- Beranda
- The Lounge
(Serba serbi LEAK Bali) Cerita, Sejarah, Jenis dan Penampakan LEAK
...
TS
uruhara16
(Serba serbi LEAK Bali) Cerita, Sejarah, Jenis dan Penampakan LEAK
Leak, mahluk jejadian berujud kepala berikut isi jeroan yang melayang mencari korban sangat populer di Bali. Banyak laporan yang jadi saksi mata soal penampakan Leak ini. Tak heran, setiap bulan mati (malam tanpa bulan) selalu ada ritual khusus di pura-pura guna melindungi umat dari gangguan Leak.

Leak dipercaya sebagai jelmaan orang yang menguasai ilmu 'hitam'. Leak juga dipercaya dapat membunuh manusia secara singkat, atau secara perlahan dengan penderitaan yang berkepanjangan.
Dalam mitologi Bali, Leak adalah penyihir jahat. Le artinya penyihir dan ak artinya jahat. Leak hanya bisa dilihat di malam hari oleh para dukun pemburu leak. Di siang hari ia tampak seperti manusia biasa, sedangkan pada malam hari ia berada di kuburan untuk mencari organ-organ dalam tubuh manusia yang digunakannya untuk membuat ramuan sihir. Ramuan sihir itu dapat mengubah bentuk leak menjadi seekor harimau, kera, babi atau menjadi seperti Rangda. Bila perlu ia juga dapat mengambil organ dari orang hidup.


1. Pengasren
Pengasren adalah cabang ilmu pangiwa yang mampu membuat pemakainya menjadi lebih cantik / tampan. Dengan ilmu ini, si pemakai bisa membuat si korban tergila2 bahkan lupa dengan segala2nya termasuk keluarga. Adapun kutipan mantranya:
"OM 3x, IH 3x, tumurun Bathari Durga, UM mamurti I Ratna Manggali, mamurti duhuring lela matangkep, Ngsuing 3x, tumurun Ida Bhatari Durga, UM 3x, EH 3x, ma, OM ngaji gunane Bhatari Durga, dan seterusnya.............
Biasanya para dukun melakukan ini yang kemudian disebarluaskan dengan cara dijual kepada para kliennya... cieeehhh klien... Hahahaha.... Berikut rerajahan yang biasanya dipakai untuk mempercantik / mempertampan diri:
2. Pangeger
Sungguh sangat ambigu bagi orang yang mengetahui nama ilmu pangeger. Sebab dalam Lontar Usada Manak, nama ilmu pangeger adalah ilmu untuk memperlancar / mempercepat proses kelahiran. Di samping pangeger tersebut, ada juga ilmu yang disebut dengan panyeseh, dimana fungsi kedua ilmu ini adalah sama.
Di sini yang saya coba jelaskan adalah ilmu pangeger di cabang ilmu pangiwa (ilmu hitam), ilmu ini juga disebut dengan istilah panglenyeh.
Pangeger ini adalah cabang dari ilmu pangiwa yang mampu membuat pemakainya laris, baik dalam kegiatan ekonomi atau terhadap dirinya sendiri.... Kalo orang banyak sih bilang "pengelaris". Orang yang menggunakan pangeger ataupun pangasren terlebih dahulu dimasukkan ajaran ilmu pangiwa. Ibaratkan pangiwa adalah sebuah busur panah dan pangeger & pangasren adalah anak panahnya.
Fungsi ilmu ini adalah untuk membuat si pemakai menjadi laris apalagi jika disertai kata2 yang manis. Tingkah laku si pemakai sangat menawan dengan senyumnya yang manis, bahkan terkadang tawanya pun sangat nyaring dan indah didengar
Adapun cara untuk mendapatkan pangeger ini adalah dengan cara meminta / membeli kepada seorang dukun.
Mohon maaf, terus terang untuk mantra nya saya tidak punya.....
3. Pangasih-asih
Pengasih-asih adalah cabang ilmu pangiwa yang bertujuan membuat orang jatuh cinta kepada orang yang melaksanakan ilmu pangiwa. Hal ini biasanya menggunakan srana berupa guna2 (guna). Orang Bali mengenal beberapa jenis guna, yaitu Guna Lilit, Guna Jaran Nguyang, Guna Tuntung Tangis, I Cekcek Putih, dan lain sebagainya.
Guna tuntung tangis menggunakan srana air mata duyung (bingung yah dimana cari ikan duyung.... hehehehe..... Konon bisa memakai air mata bayi/anak kecil yang menangis ketika sandikala atau maghrib). Ini rerajahannya:
Guna jaran guyang menggunakan rerajahan sbb:
Srananya tangkai sirih, setelah selesai dimantrai kepada orang yang dituju, jangan menoleh.
Mantranya:
Om ingsun angaji ajine I Jaran Guyang, angamuk ka tengahin lalatane Si Anu (nama korban), den suduk lata lan atine Si Anu (nama korban), Si Anu (nama korban) plek mati kapisanan, urung Si Anu (nama korban) mati, sida edan urung Si Anu (nama korban) edan, sida Si Anu (nama korban) maring awakku, poma 3x, dan seterusnya.................
Guna I Cekcek Putih menggunakan rerajahan sbb:
Srananya menggunakan clebingkah (pecahan barang2 tanah liat) yang didapat di kuburan. Kemudian digambar sesuai dengan rerajahan di atas. Lalu ditutupi dengan selembar daun sirih. Setelah dimantrai, ditanam di jalan keluar masuk rumah si korban.
Mantranya:
Hiang sira Sanghiang Cekcek Putih, ingsun msangakena sira ring lawannge Si Anu (nama korban), yan urung lian anglangkahin gunankune, I Cekcek Putih, aja sira culig silih gawe, yan Si Anu (nama korban) anglangkahin gunane, I Cekcek Putih majingakena sira, maring gwagarbane Si Anu (nama korban), cucuken basang wayahe Si Anu (nama korban), dan seterusnya..........
Guna Lilit menggunakan rerajahan:
Sarananya menggunakan gana (air liur) ular tatkala akan mendapatkan mangsanya.
Maaf, saya ga punya mantranya....
Disamping semua guna2 tersebut, ada pula yang disebut pangolesan (minyak colek). Salah satu jenisnya yaitu Pangolesan I Lare Asih. Dengan minyak yang dimantrai ini, dapat membuat wanita tergila2.... Biasanya minyak ini dijual kepada yang membutuhkan.
Mantranya:
Ih cai Sang Lare Asih, ih cai angulati Si Anu (nama korban), aku wus awruha ring kadadeana Si Anu (nama korban), ih Si Anu (nama korban) duk sira lagi ring jero weteng ibunira, Sang Kamareka aranira, Si Anu (nama korban), duk sira lagi ana ring gedong kusuma, wawu sira matuwuh nembulan, dan seterusnya..............
Nah, kira2 begitulah untuk aji Pengasih-asih.
4. Penangkeb
Penangkeb adalah cabang ilmu pangiwa yang bertujuan untuk membuat orang tunduk. Dengan demikian, si pemakai ilmu ini dapat memerintah, menyetir, dan mengendalikan orang yg dikenainya. Sudah tentu ilmu ini juga menggunakan rerajahan. Sayang sekali saya tidak punya rerajahan yang dimaksud. Lagipula ilmu ini sangat mirip dengan ilmu guna2 yang sempat saya bahas pada jenis ilmu yang ketiga (tentang guna2).
Ada satu jenis penangkeb yang terkenal, yaitu Penangkeb Jagat. Ilmu ini mirip sekali dengan Guna Tuntung Tangis karena menggunakan srana yang sama.Adapun contoh cerita untuk ilmu ini:
Seorang istri yang ingin supaya suaminya tidak main serong, setelah dia tanyakan kepada dukunnya, maka ia harus menutupi wajah suaminya dengan salah satu pakaian dalamnya ketika suaminya sedang tertidur pulas. Alhasil suaminya berhenti bermain serong,tetapi lantas suaminya tersebut sakit2an.
