- Beranda
- Stories from the Heart
HATI MALAIKAT DARAH IBLIS (POSITIF HIV AIDS)
...
TS
masternagato
HATI MALAIKAT DARAH IBLIS (POSITIF HIV AIDS)
Bissmillah.
Assalamualaikum.
Nb: kontak bbm berubah: 5AB07E99
Wa:08128886670
Line:
@masternagato
mas ter nagato proudly Present
HATI MALAIKAT DARAH IBLIS
’BLACK WORLD’
DISCLAIMER
1. sangat dianjurkan mencopy dan memperbanyak. Share kepada dunia tulisan busuk ini! (kayanya lebay banget sih?)
Ijin atau tanpa seijin dari penulis (buat ane sah-sah aje)
pelanggaran hak cipta akan dikenakan sanksi sesuai dengan hati nurani lau sendiri.
.
2. Kisah dalam cerita ini adalah fiksi belaka kalau ada kesamaan nama, tempat atau kejadian itu cuma kebetulan semata.
Selamat membaca tulisan busuk ini!
*******
Petunjuk arah baca HD
Kalo membaca tanda:
*******
Berarti pergantian waktu, bisa tempat, tokoh.
Atau bisa tokoh sama waktu dan tempat berbeda?
Bisa aja cuma di alam mimpi!
Kalo membaca tanda:
-------
Ini menandakan hari yang sama.
Bisa berbbeda waktu, berbeda tokoh, berbeda tempat, tapi tetap dihari yang sama.
Bisa juga menunjukan kelanjutan alur cerita!
*******
soudtrack: Eminem Not Afraid
Langsung update add line:
@masternagato
Pin bb: 5AB07E99
WhatsappBrother-sister
Jangan lupa

Bikin

sekalian


Atas saran berbagai pihak.
:Yang mau memberikan donasi seikhlasnya.

Untuk terwujudnya buku ini
Rekening bank btpn
Kode bank 213
Norek:
90010415858
Rudi hermawan

sedikit sinobsis:
bersetting di tahun 2003.
Rudi kelas 2 SMA.
Masuk ke blackworl, drugs user tingkat dewa.
Menjadi drugs dealer.
Hidup penuh bling-bling,wanita.
Teman-teman yang mengelilingi karena uang.
Dengan time skip.
Rudi yang di tahun 2014.
Sudah berkeluarga,punya anak.
Hidup dengan kemiskinan,tanpa penglihatan,positif HIV?
*******
’HIV AIDS salah satu penyakit paling menakutkan.’
’penyakit kutukan’
’yang terkena tak tertolong!’
’sampah masyarakat’
’jauhi orang-orang sampah itu’
’tak ada obatnya!’
’pasti mati’
dan masih banyak lagi label stigma yang menempel!
Yang berpendapat sama dengan stigma di atas!
Monggo jangan di teruskan membaca.
Why..?
Guest what?
Yang nulis HIV+

jadi harus di jauhi.. Nanti ketularan.


warning 16+ only.

Minimal SMA kelas satu boleh lanjut baca, wajib malah!

"Ini nyata gan?"
"terserah.! Anggap aja fiksi"
HIV (Human Immunodeficiency Virus)
AIDS (Acquired Immunodeficiency Deficiency Syndrome)
ane nulis ini biar bro-sis mikir sejuta kali!
Untuk tenggelam di blackworl,sex,drugs.
Dan buat yang sudah terkena!
Bangun! Bangkit! Kembalikan warna hidup lo sebelumnya.
Gak ada yang mau bertemen ama lo?
Minder?
Sekeliling lo penuh kepalsuan?
Takut? Trauma?
Sumpah demi Allah
Ane siap kapan aja jadi best friend forever!
Melewati semua cobaan yang ane anggap adalah pujian dari Allah
ane bukan siapa-siapa.
Cuma orang buta pengangguran kelas berat.
Bermodalkan laptop jadul dengan pembaca layar.
Dengan tetesan darah, dengan gerimis air mata.
Dengan sepenuh hati..
Berharap kejelekan ane jadi kebaikan lo.
Kesedihan ane menjadi kebahagiaan buat lo.
Salah langkahnya ane menjadi jalan buat lo.
Penyakit ane menjadi kesehatan buat lo.
"kenapa pemeran utamanya Rudi sama ama agan?"
"habis gak ada yang lebih bagus dari Rudi, yang lebih mahal banyak!"

harapan utama ane. Menurunkan tingkat HIV AIDS walaupun cuma beberapa %
setidaknya menghambat kecepatan tingkat HIV AIDS yang menggila setiap detiknya.
Harapan ke dua.
Tentu saja tulisan ini jadi sumber penghasilan ane!
Gak ada yang bisa ane lakuin selain nulis!
Setiap hari bini kerja nyari nafkah!
Bayangin perasaan ane yang cuma enak-enakan dirumah!
Asli mending tusuk ane gan.. Daripada ane ngerasain ini setiap hari.


stop!
Ane gak minta di kasihani.
Tapi ane berharap buat agan-sista bantuin nerbitin tulisan ane ini.
Kendala ane di modal gak ada!
Boro-boro buat publish keseharian ane juga susah.
Ngiklanin rumah buat modal di fjb.
Ampe capek nyundulnya belum ketemu jodohnya tuh rumah.
Entah kenapa ane yakin aja kalo ini jadi novel, pasti laris.

impianya sih kalo jadi novel.
Taruh di sekolahan, yayasan narkoba atau HIV AIDS.
Taruh dirumah sakit tempat HIV AIDS.
Kalo bisa di toko buku apalagi.
Yah cuma harapan.
Mudah-mudah dikabulkan allah, aamiin.
dan agan sista ada yang tertarik.
Apalagi dilirik penerbit.
"kenapa gak langsung ngirim ke penerbit gan?"
"karena tulisan ane,ane ngerasa berantakan perlu di poles.. Perlu ada yang ngeditorin.
Penerbit mana mau nerima tulisan mentah ane!"

"emang tulisanya udah tamat gan?"
"boro-boro,. Males-malesan nulisnya. Kalo ada yang nerbitin tuh! Baru semangat"
sebetulnya sih tokoh utamanya bukan cuma Rudi.
Banyak tokoh utama lainya.
Termasuk pembaca ane sebut tokoh utama juga disini.
cerita ini agan-sista
Bakal nemuin 3type orang HIV

Ini pakai pengamatan ane sendiri dan bahasa ane seadanya:
Jadi gak bakal ketemu kalo search di google.


