Kaskus

Story

masternagatoAvatar border
TS
masternagato
HATI MALAIKAT DARAH IBLIS (POSITIF HIV AIDS)

Bissmillah.
Assalamualaikum.

Nb: kontak bbm berubah: 5AB07E99
Wa:08128886670
Line:
@masternagato

mas ter nagato proudly Present
HATI MALAIKAT DARAH IBLIS
’BLACK WORLD’

DISCLAIMER

1. sangat dianjurkan mencopy dan memperbanyak. Share kepada dunia tulisan busuk ini! (kayanya lebay banget sih?)
Ijin atau tanpa seijin dari penulis (buat ane sah-sah aje)
pelanggaran hak cipta akan dikenakan sanksi sesuai dengan hati nurani lau sendiri.
.
2. Kisah dalam cerita ini adalah fiksi belaka kalau ada kesamaan nama, tempat atau kejadian itu cuma kebetulan semata.

Selamat membaca tulisan busuk ini!

*******

Petunjuk arah baca HD
Kalo membaca tanda:
*******
Berarti pergantian waktu, bisa tempat, tokoh.
Atau bisa tokoh sama waktu dan tempat berbeda?
Bisa aja cuma di alam mimpi!
Kalo membaca tanda:
-------
Ini menandakan hari yang sama.
Bisa berbbeda waktu, berbeda tokoh, berbeda tempat, tapi tetap dihari yang sama.
Bisa juga menunjukan kelanjutan alur cerita!
*******

soudtrack: Eminem Not Afraid

Langsung update add line:
@masternagato
Pin bb: 5AB07E99

WhatsappBrother-sister
Jangan lupa
emoticon-army
Bikin
emoticon-Bookmark (S)
sekalian
emoticon-Rate 5 Star
emoticon-Malu
Atas saran berbagai pihak.
emoticon-army:
Yang mau memberikan donasi seikhlasnya.

emoticon-Malu
Untuk terwujudnya buku ini
Rekening bank btpn
Kode bank 213

Norek:
90010415858
Rudi hermawan

emoticon-Malu

sedikit sinobsis:
bersetting di tahun 2003.
Rudi kelas 2 SMA.
Masuk ke blackworl, drugs user tingkat dewa.
Menjadi drugs dealer.
Hidup penuh bling-bling,wanita.
Teman-teman yang mengelilingi karena uang.
Dengan time skip.
Rudi yang di tahun 2014.
Sudah berkeluarga,punya anak.
Hidup dengan kemiskinan,tanpa penglihatan,positif HIV?
*******
’HIV AIDS salah satu penyakit paling menakutkan.’
’penyakit kutukan’
’yang terkena tak tertolong!’
’sampah masyarakat’
’jauhi orang-orang sampah itu’
’tak ada obatnya!’
’pasti mati’
dan masih banyak lagi label stigma yang menempel!
Yang berpendapat sama dengan stigma di atas!
Monggo jangan di teruskan membaca.
Why..?

Guest what?
Yang nulis HIV+
emoticon-Thinking
jadi harus di jauhi.. Nanti ketularan.
emoticon-Hammer2

emoticon-Ngakak (S)
warning 16+ only.
emoticon-army
Minimal SMA kelas satu boleh lanjut baca, wajib malah!
emoticon-Roll Eyes (Sarcastic)

"Ini nyata gan?"
"terserah.! Anggap aja fiksi"
HIV (Human Immunodeficiency Virus)
AIDS (Acquired Immunodeficiency Deficiency Syndrome)
ane nulis ini biar bro-sis mikir sejuta kali!
Untuk tenggelam di blackworl,sex,drugs.
Dan buat yang sudah terkena!
Bangun! Bangkit! Kembalikan warna hidup lo sebelumnya.
Gak ada yang mau bertemen ama lo?
Minder?
Sekeliling lo penuh kepalsuan?
Takut? Trauma?
Sumpah demi Allah

