- Beranda
- Stories from the Heart
Cerita Bersambung: Voyeurism
...
TS
widka
Cerita Bersambung: Voyeurism
Quote:
Quote:
Judul Karya : Voyeurism
Jenis Karya : Fiksi
Genre Karya : Detektif, Misteri, Drama.
Target Pembaca : Remaja-Dewasa
Usia : 17+
Quote:
HOT COVER
Spoiler for PRAWACANA:
PRAWACANA
Kisah ini menceritakan kontroversi pengakuan pelecehan seksual yg dialami ALINA pada masa lalunya. Apakah benar atau salah bahwa kejadian itu benar-benar terjadi? Seberapa akuratkah ingatan seseorang?
Seperti yang kita ketahui bahwa ada banyak tulisan yang dipublikasikan mengenai pulihnya ingatan tentang pelecehan seksual di masa anak-anak berakhir keliru atau tidak koheren (nyambung) dengan fakta-fakta yang ada.
Lantas cerita berlanjut ke polisi muda yang bernama WIDKA, yang menderita voyeurisme. Voyeurisme adalah penyakit psikologis di mana penderitanya mencapai kepuasan seksual hanya dengan cara mengintip. Namun, tanpa sengaja aktifitas terlarangnya itu membuat sang tokoh tahu misteri dibalik kontroversi yang menyelimuti ALINA.
Kisah yang menarik tentang drama-hasrat-kriminal dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti, sehingga kisah ini sangat layak untuk dinikmati sebagai bacaan yang menghibur sekaligus mengundang rasa penasaran.
Saya akan update terus cerita bersambung ini jika agan-agan berkenan terhadap cerita yang sedang saya kembangkan.
Terimakasih.
Seperti yang kita ketahui bahwa ada banyak tulisan yang dipublikasikan mengenai pulihnya ingatan tentang pelecehan seksual di masa anak-anak berakhir keliru atau tidak koheren (nyambung) dengan fakta-fakta yang ada.
Lantas cerita berlanjut ke polisi muda yang bernama WIDKA, yang menderita voyeurisme. Voyeurisme adalah penyakit psikologis di mana penderitanya mencapai kepuasan seksual hanya dengan cara mengintip. Namun, tanpa sengaja aktifitas terlarangnya itu membuat sang tokoh tahu misteri dibalik kontroversi yang menyelimuti ALINA.
Kisah yang menarik tentang drama-hasrat-kriminal dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti, sehingga kisah ini sangat layak untuk dinikmati sebagai bacaan yang menghibur sekaligus mengundang rasa penasaran.
Saya akan update terus cerita bersambung ini jika agan-agan berkenan terhadap cerita yang sedang saya kembangkan.
Terimakasih.
Quote:
Hot Comment Sampai BAB VIII
Quote:
Original Posted By princess.anne►
Ane juga tau cerita ini setelah liat trit agan di CYSTG
Dari sana aja udah terpesona sama pengetahuan agan ttg kepribadian
Dan 4 hal di atas yg bikin ane makin WOW sama karya agan ini
Judul kayak gini justru bagus, unik. Coba kalo judulnya langsung: petualangan sang pengintip, sedikit agak basi. Tapi dengan kata voyeurism, pertama bikin kening berkerut, lalu semakin bikin penasaran, pengen menggali lebih dalem, endingnya "ooooh.... gitu!"
Oya satu hal lagi yang paling ane suka, agan ga cuma nyediain cerita yang bikin penasaran, menghibur, tapi juga memberikan banyak pengetahuan!
I love it!
Ane penggemar berat genre kayak gini
Pokoke semangat terus berkarya gan!
Ane juga tau cerita ini setelah liat trit agan di CYSTG
Dari sana aja udah terpesona sama pengetahuan agan ttg kepribadian
Dan 4 hal di atas yg bikin ane makin WOW sama karya agan ini
Judul kayak gini justru bagus, unik. Coba kalo judulnya langsung: petualangan sang pengintip, sedikit agak basi. Tapi dengan kata voyeurism, pertama bikin kening berkerut, lalu semakin bikin penasaran, pengen menggali lebih dalem, endingnya "ooooh.... gitu!"