1: saver: orang yang terkena HIV dan sadar akan HIVnya!
2. Invite: orang terkena HIV tapi dendam!
Dan membahayakan orang lain.
Menyebarkan HIV ke orang lain!
Biasanya faktornya adalah type invite ini terkena HIV tapi gak terima!
Masih bisa disadarkan type yang ini.
3. Zero: orang ini terkena HIV tapi ia gak tahu!
Ini yang paling berbahaya!
Ia gak tahu.
Yang terkena gak tahu!
Semua gak tahu.
Tahu-tahu pada kena HIV.
Sedikit saran dan percobaan buat agan-sista.
Supaya lebih bersyukur atas nikmat Allah
Kalo agan-sista di rumah sendiri.
Terserah mau malem boleh, siang juga boleh.
Coba lakuin kegiatan sambil di tutup pake apa aja matanya.
Sejam aja coba rasain.abis itu agan-sista renungin.
Seberapa nikmat Allah yang diberikan.
Banyak yang nyoba saran ane ini.
Nanti pandangan agan-sista berubah, setelah melakukan percobaan di atas.

Index setelah pariwara berikut ini:yang mau bergabung di FHD (fans hati malaikat darah iblis)
Invite pin: 5AB07E99
Mau memberikan donasi silakan
Rekening btpn.
Kode bank 213
Norek:
90010415858
Atas nama Rudi hermawan
Call/sms/whatsapp:
08128886670
Update add line:
@masternagato
selamat membaca

HATI MALAIKAT DARAH IBLIS
’BLACK WORLD’
Mau membeli buku ini?
Mau memberikan donasi untuk membantu tulisan ini
:thubup
Menjadi novel


"apa yang didapetin kalo ngasih donasi gan?"
"gak ada! Ente dapet ucapan terimakasih sedalamnya dari lubuk hati ane!"

Mudah-mudahan dengan donasi gotong royong seikhlasnya.
Bisa menerbitkan tulisan busuk ane.
aamiin..
Bisa di bilang ini sumbangan lebih tepatnya kale

Rekening btpn.
Norek:
90010415858
Rudi hermawan.
DAFTAR ISI:
Update langsung ad line:
@masternagato
BAB1: KABUKI
BAB2 BAGIAN1: PENGANTIN KOPLAK
BAB2 BAGIAN2: PENGANTIN KOPLAK
BAB SIDE STORY: PENCARIAN SAHABAT 12 TAHUN
BAB3 BAGIAN1: TULISAN BERBICARA
BAB3 BAGIAN2: TULISAN BERBICARA
BAB4 BAGIAN1: OTAK MAFIA
BAB4 BAGIAN2: OTAK MAFIA
BAB5 BAGIAN1: PRODUK GAGAL
BAB5 BAGIAN2: PRODUK GAGAL
BAB6: SAVE HOUSE
BAB7: OTAK ATIK
BAB8: TEKAD BLENDER
BAB9 BAGIAN1: EMOTION
BAB9 BAGIAN2: EMOTION
BAB WARNING: WAJIB BACA
BAB WARNING: WAJIB BACA
BAB10: LATIHAN MEMBUNUH
BAB11 BAGIAN1: UNDER THE INFLUENCE
BAB11 BAGIAN2: UNDER THE INFLUENCE
BAB : warning2: galaw gak penting!
BAB12 BAGIAN1: CANDIED MANGO MISERABLE
BAB12 BAGIAN2: CANDIED MANGO MISERABLE
BAB13: NGENES AWARDS
BAB14: TULISANKU ATAU KELUARGAKU
BAB15 BAGIAN1: HEY MAN
BAB15 BAGIAN2: HEY MAN
update FHD16: koberlaw
BAB16 BAGIAN1: RIP
BAB16 BAGIAN2: RIP
BAB WARNING3: PETUNJUK ARAH
BAB17 BAGIAN1: LOVE NOTES FOR MY DRUGS
BAB17 BAGIAN2: LOVE NOTES FOR MY DRUGS
BAB18 BAGIAN1: POCONG VS KUNTILANAK
BAB18 BAGIAN2: POCONG VS KUNTILANAK
BAB19 BAGIAN1: FROZEN HEART
BAB19 BAGIAN2: FROZEN HEART
REHAT
BAB WARNING4: FHD LEGOWO
BAB20: MENGECOH HITUNGAN LANGIT
BAB21 BAGIAN1: BIG MOM
BAB21 BAGIAN2: BIG MOM
BAB22: SATU TITIK X SEPULUH=SEPULUH
BAB23 BAGIAN1: FOUR GODFATHER
BAB23 BAGIAN2: FOUR GODFATHER
BAB24 BAGIAN1: ROLLER HEARTS
BAB24 BAGIAN2: ROLLER HEARTS
BAB25: VIRGIN SEGAW
BAB26 BAGIAN1: MASIH HIJAU
BAB26 BAGIAN2: MASIH HIJAU
BAB27 BAGIAN1: FIRST JACKPOT
BAB27 BAGIAN2: FIRST JACKPOT
BAB28 BAGIAN1: FOR SENTIMENTAL REASON
BAB28 BAGIAN2: FOR SENTIMENTAL REASON
BAB28 BAGIAN3: FOR SENTIMENTAL REASON
video zamirah monster kecil
wait yo!
IN PROGRESS


