatian, kemesraan?
Apa gunanya hal-hal yang kami lakukan bersama, jika ujungnya ia mematikan semuanya tanpa liang kubur.

Perasaan yang tercabik-cabik kepalsuan.
Angin kutub utara membalut hati, tenggelam dalam danau es yang tak terukur.
Biarkan hatiku tenang membeku disana.
"kemana tuh cunguk, mau macem-macem disini" ucap Acong garang.
"monyet tuh orang, aturan langsung kita hajar aja tadi" timpal jidad mendengus.
Mereka berdua dalam seketika menjadi ayam jantan sejati.
Saling sahut-bersahutan mengejek lawan yang sudah tak ada batang hidungnya.
"Cong, Jidad, kita-kita tau kok lo berdua paling ditakutin disini.
Lo berdua kalo mencium masalah, selalu ada dibaris depan, jadi mending lo pada tutup mulut aja ya" ejek Fio sadis.
Mereka berdua melempem diam seribu bahasa.
"are you ok man?" tanya Ria ragu, memegang tanganku.
"lo tau HP apa yang lagi tren sekarang?" sahutku. Tatapan kosong.
"HP yang tren? N-GAGE Rud, kenapa emangnya?" jawab Ria bingung, meremas tanganku.
Melepaskan tanganya, berjalan ke tong persembahan.
Mengeluarkan Nokia 3660 red dari kantong, tanpa ragu membuangnya ke tong.
Beberapa saat lalu aku mengejek, sekarang ikut berdoa khusu, memohon agar hatiku tetap terjaga dalam kebekuan.
"gua setuju lo buang kenangan yang berhubungan ama dia, tapi gua sayang ama nomer cantiknya" ucap Fio disebelahku.
Aku mengangkat satu alis, memberi kesan, gue gak peduli!
Hari ini aku bertekad, mengambil keputusan bulat.
Hanya berhubungan serius dengan drugs.
Drugs takan membuatku kecewa.
Drugs takan menghianatiku.
Drugs tak pernah berbohong, setia menemani setiap saat.
"hai, lo Rudi kan, minta kenang-kenangan dong" pinta Jean memberikan spidol.
Aku mengenal Jean karena ia termasuk dalam anggota OSIS, wajahnya manis, kulit sawo matang membuatnya tampak semanis gula jawa.
"hey, Ria, Nia, Fio calon penerus OSIS berikutnya pasti lo pada kepilih" sapa Jean, memeluk mereka.
trio detektif memberi kenangan tanda tangan di seragam Jean dengan senang hati.
Teringat rapat akbar OSIS, terbuka untuk umum.
murid yang bukan anggota OSIS boleh mengikuti rapat.
Kurang kerjaan aku mengikuti rapat yang sangat membosankan.
Tapi komentar-komentar Jean saat rapat, menjadikan pertunjukan rapat tak menjemukan.
Pada dibagian jejak pendapat club atau komunitas apa saja yang harus dipertahankan.
Jean berpendapat club aktifis kemanusiaan cuma sekumpulan orang bodoh yang tak punya otak.
Hanya aku yang bertepuk tangan sekeras mungkin, sangat setuju dengan pendapatnya.
Sementara seluruh ruangan mengejek Jean seperti tawon.
Mereka tak terima pendapat Jean yang gila.
Club aktifis kemanusiaan adalah club nomer dua kebanggaan sekolahan ini, selain club basketnya.
Banyak dana tak jelas mengalir deras ke club aktifis kemanusiaan.
Yah, aku menyebut mereka club jungkie.
"eh, malah bengong, tanda tangan kenanganya dong Rud" tegur Jean geli.
"gue gak mau ngasih kengangan tanda tangan. kalo ciuman kenangan gimane?"
"ciuman kenangan kata lo?" sahut Jean tak percaya dengan pendengaranya.
Tiga nenek sihir terkejut sebentar lalu tersenyum geli.
"iya, ciuman kenangan" tukasku mantap.
"disini? Sekarang?" sahutnya tercengang.
Aku malas melakukan tanya jawab sia-sia ini, karena otak comberanku memberikan keyakinan penuh.
Aku mencium, saling melumat selama semenit pendek yang serasa panjang.
Sorakan menggoda diiringi siulan untuk kami.
Meninggalkan Jean, ke parkiran mengambil motor tanpa tujuan arah.
Berjalan ke parkiran masih ditemani tiga nenek sihir.
"Rudi! Makasih ya kenanganya" teriak jean di warung bude Iyan.
Aku hanya memberi lambaian tangan.
"kenapa gua yang udah lama disamping lo gak pernah dicium? Jean belum ada lima menit sama lo, udah dapet!" grutu Fio, merapikan rambut dengan benda seperti sumpit mengunci rambutnya.
Leher Fio memberikanku suntikan untuk menggigitnya.
"lo yakin Rud, lo baik-baik aja?" tanya Ria khawatir, memegang pipiku.
"lebih dari baik-baik aja Ria, gue serasa jadi manusia super saiya" tanggapku datar, tetap berjalan.
"oke, terus tujuan Songgoku kemana sekarang? Mencari bola naga?" tanya Ria geli.
"gue udah cukup punya dua bola naga, kemana nenek-nenek mau pergi, gue ngikut" sahutku muka lucu.
Mereka terkikik geli, Nia memukul ppunggungku.
"kalo makan pizza gimana?" saran Nia.
"kalo Ruday nolak makan pizza, gua buka celana dalem disini" timpal Fio yakin.
Rada tergoda juga, mau melihat Fio melepaskan celana dalam disini?
Tapi kesukaanku dengan pizza mengalahkan keinginan melihat atraksi Fio.
"pizza oke, lo yakin mau ngajak gue makan pizza? tau sendiri kan, kalo super saiya makan gimane? Ntar bisa bangkrut lo" jawabku, berdiri disamping mobil Ria.
"perkenalkan, nama gua bulma anak tunggal pemilik capsule corporation.
Jadi lo gak perlu khawatir gua bakal bangkrut" sahut Ria geli, menjabat tangan memperkenalkan diri.
*******
Bersambung


Diubah oleh masternagato 13-10-2014 21:40
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.