- Beranda
- Stories from the Heart
The Adventure of Detective Karl (TADK)
...
TS
lerakcliffheat
The Adventure of Detective Karl (TADK)
Cerita Ini fiktif dan dipengaruhi oleh gaya cerita sir Arthur Conan Doyle dengan Sherlock Holmes-nya.
Yah, walaupun berbeda dengan kebanyakan cerita di SFTH ini, tapi gak ada salahnya kan? Itung-itung buat refreshing.
Selamat Membaca!
File Case

SEASON 1 - First Adventures
File Case 01: Arloji Emas
File Case 02: Blackbird
File Case 03.1: Hanya Karena, Cinta?
File Case 03.2: Buta Karena, Cinta
File Case 04.1: Gertakan!
File Case 04.2: TRAP!
File Case 04.3: Tidak Ada Ampun
File Case 04.4: Wanita di Balik Cahaya
File Case 05.1: Anak Baru
File Case 05.2: Peluru yang Hilang
File Case 05.3: Lagi-lagi, Cinta
File Case 06: Prepare for the War
File Case 07.1: Buang Ego!
File Case 07.2: Akhirnya?
EXTRA EPISODE
Side Story: Takut
Side Story: Stupid Karl
Side Story: LDN-EY
Side Story: Masa Lalu yang Kelam
Side Story: Move Forward

SEASON 2 - Two Sides
File Case 08.1: Keraguan
File Case 08.2: Kamu Bukan Karl
File Case 09.1: Peringatan
File Case 09.2: Kesombongan
File Case 09.3: Mungkinkah?
File Case 10.1: Pria Misterius
File Case 10.2: Monster Jenius
File Case 10.3: Tamu tak Diundang
File Case 11.1: Kalah Telak
File Case 11.2: Pria Dari Masa Lalu
File Case 11.3: Kembali Pulang
File Case 12.1: Dua Jendral
File Case 12.2: Final Fight
Big Thanks buat mas Yanis a.k.a bntown buat Covernya
Big Thanks juga buat agan yg gak mau di sebut namanya, untuk Cover season 2. Makasih gan!
Sepecial Thanks buat agan-agan yang udah memberi ini
Pembaca yang baik adalah pembaca yang hanya membaca.
Pembaca yang lebih baik adalah pembaca yang aktif.
Yah, walaupun berbeda dengan kebanyakan cerita di SFTH ini, tapi gak ada salahnya kan? Itung-itung buat refreshing.

Selamat Membaca!
Spoiler for Sinopsis:
Karl Miller dan Herman Surya merupakan detektif SMA biasa yang memecahkan beberapa kasus anomali di Jakarta.
Namun, tak disangka, satu kasus membuat mereka terjerumus ke masalah yang besar. Karl bertemu dengan pencuri yang memiliki martabat tinggi, serta organisasi kriminal internasional. Dibantu oleh Inspektur Susilo, Mampukah Karl menangkap mereka?
Namun, tak disangka, satu kasus membuat mereka terjerumus ke masalah yang besar. Karl bertemu dengan pencuri yang memiliki martabat tinggi, serta organisasi kriminal internasional. Dibantu oleh Inspektur Susilo, Mampukah Karl menangkap mereka?
File Case
Spoiler for :

SEASON 1 - First Adventures
File Case 01: Arloji Emas
File Case 02: Blackbird
File Case 03.1: Hanya Karena, Cinta?
File Case 03.2: Buta Karena, Cinta
File Case 04.1: Gertakan!
File Case 04.2: TRAP!
File Case 04.3: Tidak Ada Ampun
File Case 04.4: Wanita di Balik Cahaya
File Case 05.1: Anak Baru
File Case 05.2: Peluru yang Hilang
File Case 05.3: Lagi-lagi, Cinta
File Case 06: Prepare for the War
File Case 07.1: Buang Ego!
File Case 07.2: Akhirnya?
EXTRA EPISODE
Side Story: Takut
Side Story: Stupid Karl
Side Story: LDN-EY
Side Story: Masa Lalu yang Kelam
Side Story: Move Forward

SEASON 2 - Two Sides
File Case 08.1: Keraguan
File Case 08.2: Kamu Bukan Karl
File Case 09.1: Peringatan
File Case 09.2: Kesombongan
File Case 09.3: Mungkinkah?