Oya satu hal lagi yang paling ane suka, agan ga cuma nyediain cerita yang bikin penasaran, menghibur, tapi juga memberikan banyak pengetahuan!
I love it!
Ane penggemar berat genre kayak gini
Pokoke semangat terus berkarya gan!
Quote:
Original Posted By Blazerknight►homina homina homina, keren banget ceritanya asli.....
Quote:
Original Posted By septhia►hari minggu, gak ada hiburan, buka kaskus liat thread agan, sungguh luar biasa ceritanya...gini ini yg seru gak hanya cerita cinta melulu...salut for agan...
Quote:
Original Posted By Garyu73►What gilaaak? Ini apa? Baru pertama liat uy, ini buku ya? Keren banget uy TS bisa nyampe disini terus menyalurkan ide gilanya
Keren gan, mudahan ada waktu biar bisa baca ceritanya
Keren gan, mudahan ada waktu biar bisa baca ceritanya
Quote:
Original Posted By bapaknya.tongol►wanjeeeeng, aktingnya alin mantap kalee bah...
"pelakunya adalah kau". sambil menjukan jati tengah ke arah kolonel
ataukah hanya mimpi widka
bodo amat, yg penting cepet abdet lagiii braaay
tunggu cendol mateng ya braaay....
buru apdet nya..
"pelakunya adalah kau". sambil menjukan jati tengah ke arah kolonel
ataukah hanya mimpi widka
bodo amat, yg penting cepet abdet lagiii braaay
tunggu cendol mateng ya braaay....
buru apdet nya..
Quote:
Original Posted By chayono►Wah gan abis baca bab 5 part 1 kayaknya bakal makin dalem nih ceritanya. Awalnya ane percaya alina tuh gila. Tapi pas baca mengenai pendapat komandan jo trus review ulang kayaknya ada yg aneh dengan kolonelnya. Seolah olah di buat skenario alina meninggal padahal engga. Di tunggu part berikutnya yg lebih ngebuka misterinya.
Quote:
Quote:
Original Posted By velerkajut►akhirnya update juga makin keren aja nh jalur ceritanya gue suka cara penulisannya yg frontal jd ga kaku bacanya nice gan di tunggu part 3 nya
Quote:
Original Posted By cUmplanks►mana bab v!! manaaaaaaaaa...!!
manaaaaaa ...!! bab v bab v bab v...
hayok cepat gannnnn..penasaran 1/2 idup ini..!!
bener" nice post gan..cendol +1 dari ane yah..
manaaaaaa ...!! bab v bab v bab v...
hayok cepat gannnnn..penasaran 1/2 idup ini..!!
bener" nice post gan..cendol +1 dari ane yah..
Quote:
Original Posted By TahtaArash►bab V part 2 mana gan. ane udh bli paket extra buat baca cerita agan
Quote:
Original Posted By umikrachmi►Gan masih bersambung yaaa ceritanyaaa? Seruuu sumpah
Quote:
Original Posted By velerkajut►kapan update gan? pnasaran nh ternyata si alina emg sakit beneran
Quote:
Original Posted By milan22►Yah,ternyata masih bersambung, padahal ane udah siap2 menebak endingnya..
Update nya kapan gan?
Update nya kapan gan?
Quote:
Original Posted By encantz►update lagi mas, alinanya jgn dimatiin yak
Quote:
Original Posted By travelcore►ane baca dulu ya
Quote:
Quote:
Original Posted By dados8756►izin stalk mas bro , bagus ceritanya... sambil sekalian belajar
Quote:
Original Posted By vasto.lorde►bab 5 part 2 mana nih, gan??
mumpung ane di depan leppy tersayang..
mumpung ane di depan leppy tersayang..
