- Beranda
- Stories from the Heart
You Are My Happiness
...
TS
jayanagari
You Are My Happiness

Sebelumnya gue permisi dulu kepada Moderator dan Penghuni forum Stories From The Heart Kaskus 
Gue akhir-akhir ini banyak membaca cerita-cerita penghuni SFTH dan gue merasa sangat terinspirasi dari tulisan sesepuh-sesepuh sekalian
Karena itu gue memberanikan diri untuk berbagi kisah nyata gue, yang sampe detik ini masih menjadi kisah terbesar di hidup gue.
Mohon maaf kalo tulisan gue ini masih amburadul dan kaku, karena gue baru pertama kali join kaskus dan menulis sebuah cerita.
Dan demi kenyamanan dan privasi, nama tokoh-tokoh di cerita ini gue samarkan

Gue akhir-akhir ini banyak membaca cerita-cerita penghuni SFTH dan gue merasa sangat terinspirasi dari tulisan sesepuh-sesepuh sekalian

Karena itu gue memberanikan diri untuk berbagi kisah nyata gue, yang sampe detik ini masih menjadi kisah terbesar di hidup gue.
Mohon maaf kalo tulisan gue ini masih amburadul dan kaku, karena gue baru pertama kali join kaskus dan menulis sebuah cerita.
Dan demi kenyamanan dan privasi, nama tokoh-tokoh di cerita ini gue samarkan