Ada juga yang menaruh bebuntilan (barang berupa bungkusan kecil berisi rerajahan, dan bahan2 yang telah dimantrai) di bawah bantal / kasur.
Bahkan yang lebih nekat lagi dengan mencampurkan sedikit darah menstruasinya ke dalam minuman/makanan yang dimakan oleh suami & anak2nya. Sehingga mereka dapat tunduk kepada sang istri. Tentunya juga dibarengi dengan memasukkan unsur bebai (bebai nanti akan saya paparkan lebih lanjut).
5. Pangleakan (aji wegig)
Pangleakan adalah cabang ilmu pangiwa yang sudah memerlukan pengorbanan. Dalam mencari korban biasanya dengan cara mencari2 kesalahan orang lain, untuk dijadikan calon mangsanya.
Ilmu pangleakan di Bali yang paling ngetop dibicarakan adalah bisa berubah wujud menjadi binatang, kendaraan, rangda, celuluk, bahkan sampai menjadi sampian mas (sampian adalah sejenis karya tangan yg biasanya terbuat dari janur yang dipakai untuk keperluan upacara / hari raya). Konon katanya kalo bisa berubah menjadi sampian mas, itu artinya ilmunya sudah paling tinggi.
Dari mana asal-muasal Leak? Konon, Leak memiliki kisah panjang sejak jaman kerajaan di Indonesia. Dikisahkan pada masa pemerintahan Airlangga (1006 - 1042 M) di Jawa Timur, hidup seorang janda sakti mandraguna bernama Dayu Datu dari Desa Girah. Desa ini terletak di wilayah pesisir Kerajaan Kediri. Dayu Datu inilah yang kemudian dikenal sebagai Calonarang.
Calonarang menuliskan semua ilmu sihirnya kedalam sebuah "Kitab" - yang oleh pengikutnya disebut Kitab Calonarang. Namun kemudian, Mpu Bharadah berhasil mengalahkan Calonarang dan mengamankan kitab tersebut agar ilmunya tidak tersebar luas.
Semestinya masalah selesai di sini bila saja murid-murid Calonarang ikut dibunuh. Sayang, mereka berhasil melarikan diri ke Bali. Ilmu yang pernah mereka pelajari dari sang guru akhirnya dilestarikan hingga kini kita menyebutnya sebagai Leak.
Yang menarik adalah pada masa itu, agama yang populer adalah agama Budha aliran Tantrayana. Tantrayana mengajarkan cara pintas menuju Moksa. Upacara yang dilakukan antara lain menari-nari di atas kuburan dengan iringan musik (instrumen kangsi dan kemanak) sambil minum darah dan makan daging mayat yang dilakukan pada malam hari bertelanjang badan.
Ajaran ini kemudian juga dianut oleh raja Kertanegara (1268-1292 M) dari Singasari. Dengan cara demikian terjadilah pertemuan jiwa antara pelaku upacara dengan dewanya (lihat juga naskah Tantu Panggelaran disertasi dari Th. Pigeud 1924). Meskipun Ajaran Tantra dimasudkan untuk kebaikan bukan kejahatan, tapi diyakini Calon Arang juga melakukan ritual yang serupa yang dia lakukan untuk menyembah/memohon pada Btari Durga, yang notabene adalah salah satu dewi agama hindu. Sinkritisme?
[YOUTUBE]https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CBoQtwIwAA&url=http%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3DN2dSdxjqPBE&ei=wGf4U8_JJIajugSCyoGQBw&usg=AFQjCNHOLs4nRFa80BjivdNI5HAhIWCx1Q&bvm=bv.73612305,d.c2E[/YOUTUBE]






Leak dipercaya sebagai jelmaan orang yang menguasai ilmu 'hitam'. Leak juga dipercaya dapat membunuh manusia secara singkat, atau secara perlahan dengan penderitaan yang berkepanjangan.
Dalam mitologi Bali, Leak adalah penyihir jahat. Le artinya penyihir dan ak artinya jahat. Leak hanya bisa dilihat di malam hari oleh para dukun pemburu leak. Di siang hari ia tampak seperti manusia biasa, sedangkan pada malam hari ia berada di kuburan untuk mencari organ-organ dalam tubuh manusia yang digunakannya untuk membuat ramuan sihir. Ramuan sihir itu dapat mengubah bentuk leak menjadi seekor harimau, kera, babi atau menjadi seperti Rangda. Bila perlu ia juga dapat mengambil organ dari orang hidup.
Spoiler for LEAK:


Spoiler for Jenis ilmu:
1. Pengasren
Pengasren adalah cabang ilmu pangiwa yang mampu membuat pemakainya menjadi lebih cantik / tampan. Dengan ilmu ini, si pemakai bisa membuat si korban tergila2 bahkan lupa dengan segala2nya termasuk keluarga. Adapun kutipan mantranya:
"OM 3x, IH 3x, tumurun Bathari Durga, UM mamurti I Ratna Manggali, mamurti duhuring lela matangkep, Ngsuing 3x, tumurun Ida Bhatari Durga, UM 3x, EH 3x, ma, OM ngaji gunane Bhatari Durga, dan seterusnya.............
Biasanya para dukun melakukan ini yang kemudian disebarluaskan dengan cara dijual kepada para kliennya... cieeehhh klien... Hahahaha.... Berikut rerajahan yang biasanya dipakai untuk mempercantik / mempertampan diri:
2. Pangeger
Sungguh sangat ambigu bagi orang yang mengetahui nama ilmu pangeger. Sebab dalam Lontar Usada Manak, nama ilmu pangeger adalah ilmu untuk memperlancar / mempercepat proses kelahiran. Di samping pangeger tersebut, ada juga ilmu yang disebut dengan panyeseh, dimana fungsi kedua ilmu ini adalah sama.
Di sini yang saya coba jelaskan adalah ilmu pangeger di cabang ilmu pangiwa (ilmu hitam), ilmu ini juga disebut dengan istilah panglenyeh.
Pangeger ini adalah cabang dari ilmu pangiwa yang mampu membuat pemakainya laris, baik dalam kegiatan ekonomi atau terhadap dirinya sendiri.... Kalo orang banyak sih bilang "pengelaris". Orang yang menggunakan pangeger ataupun pangasren terlebih dahulu dimasukkan ajaran ilmu pangiwa. Ibaratkan pangiwa adalah sebuah busur panah dan pangeger & pangasren adalah anak panahnya.
Fungsi ilmu ini adalah untuk membuat si pemakai menjadi laris apalagi jika disertai kata2 yang manis. Tingkah laku si pemakai sangat menawan dengan senyumnya yang manis, bahkan terkadang tawanya pun sangat nyaring dan indah didengar
Adapun cara untuk mendapatkan pangeger ini adalah dengan cara meminta / membeli kepada seorang dukun.
Mohon maaf, terus terang untuk mantra nya saya tidak punya.....
3. Pangasih-asih
Pengasih-asih adalah cabang ilmu pangiwa yang bertujuan membuat orang jatuh cinta kepada orang yang melaksanakan ilmu pangiwa. Hal ini biasanya menggunakan srana berupa guna2 (guna). Orang Bali mengenal beberapa jenis guna, yaitu Guna Lilit, Guna Jaran Nguyang, Guna Tuntung Tangis, I Cekcek Putih, dan lain sebagainya.