Ane siap kapan aja jadi best friend forever!
Melewati semua cobaan yang ane anggap adalah pujian dari Allah
ane bukan siapa-siapa.
Cuma orang buta pengangguran kelas berat.
Bermodalkan laptop jadul dengan pembaca layar.
Dengan tetesan darah, dengan gerimis air mata.
Dengan sepenuh hati..
Berharap kejelekan ane jadi kebaikan lo.
Kesedihan ane menjadi kebahagiaan buat lo.
Salah langkahnya ane menjadi jalan buat lo.
Penyakit ane menjadi kesehatan buat lo.
"kenapa pemeran utamanya Rudi sama ama agan?"
"habis gak ada yang lebih bagus dari Rudi, yang lebih mahal banyak!"
emoticon-Hammer2
harapan utama ane. Menurunkan tingkat HIV AIDS walaupun cuma beberapa %
setidaknya menghambat kecepatan tingkat HIV AIDS yang menggila setiap detiknya.
Harapan ke dua.
Tentu saja tulisan ini jadi sumber penghasilan ane!
Gak ada yang bisa ane lakuin selain nulis!
Setiap hari bini kerja nyari nafkah!
Bayangin perasaan ane yang cuma enak-enakan dirumah!
Asli mending tusuk ane gan.. Daripada ane ngerasain ini setiap hari.
emoticon-Frown
emoticon-Mewek
stop!
Ane gak minta di kasihani.
Tapi ane berharap buat agan-sista bantuin nerbitin tulisan ane ini.
Kendala ane di modal gak ada!
Boro-boro buat publish keseharian ane juga susah.
Ngiklanin rumah buat modal di fjb.
Ampe capek nyundulnya belum ketemu jodohnya tuh rumah.
Entah kenapa ane yakin aja kalo ini jadi novel, pasti laris.
emoticon-Hammer2
impianya sih kalo jadi novel.
Taruh di sekolahan, yayasan narkoba atau HIV AIDS.
Taruh dirumah sakit tempat HIV AIDS.
Kalo bisa di toko buku apalagi.
Yah cuma harapan.
Mudah-mudah dikabulkan allah, aamiin.

dan agan sista ada yang tertarik.
Apalagi dilirik penerbit.
"kenapa gak langsung ngirim ke penerbit gan?"
"karena tulisan ane,ane ngerasa berantakan perlu di poles.. Perlu ada yang ngeditorin.
Penerbit mana mau nerima tulisan mentah ane!"
emoticon-Mewek

"emang tulisanya udah tamat gan?"
"boro-boro,. Males-malesan nulisnya. Kalo ada yang nerbitin tuh! Baru semangat"
sebetulnya sih tokoh utamanya bukan cuma Rudi.
Banyak tokoh utama lainya.
Termasuk pembaca ane sebut tokoh utama juga disini.


cerita ini agan-sista
Bakal nemuin 3type orang HIV
emoticon-army

Ini pakai pengamatan ane sendiri dan bahasa ane seadanya:
Jadi gak bakal ketemu kalo search di google.
emoticon-Ngakak (S)

emoticon-Hammer2

1: saver: orang yang terkena HIV dan sadar akan HIVnya!
2. Invite: orang terkena HIV tapi dendam!
Dan membahayakan orang lain.
Menyebarkan HIV ke orang lain!
Biasanya faktornya adalah type invite ini terkena HIV tapi gak terima!
Masih bisa disadarkan type yang ini.
3. Zero: orang ini terkena HIV tapi ia gak tahu!
Ini yang paling berbahaya!
Ia gak tahu.
Yang terkena gak tahu!
Semua gak tahu.
Tahu-tahu pada kena HIV.

Sedikit saran dan percobaan buat agan-sista.
Supaya lebih bersyukur atas nikmat Allah
Kalo agan-sista di rumah sendiri.
Terserah mau malem boleh, siang juga boleh.
Coba lakuin kegiatan sambil di tutup pake apa aja matanya.
Sejam aja coba rasain.abis itu agan-sista renungin.
Seberapa nikmat Allah yang diberikan.
Banyak yang nyoba saran ane ini.
Nanti pandangan agan-sista berubah, setelah melakukan percobaan di atas.
emoticon-Shakehand2

Index setelah pariwara berikut ini:yang mau bergabung di FHD (fans hati malaikat darah iblis)
Invite pin: 5AB07E99

Mau memberikan donasi silakan
Rekening btpn.
Kode bank 213
Norek:
90010415858
Atas nama Rudi hermawan

Call/sms/whatsapp:
08128886670
Update add line:
@masternagato

selamat membaca
emoticon-Selamat
HATI MALAIKAT DARAH IBLIS
’BLACK WORLD’
Mau membeli buku ini?

Mau memberikan donasi untuk membantu tulisan ini
:thubup
Menjadi novel
emoticon-Malu

emoticon-Malu
"apa yang didapetin kalo ngasih donasi gan?"
"gak ada! Ente dapet ucapan terimakasih sedalamnya dari lubuk hati ane!"
emoticon-Mewek
Mudah-mudahan dengan donasi gotong royong seikhlasnya.

Bisa menerbitkan tulisan busuk ane.
aamiin..
Bisa di bilang ini sumbangan lebih tepatnya kale
emoticon-Malu
Rekening btpn.
Norek:
90010415858
Rudi hermawan.