Kontak:
WA: 08128886670
Pin bbm: 5AB07E99
line:
@masternagato
Twitter: @masternagato
Diubah oleh masternagato 24-03-2017 22:20
anasabila memberi reputasi
1
256.5K
1.1K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
masternagato
#555
BAB15-2
HATI MALAIKAT DARAH IBLIS
BAB15-2
HEY MAN?
-------
semua udara meninggalkanku dan darah naik ke wajahku,aku dan geng setan menghabiskan peltokan sempurna gabungan gak karuan antara Vodka,Mansion,buavita,kratindeng, dan tentu saja dengan Chivas.
Kalo otaku lagi normal? Entah kapan aku merasa normal!
Aku pasti menolak fushion antara mansion dan Chivas.
Hasilnya rasa ke dua minuman itu menghilang.
Yang ada cuma rasa alkohol saja, tambahkan dua botol bir makin gak karuan.
Tapi campuran sari racun ini efektif membuat kita berenam serasa jadi pahlawan bertopeng.
Dua paket ganja membuat sebungkus rokok penuh lintingan yang siap dibakar.
Ara mengusulkan kita nongkrong di Nippo mal.
Membeli dua botol mansion lagi untuk di Nippo mal.
Acong,Bego masing-masing menyembunyikan botol celaka itu di dalam baju.
Aku mengantongi bungkusan ganja.
Nippo mal serasa punya kami sendiri!berpencar mencari keasikan masing-masing.
Aku,Jidad bermain di timezoom.
Tempat permainan dari jaman,aku masih Sekolah Dasar.
Bermain game sambil mengumpulkan tiket? Waktu SD memang aku tergila-gila mengumpulkan tiket!
Sekali main game dapat lima tiket itu saja sudah bagus,paling sial ya satu tiket atau tak dapat sama sekali.
Tapi SMP aku menjadi bosan ke timezoom setelah bisa mendapatkan 300 tiket sekali main.
Aku mencari permainan yang dulu sering kumainkan untuk menghasilkan 300 tiket!
"aha, masih ada lo badut godek?" gumamku,tersenyum riang melihat permainan badut bodoh seolah bertemu teman lama.
Memulai misi badut godek, pertama aku mengececk letak CCTV,tak mungkin di atas? Terlalu tinggi langit-langitnya untuk sebuah CCTV.
Berkeliling pura-pura bermain sambil memperhatikan, oke fix! Tiga CCTV di daerah sini! Satu yang menempel di game basket, mengarah ke badut godek dan beberapa permainan di sekitarnya!
Aku hanya perlu mengetest itu CCTV asli bekerja? Atau cuma pajangan?
Bermain game mobil pas disebelah badut godek, memukul setir mobil,sesekali menendang.
"sempak? Kenapa lo? Gila lo kumat ya? Ntar rusak!" ucap Jidad bingung disebelahku main game yang sama.
Tak kuhiraukan,terus menatap CCTV, kalo itu asli bekerja? Melihat perusakanku tadi, dalam berapa menit pasti ada yang kesini.
Cukup lama aku menunggu dengan sabar, tetap melakukan perusakan!
Cukup menunggunya! Merasa yakin itu CCTV hiasan.
Menggesek kartu timezoom siap bermain.
"apa kabar om badut? Long time no see yo?" sapaku gila,menahan kepala badut yang selalu menengok kanan-kiri, diiringi suara mesin berderit, tiket keluar tanpa henti.
Kerumunan orang berkumpul, mereka berdecak kagum, pemandangan ini sudah biasa karena memang di setiap permainan ada jackpotnya!
Termasuk badut godek ini! Waktu pertama kali melakukan ini, saat SMP, sangking gugupnya melihat tiket keluar tanpa henti.
Aku lari ketakutan! Sekarang aku berakting sebagai pemenang jackpot!
Mungkin aku bisa mendapatkan piala Oscar atas aktingku ini?
Yah, tak semua game kulakukan dengan cara seperti itu, ada juga yang memang skillku di atas normal?
Sekali lagi, rasanya tak ada yang normal di diriku!
Game mengambil boneka dengan penjapit taring tiga, dalam sepuluh kali main,paling kegagalanku cuma sekali!
Aku seperti pedagang boneka? Sudah dua puluh boneka di kakiku.
Karena permainan ini dekat kasir timezoom, para pengawas timezoom frustasi melihat aku hampir menguras mesin bonekanya.
Aku menjadi bahan tontonan, kalo mereka kagum? Aku malah bingung? Dimana susahnya game penjepit boneka ini?
Anak kecil berkepang memegang boneka di kakiku.
"de-de.. Gak boleh bandel ya! Itu kan punya kk" ucap ibunya,memohon maaf.
"de-de mau bonekanya? Ambil aja, buat de-de nih" memberi boneka gajah.
Ibu itu tersenyum, aku grogi sendiri jadinya.
Beberapa anak kecil lain ikut meminta, jadi antrian sembako boneka nih?
-------
sengaja nongkrong di kafe sepi, agar tak menarik perhatian orang!
Cuma memesan makanan ringan,untuk dorongan mansion, dua linting ganja berputar diantara kami.
Biarpun kafe sepi,tapi letaknya yang dipinggir lantai dua, Bisa melihat timezoom dan food court yang ramai pengunjung dari sini.
"ah sayang tuh orang pada gak ngehargain makanan? Banyak makanan sisa di meja!" celetuk Bego melihat food court.
Mataku berputar,menemukan ide gila.
"eh Bego! Taruhan mau gak lo? Lo abisin tuh sisa makanan gue kasih gocap!" tantangku geli.
"siapa takut? Gocap dikit amat harga malu gue? Seratus dah!" negonya.
Aku langsung menyatakan setuju, dari atas sini kami melihat atraksi Bego mengumpulkan sisa makanan di beberapa meja.
Entah pandangan orang terhadap Bego apa? Cleaning service bukan? Orang gila bukan?
Kami tertawa terbahak-bahak melihatnya, Bego membawa dus kotak penuh sisa makanan.
Ia memakanya dengan lahap, campuran sisa makanan berapa orang itu? Aku tak mau pusing.
Yang jelas tawa kami menggila.aku sempat melihat sekitar,sepertinya tawa kami kelewatan!
Melihat ibu pemilik coftfood sedang menelpon, aku pikir kehawatiranku berlebihan.
"hari Minggu acara nginep di sekolah,perkenalan ama anak kelas satu lo ikut pak?" tanya Acong menghisap ganja.
"acara sekolah? Kok gue gak tau ya?" sahutku mengoper botol ke Ara.
"lo kebanyakan bolos Sempak! Acara yang sama kaya waktu kita kelas satu dulu, ikut lo pak! Lumayan bisa godain cewek baru"