Quote:
BAB I
BERSAMBUNG
INDEX
Quote:
BAB II Versi jpg
BAB II Versi Text Part 1
BAB II Versi Text Part 2
BAB II Versi Text Part 3
BAB III Versi Text Part 1
BAB III Versi Text Part 2
BAB III Versi Text Part 3
BAB IV Versi Text Part 1
BAB IV Versi Text Part 2
BAB IV Versi Text Part 3
BAB V Versi Text Part 1
BAB V Versi Text Part 2
BAB V Versi Text Part 3
BAB VI Versi Text Part 1
BAB VI Versi Text Part 2
BAB VI Versi Text Part 3
BAB VII Versi Text Part 1
BAB VII Versi Text Part 2
BAB VII Versi Text Part 3
BAB VII Versi Text Part 4
WFull Version: Wattpad
BAB II Versi Text Part 1
BAB II Versi Text Part 2
BAB II Versi Text Part 3
BAB III Versi Text Part 1
BAB III Versi Text Part 2
BAB III Versi Text Part 3
BAB IV Versi Text Part 1
BAB IV Versi Text Part 2
BAB IV Versi Text Part 3
BAB V Versi Text Part 1
BAB V Versi Text Part 2
BAB V Versi Text Part 3
BAB VI Versi Text Part 1
BAB VI Versi Text Part 2
BAB VI Versi Text Part 3
BAB VII Versi Text Part 1
BAB VII Versi Text Part 2
BAB VII Versi Text Part 3
BAB VII Versi Text Part 4
WFull Version: Wattpad
Spoiler for Cerita Lain? Mampir Gan:
Quote:
LAIN
Sinopsis
Seorang wanita mendapati dirinya tidak sendiri ketika ditinggal suaminya bekerja. Apa yang terjadi? Story Will SHOCK YOU!!!Click Here!!
Sinopsis
Seorang wanita mendapati dirinya tidak sendiri ketika ditinggal suaminya bekerja. Apa yang terjadi? Story Will SHOCK YOU!!!Click Here!!
Quote:
TRAGEDI PEMBUNUHAN DI ZANGGARO
Sinopsis
Kali ini Inspektur Jo dan Assitennnya, Widka harus memecahkan pembunuhan sadis di Zanggaro, salah satu Negara bagian Afrika.Menurut saksi, ciri-ciri seorang pelaku pembunuhan persis seperti Sibiso Vilikazi dan Sibiso Khumalo. Keduanya saudara kembar. Namun ada 1 hal yang pasti diantara keduanya, yakni salah satu dari mereka adalah seorang pembohong patologis. Link? Click here!!
Kali ini Inspektur Jo dan Assitennnya, Widka harus memecahkan pembunuhan sadis di Zanggaro, salah satu Negara bagian Afrika.Menurut saksi, ciri-ciri seorang pelaku pembunuhan persis seperti Sibiso Vilikazi dan Sibiso Khumalo. Keduanya saudara kembar. Namun ada 1 hal yang pasti diantara keduanya, yakni salah satu dari mereka adalah seorang pembohong patologis. Link? Click here!!
Spoiler for Makasih Cendolnya:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 124 suara
Misteri apa yang agan harapkan terkuak dari cerita ini?
Alina memang gila - Drama, Psychological Thriller
7%Semua Cuma Bayangan Widka - Drama, Psychological Thriller, Horor
13%Konspirasi Kolonel - Action, Thriller
42%TS-nya Gila
38%Diubah oleh widka 25-02-2017 02:51
anasabila dan yuliaherliani99 memberi reputasi
0
108K
Kutip
781
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•42.6KAnggota
Tampilkan semua post
TS
widka
#223
BAB V Part 3 Text
Spoiler for BAB V Part 3 Text:
BAB V
--Part 3--
Text
--Part 3--
Text
Widka merasakan kontradiksi dalam dirinya. Di satu sisi tubuhnya ingin beristirahat, namun di sisi lain dia harus tetap sibuk agar bayang-bayang Alina teralihkan.