DAFTAR ISI:

Update langsung ad line:
@masternagato

BAB1: KABUKI

BAB2 BAGIAN1: PENGANTIN KOPLAK

BAB2 BAGIAN2: PENGANTIN KOPLAK



BAB SIDE STORY: PENCARIAN SAHABAT 12 TAHUN

BAB3 BAGIAN1: TULISAN BERBICARA

BAB3 BAGIAN2: TULISAN BERBICARA

BAB4 BAGIAN1: OTAK MAFIA
BAB4 BAGIAN2: OTAK MAFIA

BAB5 BAGIAN1: PRODUK GAGAL

BAB5 BAGIAN2: PRODUK GAGAL

BAB6: SAVE HOUSE



BAB7: OTAK ATIK



BAB8: TEKAD BLENDER



BAB9 BAGIAN1: EMOTION



BAB9 BAGIAN2: EMOTION


BAB WARNING: WAJIB BACA


BAB WARNING: WAJIB BACA



BAB10: LATIHAN MEMBUNUH

BAB11 BAGIAN1: UNDER THE INFLUENCE



BAB11 BAGIAN2: UNDER THE INFLUENCE



BAB : warning2: galaw gak penting!



BAB12 BAGIAN1: CANDIED MANGO MISERABLE



BAB12 BAGIAN2: CANDIED MANGO MISERABLE



BAB13: NGENES AWARDS



BAB14: TULISANKU ATAU KELUARGAKU

BAB15 BAGIAN1: HEY MAN



BAB15 BAGIAN2: HEY MAN



update FHD16: koberlaw



BAB16 BAGIAN1: RIP



BAB16 BAGIAN2: RIP




BAB WARNING3: PETUNJUK ARAH



BAB17 BAGIAN1: LOVE NOTES FOR MY DRUGS



BAB17 BAGIAN2: LOVE NOTES FOR MY DRUGS



BAB18 BAGIAN1: POCONG VS KUNTILANAK



BAB18 BAGIAN2: POCONG VS KUNTILANAK



BAB19 BAGIAN1: FROZEN HEART




BAB19 BAGIAN2: FROZEN HEART



REHAT



BAB WARNING4: FHD LEGOWO


BAB20: MENGECOH HITUNGAN LANGIT



BAB21 BAGIAN1: BIG MOM



BAB21 BAGIAN2: BIG MOM



BAB22: SATU TITIK X SEPULUH=SEPULUH



BAB23 BAGIAN1: FOUR GODFATHER




BAB23 BAGIAN2: FOUR GODFATHER



BAB24 BAGIAN1: ROLLER HEARTS




BAB24 BAGIAN2: ROLLER HEARTS



BAB25: VIRGIN SEGAW


BAB26 BAGIAN1: MASIH HIJAU

BAB26 BAGIAN2: MASIH HIJAU



BAB27 BAGIAN1: FIRST JACKPOT



BAB27 BAGIAN2: FIRST JACKPOT


BAB28 BAGIAN1: FOR SENTIMENTAL REASON


BAB28 BAGIAN2: FOR SENTIMENTAL REASON

BAB28 BAGIAN3: FOR SENTIMENTAL REASON


video zamirah monster kecil


wait yo!
IN PROGRESS
emoticon-I Love Kaskus
emoticon-I Love Indonesia
Kontak:

WA: 08128886670

Pin bbm: 5AB07E99
line:
@masternagato

Twitter: @masternagato
Diubah oleh masternagato 24-03-2017 22:20
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
256.5K
1.1K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
masternagatoAvatar border
TS
masternagato
#803
BAB19-1
HATI MALAIKAT DARAH IBLIS
BAB19-1:
FROZEN HEART
BACKSOUND:

*******
Rudi (6tahun) berlarian sambil menangis, memasuki gang kecil, sepanjang jalan dihias dengan got penuh sampah bertumpuk.
Membuat saluran itu tak bekerja sebagaimana mestinya, bila hujan air comberan meluap hingga memasuki rumah Rudi.
Apakah ini pantas disebut rumah? Hanya sebuah saluran got yang diberi atap dan pintu.
Hanya sepetak kecil, alas tikar untuk tidur, bantal buatan dari karung goni.
Peralatan masak ala kadarnya, tak pernah ada tamu yang mampir ke rumah ini.
Siapa yang mau bertamu diselokan?
Sodikin, Ayu, Siti, Rudi, merasakan manisnya punya tempat tinggal.
Walau cuma gubuk derita, tetap rumahku surgaku.

"paah, paah, Udi di ukul paah" tangis Rudi berlarian menghampiri ayahnya.
"kenapa Di? Dipukul siapa?" tanya Siti menggendong.
"Udi di ukul, papah mana, papah" Rajuk Rudi, menangis.
"papah Udi kan lagi dagang, mamah Udi lagi nyari kerjaan, Udi dipukul siapa? Biar mba Siti yang lawan" ucap Siti, menenangkan.
Siti menggendong Rudi berputar dalam petakan kecil, sambil mendendangkan lagu daerah asalnya Solo.
"Rudi doain mamah ya, ya allah gusti berikanlah ibuku pekerjaan.
Untuk membeli rumah yang lenih layak untuk ditinggali.
Ya allah gusti berikanlah ayahku rizki yang berlimpah, amiin."
Rudi mengikuti ucapan Siti sepatah-demi-sepatah tanganya berdoa.
"nah pinteer, kamu dipukul siapa?" tanya Siti, bernyanyi.

