Januari 2012.
Aku melihat jam tangan. Sudah pukul 16.00. Aku memasukkan laptopku ke dalam tas, kemudian merapikan sebentar kubikal tempatku bekerja. Setelah aku rasa udah beres, aku siap-siap pulang. Aku harus mengejar pesawat pukul 8 malem di Bandara Husein Sastranegara. Baru keluar dari ruangan, sudah ada 1 orang yang menyapa.



Setelah ngasih tanda tangan itu, aku berdiri dan mau meninggalkan Novi.



Aku pulang ke kosan sebentar, lalu membereskan beberapa barang. Setelah dirasa siap, aku menelpon taksi untuk menjemput. Sambil menunggu taksi, aku lihat handphone sebentar. Buka facebook, cek Whatsapp, cek obrolan di Line. Saat cek Line, ada nama seseorang disana. Seseorang yang sepanjang SMP selalu aku tunggu kedatangannya di gerbang sekolah, seseorang yang selalu aku coba antarkan kepergiannya dari belakang.

Aku ketik beberapa kata lalu pencet Send.



Ahhh,, Krisya! Di Bandung sini emang banyaaakk banget cewek cantik. Tapi satu-satunya cewek cantik yang membuatku gila dan mengagumi kecantikannya tuh cuman kamu! Hanya kamu!

Aku liat di luar, taksi udah sampe. Aku masukin barang-barang ke bagasi, lalu kita berangkat.



Jam setengah 7 aku akhirnya sampe juga di Bandara. Setelah cek in, aku masuk ke ruang tunggu. Lalu Sholat Maghrib di Mushola. Tiba-Tiba. "Tuing". HP ku berbunyi, tanda ada pesan masuk. Aku liat, di Line ternyata.



Setelah menunggu, akhirnya aku masuk pesawat juga. Di dalam pesawat, malah aku yang ga tenang. "Sial! Kenapa ga tenang kaya gini!"

Aku sepertinya sudah siap mental. Minggu aku akan ketemu Krisya. Aku akan mengatakan padanya kalo aku Cinta dia. Aku selama ini mengagumi dia. Aku selama ini memperhatikan dan mencari-cari dia. Aku selalu ingin bertemu dengan dia hanya untuk mengucapkan "Aku Cinta Kamu!"

3 kata yang membuatku tidak tenang selama 12 tahun ini. Dari tahun 2000 sampai 2012. Ternyata aku sudah begitu lama mencintai dia. Aku tak tahu apakah aku memang bodoh atau memang tak ada yang bisa menggantikan posisi Krisya di hatiku ini. "Lakukan Giek! Sebelum terlambat!"

Setelah perjalanan panjang (Cepet sih!) dari Bandung ke Jogja, aku diantar oleh sodara ke Solo. Sodaraku mau ketemu Eyang di Solo. Jadi, sekalian aja aku diantar. Di rumah Eyang, aku baru ketemu sama Bapak Ibu dan Kakak-kakakku. Setelah sungkem, cium tangan, pipi bapak-ibu, kita ngobrol-ngobrol sejenak sama Eyang disana.

Setelah itu, kita pulang ke rumah. Rumahku di Karanganyar. Sampe di rumah, Aku masuk lewat ruang tamu. Ruang tamuku masih sama seperti dulu saat terakhir aku tinggalin. Ya iya,lah. Aku ninggalin rumah ini juga baru 3 bulan! Aku duduk di sofa, melepaskan penat dan pengen istirahat sebentar. Saat terduduk, aku melepaskan pandanganku ke seisi ruangan. Lalu pandanganku berhenti di deretan piala yang ada di atas akuarium besar di ujung ruang tamu. Hampir semua piala itu milikku. Aku bangun dan mencoba melihat-lihat piala itu. Bersih, tanpa debu, tanda selalu dibersihkan oleh orang rumah. Dari olimpiade astronomi, olimpiade fisika, lomba matematika, pramuka, lomba teater sampai akhirnya aku menemukan piala juara tariku dulu. "Ahhh, masih ada". Piala yang aku terima tanpa bertanding!

Piala yang mengingatkanku tentang pelajaran seni tari. Pelajaran yang membuat aku berkenalan dengan Krisya. Memori tentang saat perkenalan itu terulang kembali. Memori di saat pelajaran tambahan seni tari di hari Kamis.

....
...
..

Hari kamis siang. Pelajaran tambahan seni tari.
Hari ini aku bersiap-siap. "Sebentar lagi aku bisa ketemu Krisya. Dalam 1 ruangan! Bisa liat dia nari lagi. Aku ga bisa membayangkan apalagi yang kurang dari saat ini! Hihihii..."