File Case 10.1: Pria Misterius
File Case 10.2: Monster Jenius
File Case 10.3: Tamu tak Diundang
File Case 11.1: Kalah Telak
File Case 11.2: Pria Dari Masa Lalu
File Case 11.3: Kembali Pulang
File Case 12.1: Dua Jendral
File Case 12.2: Final Fight
THE END
Big Thanks buat mas Yanis a.k.a bntown buat Covernya

Big Thanks juga buat agan yg gak mau di sebut namanya, untuk Cover season 2. Makasih gan!

Sepecial Thanks buat agan-agan yang udah memberi ini
Spoiler for :
Pembaca yang baik adalah pembaca yang hanya membaca.
Pembaca yang lebih baik adalah pembaca yang aktif.
Polling
0 suara
Setujukah diadakan The Adventure of Detective Karl - Season 2?
Diubah oleh lerakcliffheat 28-08-2014 10:02
anasabila memberi reputasi
1
13.6K
Kutip
140
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
lerakcliffheat
#120
File Case 11: Run! (Part Two)
Maaf teman-teman. Jadi kelamaan nunggu update-nya. Ada tugas di RL juga, jadi rada sibuk.
File Case 11.2: Run! (Part Two) - Pria dari Masa Lalu
Genre: Fiction - Detective - Adventure
Catatan Penulis.
File Case 11.2: Run! (Part Two) - Pria dari Masa Lalu
Genre: Fiction - Detective - Adventure
Spoiler for File Case 11.2:
“Ini akan menghambat tikus seperti kau! Tunggu Karl aku habisi, baru aku berurusan dengan mu.” Kata Alfonso
Kini Alfonso menyeret kapaknya dan berjalan ke arah Karl. Sekali lagi. Dia mengangkat kapaknya tinggi-tinggi, mengukurnya agar tepat menancap di perut Karl, dan akhirnya…
‘JLEB!’
Aku spontan berteriak
“TIDAK!! KARL!!!”
Kapak itu menancap di perut Karl. Benar-benar menancap. Setelah itu aku hanya bisa diam. Apakah Karl sudah mati?
“Akhirnya! AKHIRNYA!! HAHAHAHAHA” Tawa Alfonso.
“Selanjutnya… Levi… Dasar pengkhianat! Aku sudah tau! Seharusnya dari dulu aku membunuhmu!” Tambahnya.
“Tapi anda tidak pernah memanfaatkannya. Kenapa? Karena Erina?” Jawab Levi.
“Diam! Erina juga. Dia juga seharusnya milikku!”
“Tapi dia jatuh cinta padaku, Alfonso.”
“Diam! Akan ku hancurkan dirimu!”
Alfonso berjalan ke arah Levi. Sambil mengayun-ayunkan kapaknya di udara, dia tersenyum gembira. Alfonso menangkat kapaknya, dan berkata
“Selamat tinggal, Levi!”
DOR!
Suara tembakan terdengar jelas dari arah belakang Alfonso. Aku melihat ada bayangan seorang wanita memegang senjata dan mengarahkannya ke udara.
“Siapa itu!” teriak Alfonso.
“Lama! Terlalu lama!” teriak wanita itu.
Alfonso berbalik badan. Tiba-tiba dia melepas kapaknya dan berlutut layaknya seseorang sedang menghadap raja.
“Maafkan aku, tuan puteri.”
“Tidak bisa menyelesaikan tugas yang di berikan?”
“Tidak… Bukan begitu.. Aku ingin melihat wajah ketakutan mereka dulu, puteri. Lagi pula, lihat! Aku sudah membunuh…”
“Karl? Lihat! Dia bahkan belum mati bodoh! Dia masih menahan lukanya agar darah tidak mengalir terlalu banyak! Bisa kerja gak?” Bentak perempuan itu.
“Ten… Tentu saja bisa, puteri!”
“Ah! Sudahlah. Bawa mereka masuk ke dalam mobil.” Perintah perempuan itu.
Alfonso berjalan ke arah ku dan memukul tengkuk leher ku sehingga aku pingsan. Begitu tersadar, aku sudah berada di atas tempat tidur. Aku mencoba meihat sekelilingku. Kamar ini sangat mewah. Aku lihat kaki kiriku yang berbalut perban. Tak lama kemudian, seorang pelayan wanita masuk ke dalam kamar.
“Tuan, mohon jangan bergerak dahulu. Saya akan membersihkan tubuh anda dan merapikan kamar. Setelah itu, anda akan sarapan bersama tuan besar di ruang makan. Anda akan di antar menggunakan kursi roda.” Katanya.