"Udi di ukul jantung ama Darwin" sahut Rudi, ikut bernyanyi kecil.
"biar mba bales sekarang" geram Siti, berjalan ke rumah Darwin yang cuma beberapa langkah sampai.
Darwin (10tahun) walau sudah duduk di bangku kelas lima SD.
Masih suka kemana-mana tanpa celana, memang hoby Darwin mengganggu anak lain yang posturnya lebih kecil darinya.
Kebiasaan lain Darwin, suka buang air kecil di depan tembok rumah setiap orang.
Hampir tak ada tembok di pramuka street yang tak kena dikencingin Darwin.
Siti mengetuk pintu rumah Darwin, memberi salam.
"kenape Sit?" tanya Tantri mengernyit, membuka pintu.
Darwin berlarian tanpa celana membawa ketapel, menakuti Rudi dalam gendongan Siti.
"anak monyet! Diem gak lo! Pake celana sono" bentak Tantri memukul Darwin.
Darwin meringis, terisak masuk ke dalam.
"ini acil Tantri, Rudi dipukul jantungnya ama Darwin" Siti menurunkan Rudi dari gendonganya.
"dipukul jantungnye? Biar gue iket ntar si Darwin" geram Tantri, melihat ke dalam rumah.

Tantri berjongkok mengusap kepala Rudi.
"emang jantung Rudi dipukul?
Jantung Rudi emangnya yang mane?" tanya Tantri mendelik lucu.
"ini cil, jantung Udi di ukul" sahut Rudi memegang bahu kananya.
"oh! Jantung Rudi disitu" jawab Tantri geli.
*******
Naik bus 64 jurusan Kalideres-Pulogadung.
Sekali-kali mau ke Genjo sendiri naik bus.
Liburan sekolah hanya seminggu, abis itu harus balik lagi ke asrama.
Walau aku harus berdebat lama dengan ibuku untuk mendapatkan izin pergi.
Masih teringat perkataan ibuku tadi.
-------
“kamu kenapa sih Rudi sayang? Kalo mau ke Genjo papah kan bisa nganter kamu” ucap Ayu memencet hidungku.
“saya kan mau jajal naik bus sendiri” ucapku tak senang.
“tapi Rudi, kamu kan masih kecil? Nanti kesasar loh” sahut Ayu, menakuti.
“anak kecil? Saya kan SMP kelas satu! Kalo SD tuh baru anak kecil” grutuku tak terima.
“oh? Anak mamah udah gede ya, kok mamah lupa ya?
Yaudahlah kamu hati-hati dijalan, kalo ada apa-apa telpon rumah.
HP kamu mana?” sahut Ayu mengalah.
“ada nih mah” jawabku senang, mengeluarkan Nokia pisang dari kantong.
-------
Duduk paling belakang menikmati kesiuran angin, rada terganggu dengan asap rokok disebelahku.
Aku juga suka rokok, masih tahap belajar merokok.
Tak separah orang diseblahku yang tak putus-putus dari tadi.
Apa gak sakit tenggorokanya? Kalo aku sih dua batang cukup untuk membuat kepala pusing, tengorokan tak enak.
Hembusan angin membantu menghilangkan bau rokok yang mengganggu, setengah perjalanan hampir sampai Genjo.
Melihat mal Contra land, dikejauhan terlihat Plaza Twelve dengan dua belas apartemen mencakar langit.
Pria garang naik bus, bergelantungan dengan kaos kutang.
Bulu ketiak seperti hutan belantara terekspos jelas.
Aroma tak sedap ketiak bercampur bau tak sedap dari mulutnya setiap berbicara.
Rasanya bau alkohol? Menahan mual untuk tak muntah dalam bus.
"permisi bapak-bapak, ibu-ibu.
Saaaya baru keluar dari penjara!" ucapnya keras.
Rada takut jadinya mendengar mahluk blasteran planet Mars dan Bulan.
Tapi aku menenangkan diri, mengingat semua pelajaran karateku selama ini.
"yaa bapak-bapak, ibu-ibu.
Cari kerjaan susah! Daaripada saya balik jadi rampook!
Daaaripada saya nyelakain oraang.
Mending saya memamerkan suara emas saya disini.
Ingat bapak-bapak, ibu-ibu.
Seribu dua ribu tak membuat anda jatuh miskin!
Tapi hati-hati bapak-bapaak, ibu-ibuu!
Seribu dua ribu bisa buat anda celaka" ocehnya keras, aroma racun menyeruak, menyebar kesegala penjuru.
Ia bernyanyi, kalo itu bisa disebut nyanyian?
Lebih mirip suara knalpot bajaj.
Ia menggunakan tepuk tangan sebagai alat music, menambahkan efek mematikan pada nyanyianya.
Selsai konser, sekali lagi memberikan pidato penutup yang membuat merinding.
Hampir semua memberinya uang, tiba dibagianku.
Aku memberinya rp1000
Ia mendelik seram ke orang disebelahku, kini mahluk ajaib berada disampingku.
