Kebahagiaan yang terpancar hanya fatamorgana
Tawa yang terlontar hanya sebuah bias belaka
Bukanlah sebuah tawa polos yang didambakan
Keceriaan ini hanya skenario sandiwara
Tuk menyelimuti kesedihan yang begitu lara
Melumpuhkan segala kekuatan batin dijiwa
Menutupi segala amarah dan kekecewaan

Berharap aku mampu merangkak melaju untuk maju
Karna harapan yang kuharapkan telah sirna
Aku semakin menyerah untuk bertahan
Kini kau tak tengok lagi kenangan yang terbuang
Hanyalah sampah, tak lagi bermakna
Semua yang terjadi seakan tak berarti

Aku tau kau semakin tak peduli
Akan derai air mata yang kusiapkan setiap malam
Akan waktuku tuk berkhayal mengulang kisah bersama
Akan peran peranmu yang hadir dalam bunga tidurku
Membuatku berhenti, menunggu keajaiban semu

Haruskah aku berlutut padamu?
Menjadi pengemis rindu, menuntutmu kembali
Tidak, sekali lagi tidak akan
Itu hanya melemahkanku, menghancurkan harga diriku
Aku akan menjadi bahan tertawaan orang-orang
Orang-orang yang bahagia diatas penderitaan
Mereka yang tak punya hati
Hanya bisa mencibir, bukan mengasihi
Mereka tak tau bagaimana kehilangan kesayangan
Bagaimana diriku yang berusaha melawan kesedihan
Karna aku masih menyimpan sejuta rasa untukmu

Melantunkan namamu dalam tiap bait doa
Terselip dalam tasbihnya akan harapan demi harapan
semoga kita dipertemukan dilangit nirwana
kehidupan abadi untuk selamanya
tuk merajut tali kasih kembali
tanpa adanya waktu yang semakin bergulir