"tau deh Cong,liat aje nanti!"
"coba tadi kita ajak Ron kemari!" ucap Jidad,masih kegelian sampai mengucurkan air mata.
"Ron mane?" tanyaku.
"lah Ron mana lagi? Temen sekelas kita Sempak!"
"oh? Ngape gak lo ajak tadi?"sahutku,teringat Ron abangnya Ardy.
"yah, kayanya doi minder nongkrong bareng kita?"
"hari gini minder? Tuh liat Bego pd gila man! Oh iya Sempak, bulan depan kita mau ada rencana naik gunung lo mau ikut gak? Tahun kemaren lo gak pernah ikut kan!" sahut Ara nenggak mansion.
"wah? Mending jangan deh! Ntar kalo Sempak wakas berabe kan? Yang namanya di gunung tuh pak, gak boleh lo bawa-bawa barang maksiat" timpal Acong.
Tadinya aku males untuk ikut, tapi ngerasa tertantang oleh pancingan Acong.
"maksud lo Cong? Gue gak kuat naik gunung? Kalo gak wakap? Oke jadi! Gue ikut, gunung mane sih?" tukasku ketus.
"gunung Tao di Jogja, tapi sebelum kesana kita ke air terjun Mega Tear,pulang dari Tao mampir ke marcopolo pak, mantap deh lo pasti suka, ada minuman lapen" jelas Cengir.
"lapen? Apaan tuh?"
"enak deh pokoknya Sempak! Ada rasa susu,coklat,strawberry, banyak pilihan rasa, tapi kalo lo nyari rasa Ria ama Fio gak ada kayanya!" sambar Bego
"wah kalo ada rasa kaya gitu? Gua juga mau Bego!" timpal Acong.
Tawa mereka meledak, dua linting yang sudah habis memberikan efeknya, sisa ganja masih dikantongku.
Awalnya aku semangat mendengar penjelasan berbagai macam rasa itu? Tapi mendengar Ria disebut?
Serpihan diriku mencelos tenggelam ke dasar laut paling dalam.
Lamunanku terhenti dengan kejadian yang begitu cepat, empat security dari empat arah berbeda! Aku masih bingung? Semuanya menjadi jelas saat aku mendengar bentakan security dengan name tag Karyo didadanya.
"enak amat lo pada mabok disini? Lo pikir tempat apaan ini!" bentaknya menyeret Bego yang masih memegang botol mansion.
Kami digiring tanpa perlawanan, awalnya cuma empat security, datang dua lagi.
Mereka menjaga kami ketat.
Selama perjalanan yang memakan waktu lima menit tapi serasa lima tahun.
Aku berpikir keras,berbagai macam cara, berbagai jalan terlintas, bagaimana cara menghilangkan barang bukti di kantongku?
Tebakanku kalo cuma masalah minuman gak akan terlalu gawat! Tapi kalo sudah menemukan sebungkus rokok penuh ganja?
Masalah ini akan menjadi serius!
Melewati parkiran basement masuk ke lorong berliku.
Aku digiring paling depan, memasuki rruang pos keamanan yang full AC.
Wanita dengan setelan kantor, duduk dibelakang mejanya,ia melihat kami bosan melanjutkan pekerjaanya.
Apakah orang tertangkap seperti kami sudah biasa disini?
Karyo mulai mengintrograsi kami bergantian, dengan tampang sangarnya.
"lo! Ngapain lo minum di mal ini!" bentak Karyo,mendelik.
"saya mau nelpon papi saya" ucap Acong,berani karena kadar alkohol penuh di otaknya.
"papi apa lo! Banyak bacot!" bentak security kumis baplang, memukul perut Acong.
"lo, ngapain lo minum-minum disini!" bentak Karyo.
"sa.. Saya gak salah pak, saya kan udah biasa main kesini" jawab Bego tergagap.
"gak salah kata lo!" balas Karyo tajam, mendaratkan pukulan ke perutnya.
"ayo! Lo ngapain minum disini!" bentak security kumis baplang.
"ampun pak, saya cuma di ajak pak!" rengek Jidad.
"baik! Di ajak mati mau lo!" ia menendang Jidad terjerembab jatuh.
Karyo mendekatiku, tapi langkahnya terhenti oleh ucapan Ara.
"maaf pak, saya anggota security kok!" ucap Ara lantang mengeluarkan kartu identitas.
"saya juga pak!" timpal Cengir,mengeluarkan kartu yang sama.
Brengsek! Enak banget Ara ama Cengir? Nyari selamat sendiri.
Mendengar ucapan mereka Karyo mendekati pria tua menggunakan baju biasa yang duduk di tengah ruangan.
Menurutku ia komandan disini?
Ia memberikan intruksi pada Karyo.
Ara,Cengir digiring mendekat ke tengah ruangan terpisah dengan kami.
Ara,Cengir tersenyum bangga.
Tiga security dibelakang mereka kini tampak hormat, Karyo tersenyum ramah.
"jadi kalian berdua anggota security juga?" tanya Karyo ramah.
Sebelum Ara,Cengir menjawab, tiga security memukul mereka berdua dengan tonfa berkali-kali, sampai mereka berdua terkapar di lantai.
"bikin malu nama security lo berdua! baik! Bangga ngeluarin ID card!" ucap security kumis baplang.
"nah sekarang lo! Ngapain lo minum disini!" bentak Karyo bengis.
Aku bingung mau menjawab apa? Tapi peringatan ayahku terlintas.
“kalo ngerasa salah ya diem, akuin kesalahan. Kalo ngerasa bener, buktiin dengan cara yang bener!”
"maaf pak, saya salah, saya minum di tempat yang bukan untuk minum" sahutku menunduk bersiap mendapatkan pukulan.
Aku hanya melihat sepatunya, tapi kutunggu, malah sepatu itu menjauh.
Aku tak tahu kenapa bisa begitu? Penderitaan kami yang sepertinya berakhir, hancur berantakan karena kedatangan pria berseragam polisi.
"foto semuanya, biar dipajang di pintu masuk! Ceck badanya, siapa tau ada narkoba? Kalo ada langsung jeblosin semuanya ke penjara!" ucapnya datar, mengobrol akrab dengan pria tua di tengah ruangan.
Muka kami yang sudah pucat, sekarang siap dikubur.
Mereka berlima menatapku kawatir, aku memberi ekspresi putus asa.
Bergiliran season foto-memfoto, bukan sebagai model majalah, tapi untuk model di pintu masuk mal!
Kehawatiranku lebih tebal ketimbang rasa malu kalo ada orang kenal melihat foto kami?
Acong mendapat giliran pertama, setelah menggeledah badan,mengeluarkan seluruh isi kantong.
Bahkan hp Acong dibongkar siapa tahu menyelipkan sesuatu dibalik batre?
Bukan foto dengan bergaya sesukanya, pose sudah di atur Acong memegang botol mansion dan diabadikan dalam jepretan kamera.