Belagak cuek melihat ke luar sudah menyiapkan beberapa teknik karate mematikan.
Kaget! Takut! Merasakan tusukan tajam mengancam pinggangku.
"diem lo bocah! Lo teriak gua tusuk mau lo!" bisiknya penuh ancaman.
Nafasnya membuatku hampir pingsan, rasa mual begitu hebat melanda.
"i, iya bang" jawabku menahan ngeri, memikirkan teknik-teknik dikepala.
"kopel lo bagus tuh coy!
Buat gua sini, abis itu nyawa lo turun dari bus dalam keadaan hidup!" ancamnya, tusukan menekan lebih dalam.
Aku tertawa sesinis mungkin, memilih teknik karate terbaiku.
Teringat pesan guru karateku.
“ingat! Gunakan ilmu bela diri hanya disaat terdesak!”
pemikiranku tenang, pemilihan tekniku mematikan.
Memegang kopel Eiger kesayanganku, bersiap menyerang!
Aaaaaah!!!
Membuka kopel, memegang erat kopelku.
"ini bang" ucapku memberikan kopel.
Ia tersenyum menjijikan.
Aku langsung turun mengikuti saranya, terisak dijalan seperti anak hilang.
"awas lo! Gue bilangin bapak gue loh!
Gue aduin guru gue loh!" ancamku merengek menyedihkan di jalan.
*******
“gimana bisa begitu pak Rus?! Kenapa Rudi bisa menghilang!?” tegur Sodikin garang.
“tenang dulu pak dikin, ini juga lagi dicari kemana larinya anak bapak”
“oh? ya haruslah! Saya nitip anak saya disitu buat pak Rus hilangkan ketergantunganya ama narkoba!
Bukan buat hilangkan anak saya”
“iya pak Dikin, ada keteledoran dari pihak kami”
“teledor? Maaf pak Rus saya kecewa.
Saya titipin Rudi disana karena mendengar tempat pak Rus yang terbaik.
Mempunyai keamanan tinggi”
“jujur pak Dikin, saya sendiri juga kaget, bagaimana anak bapak bisa lari dari tempat ini?
Semenjak tempat rehab ini didirikan baru anak bapak yang bisa lolos”
“hore! suatu kebanggaan buat saya! Udah pak Rus, jangan hubungi saya kalo belum ada kabar tentang Rudi” sahut Sodikin sinis, menutup telpon.
*******
Rehabilitasi narkoba dokter Ruskin, sebuah rumah biasa dengan system keamanan ketat.
Dua lapangan bulu tangkis tepat didepan rumah, untuk memberikan terapi olahraga pada pasien.
Rumah ini terdiri dari enam ruangan besar.
Ruang pertama, ruangan utama untuk istirahat para pasien.
Tersedia dua puluh kasur empuk lengkap dengan lemari pakaian, disebelah masing-masing kasur.
Ruang ke dua, ruangan makan pasien dengan disaing menyerupai restoran hotel bintang lima.
Ruang ke tiga, ruangan santai lengkap dengan home theater penghilang jenuh pasien.
Ruang ke empat, ruangan kamar mandi besar, ada tempat berendam untuk mandi bersama.
Tersedia delapan kamar mandi dalam ruangan itu.
Ruang ke lima, ruangan sholat lengkap dengan berbagai macam buku rohani, yang tak pernah dibaca para pasien.
Ruang ke enam, ruangan kantor merangkap tempat obat-obatan untuk para pasien.
Semua jendela, semua pintu, dilengkapi oleh jeruji besi.
Hanya dari ruang tempat tidur ke kamar mandi, pintunya tanpa jeruji besi.
Selain itu untuk dari ruangan satu ke ruangan yang lain ada jamnya tersendiri.
Bagian belakang rumah di bentengi pagar tinggi dengan gulungan kawat silet.
terhampar sawah tak berujung penuh genangan lumpur.
Bagian depan lingkungan warga padat penduduk.
Dalam sehari tiga shift tim keamanan menjaga rumah itu.
Satu tim terdiri dari lima orang.
Semenjak tempat ini didirikan.
Terkenal akan penjagaannya tak tertembus oleh setiap pasien yang melarikan diri.
Tempat ini khusus untuk pasien pria.
Untuk menginap disini selama sebulan, cukup mengeluarkan biaya rp5.000.000
Pasien baru akan dikenalkan dengan warga sekitar, agar para warga mengenali muka pasien.
Warga yang berhasil menangkap pasien melarikan diri mendapatkan reward rp2.500.000
reward akan ditanggung oleh orang tua pasien.
Disini menggunakan empat jenis terapi.
1. Terapi obat-obatan.
2. Terapi rohani.
3. Terapi olahraga.
4. Terapi berendam air dingin.
Proses terapi dilakukan selama setahun.
