Aku kaget,sih waktu itu. Biasanya yang datang menjenguk tuh temen-temennya bapak ibu sama tetangga-tetangga sekitar. Ini kok ada temen 1 kelas yang jenguk aku..

Usut punya usut, ternyata Ibu ketemu sama Ibunya Rimba pas belanja. Terus ibu cerita deh sama Ibunya Rimba. Dan, seperti yang sudah-sudah, kalau ada 2 ibu-ibu ngobrol dan ngerumpi, pasti merembet kemana-mana. Makanya, Ibunya Rimba ngajak suaminya serta Rimba buat ngejenguk diriku.

Dan seperti yang sudah-sudah pula. Saat aku cerita kronologis kenapa sampe kepala ama badanku ini dibebet kain-kain putih, yang ada malah mereka pada ketawa-tawa. Fine. Aku cukup jadi orang terhina saat itu.



Entah kata-kata itu dan kejadian kemaren begitu merasuk atau bagaimana. Sampe saat ini, aku selalu takut naik pohon. Kalo mau ngambil buah, ga pernah pake panjat2 pohon segala. Selalu pake galah. Mulai saat itu, segala sesuatu yang berkaitan dengan naik pohon jadi terasa menakutkan buatku. Entah itu cuman pikiran alam bawah sadar atau gimana, tapi dari saat itu, aku ga pernah lagi naik Pohon seumur hidup.

kita (aku dan Rimba) ngobrol panjang lebar soal liburan yang baru kita lalui. Tentang dia yang pergi ke kota K*****. Setelah ngobrol luas (karena panjang kali lebar), akhirnya Rimba dan keluarganya pamitan pulang. Sebelum pulang, seperti biasa, Rimba mengeluarkan senyum manisnya sambil bilang, "Cepet sembuh,yaa.."

---Skip---
Aku menghabiskan 2 minggu di rumah aja. Selain karena sakit, aku ga boleh keluar-keluar oleh bapak-ibu. Takut aku tambah sakit atau takut aku manjat pohon lagi. *Dikira aku monyet apa!??

---Skip lagi---
Akhirnya, kehidupanku di kelas 2 SD pun dimulai. Di SD ku saat itu, ruangan kelas 1 dan kelas 2 itu cuman 1. Jadi, kelas 1 pulang sekolah jam 10, kita yang kelas 2 baru masuk ke ruangan. Terus nanti jam 13 kita pulang. Hari pertama masuk, aku seperti biasa bareng lagi sama kakakku. Dia sekarang kelas 6 SD. Udah jadi orang paling berkuasa di sekolah berarti. Aku seperti biasa juga duduk di meja paling depan, berhadap-hadapan dengan meja guru. Yang berbeda hari ini adalah tidak ada Rimba di sampingku. Rimba memilih duduk di meja sampingnya mejaku. Dia duduk dengan Nana. 1 Blok dengan temen sekelompoknya, yang terdiri dari cewek-cewek pinter. Ada Rimba, Nana, Asti, sama Sari.



Mungkin seperti itulah kira-kira pembicaraannya.
Aku jadi berpikir,emang apa kaitannya? Kenapa kalo cewek duduk sama cowok bisa bikin malu?
Yah, pemikiran anak kecil.
Sampai akhirnya pada suatu hari Rimba mengatakan sesuatu yang sampai saat ini tidak pernah aku lupakan. Setiap detil kata-katanya masih teringat sampai saat ini..