Akhirnya tiba giliranku, sepintas melihat mereka berlima seprti layangan putus.
Karyo menggeledah tanganya memegang benda di kantongku.
Bekasi 10:30 Selasa 27 Mei 2014
"keisya balik ya, kamu jangan kebanyakan makan coklat ama nonton TV nanti matanya rusak" kata Keisya dipangkuan Rudi.
"iya cantik, kamu nurut ama mamah ya!" sahut Rudi mencium Keisya.
"gua balik dulu ya Day.." ucap Fio mencium pipi Rudi.
"iya k, hati-hati dijalan, kabarin kalo dah sampe rumah"
"jaga kesehatan lo Day, jangan kebanyakan ngopi! Pleas Day, kalo butuh apa-apa lo kasih tau gua ya?!"
Rudi menjawab dengan senyuman, masih duduk tak bergerak di meja makan.
Aku memanaskan motor, masih terguncang dengan pertengkaran tadi, berpegangan pada motor memegang dadaku, rasanya pertengkaran tadi menusuk-nusuk.
Berusaha kuat melihat Ayaku tercinta.
Berjongkok merapihkan baju Aya.
"mah, Udi ikut mah Udi ikut." ucapnya loncat kesenangan.
"ayah gak ikut, ayah mau dirumah aja" menangkap Aya merapihkan bajunya lagi.
"Udi andel mah. Udi andel"
"Aya tuh yang bandel, kamu diem dong lagi di rapiin bajunya"
Fio keluar bersama keisya, sudah berpamitan dengan badboyku yang nyebelin.
Aku melihat arah pandanganya ke etalase.
"de, kenapa cuma ada hp cina? Kalo rame etalasenya banyak yang tertarik kali de?" ucapnya mengangkat satu alis.
Bagaimana menjawabnya ya? Boro-boro mikirin isi etalase? Isi perut aja suka lupa.
"ah k, itu mah isinya asesoris doang, hp cina itu cuma dusnya doang! Kapan-kapan mau gua bersihin kok" jawabku mengangkat bahu.
Sebelung pulang Fio mau berpamitan ama orang tuanya Rudi.
Kami menuju kerumah satu lagi, semaleman kami ngobrol, hampir semuanya kuceritakan.
Lega rasanya bisa berbagi, dari seluruh kejadian yang dilewati dengan tetesan darah.
Bisa dibilang Rudi,ayahnya berubah menjadi lebih baik.
Ibunya Rudi walau tampak bahagia dan bisa melewati semuanya? Tapi ada perubahan yang sangat besar, sekarang lebih suka mengomel untuk sesuatu yang tak jelas.
Mendengarkan ayahnya Rudi diomelin, rasanya tak enak.
Kalo lagi marah-marah begitu, aku suka melihat ekspresi badboyku yang cuek ibunya marah-marah.
Ekspresinya memang bisa menipu? Tapi tanganya yang gemetar memberitahukan semuanya.
Cuma mampir sebentar Fio berpamitan, aku menitipkan Aya seperti biasa.
Aya nangis kejer.
"ape ainan, ape ainan.." tangis Aya.
Aku tahu nak, kamu mau hp mainan punya keisya kan?
Sabar ya Ayaku sayang, nanti mamah beliin.
kami kembali melanjutkan perjalannan.
"de.. Mampir ke indomart dulu ya" ucap Fio dibelakangku.
Aku mencari indomart terdekat.
Menunggu Fio di motor, untung aku meninggalkan Aya sama ibunya Rudi.
Kalo ngikut,berhenti di indomart begini? Bisa perang minta ice cream, sedih kalo Aya mau sesuatu tapi aku cuekin karena tak ada uang.
Cukup lama menunggu Fio, ia keluar membawa enam plastik besar yang berat.
Mungkin untuk persediaan di rumahnya?
Aku tak bertanya tapi sangking banyaknya sampai penuh kakiku dengan belanjaannya.
Tak makan waktu lama kami sampai di pangkalan dua.
Aku menemaninya menunggu taksi, markir di tempat yang teduh menghindari sengatan matahari.
"de.. Lo masih marah ama Ruday?" mengernyit.
"mana bisa gua marah ama dia k?" menatap matanya.
"yang gak lo terima dari tulisanya apa de? Soal HIV itu?" berpikir keras.
"hah? Bukan soal HIVnya lah k!
Kalo soal HIV gua udah siap dari sebelum married k!
Yang gua gak setuju orang yang bakal ngebahayain nyawa Ruday!" sahutku kaget atas salah pengertianya.
Matanya melebar seperti melihat kambing bersayap.
"akhirnya gua ngerti de, apa arti judulnya yang lebay!
Lakinya darah iblis, bininya?" jelasnya berkedip.
"hati malaikat? Cis lebay emang tuh orang" sahutku senang.
"ya.. Kalo soal itu mah, lo percaya aja ama Ruday, kalo ada yang nyerang dia..
Berarti kan harus nyerang kita berdua? Malah gua pikir Ruday sengaja mau mancing ikan besar kayanya!"
"mancing ikan? Kok sama sih pikiran lo ama gua k?"
Fio tampak berpikir keras, khas watson tak menghilang darinya.
"pelan-pelan de, yang penting keselamatan Ruday si dongo"
"banyakan pinternya ketimbang dongonya" refleku menjawab.
"cie gak terima nih yee." godanya geli.
Aku mencubitnya diikuti keisya ikutan mencubit.
Taksi berhenti, Fio menyuruh supir itu menjalankan argonya.
"sebenernya mau gue selipin di kasur de, tapi ntar lo marah lagi? Nih buat Aya" ia menyodorkan amplop.
Aku melihat amplop itu ngeri,aku tahu seperti apa Fio jadi bisa menebak isinya.
"jangan mikir macem-macem, gua kan tahu banget Ruday, gak seberapa kok de cuma buat beliin Aya ipad,tadi kan Aya nangis-nangis minjem ipad Keisya"
aku hanya bisa menjawabnya dengan pelukan, secepatnya menghilangkan amplop itu ke kantongku.
"wow de? Belajar banyak dari keahlian tangan Ruday?" matanya mengedip lucu.
Kami tertawa penuh arti dengan lelucon keahlian tangan badboyku.
Aku mengambil plastik belanjaan mau memindahkan ke taksi.
"gak perlu de! Anggap aja ketinggalan" ucapnya rada takut.
Ia melihat ekspresiku yang suram.
" de.. Aya kan sama aja keponakan gua! Malah gua anggap anak sendiri! Masa Aya nyusu sasetan? Malah tadi gua liat cuma tinggal dua saset?
Gua sebagai tantenya Aya, apalagi gua mampu de, masa lo mau marah ama gua!" sahutnya emosi.
Aku menghela nafas berat, tak bisa melawan argumentasinya.
"tante Fio ya?" gerutuku geli.
"tante? Ampun deh, perasaan baru kemaren naik ke atas table, berpikiran bakal muda terus?
Eh sekarang jadi tante?" sahutnya kegelian.
