~ 2012

Entah sudah berapa kali hapeku berbunyi, panggilan eza dan andra tak aku indahkan.. Bahkan urusan kampus pun tak aku pedulikan, hanya demi menunggu renan bangun.. Tama menemaniku disini, tentu saja dia terkadang mengurus urusan lain.. Dan dokter yang memang menangani renan datang sesuai waktu yang dia tentukan.. Kalau dari cerita tama, dokter ini memang sudah merawat renan sejak reza masih ada dan akan trus merawat renan sampai nanti, karena entah ada apa antara dokter ini dan reza.. Dia memang sepertinya peduli sekali terhadap renan.. Entahlah biarkan menjadi teka teki yang aku tak perlu tahu..

Renan memang tidak koma atau pingsan, tapi dia hanya dibiarkan untuk beristirahat.. Karena saat dia bangun kejiwaannya akan terganggu.. Jadi dia butuh waktu istirahat lebih, hingga kondisinya membaik.. Dan hari ini dia membaik.. Dia bangun tanpa sebuah teriakan.. Namun dia bangun dengan tangisan.. Entah sejak kapan dia bangun.. Tangannya membelai wajahku yang tertidur disampingnya, sehingga aku terbangun olehnya..

Aku menatap matanya yang penuh dengan air mata.. Dia tak bisa berkata-kata.. Dan dia hanya dia memandangku dengan air matanya.. Begitupun aku.. Aku menangis karenanya.. Aku menangis karena gadis kecilku.. Ternyata hidupnya tak sebaik yang aku kira.. Aku memikirkan adik-adikku, tapi disini ada dia yang punya segalanya namun tak mempunyai seorang pelindung.. Betapa kuatnya dia dari semua masalah yang dia hadapi.. Betapa tegarnya dia akan segala cobaan hidupnya.. Bahkan saat menangispun dia masih tersenyum kepadaku..

--------------------------
Seiring dengan kondisi kejiwaan yang membaik, fisik renan juga meningkat dan dia sudah bisa berceloteh ringan.. Aku masih main kerumahnya.. Selama seminggu ini dia memiliki kemajuan yang pesat dan aku tentu tak menghilang dari eza dan andra.. Aku hanya berkata aku sibuk di kampusku yang sebenarnya mengurus renan.. Andra tau aku berbohong, tapi dia hanya berkata " kamu mau dimana, pokoknya baik-baik ajah disana.. "

Tentu saja dia tau aku bebrohong, hape canggih yang dibelikannya sudah ada fitur GPS nya dan dia bisa tau dimana aku berada.. Jadi ya tak perlu lagi aku berpura-pura padanya.. Aku hanya menjelaskan merawat teman yang sedang sakit.. Dan saat renan sudah sembuh, aku kembali ke rutinitasku tentunya.. Mencari uang sebanyak yang aku bisa sebelum aku membutuhkannya.. Sedikit membagi waktu dengan renan, eza, andra dan tama tak akan menghabiskan waktuku.. Hanya aku lebih cuek terhadap anda dan keluargaku..

Aku hanya berpikir, mereka membutuhkan uang bukan perhatianku.. Dan pemikiranku semakin salah.. Karena ibu pernah mengirimkanku sms..

Tapi aku hanya menjawab..

Seperti seorang anak durhaka diriku sekarang.. Tak pernah bilang kangen dan rindu.. Tak pernah menelepon, tak pernah bercerita dan tak pernah membiarkan keluargaku tau tentang diriku dan apa yang aku lakukan.. Aku telah menjadi seseorang yang berbeda dalam duniaku.. Dan siapa aku, aku masih tak bisa menjawabnya sampai sekarang.. yang aku tau.. Aku bukanlah aku dan kau tak akan tau siapa aku.!

-----------------------------
Aku..
Entah apa yang akan kutulis untuk diriku..
Seperti mati namun hidup..
Seperti tersadar namun tertidur..
Dan seperti bermimpi namun terjaga..

Entahlah..
Aku semakin tak menyadari..
Dua sisi yang tak bisa menyatu..
Dua sisi yang saling mengalahkan..
Dua sisi yang tak pernah akan bertemu..

Aku..
Bukanlah aku..
Dan kau tak akan tau siapa aku..

Aku..
Hanya sepenggal kenangan dalam hidupmu dan hidupnya..
Mungkin juga hidup mereka..