Makan tiga kali sehari secara teratur, makanan terserah permintaan pasien.
Tentu saja dengan landasan empat sehat lima sempurna.
Dalam sehari pasien mendapatkan sepuluh batang rokok kesukaanya.
Setiap satu minggu jatah rokok berkurang sebatang, sampai tersisa lima batang.
Tak ada pengurangan rokok lagi.
Biaya rokok akan ditambahkan pada biaya utama rp5.000.000
Anehnya rokok yang cuma sepuluh batang dihitung sebungkus perhari.
Setiap tiga hari sekali pasien bisa memesan sesuatu untuk dibelanjakan.
Boleh memesan apapun seperti makanan ringan, pakaian, peralatan mandi, apapun bisa kecuali narkoba/alkohol/rokok.
Biaya pesanan pasien akan ditambahkan ke dalam biaya utama bulanan.
-------
Merasakan hawa tak enak dari rumah dihadapanku, perjalanan yang tak tahu makan waktu berapa lama?
Hebatnya aku tak tahu daerah mana ini? Selama perjalanan mataku ditutup.
Ke dua orang tuaku tak diperbolehkan masuk, melihat ibuku meneteskan air mata, hatiku tersayat-sayat.
Orang tuaku pergi meninggalkan diriku didepan gerbang neraka.
Melihat lingkungan sekitar tampak sepi seperti kuburan.
Padahal baru jam 21:00 tapi sudah tak ada tanda-tanda kehidupan.
Pak Somat si brengsek yang menunjukan tempat sialan ini mengantarku masuk ke dalam neraka buatan ini.
berada diruangan seperti kantor yang merangkap laboratorium frankenstein.
Meja dengan papan nama:
’DR Ruskin Suryaji’
Pria paruh baya, kacamata tebal, wajahnya seperti kodok bangkong, ia menatapku tajam.
memberikan perintah untuk menanggalkan semua pakaianku? Aku tak peduli, menuruti perintahnya tanpa kata.
Percuma menolak, karena aku merasa hak konstitusional diriku telah tercabut saat memasuki neraka buatan ini.
Disuruh jongkok, aku menurut jongkok tanpa busana serasa tahanan kelas teri.
Ia memeriksa pakaianku dengan teliti, mengembalikan pakaian.
Mengenakan kembali pakaianku, ia membawaku ke ruangan sholat?
Sepuluh orang duduk membentuk lingkaran, sepertinya mereka penduduk sini.
Aku disuruh duduk ditengah, sementara mereka terus membacakan ayat-ayat suci al-quran.
Apa mereka sinting? Aku ketergantungan drugs, bukan kesurupan!
Selama dua jam full mendengarkan pembacaan ayat-ayat suci al-quran.
Aku merasa seperti menjadi orang kesurupan betulan!
Pak Ruskin membawaku ke kamar mandi, menyuruh berendam.
Apa ia gila? Jam berapa ini? Menghela nafas berat mengikuti perintah tanpa kata.
Melewati semua proses yang terlalu konyol untuk mengobati ketergantungan drugs.
Akhirnya bisa beristirahat dikasur yang cukup nyaman, masih terasa menggigil merasakan air dingin menusuk-nusuk tulang.
Merebakan badan, mataku mengobservasi seluruh ruangan.
Lima tempat tidur kosong, selebihnya lima belas tempat termasuk aku terisi.
Sial mereka semua sepertinya berumur kepala tiga.
Mungkin baru aku yang berumur lima belas tahun, masih kelas tiga SMP.
Sudah tersangkut ditempat neraka buatan ini?
"gua Sony, nama lo siapa?" tegur orang disebelah kasurku.
"gue Rudi, biasanya berapa lama pengobatan disini?" tanyaku salam tinju.
"paling cepet setahun coy, lo baru sampe santai aja dulu.
Gua hampir dua tahun disini, belum boleh keluar juga" sahutnya menguap.
Brengsek! Setahun? Sejam saja sudah mati rasa disini.
"ada yang pernah kabur dari sini?" tanyaku perlahan penuh harap.
"lupain pikiran kaya gitu coy! Banyak yang jajal pada gagal semua.
Kalo lo kabur terus ketangkap warga sini, bonyok lo harus bayar dua juta setengah buat orang yang berhasil nangkap lo"
Harapanku sirna seketika,mendengar ucapanya.
Memberi warga reward, sungguh strategi yang jenius.
Hariku menyesakan, mengetahui disini bisa mendapatkan obat yang bisa membuat ngefly? Sama sekali tak mengubah rasa muaku berada disini.
Dari obat seperti code-in sampai kalo ada yang minta lexotan! Bisa didapatkan dengan mudah.
