- Beranda
- Stories from the Heart
You're Not The One
...
TS
divadivnia
You're Not The One
Terima kasih kamu telah membawaku sejauh ini.
Aku senang berada disampingmu. Tapi terlalu lama kita berjalan, aku lelah.
Semakin jauh kita menyelam, semakin gelap, semakin sulit bagiku untuk bernafas.
Aku memutuskan kembali ke permukaan, melepaskan tanganmu.
Aku senang berada disampingmu. Tapi terlalu lama kita berjalan, aku lelah.
Semakin jauh kita menyelam, semakin gelap, semakin sulit bagiku untuk bernafas.
Aku memutuskan kembali ke permukaan, melepaskan tanganmu.
Spoiler for Part 1:
*mohon maaf kalau tulisannya kurang enak dibaca, maklum ts bukan penulis

*sangat menerima kritik dan saran mengenai penulisan biar lebih ajib

*ini true story dari sudut pandang ts
Spoiler for Index:
Diubah oleh divadivnia 14-12-2014 22:52
anasabila memberi reputasi
1
8.1K
115
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
divadivnia
#4
Part 2
Sosok wisa ga asing buat gue. Tahun lalu, pas gue masih tingkat dua dan jadi panitia, wisa salah satu yang ditunjuk senior buat jadi koordinator lapangan, ya bisa dibilang wisa cukup terkenal dikalangan panitia kala itu. Tapi gue dan wisa belum pernah kenalan langsung, yang gue tau wisa ga kenal gue, karena gue cuma panitia biasa (bahasa gaulnya sih “da aku mah apa atuh....”
)
Semenjak hari itu gue mulai tertarik sama wisa, ya sekedar suka aja sih, lumayan buat penyemangat. Gue, tanpa sadar, jadi secret admirer wisa. Gue suka diem-diem merhatiin wisa pas dia lagi ngobrol sama pendiklat lain, merhatiin dia senyum, dia ketawa, merhatiin cara ngomongnya yang sangat persuasif dan cerdas. Semakin sering gue merhatiin wisa, semakin gue suka dengan sosoknya
Nih gue deskripsiin sedikit sosok wisa. Wisa itu itu cowo berdarah jawa, badannya tinggi kurus, orangnya cerdas (menurut gue), suaranya khas enak banget didenger, cara ngomongnya tegas, berwibawa, ngebuat orang yang denger tanpa sadar suka jadi nurut-nurut aja (haha pake ilmu gendam kali doi
)
Sampai suatu hari, gue telat dateng diklat. Ketika gue masuk sekre, semua pendiklat sudah duduk membentuk lingkaran untuk briefing. Gue pun langsung duduk dilingkar terluar dekat pintu.
“eh div, baru dateng. Lo dari rumah?” bisik salah seorang pendiklat yang gue kenal, dia duduk tepat didepan gue
“iya nih, macet hehe” gue jawab dengan nafas yang tersengal-sengal abis lari-lari dari parkiran
“loh emang rumah lo dimana div?”
seseorang disebelah kanan gue bertanya. Seorang cowo. Seketika gue menoleh dan mendapati yang nanya adalah wisa. Iya wisa. Tiba-tiba gue jadi gugup.
“ng....di (menyebutkan nama komplek) sa” gue menjawab sekenanya
“wah dimana tuh?” wisa kembali bertanya
“di deket ini loh sa, bla bla bla”
Ini pertama kalinya gue ngobrol sama wisa. Kami ngobrol panjang lebar sepanjang briefing. wisa selalu menemukan topik baru untuk dijadiin bahan orbolan. Hahaha bisa dibayangin kan senengnya gue kaya gimana saat itu. Wisa duduk disebelah gue, wisa ngajak ngobrol gue, wisa manggil nama gue
Briefing sudah hampir selesai ketika tiba-tiba wisa memulai lagi obrolan kami yang sempat berakhir
“eh div”
Gue menoleh
“gue suka liat senyuman lo
”
wisa mengucapkan kata-kata itu sambil tersenyum seraya bangkit berdiri dan keluar sekre. Diiringi para pendiklat lain karena forum briefing sudah dibubarkan.
Sementara gue masih duduk terpaku, ga percaya dengan apa yang barusan gue dengar......
)Semenjak hari itu gue mulai tertarik sama wisa, ya sekedar suka aja sih, lumayan buat penyemangat. Gue, tanpa sadar, jadi secret admirer wisa. Gue suka diem-diem merhatiin wisa pas dia lagi ngobrol sama pendiklat lain, merhatiin dia senyum, dia ketawa, merhatiin cara ngomongnya yang sangat persuasif dan cerdas. Semakin sering gue merhatiin wisa, semakin gue suka dengan sosoknya

Nih gue deskripsiin sedikit sosok wisa. Wisa itu itu cowo berdarah jawa, badannya tinggi kurus, orangnya cerdas (menurut gue), suaranya khas enak banget didenger, cara ngomongnya tegas, berwibawa, ngebuat orang yang denger tanpa sadar suka jadi nurut-nurut aja (haha pake ilmu gendam kali doi
) Sampai suatu hari, gue telat dateng diklat. Ketika gue masuk sekre, semua pendiklat sudah duduk membentuk lingkaran untuk briefing. Gue pun langsung duduk dilingkar terluar dekat pintu.
“eh div, baru dateng. Lo dari rumah?” bisik salah seorang pendiklat yang gue kenal, dia duduk tepat didepan gue
“iya nih, macet hehe” gue jawab dengan nafas yang tersengal-sengal abis lari-lari dari parkiran
“loh emang rumah lo dimana div?”
seseorang disebelah kanan gue bertanya. Seorang cowo. Seketika gue menoleh dan mendapati yang nanya adalah wisa. Iya wisa. Tiba-tiba gue jadi gugup.
“ng....di (menyebutkan nama komplek) sa” gue menjawab sekenanya
“wah dimana tuh?” wisa kembali bertanya
“di deket ini loh sa, bla bla bla”
Ini pertama kalinya gue ngobrol sama wisa. Kami ngobrol panjang lebar sepanjang briefing. wisa selalu menemukan topik baru untuk dijadiin bahan orbolan. Hahaha bisa dibayangin kan senengnya gue kaya gimana saat itu. Wisa duduk disebelah gue, wisa ngajak ngobrol gue, wisa manggil nama gue

Briefing sudah hampir selesai ketika tiba-tiba wisa memulai lagi obrolan kami yang sempat berakhir
“eh div”
Gue menoleh
“gue suka liat senyuman lo
” wisa mengucapkan kata-kata itu sambil tersenyum seraya bangkit berdiri dan keluar sekre. Diiringi para pendiklat lain karena forum briefing sudah dibubarkan.
Sementara gue masih duduk terpaku, ga percaya dengan apa yang barusan gue dengar......

Diubah oleh divadivnia 04-10-2014 23:32
0