Setelah satu minggu pertemuannya dengan Mario di Bar, Widka merasa tubuhnya kurang sehat. Insomnia berat dan nafsu makan melorot menjadi pemicu kesehatannya. Di tambah lagi minum-minuman keras membuat penampakan muka polisi itu seperti mayat. Selama tiga hari kepalanya berdengung, seperti ada seekor serangga yang masuk dalam kepalanya. Tidak tahan, akhirnya Widka membeli obat tidur yang di jual di pasaran. Namun obat herbal itu hanya cukup ampuh untuk sehari–dua hari. Menyerah. Karena tidak mungkin meminum obat itu dalam dosis yang tidak dianjurkan.
Melihat anak buahnya babak belur begitu, Komandan Jo tidak mengomel, Ia justru bersimpati kepadanya dan menyarankan polisi muda itu untuk mengambil cuti.
Widka merasa sungkan untuk cuti, karena masalah yang dia alami tidak bisa selesai dalam sehari atau dua hari. Jadi dia melakukan pekerjaan seperti biasanya dengan kondisinya yang babak belur.
Hari minggu itu terlihat cerah, kondisi yang bagus untuk pergi jalan-jalan. Sangat bertolak belakang dengan kondisi yang Widka alami: kosong dan hampa. Ia ingin melepas penat, berjalan-jalan ke pantai, dan melihat laut yang luas. Hal itu mungkin bisa membuatnya sedikit lebih lega dan melepas segala kegundahannya.
Widka menghubungi Anjani, dan memintanya agar gadis itu bersedia menemaninya ke pantai. Anjani setuju.
Sekitar pukul tiga, matahari tidak lagi garang. Dengan Kawasakinya Widka menjemput Anjani di Jakarta Pusat. Sepanjang perjalanan menuju rumah pacar sahabatnya, Widka lalui dengan kepala berdenyut-denyut. Rasa sakit di kepalanya belum kunjung hilang. Setelah sampai, Widka melihat Anjani menggunakan baju linen berwarna abu-abu dipadu dengan celana jeans. Polisi itu memuji tampilan Anjani bahwa dirinya cantik seperti biasanya. Lantas dibalas oleh Anjani dengan sesuatu yang bertolak belakang. Dia mengatakan: “Mukamu seperti batu nisan.”
Widka berterima kasih. Baginya, apapun yang diucapkan gadis secantik Anjani merupakan bunga bagi pria.
“Panjang mulut kamu, Ka,” tangkal Anjani. Selalu begitu: dia menyangkal semua gombalan Widka, tetapi jauh dari lubuk hatinya dia suka.
Kawasaki milik Widka dinyalakan, lalu berjalan ke arah utara membelah kota Jakarta dan meninggalkan asap berwarnya putih. Sekitar 45 menit perjalanan, mereka sampai ke tempat tujuan. Widka memarkir motornya di tempat yang sudah disediakan. Dia menghirup udara dalam-dalam, mengisi semua paru-parunya dengan udara pantai dan merasa damai. Mereka berdua harus berjalan kaki untuk mencapai garis pantai.
Anjani berjalan menjauh dari Widka, dia membeli minuman dan menawarinya. Polisi itu setuju. Anjani melempar botol orange itu kearahnya, lantas menyadari sesuatu: “Sungguh kamu kelihatan seperti zombie man,” komentar Anjani setelah melihat Widka di bawah cahaya yang lebih jelas.
“Kamu nggak bisa berhenti mengolokku dari tadi.”
Sampai di garis pantai. Anjani terlihat bersemangat: dia gulung celana jeansnya sampai di atas lutut, melepaskan sepasang weedges dari kakinya dan berjalan mendahului Widka dengan gerak kaki yang lincah.