Diberi jatah dua kali obat dalam sehari? Kalau masih bisa makai obat? Lalu apa yang diobati disini?
Aku tak peduli, hanya minta clozaril obat tidur cepat, berharap aku tertidur dan bangun setahun kemudian.
------
Tiga minggu berlalu semenjak kedatangan Rudi.
melakukan kegiatan seperti robot terprogram.
Rudi melewatinya dengan tidur, makan, mandi, begitu terus berulang-ulang.
Ia tak pernah melakukan percakapan semenjak obrolan terakhirnya dengan Sony.
Ia kadang melamun diteras kamar mandi, hawa kehidupan menghilang darinya.
Dokter Ruskin yang hanya datang dua kali dalam seminggu tak mengambil pusing keadaan Rudi yang seperti mayat.
Hidup segan mati tak mau.
"anak baru tuh rada-rada sinting kayanya" ucap pria kurus, mata celong.
"yoi stress kayanya tuh anak" sahut Sony.
"gua gak pernah denger tuh anak ngomong, kecuali pas minta clozaril?
begitu banyak obat enak si sinting malah minta obat tidur"
"waktu pertama kali datang, doi sempet ngobrol ama gua.
Gua kasih tau pengobatan disini minimal setahun, ama gak ada yang berhasil kabur dari sini!
Abis itu doi gak pernah ngomong lagi"
"ah, biarin amat, cuma anak sinting kemaren sore, kata Somat masih kelas tiga SMP tuh anak"
"yoi coy, anak mamy kayanya.
Gak bisa jauh dari ketek mamy" sahut Sony terbahak.
-------
"cari! Cepet cari tuh anak sebelum jauh!
Lo kasih tanda sama warga ikut bantu nyari" perintah Somat, berteriak-teriak kalap.
Di halaman belakang rumah para pasien berkumpul.
Kepala mereka bergantian melihat antara jendela kamar mandi dan pagar tinggi.
Jendela yang tadinya terpasang jeruji besi yang tampak kokoh, kini melompong tanpa jeruji.
Pagar tinggi dengan gulungan kawat silet yang tampak berbahaya tak bisa dilewati.
Kini gulungan kawat silet terdapat gulungan dua selimut tebal menyelimuti kawat itu.
"anjing! Jenius tuh anak, gua tarik ucapan gua minggu lalu" ucap pria kurus menggeleng, mata celongnya terbelalak.
"gua hampir dua tahun disini, cuma berpikir gimana cara motong besi sialan ini!
Gak pernah kepikiran kalo nih tembok brengsek rapuh banget!
Bisa ditarik copot begini" sewot Sony, memegang jeruji besi ditanah.
"yang gua heran gayanya kaya mayat linglung, eh taunya?
Cuma sebulan bisa escape dari Alcatraz sialan ini" tukas pria kurus kagum, menendang tembok.
-------
Sodikin menggeleng melihat Rudi berdiri didepan pagar.
Rudi dengan pakaian penuh kotoran lumpur, sedikit luka ditangan.
Tukang ojek bolak-balik melihat Rudi lalu melihat rumah.
"sana masuk, udah makan belum? Istirahat dulu gih, mau mandi apa mau makan?
Apa mau langsung tidur?" cerocos Sodikin terharu.
Tak melihat anaknya selama sebulan, berharap fisiknya membaik! Tapi sekarang?
Rudi memang tampak gemuk dari sebelumnya, tapi ekspresi Rudi seperti ikan mati.
"iye pah, saya mau tidur aje, tukang ojek saya janjiin dua ratus ribu kalo sampe sini" jawab Rudi menunduk.
"sana masuk, untung mak lo gak ada! Kalo ngeliat lo begini emang yang diomelin sape?
Bapak lo ini yang bakal kena semprot" ucap Sodikin sabar.
"tempat rehab itu gak bener pah, disan.." ucapan Rudi terpotong lambaian tangan ayahnya menyuruh masuk.
Rudi berjalan perlahan dengan rasa sakit diseluruh tubuhnya.
Ia tertunduk mata berbingkai embun, melewati ayahnya.
"maafin saya pah" ucap Rudi terisak.
"hem" sahut Sodikin serak.
Rudi masuk rumah, disambut tangis Siti.
"abang nganter dari Walljo?" tanya Sodikin, masih terguncang.
"i, iya pak, maaf pak tadinya saya pikir anak bapak orang linglung.
Bapak liat sendiri pakaianya, temen-temen ojek gak ada yang mau nganter dia.
Ngeliat anak bapak bantuin ibu-ibu ngangkat beras masuk angkot.
Saya mikir anak bapak mungkin korban rampok, saya tanya mau kemana?
Sempet ragu, tapi alhamdulillah saya sampai sini pak" jelas tukang ojek, menatap rumah kagum.
"abang jauh-jauh dari Walljo makan atau ngopi dulu bang" saran Sodikin tenang.
*******