Guna tuntung tangis menggunakan srana air mata duyung (bingung yah dimana cari ikan duyung.... hehehehe..... Konon bisa memakai air mata bayi/anak kecil yang menangis ketika sandikala atau maghrib). Ini rerajahannya:
Guna jaran guyang menggunakan rerajahan sbb:
Srananya tangkai sirih, setelah selesai dimantrai kepada orang yang dituju, jangan menoleh.
Mantranya:
Om ingsun angaji ajine I Jaran Guyang, angamuk ka tengahin lalatane Si Anu (nama korban), den suduk lata lan atine Si Anu (nama korban), Si Anu (nama korban) plek mati kapisanan, urung Si Anu (nama korban) mati, sida edan urung Si Anu (nama korban) edan, sida Si Anu (nama korban) maring awakku, poma 3x, dan seterusnya.................
Guna I Cekcek Putih menggunakan rerajahan sbb:
Srananya menggunakan clebingkah (pecahan barang2 tanah liat) yang didapat di kuburan. Kemudian digambar sesuai dengan rerajahan di atas. Lalu ditutupi dengan selembar daun sirih. Setelah dimantrai, ditanam di jalan keluar masuk rumah si korban.
Mantranya:
Hiang sira Sanghiang Cekcek Putih, ingsun msangakena sira ring lawannge Si Anu (nama korban), yan urung lian anglangkahin gunankune, I Cekcek Putih, aja sira culig silih gawe, yan Si Anu (nama korban) anglangkahin gunane, I Cekcek Putih majingakena sira, maring gwagarbane Si Anu (nama korban), cucuken basang wayahe Si Anu (nama korban), dan seterusnya..........
Guna Lilit menggunakan rerajahan:
Sarananya menggunakan gana (air liur) ular tatkala akan mendapatkan mangsanya.
Maaf, saya ga punya mantranya....
Disamping semua guna2 tersebut, ada pula yang disebut pangolesan (minyak colek). Salah satu jenisnya yaitu Pangolesan I Lare Asih. Dengan minyak yang dimantrai ini, dapat membuat wanita tergila2.... Biasanya minyak ini dijual kepada yang membutuhkan.
Mantranya:
Ih cai Sang Lare Asih, ih cai angulati Si Anu (nama korban), aku wus awruha ring kadadeana Si Anu (nama korban), ih Si Anu (nama korban) duk sira lagi ring jero weteng ibunira, Sang Kamareka aranira, Si Anu (nama korban), duk sira lagi ana ring gedong kusuma, wawu sira matuwuh nembulan, dan seterusnya..............
Nah, kira2 begitulah untuk aji Pengasih-asih.
4. Penangkeb
Penangkeb adalah cabang ilmu pangiwa yang bertujuan untuk membuat orang tunduk. Dengan demikian, si pemakai ilmu ini dapat memerintah, menyetir, dan mengendalikan orang yg dikenainya. Sudah tentu ilmu ini juga menggunakan rerajahan. Sayang sekali saya tidak punya rerajahan yang dimaksud. Lagipula ilmu ini sangat mirip dengan ilmu guna2 yang sempat saya bahas pada jenis ilmu yang ketiga (tentang guna2).
Ada satu jenis penangkeb yang terkenal, yaitu Penangkeb Jagat. Ilmu ini mirip sekali dengan Guna Tuntung Tangis karena menggunakan srana yang sama.Adapun contoh cerita untuk ilmu ini:
Seorang istri yang ingin supaya suaminya tidak main serong, setelah dia tanyakan kepada dukunnya, maka ia harus menutupi wajah suaminya dengan salah satu pakaian dalamnya ketika suaminya sedang tertidur pulas. Alhasil suaminya berhenti bermain serong,tetapi lantas suaminya tersebut sakit2an.
Ada juga yang menaruh bebuntilan (barang berupa bungkusan kecil berisi rerajahan, dan bahan2 yang telah dimantrai) di bawah bantal / kasur.
Bahkan yang lebih nekat lagi dengan mencampurkan sedikit darah menstruasinya ke dalam minuman/makanan yang dimakan oleh suami & anak2nya. Sehingga mereka dapat tunduk kepada sang istri. Tentunya juga dibarengi dengan memasukkan unsur bebai (bebai nanti akan saya paparkan lebih lanjut).
5. Pangleakan (aji wegig)
Pangleakan adalah cabang ilmu pangiwa yang sudah memerlukan pengorbanan. Dalam mencari korban biasanya dengan cara mencari2 kesalahan orang lain, untuk dijadikan calon mangsanya.
Ilmu pangleakan di Bali yang paling ngetop dibicarakan adalah bisa berubah wujud menjadi binatang, kendaraan, rangda, celuluk, bahkan sampai menjadi sampian mas (sampian adalah sejenis karya tangan yg biasanya terbuat dari janur yang dipakai untuk keperluan upacara / hari raya). Konon katanya kalo bisa berubah menjadi sampian mas, itu artinya ilmunya sudah paling tinggi.
Spoiler for Sejarah:
Dari mana asal-muasal Leak? Konon, Leak memiliki kisah panjang sejak jaman kerajaan di Indonesia. Dikisahkan pada masa pemerintahan Airlangga (1006 - 1042 M) di Jawa Timur, hidup seorang janda sakti mandraguna bernama Dayu Datu dari Desa Girah. Desa ini terletak di wilayah pesisir Kerajaan Kediri. Dayu Datu inilah yang kemudian dikenal sebagai Calonarang.
Calonarang menuliskan semua ilmu sihirnya kedalam sebuah "Kitab" - yang oleh pengikutnya disebut Kitab Calonarang. Namun kemudian, Mpu Bharadah berhasil mengalahkan Calonarang dan mengamankan kitab tersebut agar ilmunya tidak tersebar luas.
Semestinya masalah selesai di sini bila saja murid-murid Calonarang ikut dibunuh. Sayang, mereka berhasil melarikan diri ke Bali. Ilmu yang pernah mereka pelajari dari sang guru akhirnya dilestarikan hingga kini kita menyebutnya sebagai Leak.
Yang menarik adalah pada masa itu, agama yang populer adalah agama Budha aliran Tantrayana. Tantrayana mengajarkan cara pintas menuju Moksa. Upacara yang dilakukan antara lain menari-nari di atas kuburan dengan iringan musik (instrumen kangsi dan kemanak) sambil minum darah dan makan daging mayat yang dilakukan pada malam hari bertelanjang badan.
Ajaran ini kemudian juga dianut oleh raja Kertanegara (1268-1292 M) dari Singasari. Dengan cara demikian terjadilah pertemuan jiwa antara pelaku upacara dengan dewanya (lihat juga naskah Tantu Panggelaran disertasi dari Th. Pigeud 1924). Meskipun Ajaran Tantra dimasudkan untuk kebaikan bukan kejahatan, tapi diyakini Calon Arang juga melakukan ritual yang serupa yang dia lakukan untuk menyembah/memohon pada Btari Durga, yang notabene adalah salah satu dewi agama hindu. Sinkritisme?
Spoiler for Leak aliran kiri:
Dalam semua kepercayaan, kata "kiri" selalu berkonotasi buruk, atau melawan mainstream. Demikian juga pada masyarakat Bali, kata "kiri" juga termasuk menggolongkan ilmu-ilmu atau ajaran yang bertentangan dengan norma dan agama. Dalam hal ini, Leak atau ilmu Pengeleakan digolongkan ke dalam "Aji Wegig". Aji berarti ilmu, dan wegig yakni sifat yang suka mengganggu orang lain. Karena sifatnya negatif, maka ilmu ini disebut "Ngiwa" ( Ngiwa asal katanya kiwa (Bahasa Bali) artinya kiri. Ngiwa berarti melakukan perbuatan kiwa alias kiri).
beritabali.com
Ilmu leak ini bisa dipelajari pada lontar – lontar yang memuat serangkaian Ilmu Hitam. Lontar –lontar atau buku – buku jaman kuno yang terbuat dari daun pohon lontar yang dibuat sedemikian rupa dengan ukuran panjang 30 cm dan lebar 3 cm, diatas lontar diisi tulisan aksara Bali dengan bahasa yang sangat sakral.