Widka suka pantai, tetapi tidak pernah suka dengan bau amis yang semerbak di pantai ibu kota. Dengan muka yang pucat, Widka berjalan mengikuti garis pantai menjauhi keramaian dan sampah-sampah. Anjani mengikuti, ia berjalan lebih dekat dengan air laut yang bergerak naik turun membenamkan kedua telapak kakinya. Keduanya berjalan melewati beberapa cottage kecil yang terbuat dari kayu. Di sana nampak sepi.
Hingga titik tertentu Widka duduk menghadap ke laut. Sebentar saja, matanya itu menatap jauh hingga garis cakrawala. Ia ubah sudut pandangnya ke arah Anjani: gadis itu mengambil batu dan melemparnya ke laut. Anjani menoleh ke arah Widka lalu berjalan mendekatinya. Duduk di samping pria itu.
“Apa yang membawamu kemari?”
“Kencan,” balas Widka tanpa ragu.
Dia tertawa lalu ditahan. “Kamu sakit rupanya, Zombie man. Sungguh aku tidak bohong, tetapi mukamu seperti makam.” – Ia menghela nafas – “Nah sekarang katakan. Apa yang penting membawaku kemari?”
“Tidak ada sebenarnya. Aku cuma ingin ngobrol denganmu. Sebentar lagi kamu kan jadi istri sahabatku. Mana bisa lagi aku mengajakmu sembarangan kayak gini. Iya kan?”
Anjani hanya tersenyum, tidak mengiyakan tidak pula menyangkalnya. Tangannya mengumpulkan pasir hingga membentuk gundukan.
“Maafin aku Anjani. Setelah kamu menikah nanti, aku janji nggak akan ngerepotin kamu lagi sama hal-hal yang kayak gini. Janji!”
“Jangan begitu, Ka. Aku ini tetap temanmu. Dan Mario tetap sahabatmu. Selalu seperti itu sampai kapanpun juga. Jadi jangan sungkan-sungkan untuk meminta pertolongan.” Ia terlihat serius. Melupakan kegiatannya bermain pasir.
“Aku dengar dari Mario cerita tentangmu akhir-akhir ini,” tutur gadis itu. “Aku pikir dia ngarang cerita. Tetapi terjawab sudah saat melihatmu. Melihat wajahmu, cerita-cerita itu seakan tidak berlebihan.”
“Berhenti mengolok-oloku Anjani. Aku tidak seperti yang Mario ceritakan. Aku baik-baik saja, kok. Berani sumpah deh.” Kata polisi itu.
“Berhentilah berahasia Widka. Aku kenal kamu sudah sejak lama. Bukan baru kemarin. Aku belum pernah lihat wajahmu kacau seperti ini. Kalau kamu mau cerita, ya cerita aja. Siapa tahu bisa membuatmu merasa enakan.”
Widka diam, dia mulai berdehem.
“A.. Aku mau minta maaf soal ucapanku ke Mario,” katanya terbata-bata. “Saat itu aku mabuk, jadi aku tidak bisa…” Widka merasa kesulitan mencari kata yang tepat. “kamu tahu.. kadang suka asal ngomong.”
“Soal apa?”
“Soal perasaanku kepadamu.” Widka menatap perempuan itu. Diam sejenak membuat suasana menjadi membingungkan hati. “Maksudku, kata-kata itu keluar saat aku mabuk kemarin. Tetapi itu dulu sih, jauh sebelum Mario menggebu mendapatkanmu.” Widka menghela nafas. “Tidak sepantasnya aku bicara seperti itu. Aku jadi merasa nggak enak sama Mario. Sama kamu juga.” – Ia menghela nafas – “Makanya aku minta maaf. ”
Anjani tersenyum. “Tidak apa Widka. Masing-masing dari kita sudah dewasa. Jadi hal-hal yang kayak begitu itu udah bukan soal yang dibesar-besarkan.”
“Kamu benar-benar mencintai Mario?”