Keisya masuk ke taksi, Fio menahan pintu menatapku.
"Ria..." ucapnya serius.
"iya.. Kenapa k?" jawabku waspada melihat keseriusanya.
********
BERSAMBUNG..
BAB15-2
HEY MAN?
-------
semua udara meninggalkanku dan darah naik ke wajahku,aku dan geng setan menghabiskan peltokan sempurna gabungan gak karuan antara Vodka,Mansion,buavita,kratindeng, dan tentu saja dengan Chivas.
Kalo otaku lagi normal? Entah kapan aku merasa normal!
Aku pasti menolak fushion antara mansion dan Chivas.
Hasilnya rasa ke dua minuman itu menghilang.
Yang ada cuma rasa alkohol saja, tambahkan dua botol bir makin gak karuan.
Tapi campuran sari racun ini efektif membuat kita berenam serasa jadi pahlawan bertopeng.
Dua paket ganja membuat sebungkus rokok penuh lintingan yang siap dibakar.
Ara mengusulkan kita nongkrong di Nippo mal.
Membeli dua botol mansion lagi untuk di Nippo mal.
Acong,Bego masing-masing menyembunyikan botol celaka itu di dalam baju.
Aku mengantongi bungkusan ganja.
Nippo mal serasa punya kami sendiri!berpencar mencari keasikan masing-masing.
Aku,Jidad bermain di timezoom.
Tempat permainan dari jaman,aku masih Sekolah Dasar.
Bermain game sambil mengumpulkan tiket? Waktu SD memang aku tergila-gila mengumpulkan tiket!
Sekali main game dapat lima tiket itu saja sudah bagus,paling sial ya satu tiket atau tak dapat sama sekali.
Tapi SMP aku menjadi bosan ke timezoom setelah bisa mendapatkan 300 tiket sekali main.
Aku mencari permainan yang dulu sering kumainkan untuk menghasilkan 300 tiket!
"aha, masih ada lo badut godek?" gumamku,tersenyum riang melihat permainan badut bodoh seolah bertemu teman lama.
Memulai misi badut godek, pertama aku mengececk letak CCTV,tak mungkin di atas? Terlalu tinggi langit-langitnya untuk sebuah CCTV.
Berkeliling pura-pura bermain sambil memperhatikan, oke fix! Tiga CCTV di daerah sini! Satu yang menempel di game basket, mengarah ke badut godek dan beberapa permainan di sekitarnya!
Aku hanya perlu mengetest itu CCTV asli bekerja? Atau cuma pajangan?
Bermain game mobil pas disebelah badut godek, memukul setir mobil,sesekali menendang.
"sempak? Kenapa lo? Gila lo kumat ya? Ntar rusak!" ucap Jidad bingung disebelahku main game yang sama.
Tak kuhiraukan,terus menatap CCTV, kalo itu asli bekerja? Melihat perusakanku tadi, dalam berapa menit pasti ada yang kesini.
Cukup lama aku menunggu dengan sabar, tetap melakukan perusakan!
Cukup menunggunya! Merasa yakin itu CCTV hiasan.
Menggesek kartu timezoom siap bermain.
"apa kabar om badut? Long time no see yo?" sapaku gila,menahan kepala badut yang selalu menengok kanan-kiri, diiringi suara mesin berderit, tiket keluar tanpa henti.
Kerumunan orang berkumpul, mereka berdecak kagum, pemandangan ini sudah biasa karena memang di setiap permainan ada jackpotnya!
Termasuk badut godek ini! Waktu pertama kali melakukan ini, saat SMP, sangking gugupnya melihat tiket keluar tanpa henti.
Aku lari ketakutan! Sekarang aku berakting sebagai pemenang jackpot!
Mungkin aku bisa mendapatkan piala Oscar atas aktingku ini?
Yah, tak semua game kulakukan dengan cara seperti itu, ada juga yang memang skillku di atas normal?
Sekali lagi, rasanya tak ada yang normal di diriku!
Game mengambil boneka dengan penjapit taring tiga, dalam sepuluh kali main,paling kegagalanku cuma sekali!
Aku seperti pedagang boneka? Sudah dua puluh boneka di kakiku.
Karena permainan ini dekat kasir timezoom, para pengawas timezoom frustasi melihat aku hampir menguras mesin bonekanya.
Aku menjadi bahan tontonan, kalo mereka kagum? Aku malah bingung? Dimana susahnya game penjepit boneka ini?
Anak kecil berkepang memegang boneka di kakiku.
"de-de.. Gak boleh bandel ya! Itu kan punya kk" ucap ibunya,memohon maaf.
"de-de mau bonekanya? Ambil aja, buat de-de nih" memberi boneka gajah.
Ibu itu tersenyum, aku grogi sendiri jadinya.
Beberapa anak kecil lain ikut meminta, jadi antrian sembako boneka nih?
-------
sengaja nongkrong di kafe sepi, agar tak menarik perhatian orang!
Cuma memesan makanan ringan,untuk dorongan mansion, dua linting ganja berputar diantara kami.
Biarpun kafe sepi,tapi letaknya yang dipinggir lantai dua, Bisa melihat timezoom dan food court yang ramai pengunjung dari sini.
"ah sayang tuh orang pada gak ngehargain makanan? Banyak makanan sisa di meja!" celetuk Bego melihat food court.
Mataku berputar,menemukan ide gila.
"eh Bego! Taruhan mau gak lo? Lo abisin tuh sisa makanan gue kasih gocap!" tantangku geli.
"siapa takut? Gocap dikit amat harga malu gue? Seratus dah!" negonya.
Aku langsung menyatakan setuju, dari atas sini kami melihat atraksi Bego mengumpulkan sisa makanan di beberapa meja.
Entah pandangan orang terhadap Bego apa? Cleaning service bukan? Orang gila bukan?
Kami tertawa terbahak-bahak melihatnya, Bego membawa dus kotak penuh sisa makanan.
Ia memakanya dengan lahap, campuran sisa makanan berapa orang itu? Aku tak mau pusing.
Yang jelas tawa kami menggila.aku sempat melihat sekitar,sepertinya tawa kami kelewatan!
Melihat ibu pemilik coftfood sedang menelpon, aku pikir kehawatiranku berlebihan.
"hari Minggu acara nginep di sekolah,perkenalan ama anak kelas satu lo ikut pak?" tanya Acong menghisap ganja.
"acara sekolah? Kok gue gak tau ya?" sahutku mengoper botol ke Ara.
"lo kebanyakan bolos Sempak! Acara yang sama kaya waktu kita kelas satu dulu, ikut lo pak! Lumayan bisa godain cewek baru"
"tau deh Cong,liat aje nanti!"
"coba tadi kita ajak Ron kemari!" ucap Jidad,masih kegelian sampai mengucurkan air mata.