“Tunggu! Tapi bisa beritahu saya ini ada dimana?”
“Maaf. Anda harus tetap berbaring dan tidak boleh banyak berbicara.”
Pelayan itu lalu membersihkan tubuhku, memakaikan kemeja, rompi, jas, serta dasi kupu-kupu. Dia lalu mengambil kursi roda dan menaikan aku di atasnya. Kami lalu pergi dari kamar itu menuju ruang makan. Aku tidak bisa melihat begitu jelas. Aku masih belum bisa fokus sepenuhnya.
Setibanya kami di ruang makan, pelayan itu pergi. Tidak lama kemudian datang seseorang menggunakan topeng merah. Itu Mr.S! tapi bukan itu yang membuat aku terkejut. Ada seorang wanita di sebelahnya. Wanita yang tadi malam. Dia terlihat seperti Cloudy? Tidak. Wanita jahanam itu sudah mati. Tunggu! Itu….
“Hai Herman. Selamat pagi. Oh, yah. Bagaimana dengan kabar kakimu? Parah? Ah. Dasar Alfonso bodoh! Sudah kukatakan tugas dia adalah mengawasi kalian. Tapi nafsu membunuhnya jauh lebih besar dari yang aku duga. Hahaha. Oh yah, sudah kenal siapa dia?”
“Aku sangat mengenalnya.” Jawabku.
“Ya ya ya. Dia adalah anak perempuan tersayangku. Satu-satunya anak kandung ku. Cloudy sudah dianggap kakak oleh dia.”
Anak? Anak katanya?! Jadi….
“Jadi selama ini dia adalah…..”
“Iya Herman. Dia anak kandung ku. Cleo adalah anak kandungku.”
A….. apa apaan ini?! Cleo?! Cleo pacar ku adalah anak kandung dari seorang penjahat?! A…. Aku…. Aku tidak percaya….
“BOHONG!” bentakku. “Cleo! Katakan padaku, kamu bukan anaknya…”
“I’m sorry sweetheart. Ya. Aku anaknya.” Kata Cleo sambil berjalan menghampiri diriku. Dia lalu memelukku dari belakang.
“Sudah kukatakan untuk tidak mencari Karl. Aku tau kamu akan dalam bahaya.”Katanya.
“Jadi… Jadi selama ini… Semua ini kedok? Hanya omong kosong?” Tanyaku.
“Tidak tidak. Perasaanku padamu itu nyata. Hanya saja, aku punya misi lain. Yaitu mengawasi kalian lebih dekat.”
“Cleo… Kamu…”
“Cukup sudah. Cleo kemari. Kita akan makan bersama dengan Herman. Oh yah, dan selamat datang, Levi.” Kata Mr.S.
Levi datang menggunakan kursi roda. Dia lalu bergabung bersama kami di meja makan untuk sarapan.
“Tunggu! Di mana Karl?!” Tanyaku.
“Karl? Hmm.. Iya ya. Aku tidak melihatnya. Oh. Tunggu. Dia ada diatas. Di ruang perawatan. Langsung saja ya. Aku tidak ingin berbasa basi. Aku ingin kalian untuk bergabung bersama kami, bagaimana?” Tanya Mr.S.
Gila! Dia gila apa?! Bergabung dengan SCARLET? Organisasi kriminal? Gak akan!
“Scarlet sangat membutuhkan orang-orang seperti kalian untuk mengisi posisi Renald dan Cloudy. Kami sangat membutuhkan kalian. Kami sadar, tanpa kalian, akan sangat susah menguasai dunia. Bagaimana?”
Aku masih terdiam dan menunduk. Entah mau jawab apa.
“Apa…. Oh.. Saya mengerti. Soal bayaran? Itu mudah. Saya bisa memberikan berapa saja yang kalian minta.”
Aku masih tetap diam.
“Oh! Saya tau! Hahaha. Bodohnya saya! Begini. Ini penawaran menarik dari saya yang hanya sekali seumur hidup. Bagaimana jika… Jika tidak akan ada lagi pertumpahan darah. Tidak akan ada lagi yang mati konyol karena baku tembak, Cleo menjadi milikmu seutuhnya. Dan yang paling penting, keluarga kalian akan selamat. Saya memiliki semua data keluarga kalian. Ya, kalian mengerti lah apa yang terjadi jika…. Jika saya menyentuh sedikit saja pintu rumah keluarga kalian. Hahahahahaha”
Aku terdiam. Aku harus menyelamatkan keluargaku. Tapi.. tapi dengan bergabung bersama SCARLET? Tapi jika tidak bergabung…. Papa, mama dan adek-adek akan…..