Murid2 Calonarang yang melarikan diri ke bali menuliskan Ilmu Pengleakan pada kitab lontar dan membuatnya dalam empat kitab yaitu :
1. Lontar Cambra Berag,
2. Lontar Sampian Emas,
3. Lontar Tanting Emas,
4. Lontar Jung Biru.
beritabali.com
Ilmu leak ini bisa dipelajari pada lontar – lontar yang memuat serangkaian Ilmu Hitam. Lontar –lontar atau buku – buku jaman kuno yang terbuat dari daun pohon lontar yang dibuat sedemikian rupa dengan ukuran panjang 30 cm dan lebar 3 cm, diatas lontar diisi tulisan aksara Bali dengan bahasa yang sangat sakral.
Murid2 Calonarang yang melarikan diri ke bali menuliskan Ilmu Pengleakan pada kitab lontar dan membuatnya dalam empat kitab yaitu :
1. Lontar Cambra Berag,
2. Lontar Sampian Emas,
3. Lontar Tanting Emas,
4. Lontar Jung Biru.
Spoiler for Tingkatan ilmu leak:
Ilmu leak itu sendiri terdiri dari beberapa tingkatan:

1. Ilmu Leak Tingkat Bawah.
Orang yang bisa ngeleak di tingkat ini bisa merubah wujudnya menjadi binatang seperti monyet, anjing, ayam putih, kambing, babi betina (bangkung) dan lain – lain.
2. Ilmu Leak Tingkat Menengah
Orang yang bisa ngeleak pada tingkat ini sudah bisa merubah wujudnya menjadi Burung Garuda bisa terbang tinggi, paruh dan cakarnya berbisa, matanya bisa keluar api, juga bisa berubah wujud menjadi Jaka Tungul atau pohon enau tanpa daun yang batangnya bisa mengeluarkan api dan bau busuk yang beracun.
3. Ilmu Leak Tingkat Tinggi
Orang yang bisa ngeleak tingkat ini sudah bisa merubah wujudnya menjadi Bade yaitu berupa menara pengusungan jenasah bertingkat dua puluh satu atau tumpang selikur dalam bahasa Bali dan seluruh tubuh menara tersebut berisi api yang menjalar – jalar sehingga apa saja yang kena sasarannya bisa hangus menjadi abu.
Masih untung, ilmu-ilmu tadi hanya sebagian dari apa yang diingat oleh murid-murid Calonarang dulu. Sementara kabarnya, isi kitab Calonarang itu sendiri jauh lebih mengerikan. Jadi bisa dibayangkan bila kitab itu ditemukan...

1. Ilmu Leak Tingkat Bawah.
Orang yang bisa ngeleak di tingkat ini bisa merubah wujudnya menjadi binatang seperti monyet, anjing, ayam putih, kambing, babi betina (bangkung) dan lain – lain.
2. Ilmu Leak Tingkat Menengah
Orang yang bisa ngeleak pada tingkat ini sudah bisa merubah wujudnya menjadi Burung Garuda bisa terbang tinggi, paruh dan cakarnya berbisa, matanya bisa keluar api, juga bisa berubah wujud menjadi Jaka Tungul atau pohon enau tanpa daun yang batangnya bisa mengeluarkan api dan bau busuk yang beracun.
3. Ilmu Leak Tingkat Tinggi
Orang yang bisa ngeleak tingkat ini sudah bisa merubah wujudnya menjadi Bade yaitu berupa menara pengusungan jenasah bertingkat dua puluh satu atau tumpang selikur dalam bahasa Bali dan seluruh tubuh menara tersebut berisi api yang menjalar – jalar sehingga apa saja yang kena sasarannya bisa hangus menjadi abu.
Masih untung, ilmu-ilmu tadi hanya sebagian dari apa yang diingat oleh murid-murid Calonarang dulu. Sementara kabarnya, isi kitab Calonarang itu sendiri jauh lebih mengerikan. Jadi bisa dibayangkan bila kitab itu ditemukan...
Spoiler for Penampakan Lontar pengliakan:
Yang terdapat dalam lontar Aji Pengeliyakan milik Griya Sangket Karangasem salinan dan terjemahan I Nyoman Neraka. Lontar tersebut scara garis besarnya, menguraikan tentang:

1. Pasuryan Pangiwa, segala ilmu (pengeliyakan) dapat dicapai dengan terlebih dahulu memusatkan pikiran, beryoga.
2. Gni Sambawana, atau disebut juga pangwa sari. Ini (pengeleyakan) yang paling utama.
3. Cambra Berag, ini sangat sakti, karena bersumber dari sebagain kecil Hyang Aji sarswati sebagai batasannya.
4. Rabut Sapetik, ini dapat digunakan membuat orang menjadi gagu semua yang bersuara.
5.Maduri Reges, ini merupakan leyak campuran dari beberapa agama; guna Makasar, guna Jawa, guna Bali, guna leyak putih dari Mekah.
6. Pangiwa Utamaning Dadi, supaya menjadi Butha Dengen (yang membuat bulu kuduk merinding).
7. Rerajahan ring Papetek (sabuk), untuk membersihkan diri, artinya tidak semua pangiwa itu negatif .
8. Panugrahan pangiwa, memohon panugrahan kepada Yang Nini Bhatari 9. Gangga, untuk menghidupkan pngiwa yang ada ditengah mata.
9.Tata cara pengiwa untuk orang perempuan, untuk menggabungkan agar Bhtara Brahma, Wisnu dan Iswara berkumpul menjadi Bhatara Kala, agar kesaktiannya tidak terkalahkan.
10. Pengeliyakan Uwig, agar menjadi Bhuta Baliga.
11. Pangiwa Swanda, ini adalah ratunya pangiwa.
12. Brahma Maya Murti, agar nampak seperti Hyang Brahma Murti, bertangan delapan ribu berbadan sembilan ribu, berkaki 1000 (alaksa), tangangan memamajang, dan memakai anting-anting bintang di langit.
13. Ni Calon Narang, dapat berubah wujud sampai seribu kali.
14. Rata Gni Sudha Mala, (tanpa penjelasan).
http://nakbalibelog.wordpress.com/20...bisa-nge-leak/

1. Pasuryan Pangiwa, segala ilmu (pengeliyakan) dapat dicapai dengan terlebih dahulu memusatkan pikiran, beryoga.
2. Gni Sambawana, atau disebut juga pangwa sari. Ini (pengeleyakan) yang paling utama.
3. Cambra Berag, ini sangat sakti, karena bersumber dari sebagain kecil Hyang Aji sarswati sebagai batasannya.
4. Rabut Sapetik, ini dapat digunakan membuat orang menjadi gagu semua yang bersuara.
5.Maduri Reges, ini merupakan leyak campuran dari beberapa agama; guna Makasar, guna Jawa, guna Bali, guna leyak putih dari Mekah.
6. Pangiwa Utamaning Dadi, supaya menjadi Butha Dengen (yang membuat bulu kuduk merinding).
7. Rerajahan ring Papetek (sabuk), untuk membersihkan diri, artinya tidak semua pangiwa itu negatif .
8. Panugrahan pangiwa, memohon panugrahan kepada Yang Nini Bhatari 9. Gangga, untuk menghidupkan pngiwa yang ada ditengah mata.
9.Tata cara pengiwa untuk orang perempuan, untuk menggabungkan agar Bhtara Brahma, Wisnu dan Iswara berkumpul menjadi Bhatara Kala, agar kesaktiannya tidak terkalahkan.