"Ron mane?" tanyaku.
"lah Ron mana lagi? Temen sekelas kita Sempak!"
"oh? Ngape gak lo ajak tadi?"sahutku,teringat Ron abangnya Ardy.
"yah, kayanya doi minder nongkrong bareng kita?"
"hari gini minder? Tuh liat Bego pd gila man! Oh iya Sempak, bulan depan kita mau ada rencana naik gunung lo mau ikut gak? Tahun kemaren lo gak pernah ikut kan!" sahut Ara nenggak mansion.
"wah? Mending jangan deh! Ntar kalo Sempak wakas berabe kan? Yang namanya di gunung tuh pak, gak boleh lo bawa-bawa barang maksiat" timpal Acong.
Tadinya aku males untuk ikut, tapi ngerasa tertantang oleh pancingan Acong.
"maksud lo Cong? Gue gak kuat naik gunung? Kalo gak wakap? Oke jadi! Gue ikut, gunung mane sih?" tukasku ketus.
"gunung Tao di Jogja, tapi sebelum kesana kita ke air terjun Mega Tear,pulang dari Tao mampir ke marcopolo pak, mantap deh lo pasti suka, ada minuman lapen" jelas Cengir.
"lapen? Apaan tuh?"
"enak deh pokoknya Sempak! Ada rasa susu,coklat,strawberry, banyak pilihan rasa, tapi kalo lo nyari rasa Ria ama Fio gak ada kayanya!" sambar Bego
"wah kalo ada rasa kaya gitu? Gua juga mau Bego!" timpal Acong.
Tawa mereka meledak, dua linting yang sudah habis memberikan efeknya, sisa ganja masih dikantongku.
Awalnya aku semangat mendengar penjelasan berbagai macam rasa itu? Tapi mendengar Ria disebut?
Serpihan diriku mencelos tenggelam ke dasar laut paling dalam.
Lamunanku terhenti dengan kejadian yang begitu cepat, empat security dari empat arah berbeda! Aku masih bingung? Semuanya menjadi jelas saat aku mendengar bentakan security dengan name tag Karyo didadanya.
"enak amat lo pada mabok disini? Lo pikir tempat apaan ini!" bentaknya menyeret Bego yang masih memegang botol mansion.
Kami digiring tanpa perlawanan, awalnya cuma empat security, datang dua lagi.
Mereka menjaga kami ketat.
Selama perjalanan yang memakan waktu lima menit tapi serasa lima tahun.
Aku berpikir keras,berbagai macam cara, berbagai jalan terlintas, bagaimana cara menghilangkan barang bukti di kantongku?
Tebakanku kalo cuma masalah minuman gak akan terlalu gawat! Tapi kalo sudah menemukan sebungkus rokok penuh ganja?
Masalah ini akan menjadi serius!
Melewati parkiran basement masuk ke lorong berliku.
Aku digiring paling depan, memasuki rruang pos keamanan yang full AC.
Wanita dengan setelan kantor, duduk dibelakang mejanya,ia melihat kami bosan melanjutkan pekerjaanya.
Apakah orang tertangkap seperti kami sudah biasa disini?
Karyo mulai mengintrograsi kami bergantian, dengan tampang sangarnya.
"lo! Ngapain lo minum di mal ini!" bentak Karyo,mendelik.
"saya mau nelpon papi saya" ucap Acong,berani karena kadar alkohol penuh di otaknya.
"papi apa lo! Banyak bacot!" bentak security kumis baplang, memukul perut Acong.
"lo, ngapain lo minum-minum disini!" bentak Karyo.
"sa.. Saya gak salah pak, saya kan udah biasa main kesini" jawab Bego tergagap.
"gak salah kata lo!" balas Karyo tajam, mendaratkan pukulan ke perutnya.
"ayo! Lo ngapain minum disini!" bentak security kumis baplang.
"ampun pak, saya cuma di ajak pak!" rengek Jidad.
"baik! Di ajak mati mau lo!" ia menendang Jidad terjerembab jatuh.
Karyo mendekatiku, tapi langkahnya terhenti oleh ucapan Ara.
"maaf pak, saya anggota security kok!" ucap Ara lantang mengeluarkan kartu identitas.
"saya juga pak!" timpal Cengir,mengeluarkan kartu yang sama.
Brengsek! Enak banget Ara ama Cengir? Nyari selamat sendiri.
Mendengar ucapan mereka Karyo mendekati pria tua menggunakan baju biasa yang duduk di tengah ruangan.
Menurutku ia komandan disini?
Ia memberikan intruksi pada Karyo.
Ara,Cengir digiring mendekat ke tengah ruangan terpisah dengan kami.
Ara,Cengir tersenyum bangga.
Tiga security dibelakang mereka kini tampak hormat, Karyo tersenyum ramah.
"jadi kalian berdua anggota security juga?" tanya Karyo ramah.
Sebelum Ara,Cengir menjawab, tiga security memukul mereka berdua dengan tonfa berkali-kali, sampai mereka berdua terkapar di lantai.
"bikin malu nama security lo berdua! baik! Bangga ngeluarin ID card!" ucap security kumis baplang.
"nah sekarang lo! Ngapain lo minum disini!" bentak Karyo bengis.
Aku bingung mau menjawab apa? Tapi peringatan ayahku terlintas.
“kalo ngerasa salah ya diem, akuin kesalahan. Kalo ngerasa bener, buktiin dengan cara yang bener!”
"maaf pak, saya salah, saya minum di tempat yang bukan untuk minum" sahutku menunduk bersiap mendapatkan pukulan.
Aku hanya melihat sepatunya, tapi kutunggu, malah sepatu itu menjauh.
Aku tak tahu kenapa bisa begitu? Penderitaan kami yang sepertinya berakhir, hancur berantakan karena kedatangan pria berseragam polisi.
"foto semuanya, biar dipajang di pintu masuk! Ceck badanya, siapa tau ada narkoba? Kalo ada langsung jeblosin semuanya ke penjara!" ucapnya datar, mengobrol akrab dengan pria tua di tengah ruangan.
Muka kami yang sudah pucat, sekarang siap dikubur.
Mereka berlima menatapku kawatir, aku memberi ekspresi putus asa.
Bergiliran season foto-memfoto, bukan sebagai model majalah, tapi untuk model di pintu masuk mal!
Kehawatiranku lebih tebal ketimbang rasa malu kalo ada orang kenal melihat foto kami?
Acong mendapat giliran pertama, setelah menggeledah badan,mengeluarkan seluruh isi kantong.
Bahkan hp Acong dibongkar siapa tahu menyelipkan sesuatu dibalik batre?
Bukan foto dengan bergaya sesukanya, pose sudah di atur Acong memegang botol mansion dan diabadikan dalam jepretan kamera.
Akhirnya tiba giliranku, sepintas melihat mereka berlima seprti layangan putus.
