Satu bulan sudah berlalu. aku jadi makin mahir menjual minuman keras berjenis bir hitam ini. Semuanya gak mulus, namaya kerja di malam hari, apalagi dengan status sebagai SPG, banyak godaan menerpaku. Dari yang tadinya aku gak pernah menyentuh minuman keras sama sekali, sekarang aku mulai akrab dengan minuman keras. Gimana gak akrab, dengan menemani customerku minum, terkadang ada permintaan aneh dari mereka. Seperti contohnya ada beberapa dari mereka hanya ingin minum bir hitam itu setelah aku menenggak 1 gelas besar bir. Aku punya satu customer, sebut saja namanya Koh Abun, pria keturunan yang hanya ingin membeli bir hitam dikala aku bertugas.



Terus aku langsung nyamperin Koh Abun. Koh Abun itu orangnya pendek, matanya sipit, selalu bawa kantong keresek. Sama sekali gak mencerminkan kalo dia punya banyak uang. Awalnya aku heran, kenapa dia selalu bawa kantong keresek, bukan tas mewah atau dompet besar, atau apalah. Gak taunya, dia memang punya kebiasaan yang unik, bawa uang di kantong keresek..



Biasanya setelah 1 jam aku nemenin Koh Abun, aku sikasih beberapa lembaran merah lagi, beruntung banget aku, dapet customer baik kayak Koh Abun, gak pernah "kurang ajar" lagi, gak kayak yang lainnya. Usut punya usut siih, Koh Abun itu salah satu pemilik bar tempat aku kerja ini..

Koh Abun hanyalah salah satu pelanggan yang baik. Sisanya, kebanyakan kurang ajar. Abis kasih tips ada yang tepok pantat aku lhaa, aku rasanya mau marah, mau aku tonjok, tapi kalo aku tonjok, sama aja aku bunuh diri. Tapi kalo ada Koh Abun, semalam aku bisa bawa pulang tips minimal 2jt.

Cobaan banyak sekali datang, gak cuma laki2 kurang ajar yang suka nepok pantat aku, tapi aku pernah dimintain no hp, bahkan "ditawar". Salah satu yang suka "menawar" aku adalah Pak Joyo, yang kata orang2 situ dia adalah oknum angkatan.



Emang, banyak anggapan miring soal pekerjaan aku saat ini. Tapi, apa yang aku jalani selama ini tidak diluar batas, menurutku. Bahwa aku masih teguh memegang prinsipku, masih menjaga kehormatanku.

Gak cuma di dalam bar, saat aku pulang, banyak tetangga2 aku yang menggunjingku. Sebisa mungkin, aku jawab gunjingan dari mereka. Seperti hari ini, saat aku berbelanja sayur di depan rumahku, ada salah satu tentangga aku yang menegurku.



Yah, sebel aja sama orang yang suka usil begitu. Toh, orangtua aku juga gak protes, kenapa dia yang harus protes coba? Karena aku suka bawa tips yang banyak, selain nabung untuk kuliah, aku jadi tulang punggung keluarga. Aku bayar semua tagihan, sampe belanja sehari2.

Tapi inilah resiko yang harus aku hadapi, resiko dari dunia malam, dunia yang gelap namun gemerlap