10. Pengeliyakan Uwig, agar menjadi Bhuta Baliga.
11. Pangiwa Swanda, ini adalah ratunya pangiwa.
12. Brahma Maya Murti, agar nampak seperti Hyang Brahma Murti, bertangan delapan ribu berbadan sembilan ribu, berkaki 1000 (alaksa), tangangan memamajang, dan memakai anting-anting bintang di langit.
13. Ni Calon Narang, dapat berubah wujud sampai seribu kali.
14. Rata Gni Sudha Mala, (tanpa penjelasan).
http://nakbalibelog.wordpress.com/20...bisa-nge-leak/
[YOUTUBE]https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CBoQtwIwAA&url=http%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3DN2dSdxjqPBE&ei=wGf4U8_JJIajugSCyoGQBw&usg=AFQjCNHOLs4nRFa80BjivdNI5HAhIWCx1Q&bvm=bv.73612305,d.c2E[/YOUTUBE]
Spoiler for Gambar:





Spoiler for Buat yang mau belajar:
Untuk mendapatkan ilmu tersebut, harus mengadakan upacara yang disebut madewasraya. Apabila ingin menggunakan pangiwa, supaya dapat sakti dan manjur, mujarab dan digjaya, terlebih dahulu harus menyucikan diri. Setelah itu tatkala malam diadakannya madewasraya dahulu di kayangan pangulun setra (pura yang ada di dekat kuburan), memohon Paduka Betari Durga, memohon berkah.
http://nanoxx.files.wordpress.com/20...-bali-full.jpg
Adapun sarananya:
1. Daksina 1 buah
2. Uang kepeng sebanyak 17.000
3. Ketupat 2 kelan (1 kelan = 6 biji)
4. Arak & brem
5. Ketan hitam
6. Canang 11 biji
7. Canang tubungan, burat wangi lenga wangi, nyanyah (sangrai) gagringsingan, getih-getih (darah), dan biu mas (pisang kecil yang biasanya dipakai untuk membuat canang)
http://1.bp.blogspot.com/-OKkU4z2Gnc...0/Daksina3.jpg
Daksina
http://i127.photobucket.com/albums/p...njpn/burat.jpg
Canang Burat Wangi
Kemudian sarana ini dipersembahkan secara niskala. Setelah itu bersila di depan paryangan, bersemadi dan tidak lupa dengan dupa menyan astanggi, heningkan batin. Kemudian ucapkan mantra:
"Om Ra Nini Batari Bagawati, turun ka Bali; ana wang mangkana; aminta kasih ring Paduka Batari, sira nunas turun ka mrecapada. Ana wang mangkana anunas kasaktian, manusa kabeh ring Bagawati, Sang Hyang Guru turun ka mrecapada. Ana wang manusa angawe Batara kabeh, turun ka Bali Sang Hyang Bagawati. Ana buta wilis, buta abang, ana buta jenar, ana buta ireng, ana buta amanca warna, mawak I Kalika, ya kautus antuk Batari Bagawati, teka welas asih ring awak sarinankune, pakulun Paduka Bagawati. Om Mam Am Om Mam, ana Paduka Batara Guru, teka welas asih, Bagawati manggih ring gedong kunci manik, teka welas asih ring awak sarinanku".
Apabila sudah berhasil mendapatkan ilmu tersebut, maka ada aturan yang harus dipatuhi. Orang yang memiliki ilmu tersebut akan digjaya tidak terkalahkan, tidak bisa diungguli, dan semua akan tunduk kepadanya. Apabila mampu merahasiakannya, maka dalam 100 kali kelahiran akan menemui kebahagiaan dan kebebasan tertinggi. Dan bila meninggal dapat kembali ke sorga Brahmaloka, Wisnuloka, dan Iswaraloka. Tetapi bila ketahuan, apalagi sampai suka membicarakan, menyebarluaskan, dan tidak mampu merahasiakannya, maka dalam 1000 kali kelahiran akan menemui hina, neraka, disoroti oleh masyarakat, dan sudah pasti terbenam dalam kawah neraka Si Tambra Goh Muka.
http://nanoxx.files.wordpress.com/20...-bali-full.jpg
Adapun sarananya:
1. Daksina 1 buah
2. Uang kepeng sebanyak 17.000
3. Ketupat 2 kelan (1 kelan = 6 biji)
4. Arak & brem
5. Ketan hitam
6. Canang 11 biji
7. Canang tubungan, burat wangi lenga wangi, nyanyah (sangrai) gagringsingan, getih-getih (darah), dan biu mas (pisang kecil yang biasanya dipakai untuk membuat canang)
http://1.bp.blogspot.com/-OKkU4z2Gnc...0/Daksina3.jpg
Daksina
http://i127.photobucket.com/albums/p...njpn/burat.jpg
Canang Burat Wangi
Kemudian sarana ini dipersembahkan secara niskala. Setelah itu bersila di depan paryangan, bersemadi dan tidak lupa dengan dupa menyan astanggi, heningkan batin. Kemudian ucapkan mantra:
"Om Ra Nini Batari Bagawati, turun ka Bali; ana wang mangkana; aminta kasih ring Paduka Batari, sira nunas turun ka mrecapada. Ana wang mangkana anunas kasaktian, manusa kabeh ring Bagawati, Sang Hyang Guru turun ka mrecapada. Ana wang manusa angawe Batara kabeh, turun ka Bali Sang Hyang Bagawati. Ana buta wilis, buta abang, ana buta jenar, ana buta ireng, ana buta amanca warna, mawak I Kalika, ya kautus antuk Batari Bagawati, teka welas asih ring awak sarinankune, pakulun Paduka Bagawati. Om Mam Am Om Mam, ana Paduka Batara Guru, teka welas asih, Bagawati manggih ring gedong kunci manik, teka welas asih ring awak sarinanku".
Apabila sudah berhasil mendapatkan ilmu tersebut, maka ada aturan yang harus dipatuhi. Orang yang memiliki ilmu tersebut akan digjaya tidak terkalahkan, tidak bisa diungguli, dan semua akan tunduk kepadanya. Apabila mampu merahasiakannya, maka dalam 100 kali kelahiran akan menemui kebahagiaan dan kebebasan tertinggi. Dan bila meninggal dapat kembali ke sorga Brahmaloka, Wisnuloka, dan Iswaraloka. Tetapi bila ketahuan, apalagi sampai suka membicarakan, menyebarluaskan, dan tidak mampu merahasiakannya, maka dalam 1000 kali kelahiran akan menemui hina, neraka, disoroti oleh masyarakat, dan sudah pasti terbenam dalam kawah neraka Si Tambra Goh Muka.
Spoiler for Pengusir:
m swaha
Mantra untuk dupa:
Om Ang brahma dupa dipa astra ya namah swaha
Mantra untuk bunga:
Om puspadanta ya namah swaha
Kemudian lakukan panca sembah seperti biasa untuk meminta restu dan keselamatan kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa & para leluhur.
3. Setelah persembahyangan selesai, ambil dupa (ucapkan kembali mantra untuk dupa) dan bunga (ucapkan mantra untuk bunga). Dupa di tangan kiri dan bunga di tangan kanan. Diposisikan tepat di depan dada.
Ucapkan mantra:
"Ong amunerat Sang Hyang Akasa, apan aku Sang Hyang Jagatnata, mamentang rua pustaka, sakti mawisesa, ningambara ring sor sapta petala, memanah wateke betara putusi leyak, sakti mawisesa, dan panahku, pejah geseng gempung telas, dadi awu, guna leyake badane, sakti mawisesa, sakuhing agunging tumpang, mewasta tumpang satak seket patpat, muang padmasana, sakti mawisesa, angadeg mamurti sawi den panahku pejah geseng rimpung asat, telas dadi awu, yeke guna pengaliante, guna gempilan sesapehan tani pejah, guna temon pengawakan, den panahku, pejah geseng dadi awu lah poma-poma-poma, serana sakewenang, sama kapuji-sakti".