“Bagaimana? Sudah memutuskan, Herman?” Tanya Mr.S.
“Herman! Pikirkan! Jangan terbawa emosi!” Kata Levi.
“Diam kau egois!” Bentaku pada Levi. “Begini, Mr.S. Saya…. Saya akan meneri,,,” Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, tiba-tiba seseorang berteriak.
“JANGAN BODOH, HERMAN!”
Aku menoleh kebelakang dan melihat Karl berdiri dengan badan yang penuh perban dan luka, menggenggam sebuah pistol.
“Aduh Karl. Tolong. Jangan buat keributan di rumah saya. Saya tidak suka keributan seperti ini. Mari, bergabunglah di meja makan bersama kami.” Pinta Mr.S.
Karl menurut. Dia bergabung bersama kami di meja makan sekarang.
“Bagaimana Karl, Herman? Bersedia bergabung bersama kami?”
“Tidak.” Jawab Karl
“Eh, tapi Karl…”
“Lo diam aja Man.”Perintah Karl.
“Yakin tidak ingin bergabung?” Tanya Mr.S.
“Tidak.”
“Aku memiliki semua data keluarga kalian.”
“Ya. Terus?”
“Aku dapat menyentuh mereka kapan saja, Karl. Kapan saja...” Kata Mr.S dengan tatapan yang tajam.
“Tapi aku punya yang lebih berharga.” Kata Karl.
“Oh yah? Apa itu?”
“Anakmu.” Karl lalu cepat-cepat berlari ke arah Cleo dan menodongkan pistol di kepala Cleo.
“Aduh. Ternyata seorang Karl Miller bisa frustasi juga ya? Hahahaha.” Tawa Mr.S. “Saya peringatkan. Jangan bertindak gegabah.”
“Akan ku ledakan kepalanya.”
“Kau takan bisa.”
“Aku bisa”
“Kalau begitu, Lakukan!”
DOR! Karl menembak ke langit-langit rumah.
“Aku bisa. 4 Tahun lalu, anda juga yang sudah membunuh orang yang saya sayangi di depan mata saya sendiri, Mr.S. oh,atau harus ku panggil. Gary Smith Philips?”
To Be Continued
Kini Alfonso menyeret kapaknya dan berjalan ke arah Karl. Sekali lagi. Dia mengangkat kapaknya tinggi-tinggi, mengukurnya agar tepat menancap di perut Karl, dan akhirnya…
‘JLEB!’
Aku spontan berteriak
“TIDAK!! KARL!!!”
Kapak itu menancap di perut Karl. Benar-benar menancap. Setelah itu aku hanya bisa diam. Apakah Karl sudah mati?
“Akhirnya! AKHIRNYA!! HAHAHAHAHA” Tawa Alfonso.
“Selanjutnya… Levi… Dasar pengkhianat! Aku sudah tau! Seharusnya dari dulu aku membunuhmu!” Tambahnya.
“Tapi anda tidak pernah memanfaatkannya. Kenapa? Karena Erina?” Jawab Levi.
“Diam! Erina juga. Dia juga seharusnya milikku!”
“Tapi dia jatuh cinta padaku, Alfonso.”
“Diam! Akan ku hancurkan dirimu!”
Alfonso berjalan ke arah Levi. Sambil mengayun-ayunkan kapaknya di udara, dia tersenyum gembira. Alfonso menangkat kapaknya, dan berkata
“Selamat tinggal, Levi!”
DOR!
Suara tembakan terdengar jelas dari arah belakang Alfonso. Aku melihat ada bayangan seorang wanita memegang senjata dan mengarahkannya ke udara.
“Siapa itu!” teriak Alfonso.
“Lama! Terlalu lama!” teriak wanita itu.
Alfonso berbalik badan. Tiba-tiba dia melepas kapaknya dan berlutut layaknya seseorang sedang menghadap raja.
“Maafkan aku, tuan puteri.”
“Tidak bisa menyelesaikan tugas yang di berikan?”
“Tidak… Bukan begitu.. Aku ingin melihat wajah ketakutan mereka dulu, puteri. Lagi pula, lihat! Aku sudah membunuh…”
“Karl? Lihat! Dia bahkan belum mati bodoh! Dia masih menahan lukanya agar darah tidak mengalir terlalu banyak! Bisa kerja gak?” Bentak perempuan itu.