Orang bilang, kebahagiaan paling tulus adalah saat melihat orang lain bahagia karena kita. Tapi terkadang, kebahagiaan orang itu juga menyakitkan bagi kita.
Gue egois? Mungkin.
Nama gue Baskoro, dan ini kisah gue.
Gue egois? Mungkin.
Nama gue Baskoro, dan ini kisah gue.
Quote:
Quote:
Diubah oleh jayanagari 11-08-2015 11:18
gebby2412210 dan 49 lainnya memberi reputasi
48
2.2M
5.1K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
jayanagari
#729
PART 47
Sampe rumah, gue bales tuh SMS si cumi. Kalo gak diladenin bisa ngomel-ngomel di telepon doi. Besok kalo ketemu di kampus bisa diceramahin dan direwelin sampe kuping gue jebol.
Gak pake lama, handphone gue berbunyi. Cepet amat ni anak kalo soal curhat-mencurhat gini. Mana gue belom cuci muka lagi. Gue angkat tuh telepon.
(cerita dibawah adalah udah seijin Cumi, eh, Tami)
(susah banget ngejelasin ke Cumi satu ini
)
Sebelumnya gue ceritakan asal muasal cewek bernama Tami. Nama aslinya gue samarkan ya, tapi sejak SMP dia dipanggil Tami. Tami ini tinggalnya di Bogor, campuran Sunda-Manado. Berdasarkan ceritanya ke gue, dia anak pertama dari 3 bersaudara. Adiknya cewek dan cowok, masing-masing kelas 1 SMA dan 6 SD. Bokapnya adalah pengusaha pakan ternak, sementara nyokapnya mengelola sebuah yayasan. Tami ini sejak SMA udah pisah dengan orang tuanya. Dia tinggal dengan keluarga omnya di Bogor, sedangkan bokapnya mengelola usahanya di Jakarta, namun jarang dirumah. Sementara nyokapnya mengurusi yayasan di Manado.
Malam itu, Tami bercerita kalo hubungan kedua orangtuanya menjadi renggang. Kerenggangan orang tua Tami itu berawal dari kesibukan orangtua masing-masing dan hal itu menimbulkan banyak masalah. Salah satunya adalah bokapnya Tami dicurigai memiliki istri lagi di Jakarta. Bokapnya Tami selalu menolak apabila nyokapnya Tami ingin ketemu di Jakarta. Mereka selalu bertemu di Bogor, tempat Tami tinggal. Entah dapat info dari siapa, nyokapnya Tami memiliki bukti kalo suaminya memiliki istri lain di Jakarta. Atas dasar itulah nyokapnya Tami mengajukan cerai.
Proses perceraian ini menyebabkan Tami gak bisa ketemu kedua orangtuanya pada waktu Lebaran tahun kemarin, tahun pertama dia jadi mahasiswa. Sebagai anak rantau yang jauh dari orang tua, apalagi sih yang lebih membahagiakan dari bisa ketemu dan berkumpul bersama keluarga lengkap di hari Lebaran. Sayangnya hal itu gak bisa terjadi di Tami. Lebaran kemarin doi terpaksa berlebaran hanya bersama nyokapnya dan keluarga nyokapnya di Manado. Udah sekitar 1 tahun dia gak ketemu bokapnya. Cuma sesekali bokapnya nelpon, nanyain kabar Tami disini. Soal finansial bisa dibilang Tami gak ada masalah, kiriman dari bokap maupun nyokapnya rutin setiap bulan. Tapi hidup kan gak melulu soal finansial. Banyak yang gak bisa dibeli dengan uang, salah satunya ya kebahagiaan keluarga.
Sampe rumah, gue bales tuh SMS si cumi. Kalo gak diladenin bisa ngomel-ngomel di telepon doi. Besok kalo ketemu di kampus bisa diceramahin dan direwelin sampe kuping gue jebol.
Quote:
Gak pake lama, handphone gue berbunyi. Cepet amat ni anak kalo soal curhat-mencurhat gini. Mana gue belom cuci muka lagi. Gue angkat tuh telepon.
Quote:
(cerita dibawah adalah udah seijin Cumi, eh, Tami)
(susah banget ngejelasin ke Cumi satu ini
)Sebelumnya gue ceritakan asal muasal cewek bernama Tami. Nama aslinya gue samarkan ya, tapi sejak SMP dia dipanggil Tami. Tami ini tinggalnya di Bogor, campuran Sunda-Manado. Berdasarkan ceritanya ke gue, dia anak pertama dari 3 bersaudara. Adiknya cewek dan cowok, masing-masing kelas 1 SMA dan 6 SD. Bokapnya adalah pengusaha pakan ternak, sementara nyokapnya mengelola sebuah yayasan. Tami ini sejak SMA udah pisah dengan orang tuanya. Dia tinggal dengan keluarga omnya di Bogor, sedangkan bokapnya mengelola usahanya di Jakarta, namun jarang dirumah. Sementara nyokapnya mengurusi yayasan di Manado.
Malam itu, Tami bercerita kalo hubungan kedua orangtuanya menjadi renggang. Kerenggangan orang tua Tami itu berawal dari kesibukan orangtua masing-masing dan hal itu menimbulkan banyak masalah. Salah satunya adalah bokapnya Tami dicurigai memiliki istri lagi di Jakarta. Bokapnya Tami selalu menolak apabila nyokapnya Tami ingin ketemu di Jakarta. Mereka selalu bertemu di Bogor, tempat Tami tinggal. Entah dapat info dari siapa, nyokapnya Tami memiliki bukti kalo suaminya memiliki istri lain di Jakarta. Atas dasar itulah nyokapnya Tami mengajukan cerai.
Proses perceraian ini menyebabkan Tami gak bisa ketemu kedua orangtuanya pada waktu Lebaran tahun kemarin, tahun pertama dia jadi mahasiswa. Sebagai anak rantau yang jauh dari orang tua, apalagi sih yang lebih membahagiakan dari bisa ketemu dan berkumpul bersama keluarga lengkap di hari Lebaran. Sayangnya hal itu gak bisa terjadi di Tami. Lebaran kemarin doi terpaksa berlebaran hanya bersama nyokapnya dan keluarga nyokapnya di Manado. Udah sekitar 1 tahun dia gak ketemu bokapnya. Cuma sesekali bokapnya nelpon, nanyain kabar Tami disini. Soal finansial bisa dibilang Tami gak ada masalah, kiriman dari bokap maupun nyokapnya rutin setiap bulan. Tapi hidup kan gak melulu soal finansial. Banyak yang gak bisa dibeli dengan uang, salah satunya ya kebahagiaan keluarga.
Quote:
chanry dan 4 lainnya memberi reputasi
5



: napa cum? Pengen curhat apa? Tadi nasi gorengnya keasinan ho-oh?
: emang ada apa sama keluarga lo? Lo gpp cerita masalah pribadi kayak gini ke gw?
: halooo, dengan restoran cumi bakar disini, ada yang bisa dibantu?
: gigi lo restoran cumi bakar. Gue mau curhat nih, dengerin nih.
: ih mana ada orang mau curhat maksa-maksa, lo kira disini psikiater neng? Atau lo curhat di radio sono gih. Sapa tau ada Kak Seto dengerin curhat lo.
*
: trus?
: hahaha bisa aja lo cum.