4. Letakkan dupa (ucapkan mantra dupa) & letakkan bunga di hadapan anda (jangan sekali2 membuang bunga dengan cara melentikkan bunga. Sebab hanya orang yg sudah medwijati / sulinggih lah yg berhak melakukan hal tersebut)
5. Bermeditasi dengan khusuk sembari menunggu leak yang akan menyerang anda. Sebab pertarungan ini bukan pertarungan fisik melainkan pertarungan batin dimana atma / roh terlepas dari badan kasar untuk bertarung dengan desti (leak).
Adapun cara lainnya:
Laku & tata caranya sama seperti di atas, tetapi yang ini memakai sarana berupa benda. Benda apapun boleh asal tidak kotor, misalnya pakaian dalam, ataupun barang2 porno lainnya...hehehehehhe.....
Nah... misalnya memakai sapu lidi. Sapu lidi ini diberi mantra (pada saat memberi mantra sama seperti di atas yaitu, menggunakan dupa & bunga):
Angkara Mangkara, Ong (3x)
Kemudian pada malam hari, letakkan sapu lidi tersebut di jalan yang sering dilalui oleh orang yg anda duga memiliki ilmu pangleakan.
Jika behasil, maka di pagi harinya akan ada orang yg akan terkagum2 sendirinya diam memandangi sapu lidi tersebut. Dapat dipastikan dia lah yg memiliki ilmu pangleakan!!
PS: Saya tidak bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada anda pada saat menangkap leak ataupun sesudahnya. Apalagi sampai menangkap basah leak dengan cara menggunakan sapu lidi tersebut. Orang tersebut bisa sakit hati karena merasa telah dipermalukan. Biasanya orang tersebut mengadukan hal ini kepada teman2nya. Tidak menutup kemungkinan anda bisa dikeroyok leak di kemudian hari. Jadi harap bijaksanalah dalam menggunakan mantra2 ini!
Demikian kira2 sekilas penjelasan dari saya untuk orang yang akan mulai belajar pengleakan. Maaf ada beberapa kata yang tidak mampu saya terjemahkan. Karena memang tidak ada dalam kosakata bahasa Indonesia. Tapi bila ada orang yang memang berasal dari Bali, pasti mengerti.
Mantra untuk dupa:
Om Ang brahma dupa dipa astra ya namah swaha
Mantra untuk bunga:
Om puspadanta ya namah swaha
Kemudian lakukan panca sembah seperti biasa untuk meminta restu dan keselamatan kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa & para leluhur.
3. Setelah persembahyangan selesai, ambil dupa (ucapkan kembali mantra untuk dupa) dan bunga (ucapkan mantra untuk bunga). Dupa di tangan kiri dan bunga di tangan kanan. Diposisikan tepat di depan dada.
Ucapkan mantra:
"Ong amunerat Sang Hyang Akasa, apan aku Sang Hyang Jagatnata, mamentang rua pustaka, sakti mawisesa, ningambara ring sor sapta petala, memanah wateke betara putusi leyak, sakti mawisesa, dan panahku, pejah geseng gempung telas, dadi awu, guna leyake badane, sakti mawisesa, sakuhing agunging tumpang, mewasta tumpang satak seket patpat, muang padmasana, sakti mawisesa, angadeg mamurti sawi den panahku pejah geseng rimpung asat, telas dadi awu, yeke guna pengaliante, guna gempilan sesapehan tani pejah, guna temon pengawakan, den panahku, pejah geseng dadi awu lah poma-poma-poma, serana sakewenang, sama kapuji-sakti".
4. Letakkan dupa (ucapkan mantra dupa) & letakkan bunga di hadapan anda (jangan sekali2 membuang bunga dengan cara melentikkan bunga. Sebab hanya orang yg sudah medwijati / sulinggih lah yg berhak melakukan hal tersebut)
5. Bermeditasi dengan khusuk sembari menunggu leak yang akan menyerang anda. Sebab pertarungan ini bukan pertarungan fisik melainkan pertarungan batin dimana atma / roh terlepas dari badan kasar untuk bertarung dengan desti (leak).
Adapun cara lainnya:
Laku & tata caranya sama seperti di atas, tetapi yang ini memakai sarana berupa benda. Benda apapun boleh asal tidak kotor, misalnya pakaian dalam, ataupun barang2 porno lainnya...hehehehehhe.....
Nah... misalnya memakai sapu lidi. Sapu lidi ini diberi mantra (pada saat memberi mantra sama seperti di atas yaitu, menggunakan dupa & bunga):
Angkara Mangkara, Ong (3x)
Kemudian pada malam hari, letakkan sapu lidi tersebut di jalan yang sering dilalui oleh orang yg anda duga memiliki ilmu pangleakan.
Jika behasil, maka di pagi harinya akan ada orang yg akan terkagum2 sendirinya diam memandangi sapu lidi tersebut. Dapat dipastikan dia lah yg memiliki ilmu pangleakan!!
PS: Saya tidak bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada anda pada saat menangkap leak ataupun sesudahnya. Apalagi sampai menangkap basah leak dengan cara menggunakan sapu lidi tersebut. Orang tersebut bisa sakit hati karena merasa telah dipermalukan. Biasanya orang tersebut mengadukan hal ini kepada teman2nya. Tidak menutup kemungkinan anda bisa dikeroyok leak di kemudian hari. Jadi harap bijaksanalah dalam menggunakan mantra2 ini!
Demikian kira2 sekilas penjelasan dari saya untuk orang yang akan mulai belajar pengleakan. Maaf ada beberapa kata yang tidak mampu saya terjemahkan. Karena memang tidak ada dalam kosakata bahasa Indonesia. Tapi bila ada orang yang memang berasal dari Bali, pasti mengerti.
Diubah oleh uruhara16 24-08-2014 10:48
0
48.4K
Kutip
179
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
1.3MThread•104.2KAnggota
Tampilkan semua post
amyconda
#70
Quote:
Original Posted By uruhara16►
Spoiler for :
Pangleakan adalah cabang ilmu pangiwa yang sudah memerlukan pengorbanan. Dalam mencari korban biasanya dengan cara mencari2 kesalahan orang lain, untuk dijadikan calon mangsanya.
http://blog.baliwww.com/wp-content/p...enghunglin.jpg
ilustrasi rangda
Ilmu pangleakan di Bali yang paling ngetop dibicarakan adalah bisa berubah wujud menjadi binatang, kendaraan, rangda, celuluk, bahkan sampai menjadi sampian mas (sampian adalah sejenis karya tangan yg biasanya terbuat dari janur yang dipakai untuk keperluan upacara / hari raya). Konon katanya kalo bisa berubah menjadi sampian mas, itu artinya ilmunya sudah paling tinggi.
Sedangkan ilmu pangleakan untuk membunuh atau menyakiti mangsanya, biasanya menggunakan:
Bebai
Orang yg terkena bebai biasanya tingkah lakunya seperti orang gila. Tetapi tergantung juga jenis bebai yang masuk ke dalam tubuhnya. Lain jenis bebai, maka lain pula sakitnya. Ada yang seperti orang gila, makan tidak bisa berhenti, tidak bisa makan, kondisi tubuh menurun, si korban lari kesana kemari, dan lain sebagainya.