Karyo menggeledah tanganya memegang benda di kantongku.
Bekasi 10:30 Selasa 27 Mei 2014
"keisya balik ya, kamu jangan kebanyakan makan coklat ama nonton TV nanti matanya rusak" kata Keisya dipangkuan Rudi.
"iya cantik, kamu nurut ama mamah ya!" sahut Rudi mencium Keisya.
"gua balik dulu ya Day.." ucap Fio mencium pipi Rudi.
"iya k, hati-hati dijalan, kabarin kalo dah sampe rumah"
"jaga kesehatan lo Day, jangan kebanyakan ngopi! Pleas Day, kalo butuh apa-apa lo kasih tau gua ya?!"
Rudi menjawab dengan senyuman, masih duduk tak bergerak di meja makan.
Aku memanaskan motor, masih terguncang dengan pertengkaran tadi, berpegangan pada motor memegang dadaku, rasanya pertengkaran tadi menusuk-nusuk.
Berusaha kuat melihat Ayaku tercinta.
Berjongkok merapihkan baju Aya.
"mah, Udi ikut mah Udi ikut." ucapnya loncat kesenangan.
"ayah gak ikut, ayah mau dirumah aja" menangkap Aya merapihkan bajunya lagi.
"Udi andel mah. Udi andel"
"Aya tuh yang bandel, kamu diem dong lagi di rapiin bajunya"
Fio keluar bersama keisya, sudah berpamitan dengan badboyku yang nyebelin.
Aku melihat arah pandanganya ke etalase.
"de, kenapa cuma ada hp cina? Kalo rame etalasenya banyak yang tertarik kali de?" ucapnya mengangkat satu alis.
Bagaimana menjawabnya ya? Boro-boro mikirin isi etalase? Isi perut aja suka lupa.
"ah k, itu mah isinya asesoris doang, hp cina itu cuma dusnya doang! Kapan-kapan mau gua bersihin kok" jawabku mengangkat bahu.
Sebelung pulang Fio mau berpamitan ama orang tuanya Rudi.
Kami menuju kerumah satu lagi, semaleman kami ngobrol, hampir semuanya kuceritakan.
Lega rasanya bisa berbagi, dari seluruh kejadian yang dilewati dengan tetesan darah.
Bisa dibilang Rudi,ayahnya berubah menjadi lebih baik.
Ibunya Rudi walau tampak bahagia dan bisa melewati semuanya? Tapi ada perubahan yang sangat besar, sekarang lebih suka mengomel untuk sesuatu yang tak jelas.
Mendengarkan ayahnya Rudi diomelin, rasanya tak enak.
Kalo lagi marah-marah begitu, aku suka melihat ekspresi badboyku yang cuek ibunya marah-marah.
Ekspresinya memang bisa menipu? Tapi tanganya yang gemetar memberitahukan semuanya.
Cuma mampir sebentar Fio berpamitan, aku menitipkan Aya seperti biasa.
Aya nangis kejer.
"ape ainan, ape ainan.." tangis Aya.
Aku tahu nak, kamu mau hp mainan punya keisya kan?
Sabar ya Ayaku sayang, nanti mamah beliin.
kami kembali melanjutkan perjalannan.
"de.. Mampir ke indomart dulu ya" ucap Fio dibelakangku.
Aku mencari indomart terdekat.
Menunggu Fio di motor, untung aku meninggalkan Aya sama ibunya Rudi.
Kalo ngikut,berhenti di indomart begini? Bisa perang minta ice cream, sedih kalo Aya mau sesuatu tapi aku cuekin karena tak ada uang.
Cukup lama menunggu Fio, ia keluar membawa enam plastik besar yang berat.
Mungkin untuk persediaan di rumahnya?
Aku tak bertanya tapi sangking banyaknya sampai penuh kakiku dengan belanjaannya.
Tak makan waktu lama kami sampai di pangkalan dua.
Aku menemaninya menunggu taksi, markir di tempat yang teduh menghindari sengatan matahari.
"de.. Lo masih marah ama Ruday?" mengernyit.
"mana bisa gua marah ama dia k?" menatap matanya.
"yang gak lo terima dari tulisanya apa de? Soal HIV itu?" berpikir keras.
"hah? Bukan soal HIVnya lah k!
Kalo soal HIV gua udah siap dari sebelum married k!
Yang gua gak setuju orang yang bakal ngebahayain nyawa Ruday!" sahutku kaget atas salah pengertianya.
Matanya melebar seperti melihat kambing bersayap.
"akhirnya gua ngerti de, apa arti judulnya yang lebay!
Lakinya darah iblis, bininya?" jelasnya berkedip.
"hati malaikat? Cis lebay emang tuh orang" sahutku senang.
"ya.. Kalo soal itu mah, lo percaya aja ama Ruday, kalo ada yang nyerang dia..
Berarti kan harus nyerang kita berdua? Malah gua pikir Ruday sengaja mau mancing ikan besar kayanya!"
"mancing ikan? Kok sama sih pikiran lo ama gua k?"
Fio tampak berpikir keras, khas watson tak menghilang darinya.
"pelan-pelan de, yang penting keselamatan Ruday si dongo"
"banyakan pinternya ketimbang dongonya" refleku menjawab.
"cie gak terima nih yee." godanya geli.
Aku mencubitnya diikuti keisya ikutan mencubit.
Taksi berhenti, Fio menyuruh supir itu menjalankan argonya.
"sebenernya mau gue selipin di kasur de, tapi ntar lo marah lagi? Nih buat Aya" ia menyodorkan amplop.
Aku melihat amplop itu ngeri,aku tahu seperti apa Fio jadi bisa menebak isinya.
"jangan mikir macem-macem, gua kan tahu banget Ruday, gak seberapa kok de cuma buat beliin Aya ipad,tadi kan Aya nangis-nangis minjem ipad Keisya"
aku hanya bisa menjawabnya dengan pelukan, secepatnya menghilangkan amplop itu ke kantongku.
"wow de? Belajar banyak dari keahlian tangan Ruday?" matanya mengedip lucu.
Kami tertawa penuh arti dengan lelucon keahlian tangan badboyku.
Aku mengambil plastik belanjaan mau memindahkan ke taksi.
"gak perlu de! Anggap aja ketinggalan" ucapnya rada takut.
Ia melihat ekspresiku yang suram.
" de.. Aya kan sama aja keponakan gua! Malah gua anggap anak sendiri! Masa Aya nyusu sasetan? Malah tadi gua liat cuma tinggal dua saset?
Gua sebagai tantenya Aya, apalagi gua mampu de, masa lo mau marah ama gua!" sahutnya emosi.
Aku menghela nafas berat, tak bisa melawan argumentasinya.
"tante Fio ya?" gerutuku geli.
"tante? Ampun deh, perasaan baru kemaren naik ke atas table, berpikiran bakal muda terus?
Eh sekarang jadi tante?" sahutnya kegelian.
Keisya masuk ke taksi, Fio menahan pintu menatapku.
"Ria..." ucapnya serius.
"iya.. Kenapa k?" jawabku waspada melihat keseriusanya.
********
BERSAMBUNG..
0