"nama gua Dewi, lo?" tanyanya ramah.
"gue Rudi" jawabku datar berusaha tak gugup.
Kami berdiri di barisan yang sama, mendengarkan pidato membosankan dari kepala sekolah.
Pidato penyambutan murid baru yang menyebalkan, yang pidato enak adem! Sementara kami dipanggang terik matahari.
Tapi kehadiran Dewi disebelahku, membuat matahari terasa sejuk.
Rambut panjangnya terikat pita warna-warni, sepatu beda pasangan, lehernya digantungi karton besar bertuliskan:
’DEWI’
Kenapa tadi kami basa-basi saling memperkenalkan nama? Mungkin karena karton namaku bertuliskan:
’BABI’
Senior sial! Cuma gara-gara tak memakai sepatu beda? Buat apa aku pake sepatu beda, mau belajar jadi orang sinting?
Untuk itu aku harus membayar dengan push-up dan skot-jam ala militer.
Cuma gara-gara aku tak bawa karton nama sialan, buat apa pake karton nama konyol?
Untuk itu aku harus membayar dengan nama baruku.
Lebih sial lagi dari tadi yang ngerjain, tiga cewek penyihir yang bahagia melihat penderitaanku.
Melihat Dewi tersenyum, rasanya terbayar sudah penderitaanku.
Dewi mengenakan seragam SMA standar tanpa modifikasi macam-macam.
Tapi mataku seperti sinar x-ray, menembus seragamnya.
Dari luar aku bisa melihat jelas bemper mobil sport yang siap dikendarai.
*******
Menjadi bunglon dimanapun aku berada adalah kemampuan yang kukuasai dari SMP kelas dua.
Beberapa minggu aku bisa membaur dengan mudah disekolahan Waterdoor.
Aku juga membaur dikomplek angkasa teratai, dengar-dengar ada geng yang disebut geng tengah?
Mungkin aku harus lebih sering nongkrong disana untuk mengetahui geng apa itu?
Mengenal Imam, anak yang cukup asik buat teman nongkrong.
Aku memanggilnya Jidad karena keningnya yang hitam dop melebihi arang.
Rambut jambul kebanggaanya tetap tegak walau naik motor jet sekalipun, mungkin ia menambahkan gel semen pada jambulnya?
Masih teringat saat SMP kelas satu, rambut belah tengah berada dimana-mana.
Tak peduli anak SMA, anak SMP, sampai tukang batagor belah tengah semua.
Rasanya rambut belah tengah menyelamatkanku dari ledekan pergaulan.
Aneh rasanya belah pinggir tersingkirkan? Tapi entahlah sesuatu terjadi saat David beckham dengan potongan rambut barunya?
Pergeseran kosmik tren besar-besaran terjadi.
itu juga tak bertahan lama, terlindas restorasi meteor garden.
Aku salah satu korban stayl meteor garden sialan, dan Jidad bertahan dengan David Beckham.
Berada di lantai dua kelas 1B, setiap jam istirahat melewati kelas 1C.
Selalu berpapasan dengan Dewi, ia memberikan senyuman menggoda.
Penampilanya berubah drastis, mengenakan kemeja kekecilan mencetak blue-print tubuhnya pada siapapun yang melihat.
Rok pendek ketat memperjelas bemper sportnya.
Aku merasa Dewi menungguku setiap jam istirahat, tapi aku selalu menanti cewek dari kelas 1A.
Ros kalau gak salah namanya? Sayangnya Ros bersikap dingin padaku.
Pergantian hari begitu cepat, anehnya aku malah jadi dekat dengan tiga cewek yang pernah mengerjaiku habis-habisan.
Kedekatanku dengan Dewi semakin menjadi.
dari cuma ke kantin sampai pulang bersama.
Walaupun aku tak pernah sampai rumahnya kalo mengantar pulang.
Cuma sampai lampu merah Cipondoh, masuk gangnya susah kata Dewi?
Apalagi abangnya yang killer kata Dewi, pernah melihat abangnya sekilas saat mengantar.
Dewi begitu panik menyuruhku cepat berlalu.
Aku tak ambil pusing, mungkin ia belum berani memperkenalkan cowok ke rumah.
-------
Ke bagian2
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.