Suatu ketika di kelas 3 SD.
-------
Masih inget sama Ucup Marucup? Ketua gank para kumpulan anak-anak nakal di kelas.
Nah,si Ucup ini ternyata suka sama Rimba. Dia sampe nulis-nulis di meja dan kursi "Ucup Love Rimba" atau "Rimba cinta Ucup". Set dah tuh anak! Udah tua, ga nyadar2 aja. Pake cara2 norak,pula.
Iiihh,, kebayang ga sih!? Gajebo banget nulis2 gitu di meja-meja.
Hiiiyy,,
*saat nulis ini,langsung kebayang Kangen Band atau yang penyanyi band yang suka pake kacamata dan nyanyi "Daradam, daradam! Daradam, daradam! Euuhh,,"

Yak, rasa cemburu yang pertama kali dianugerahkan oleh Allah SWT pun akhirnya turun di saat kelas 3 SD itu. Sebenarnya, mungkin bukan rasa cemburu. Hanya rasa ingin melindungi Rimba karena dia udah begitu baik sama aku.
..
..
Oke, harus diakui bahwa si Ucup Marucup ini begitu mengerikan. Orangnya tinggi besar (Ya iya,lah! Semasa aku kelas 3 SD, dia kan harusnya kelas 6 SD. Tinggi kita jelas jauh berbeda.) Mukanya Item langsat (Entah, pake penghitam wajah merek apa, yang jelas, sangat berkhasiat untuk menghitamkan wajah dan tubuh! Perlu dipublikasikan bagi para turis-turis asing yang ingin berkulit hitam! Mungkin juga dia ga pernah pake sunblock sebagaimana Kebo Miss Zimbabwe tempo hari) Tangannya Keker banget (Entah, barbel-nya yang buat latihan kaya apa. Mungkin beras seberat 30 kilo diangkat terus tiap hari, kali ya! Mungkin dia penjual beras, atau mungkin malah kuli panggul beras.. Entahlah)! Yak, pokoknya, tipe-tipe pemimpin gank kelas seperti di tipi-tipi ama di komik-komik gitu,deh! Bedanya, yang ini ga elegan sama sekali..

Nah, menyadari bahwa si Rimba disukai oleh si Amburadul, Ucup Marucup ini, sepertinya hati ga terima. Akhirnya, aku labrak aja dia!
*sebentar..
"Dia" disini tuh bukan si Ucup Marucup, tapi melabrak Rimba. (Nah,lho!?)
Hhmm, mungkin bahasanya bukan melabrak kali,yak! Maksudnya, tuh aku mau minta klarifikasi dari Rimba, gitu. Dan ternyata, Rimba pun ga suka ama si Ucup Marucup!
Yes! Yes! Yes!!!

Cuman, katanya Rimba, beberapa hari sebelumnya si Ucup dah bilang suka ama Rimba. Sebenernya, si Rimba mau bilang "NGGAK" ama si Ucup, cuman berhubung ngeliat si Ucup aja dah menakutkan, gimana mau nolak!

Yak, aku mengetahui perasaanmu, Nak. Kalau aku di kondisinya Rimba, akupun akan demikian. Sangat susah aku untuk mengatakan bahwa "Ucup,aku menolak cintamu! Biarpun aku Maho, aku juga akan pikir-pikir untuk memilihmu".

Untuk Beberapa hari, kehidupan Rimba seperti tidak menyenangkan, karena ucup marucup selalu berusaha mendekati dia. Mulai dari minta PR, minta jawaban ulangan, minta jawaban tugas dan lain sebagainya..
(Hhmm, kalo itu sepertinya gara-gara Rimba itu emang pinter, makanya dimintain jawaban!)
Bukan, bukan kaya gitu. Diulang,deh. Si Ucup Marucup ini mulai mendekati Rimba, seperti kalo istirahat, ngikutin Rimba ke kantin. Ikut-ikutan maen lari-larian bareng Rimba. Duduk di belakangnya Rimba kalo sekolah. Beuuh, pokoknya ga banget, dah.

Dan akhirnya, karena mungkin udah kegerahan dengan semua itu, akhirnya Rimba mengatakan kalo dia itu ga suka ama si Ucup marucup waktu istirahat jam 9 pagi.



Yak, seperti itu, lah kira-kira apa yang diucapkan oleh Rimba. (Ga mungkin banget bilang gitu, yak!? Hahaha)
Intinya, dia bilang ga suka sama si Ucup. Bukannya menjauh, malah si Ucup marah-marah gitu. Sambil pegang-pegang tangannya Rimba. Beuhhh, sebagai laki-laki, aku pun tidak terima dengan perlakuan anak 3 tahun di atasku itu. Melihat kejadian tidak senonoh seperti itu, akhirnya aku datang untuk menolong Rimba laksana pangeran berkuda datang dengan pedang! Bedanya, kalo aku, kudanya berubah jadi kursi dan pedangnya berubah jadi penggaris.

Aku datang melompat dan menusukkan pedangku (baca: penggaris) ke si jahat, iblis bermata empat, penjual beras berbadan kekar, si Ucup Marucup tepat di perutnya. Nah, mengetahui perutnya ditusuk oleh pedang excalibur oleh seorang anak kecil bermuka polos seperti aku ini, akhirnya si Ucup marucup dengan sekali pukul tepat di kepalaku membuat kepalaku menjadi benjol dan otakku mengecil hingga seperti sekarang ini.

Ya, dengan pukulan telaknya ini, akhirnya menangis dengan kencenglah aku. Guru wali kelasku untungnya segera dateng. Dan sebagai pengetahuan, bahwasanya guru wali kelasku ini adalah temen dari Ayahanda tercintaku. Dan dengan kekuatan Nepotisme itu, akhirnya si Ucup marucup dihukum oleh guru wali kelasku.
Hwahahahahaaaaa,,,
*Ketawa Bangga!

Setelah hukuman itu, entah kenapa semua jadi berjalan seperti semula. Ga ada lagi acara deket-deketan si Ucup ke Rimba, ga ada acara marah-marahan si Ucup ke aku. Ga tahu,deh. Mungkin aku terlalu kecil untuk tahu semua permasalahan dan jawaban dari itu semua.

Sayangnya, itu membawa kesengsaraan sama salah satu temen deketku, panggil saja Yoga. Setelah kejadian itu, dia sering dipalak ama Ucup. Entah itu effect dari kejadian kemaren atau emang gara-gara mukanya si Yoga yang culun abis dan bisa dipalak!?
Entahlah, yang penting aku selamat!
Urusan orang lain dipalak, ya derita mereka.
*Pikiran polos anak kelas 3 SD!