“Ten… Tentu saja bisa, puteri!”
“Ah! Sudahlah. Bawa mereka masuk ke dalam mobil.” Perintah perempuan itu.
Alfonso berjalan ke arah ku dan memukul tengkuk leher ku sehingga aku pingsan. Begitu tersadar, aku sudah berada di atas tempat tidur. Aku mencoba meihat sekelilingku. Kamar ini sangat mewah. Aku lihat kaki kiriku yang berbalut perban. Tak lama kemudian, seorang pelayan wanita masuk ke dalam kamar.
“Tuan, mohon jangan bergerak dahulu. Saya akan membersihkan tubuh anda dan merapikan kamar. Setelah itu, anda akan sarapan bersama tuan besar di ruang makan. Anda akan di antar menggunakan kursi roda.” Katanya.
“Tunggu! Tapi bisa beritahu saya ini ada dimana?”
“Maaf. Anda harus tetap berbaring dan tidak boleh banyak berbicara.”
Pelayan itu lalu membersihkan tubuhku, memakaikan kemeja, rompi, jas, serta dasi kupu-kupu. Dia lalu mengambil kursi roda dan menaikan aku di atasnya. Kami lalu pergi dari kamar itu menuju ruang makan. Aku tidak bisa melihat begitu jelas. Aku masih belum bisa fokus sepenuhnya.
Setibanya kami di ruang makan, pelayan itu pergi. Tidak lama kemudian datang seseorang menggunakan topeng merah. Itu Mr.S! tapi bukan itu yang membuat aku terkejut. Ada seorang wanita di sebelahnya. Wanita yang tadi malam. Dia terlihat seperti Cloudy? Tidak. Wanita jahanam itu sudah mati. Tunggu! Itu….
“Hai Herman. Selamat pagi. Oh, yah. Bagaimana dengan kabar kakimu? Parah? Ah. Dasar Alfonso bodoh! Sudah kukatakan tugas dia adalah mengawasi kalian. Tapi nafsu membunuhnya jauh lebih besar dari yang aku duga. Hahaha. Oh yah, sudah kenal siapa dia?”
“Aku sangat mengenalnya.” Jawabku.
“Ya ya ya. Dia adalah anak perempuan tersayangku. Satu-satunya anak kandung ku. Cloudy sudah dianggap kakak oleh dia.”
Anak? Anak katanya?! Jadi….
“Jadi selama ini dia adalah…..”
“Iya Herman. Dia anak kandung ku. Cleo adalah anak kandungku.”
A….. apa apaan ini?! Cleo?! Cleo pacar ku adalah anak kandung dari seorang penjahat?! A…. Aku…. Aku tidak percaya….
“BOHONG!” bentakku. “Cleo! Katakan padaku, kamu bukan anaknya…”
“I’m sorry sweetheart. Ya. Aku anaknya.” Kata Cleo sambil berjalan menghampiri diriku. Dia lalu memelukku dari belakang.
“Sudah kukatakan untuk tidak mencari Karl. Aku tau kamu akan dalam bahaya.”Katanya.
“Jadi… Jadi selama ini… Semua ini kedok? Hanya omong kosong?” Tanyaku.
“Tidak tidak. Perasaanku padamu itu nyata. Hanya saja, aku punya misi lain. Yaitu mengawasi kalian lebih dekat.”
“Cleo… Kamu…”
“Cukup sudah. Cleo kemari. Kita akan makan bersama dengan Herman. Oh yah, dan selamat datang, Levi.” Kata Mr.S.
Levi datang menggunakan kursi roda. Dia lalu bergabung bersama kami di meja makan untuk sarapan.
“Tunggu! Di mana Karl?!” Tanyaku.
“Karl? Hmm.. Iya ya. Aku tidak melihatnya. Oh. Tunggu. Dia ada diatas. Di ruang perawatan. Langsung saja ya. Aku tidak ingin berbasa basi. Aku ingin kalian untuk bergabung bersama kami, bagaimana?” Tanya Mr.S.
Gila! Dia gila apa?! Bergabung dengan SCARLET? Organisasi kriminal? Gak akan!
“Scarlet sangat membutuhkan orang-orang seperti kalian untuk mengisi posisi Renald dan Cloudy. Kami sangat membutuhkan kalian. Kami sadar, tanpa kalian, akan sangat susah menguasai dunia. Bagaimana?”