Apakah bebai tersebut?? Bagaimana wujudnya?? Menurut seorang jero dasar (dukun), bebai tersebut berbentuk binatang yang sangat kecil dan masukm ke tubuh manusia melalui pori2 kulit. Setelah berada dalam tubuh manusia, bebai akan memasuki pembuluh darah samapi tersebar kemana2 atau bahkan menyumbat pembuluh darah.
Cetik
Cetik disini hampir disamakan dengan racun. Sebab kalau racun pasti bersifat fisik atau berupa benda. Sedangkan cetik tidak selalu berwujud fisik atau benda.
Ok deehh..... Kita bahas dulu cetik yang berwujud fisik atau benda dulu yah...
Kalo racun jenis ini, masih bisa dirasakan,dicium,dilihat,diraba. Misalnya, racun tikus, potasium, pembasmi serangga, dan lain2. Akan tetapi orang Bali, khususnya seorang penganut ilmu hitam biasanya menyiapkan racun jenis ini utk diberikan kepada murid2nya. Biasanya racun ini terbuat dari empedu ikan bandeng dan diramu dengan bahan2 lainnya. Daya serang cetik jenis ini sangat cepat. Oleh karena itu masyarakat akan mudah mengetahui siapa yang menyebabkan orang yg meninggal karena cetik. Hati2..... dalam hal ini bisa timbul yang namanya fitnah.....
Beberapa jenis cetik yang ngetop:
Cetik cadanggaleng
Cetik gringsing
Cetik Kerikan Gangsa (cetik ini tergolong halus karena membunuh korbannya secara pelan2.Bahan dasarnya adalah parutan perunggu dari peralatan gamelan. Cetik ini mengkibatkan korban batuk berkepanjangan dan badan semakin lama semakin kurus)
Cetik yang tidak berwujud benda/tidak membutuhkan bahan tertentu
Cetik ini tidak dpt dilihat, dicium, dirasakan, karena tidak mempergunakan bahan2 tertentu. Proses terjadinya cetik ini otomatis keluar dari penganut ilmu pangleakan, karena setiap bulu tubuh, keringat, darah miliknya merupakan cetik bagi orang yang memakannya.
Hal ini tergantung dari pemasangnya, siapa orang yg menjadi sasarannya, maka hanya orang itu yang kena. Misalnya ada sekumpulan orang yang terdiri dari 10 orang. Jika hanya 1 orang yang dituju, maka hanya orang itu saja yang kena. Walaupun makanan & minuman yang disajikan secara bersama2 ataupun bercampur. (Tentunya dalam hal ini, si penganut ilmu pangleakan ini harus menyentuh semua peralatan makanan dan makanan itu sendiri)
Ada pula jika tingkat ilmu pangleakannya sudah tinggi, maka hanya dengan memandang orang yg sedang makan & minum saja, dia sudah bisa memberi cetik kepada si korban. Ilmu ini disebut dengan Cetik Terangjana. Ilmu ini bisa dirapal dari jarak 30 sampai 50 meter. Adapula cetik yang menggunakan perantara angin. Dan masih banyak cetik lainnya.....
Dalam pengobatannya, biasanya si dukun akan berusaha mengeluarkan cetiknya terlebih dahulu, baru kemudian mengobati bagian tubuh yang terluka karena cetik. Cetik dikeluarkan bisa melalui muntahan atau melalui pori2 kulit si korban. Cetik yang keluar tersebut bisa berbagai macam bentuknya. Bisa berupa ulat2 kecil, pasir, ulat berwarna warni, angin, dan lain sebagainya.
Pepasangan
Pepasangan biasanya menggunakan bahan2 sesuai dengan jenis pepasangan itu sendiri. Biasanya, bahan2 yang digunakan terdiri dari tulang manusia, bubuk tulang manusia, dan lain sebagainya. Untuk bisa melaksanakan pepasangan, orang tersebut harus bisa ngaleak terlebih dahulu. Karena pepasangan ini harus diarahkan oleh pemasangnya sendiri.
Adapun cara memasangnya yaitu (maaf saya tidak punya mantra2nya):
Bahan2 yang saya sebutkan di atas, misalnya tulang manusia disertai bahan2 lainnya, dibungkus dengan kain kafan. Biasanya sebesar tutup ballpoint. Pepasangan ini biasanya dipasang di tempat keluar masuknya rumah korban. Kemudian pepasangan tersebut akan dilemparkan di atas tanah dan hanya dengan memandang saja, pepasangan tersebut akan masuk dengan sendirinya ke dalam tanah. Jadi tidak menggali lubang terlebih dahulu. (logika aja, kalo gali lubang di depan rumah orang, apa ga digebukin ama yang punya rumah?? ).
Setelah berhasil, maka pepasangan tersebut akan siap untuk menyerang korbannya sesuai dengan maksud si pemasang. Korbannya adalah hanya orang yg dituju. Jadi jika yang melintasi pepasangan tersebut bukan orang yg dituju, maka orang tersebut tidak akan apa2. Tetapi jika yang melintas adalah orang yg dituju, maka orang tersebut akan jatuh sakit dan lama2 bisa meninggal dan kemudian menjadi tumbal ilmu pangleakan si pemasang!
Apabila pepasangan berupa bubuk tulang manusia, maka akan semakin mudah caranya. Biasanya orang yg memiliki ilmu pangleakan ini akan menaruh bubuk tersebut di dalam kukunya. Sesampainya dia di rumah calon korbannya, dia akan menyentilkan kukunya hingga bubuk tulang manusia tersebut beterbangan kemana2. Hal ini bisa menyebabkan pekarangan rumah menjadi seram dan membuat sakit penghuninya.
Adapun cara yang paling gampang (mengingat cukup seram juga memakai bahan tulang/bubuk tulang manusia) adalah, ambil kotoran/tanah kuburan kemudian buang di sekitar halaman orang yg ingin anda sakiti. Niscaya, keadaan rumah orang tersebut akan berubah menjadi menyeramkan dan menimbulkan perasaan tidak enak kepada penghuninya. Seperti misalnya pertengkaran, ribut2 gak keruan, dan lain sebagainya.......
Rerajahan
Rerajahan adalah suatu simbol yang digambarkan dan dikombinasikan dengan aksara modre yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu, tergantung dari sang pembuatnya. Jadi tidak semua rerajahan tersebut bermaksud jelek atau untuk tujuan jahat. Dalam ilmu pangleakan pun bisa menggunakan rerajahan, bahkan diperjual belikan . Contoh2nya bisa dilihat pada pembahasan saya sebelumnya tentang ilmu pangiwa di halaman2 sebelumnya, seperti pangasihan, penangkeb, dst.....
Sesawangan
Sesawangan ini mirip dengan voodoo... Dengan sesawangan ini bahkan hanya dengan membayangkan calon korban saja bisa membuatnya sakit. Apalagi si penganut ilmu pangleakan tersebut memiliki foto, nama, dan hari kelahiran si korban. Sesawangan ini sering juga disebut dengan acep-acepan atau umik-umikan. Hal inilah yang menyebabkan ilmu pangleakan bisa menyakiti melalui jarak jauh.
http://blog.baliwww.com/wp-content/p...enghunglin.jpg
ilustrasi rangda
Ilmu pangleakan di Bali yang paling ngetop dibicarakan adalah bisa berubah wujud menjadi binatang, kendaraan, rangda, celuluk, bahkan sampai menjadi sampian mas (sampian adalah sejenis karya tangan yg biasanya terbuat dari janur yang dipakai untuk keperluan upacara / hari raya). Konon katanya kalo bisa berubah menjadi sampian mas, itu artinya ilmunya sudah paling tinggi.