Diam sejenak, membuat Widka merasakan desing angin yang menyentuh telinganya. Sebelum bicara, Anjani terlihat mengambil nafas panjang: “Aku bersedia menerima pinangannya. Dia orang yang benar-benar serius dan semua ucapannya lurus dengan tindakannya. Itulah kenapa aku yakin bisa hidup bersamanya.”
Suasana kembali hening, Widka bisa mendengar suara deru ombak yang menabrak-nabrak dermaga. Ia kembali menghidup udara dalam-dalam sebagai upaya meredakan kekecewaannya. Menegarkan hatinya. Kini, Widka merasa sungkan untuk bicara hal yang sesungguhnya. Jujur saja, ia memiliki niat untuk menyatakan kesukaannya dengan Anjani, walaupun dia tahu: “ini sudah terlambat.”
“Kenapa nanya soal ini, Ka?” Tanya Anjani.
Widka menahan nafas lagi. Tidak bisa bicara, menunduk, dan menghindar dari tatapan gadis yang ada di sampingnya.
“Kenapa kamu murung begitu, Widka? Cheer up, ini bukan Widka yang aku kenal.”
Widka diam lagi, menghela nafas panjang. “Aku sedang mencari cara untuk melupakan soal Alina.”
“Alina?” Anjani terkesima. “Oh. Ya gadis itu… Aku sudah mendengarnya dari Mario.”
“Ya.” Widka mengangguk. “Sulit melupakan bayang-bayang kematian gadis itu di kepalaku. Saat aku mencoba melupakannya, dia malah hadir dalam mimpi burukku. Itulah kenapa aku tidak pernah bisa tidur nyenyak akhir-akhir ini.”
“Sebaiknya kamu jangan terlalu larut dalam penyesalan,” katanya dengan wajah yang penuh simpati. “Kamu orang baik, Ka. Aku yakin betul ini bukan kesalahanmu. Sekarang lupakan semua hal-hal yang merundungmu, ya. Ayolah… Jangan membuatku merasa pilu.”
“Sedang aku coba.”
Anjani memeluk Widka yang sedang duduk mencangkung. Widka membalasnya hingga keduanya terbenam dalam pelukan beberapa lama.
“Terimakasih, Anjani. Pertemuan kita ini bikin aku merasa enakan.”
Anjani melepas pelukannya, dengan kedua tangan dia pegangi wajah Widka, dan menatap matanya erat-erat. Widka berusaha menghindar dari tatapan matanya. Dia tahu dirinya sedih dan tidak ingin Anjani membaca perasaannya.
“Aku ini sahabatmu. Sampai kapanpun akan seperti itu,” gumam perempuan itu lirih.
Widka tahu bahwa Anjani bicara seperti itu untuk menutup peluangnya. Ia tidak bisa lagi berkata-kata dan harus menerima dengan lapang dada apa yang sudah menjadi keputusan gadis itu.
Anjani bangkit dari tempatnya, berjalan ke arah laut, membungkuk mengambil sebuah batu pipih, lalu melemparnya ke permukaan air laut dengan sudut yang datar. Dengan kecepatan tertentu batu itu memantul ke atas beberapa kali sebelum akhirnya tenggelam.
“Empat!” Dia menoleh cepat ke arah Widka, wajahnya begitu bersemangat memberitahu bahwa batu yang telah dia lempar memantul sebanyak empat kali di permukaan. “Sekarang giliranmu, zombie man.”
Widka berdiri, lalu membersikan kaki dari pasir. Untuk sejenak dia berhasil melupakan kegundahannya tentang Alina. Ia menikmati kebersamaan dengan Anjani. Tetapi itu sementara, karena setelah mengingat kembali bahwa semua ini akan berakhir dengan cepat–Anjani akan segera menikah–semuanya menjadi sampah dan taik yang berserakan.
>>>
Bersambung ke BAB VI Part 1
Bersambung ke BAB VI Part 1
Diubah oleh widka 12-09-2014 06:04
0
Kutip
Balas