Aku masih terdiam dan menunduk. Entah mau jawab apa.
“Apa…. Oh.. Saya mengerti. Soal bayaran? Itu mudah. Saya bisa memberikan berapa saja yang kalian minta.”
Aku masih tetap diam.
“Oh! Saya tau! Hahaha. Bodohnya saya! Begini. Ini penawaran menarik dari saya yang hanya sekali seumur hidup. Bagaimana jika… Jika tidak akan ada lagi pertumpahan darah. Tidak akan ada lagi yang mati konyol karena baku tembak, Cleo menjadi milikmu seutuhnya. Dan yang paling penting, keluarga kalian akan selamat. Saya memiliki semua data keluarga kalian. Ya, kalian mengerti lah apa yang terjadi jika…. Jika saya menyentuh sedikit saja pintu rumah keluarga kalian. Hahahahahaha”
Aku terdiam. Aku harus menyelamatkan keluargaku. Tapi.. tapi dengan bergabung bersama SCARLET? Tapi jika tidak bergabung…. Papa, mama dan adek-adek akan…..
“Bagaimana? Sudah memutuskan, Herman?” Tanya Mr.S.
“Herman! Pikirkan! Jangan terbawa emosi!” Kata Levi.
“Diam kau egois!” Bentaku pada Levi. “Begini, Mr.S. Saya…. Saya akan meneri,,,” Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, tiba-tiba seseorang berteriak.
“JANGAN BODOH, HERMAN!”
Aku menoleh kebelakang dan melihat Karl berdiri dengan badan yang penuh perban dan luka, menggenggam sebuah pistol.
“Aduh Karl. Tolong. Jangan buat keributan di rumah saya. Saya tidak suka keributan seperti ini. Mari, bergabunglah di meja makan bersama kami.” Pinta Mr.S.
Karl menurut. Dia bergabung bersama kami di meja makan sekarang.
“Bagaimana Karl, Herman? Bersedia bergabung bersama kami?”
“Tidak.” Jawab Karl
“Eh, tapi Karl…”
“Lo diam aja Man.”Perintah Karl.
“Yakin tidak ingin bergabung?” Tanya Mr.S.
“Tidak.”
“Aku memiliki semua data keluarga kalian.”
“Ya. Terus?”
“Aku dapat menyentuh mereka kapan saja, Karl. Kapan saja...” Kata Mr.S dengan tatapan yang tajam.
“Tapi aku punya yang lebih berharga.” Kata Karl.
“Oh yah? Apa itu?”
“Anakmu.” Karl lalu cepat-cepat berlari ke arah Cleo dan menodongkan pistol di kepala Cleo.
“Aduh. Ternyata seorang Karl Miller bisa frustasi juga ya? Hahahaha.” Tawa Mr.S. “Saya peringatkan. Jangan bertindak gegabah.”
“Akan ku ledakan kepalanya.”
“Kau takan bisa.”
“Aku bisa”
“Kalau begitu, Lakukan!”
DOR! Karl menembak ke langit-langit rumah.
“Aku bisa. 4 Tahun lalu, anda juga yang sudah membunuh orang yang saya sayangi di depan mata saya sendiri, Mr.S. oh,atau harus ku panggil. Gary Smith Philips?”
To Be Continued
Catatan Penulis.
Quote:
HALO SEMUANYA!
Terima kasih banyak sama kalian, para pembaca yang sudah mengikuti petualangan Karl Miller dan Herman.
Dengan ini, saya mengumumkan Season 2 sudah memasuki tahap akhir. Tinggal 1 File Case lagi (bukan 1 part ya), maka cerita ini akan tamat.
Terima kasih kepada semua teman-teman pembaca terlebih forum esefteha! Terima kasih banyak kepada kalian! Tanpa Kalian, Karl gak akan ada disini.
Thanks.
Writer
Karel Heatcliff
Terima kasih banyak sama kalian, para pembaca yang sudah mengikuti petualangan Karl Miller dan Herman.
Dengan ini, saya mengumumkan Season 2 sudah memasuki tahap akhir. Tinggal 1 File Case lagi (bukan 1 part ya), maka cerita ini akan tamat.
Terima kasih kepada semua teman-teman pembaca terlebih forum esefteha! Terima kasih banyak kepada kalian! Tanpa Kalian, Karl gak akan ada disini.
Thanks.
Writer
Karel Heatcliff
Diubah oleh lerakcliffheat 20-08-2014 11:27
0
Kutip
Balas