Sedangkan ilmu pangleakan untuk membunuh atau menyakiti mangsanya, biasanya menggunakan:
Bebai
Orang yg terkena bebai biasanya tingkah lakunya seperti orang gila. Tetapi tergantung juga jenis bebai yang masuk ke dalam tubuhnya. Lain jenis bebai, maka lain pula sakitnya. Ada yang seperti orang gila, makan tidak bisa berhenti, tidak bisa makan, kondisi tubuh menurun, si korban lari kesana kemari, dan lain sebagainya.
Apakah bebai tersebut?? Bagaimana wujudnya?? Menurut seorang jero dasar (dukun), bebai tersebut berbentuk binatang yang sangat kecil dan masukm ke tubuh manusia melalui pori2 kulit. Setelah berada dalam tubuh manusia, bebai akan memasuki pembuluh darah samapi tersebar kemana2 atau bahkan menyumbat pembuluh darah.
Cetik
Cetik disini hampir disamakan dengan racun. Sebab kalau racun pasti bersifat fisik atau berupa benda. Sedangkan cetik tidak selalu berwujud fisik atau benda.
Ok deehh..... Kita bahas dulu cetik yang berwujud fisik atau benda dulu yah...
Kalo racun jenis ini, masih bisa dirasakan,dicium,dilihat,diraba. Misalnya, racun tikus, potasium, pembasmi serangga, dan lain2. Akan tetapi orang Bali, khususnya seorang penganut ilmu hitam biasanya menyiapkan racun jenis ini utk diberikan kepada murid2nya. Biasanya racun ini terbuat dari empedu ikan bandeng dan diramu dengan bahan2 lainnya. Daya serang cetik jenis ini sangat cepat. Oleh karena itu masyarakat akan mudah mengetahui siapa yang menyebabkan orang yg meninggal karena cetik. Hati2..... dalam hal ini bisa timbul yang namanya fitnah.....
Beberapa jenis cetik yang ngetop:
Cetik cadanggaleng
Cetik gringsing
Cetik Kerikan Gangsa (cetik ini tergolong halus karena membunuh korbannya secara pelan2.Bahan dasarnya adalah parutan perunggu dari peralatan gamelan. Cetik ini mengkibatkan korban batuk berkepanjangan dan badan semakin lama semakin kurus)
Cetik yang tidak berwujud benda/tidak membutuhkan bahan tertentu
Cetik ini tidak dpt dilihat, dicium, dirasakan, karena tidak mempergunakan bahan2 tertentu. Proses terjadinya cetik ini otomatis keluar dari penganut ilmu pangleakan, karena setiap bulu tubuh, keringat, darah miliknya merupakan cetik bagi orang yang memakannya.
Hal ini tergantung dari pemasangnya, siapa orang yg menjadi sasarannya, maka hanya orang itu yang kena. Misalnya ada sekumpulan orang yang terdiri dari 10 orang. Jika hanya 1 orang yang dituju, maka hanya orang itu saja yang kena. Walaupun makanan & minuman yang disajikan secara bersama2 ataupun bercampur. (Tentunya dalam hal ini, si penganut ilmu pangleakan ini harus menyentuh semua peralatan makanan dan makanan itu sendiri)
Ada pula jika tingkat ilmu pangleakannya sudah tinggi, maka hanya dengan memandang orang yg sedang makan & minum saja, dia sudah bisa memberi cetik kepada si korban. Ilmu ini disebut dengan Cetik Terangjana. Ilmu ini bisa dirapal dari jarak 30 sampai 50 meter. Adapula cetik yang menggunakan perantara angin. Dan masih banyak cetik lainnya.....
Dalam pengobatannya, biasanya si dukun akan berusaha mengeluarkan cetiknya terlebih dahulu, baru kemudian mengobati bagian tubuh yang terluka karena cetik. Cetik dikeluarkan bisa melalui muntahan atau melalui pori2 kulit si korban. Cetik yang keluar tersebut bisa berbagai macam bentuknya. Bisa berupa ulat2 kecil, pasir, ulat berwarna warni, angin, dan lain sebagainya.
Pepasangan
Pepasangan biasanya menggunakan bahan2 sesuai dengan jenis pepasangan itu sendiri. Biasanya, bahan2 yang digunakan terdiri dari tulang manusia, bubuk tulang manusia, dan lain sebagainya. Untuk bisa melaksanakan pepasangan, orang tersebut harus bisa ngaleak terlebih dahulu. Karena pepasangan ini harus diarahkan oleh pemasangnya sendiri.
Adapun cara memasangnya yaitu (maaf saya tidak punya mantra2nya):
Bahan2 yang saya sebutkan di atas, misalnya tulang manusia disertai bahan2 lainnya, dibungkus dengan kain kafan. Biasanya sebesar tutup ballpoint. Pepasangan ini biasanya dipasang di tempat keluar masuknya rumah korban. Kemudian pepasangan tersebut akan dilemparkan di atas tanah dan hanya dengan memandang saja, pepasangan tersebut akan masuk dengan sendirinya ke dalam tanah. Jadi tidak menggali lubang terlebih dahulu. (logika aja, kalo gali lubang di depan rumah orang, apa ga digebukin ama yang punya rumah?? ).
Setelah berhasil, maka pepasangan tersebut akan siap untuk menyerang korbannya sesuai dengan maksud si pemasang. Korbannya adalah hanya orang yg dituju. Jadi jika yang melintasi pepasangan tersebut bukan orang yg dituju, maka orang tersebut tidak akan apa2. Tetapi jika yang melintas adalah orang yg dituju, maka orang tersebut akan jatuh sakit dan lama2 bisa meninggal dan kemudian menjadi tumbal ilmu pangleakan si pemasang!
Apabila pepasangan berupa bubuk tulang manusia, maka akan semakin mudah caranya. Biasanya orang yg memiliki ilmu pangleakan ini akan menaruh bubuk tersebut di dalam kukunya. Sesampainya dia di rumah calon korbannya, dia akan menyentilkan kukunya hingga bubuk tulang manusia tersebut beterbangan kemana2. Hal ini bisa menyebabkan pekarangan rumah menjadi seram dan membuat sakit penghuninya.
Adapun cara yang paling gampang (mengingat cukup seram juga memakai bahan tulang/bubuk tulang manusia) adalah, ambil kotoran/tanah kuburan kemudian buang di sekitar halaman orang yg ingin anda sakiti. Niscaya, keadaan rumah orang tersebut akan berubah menjadi menyeramkan dan menimbulkan perasaan tidak enak kepada penghuninya. Seperti misalnya pertengkaran, ribut2 gak keruan, dan lain sebagainya.......
Rerajahan
Rerajahan adalah suatu simbol yang digambarkan dan dikombinasikan dengan aksara modre yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu, tergantung dari sang pembuatnya. Jadi tidak semua rerajahan tersebut bermaksud jelek atau untuk tujuan jahat. Dalam ilmu pangleakan pun bisa menggunakan rerajahan, bahkan diperjual belikan . Contoh2nya bisa dilihat pada pembahasan saya sebelumnya tentang ilmu pangiwa di halaman2 sebelumnya, seperti pangasihan, penangkeb, dst.....
Sesawangan
Sesawangan ini mirip dengan voodoo... Dengan sesawangan ini bahkan hanya dengan membayangkan calon korban saja bisa membuatnya sakit. Apalagi si penganut ilmu pangleakan tersebut memiliki foto, nama, dan hari kelahiran si korban. Sesawangan ini sering juga disebut dengan acep-acepan atau umik-umikan. Hal inilah yang menyebabkan ilmu pangleakan bisa menyakiti melalui jarak jauh.
Buset, panjang amat penjelasannya gan

Tapi intinya mah banyak mengorbankan manusia ilmu ini

Cuma ane penasaran, mereka yang pada ngeleak tujuannya apa ya gan? Buat pesugihan atau ilmu kedigdayaan aja?

0
Kutip
Balas