Selesai kelulusan aku justru tak mendapatkan pekerjaan.. Aku melamar diberbagai perusahaan namun tak ada yang lulus.. Bahkan saat melamar di Schlumberger Aku hanya lulus sampai tahap ke 5.. Dan itu sangat menyakitkan.. Begitupun di perusahaan yang lain.. Ternyata hidup itu berat, kawan.. Uang yang aku punya sudah menipis.. Karena sudah untuk biaya odi masuk kuliah dan kerja praktek anda kemarin.. Dan aku butuh hidup untuk diriku serta kehidupanku.. Memang ada yang memberiku uang secara cuma-cuma untuk ikut tes disana sini.. Pasti tidak, kecuali andra.. Tapi aku tak mungkin terus memintanya walau dia memberikan dengan cuma-cuma.. Karena dalam sehari aku bisa beberapa kali tes..

Akhirnya aku memutuskan mengambil "pekerjaan" dari eza lagi.. Karena beberapa waktu lalu aku sempat berhenti menjadi teman ranjangnya dan kini aku menjadi teman ranjangnya.. Benar kata orang, sekali kau masuk maka kau tak akan bisa keluar.. Dan nikmatilah dosa yang kau buat.. Hanya saja, kau akan merasa kesepian sepanjang hidupmu dengan semua yang kau dapat dari dosa itu..

Aku memutuskan pindah kos dari anda dan tinggal sendiri.. Lebih tepatnya tinggal dirumah eza yang dia sediakan untuk bersamaku.. Jika dia mau dia bisa datang dan jika tidak dia bisa pergi.. Sementara tama dan renan.. Aku masih berhubungan dengan mereka, tentu aku tak membiarkan mereka main ke tempat baruku.. Dan entah sampai kapan aku bisa mengelak.. Untuk andra, dia masih sama menjadi teman berbagi dan bercerita dan tentu dia tau aku tinggal dengan eza.. Bahkan dia tau saat wanita eza datang untuk memakiku..

--------------------------------
Aku membuka pintu pagar karena suara bel yang begitu keras didalam rumah.. Entah siapa yang berulah dipagi ini.. Eza sedang pergi keluar dan aku hanya sendiri dirumah.. Kulihat ada seorang wanita cantik berdiri didepan pagar dengan beberapa temannya.. Mereka ada bertiga, bukan wanita feminim tapi seperti feminim dan seperti wanita malam, tentunya mereka terlihat seperti orang kaya.. ( Sebut saja mereka A, B, C )

Tak mau kalah cewek A juga ikut menarik rambutku yang memang tentu saja sakit rasanya.. namun aku tak kehabisan akal dengan menendang tulang kakinya.. Setidaknya hari itu aku dan mereka sama-sama babak belur, namun mereka masih kalah denganku yang hanya satu orang.. Walau mereka main keroyokan tetap aku yang menang.. Dan aku hari itu memang brutal.. Aku memukul mereka tanpa ampun.. Bukan bertengkar seperti mereka yang main tarik rambut dan teriakan manja.. Tapi aku bertengkar dengan pukulan dan kekerasan yang membuat luka biru dibagian wajah, kaki atau mungkin tangan mereka..

Tapi ya tetap saja, aku juga mendapat bagian yang sakit di badanku karena aku sendiri dan mereka bertiga..

Mereka berjalan ke mobil dengan sedikit pincang dan memegangi luka yang ada, sementara aku menghela nafas dan menutup pintu pagar.. Aku benar-benar takut saat itu.. Takut membunuh orang.. Tapi akan aku lakukan jika terdesak..

Aku tak bisa berpikir.. Aku kacau dan berantakan, rambutku acak-acakan dan rontok disana sini.. Muka ku lebam dan kakiku terasa sakit akibat tendangan dari salah satu mereka saat keroyokan.. Aku benar-benar kacau dirumah ini.. Dan aku memilih diam.. ya diam.. Sampai andra meneleponku..

Dia mematikan tlp nya dan tak berapa lama dia sudah ada didepan rumah dengan klakson motornya.. Aku keluar dan membuka pintu gerbang dengan kondisiku yang kacau.. Dia dengan cepat menghampiri dan memelukku..

Dia memasukan motornya dengan terburu-buru dan kembali memelukku..

Dia menggeledah isi rumah mencari P3K yang ada dirumah dan membersihkan luka yang ada diwajah dan kakiku..

Entah apa yang aku rasakan, aku tak meninggalkan eza setelah ini.. Mungkin karena ada hal lain dalam diri eza, entahlah aku seperti wanita bodoh saat ini.. ya aku memang bodoh..