- Beranda
- Stories from the Heart
Beauty in the dark
...
TS
mindtalk
Beauty in the dark
Maaf kalo Endingnya tekesan dipercepat.. Tapi apapun ini, diambil baiknya dan buang buruknya.. 

Catatan Kecil Seorang pramuria
Namaku Queensha Cahaya Surga. Orang tuaku berharap aku menjadi ratu dari cahaya surga.. tapi..
Quote:
PART I Kejadian
Spoiler for CKSP:
PART II Keputusan
Spoiler for CKSP II:
PART III Kesalahan
Spoiler for CKSP III:
PART IV Penyesalan
Spoiler for CKSP IV:
PART V Lembaran Baru
Spoiler for CKSP V:
Dimohon bagi teman-teman yang membaca cerita ini untuk :
Quote:
NB : sorry, buat TS di thread sebelumnya yang udah dikepoin.
Untuk yang mau donlot versi doc nya.. bisa kesini.. ( makasih banyak buat wahyu.. )
Quote:
Diubah oleh mindtalk 01-08-2017 23:40
tien212700 dan 8 lainnya memberi reputasi
7
210.5K
956
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
mindtalk
#314
Pilihanku
Aku sudah mulai sibuk dengan perkuliahan dan tentunya skripsi.. Awal mula aku hanya mengerjakan sistem kasarnya.. Tak butuh waktu lama untuk sesain aplikasih dan alur sistem yang aku buat secara garis besar.. Yang butuh waktu lama adalah implementasi Algoritma Genetika pada VRP yang dikombinasikan dengan GMaps, dimana aku harus menggunakan dua media untuk akses aplikasi Mobile dan PC.. Bayangkan saja dalam waktu 3 bulan aku akan mengerjakan itu semua demi penelitian Dosenku.. Sebuah perjalanan hidup yang sangat melelahkan.. Aku sedikit gila.. Kekampus kadang tak mandi.. Menginap dikampus dalam beberapa hari untuk merancang sistem yang sempurna tanpa sistem inti..
Aku juga sudah membelikan anda laptop untuk bekal kerja prakteknya nanti, karena aku tak mau dia mengalami kesusahan sepertiku semasa kuliah.. Dan setidaknya dia bahagia bisa memilih sendiri laptop yang dia beli dengan dana yang aku berikan..
Aku memutuskan keluar dari pekerjaanku.. Dan tentu saja aku akan kembali jika memang belum mendapatkan pekerjaan tetap.. Aku fokus pada kuliahku untuk saat ini.. Aku ingin lulus tepat waktu..
Berlomba mengerjakan dengan teman-temanku yang Skripsi nya lebih mudah terkadang membuatku putus asa.. Dan tama selalu menyemangatiku.. Aku memakai salah satu komputer lab di kampusku yang memang disediakan untuk mahasiswa yang sedang skripsi.. Tama kadang menemaniku saat aku sedang sedih atau bosan dan suntuk karena skripsiku.. dan malam ini pun begitu..
Aku membaca sms darinya di tengah malam, saat yang lain sudah beristirahat, aku memilih fokus terhadap skripsiku..
Aku menoleh ke arah pintu lab mencarinya, tapi tak ada dan akhirnya aku memutuskan beranjak dari bangkuku dan keluar lab.. Dan dia ada disana dengan senyum lebarnya..
" istirahat yuk " dia menggoyangkan bungkusan yang dia bawa
" apa itu.?" aku bertanya dengan senyum
" ada deh pasti kamu suka.."
" iyaaa.. makan di lapangan basket ajah ya.. disitu asik.."
" emang nggak apa berduaan disitu.. "
" nggak lah.. emangnya ngapain.. kan cuma makan doang.."
" kali ajah kamu mau peluk-peluk aku.. cium juga boleh "
" diih.. maunya.. ogah maah " aku mencubit lengannya
" aauuuch.. suka banget sih nyubit.. sakit yang.. " dia memegang lengannya
" makannya jangan nakal.. "
" sepiii banget ya kampusmu.. " dia melihat sekeliling lapangan basket
" iyaa.. tapi liat ajah pintu lab yang kebuka.. berarti anaknya pada konsen ngerjain TA.."
" wooo.. iya yaa.. banyak juga yang kebuka tiap lantai ada.. "
" iyaa.. jadi nggak apa disini berduaan.. soalnya juga ini tempat umum jadi nggak takut dikira mesum.. enaknya lapangan basket dikelilingi gedung ya gini.. nggak takut kalo lagi pengen sendirian.."
" kamu suka disini yang.?" dia bertanya sambil mengeluarkan isi dari bungkusan yang dia bawa
" kadang.. untuk mencari inspirasi kalo udah buntuh ngoding yang.. asik disini.."
" nih yang.." dia menyodorkan susu sapi dan kebab kepadaku
" waaaaah... nemu ajah kamu yang.. enak nih.."
" iyaa dong.. buat kamu apa yang nggak.. sayangnya aku nggak bisa ngasih bulan sama bintang apalagi nyebrang lautan pake tangan kosong.. hahahaa" dia tertawa nyaring
" halaaah.. kamu ini.." aku sudah memakan kebab yang dia beri
" enak nggak.?"
" enak.. beli dimana.?"
" lupaa.. tadi keliling-keliling nyari kebab pada tutup.. ada yang buka langsung aku beli ajah.. pokoknya dapet.."
" makasih yaaa.." perasaanku rasanya campur aduk..
" abisin yang.. kalo nggak kasiin aku ajah.."
" kamu kan udah ada.. ngapain minta aku lagi.."
" kali ajah kamu nggak abis.."
" abis lah.."
" iyaa.. nggak mungkin nggak abis ya.. wong kamu super semok.." dia meledekku
" bodok.. salahnya ngasih aku makan trus.."
" iyaa.. iyaaa.. pesek.."
Malam ini kami menghabiskan waktu untuk menghilangkan sedikit stress yang ada padaku.. Rasanya indah bila bersama tama apapun itu yang aku lalui.. Dan semoga ini selamanya..
" eh yang.. main basket yuk.." dia menawarkan
" aku nggak bisa.."
" aku ajarin deh.. bentar aku ambil bolanya ya.." dia sudah beranjak meninggalkanku
" nggak usah maa.."
" bentar tunggu ajah disitu.. aku nggak lama kok baliknya.. janji.." dia tersenyum memastikan..
Dan dia memang agak lama.. Tak mungkin cepat mengambil bolanya, setidaknya dibutuhkan waktu 10 menit dalam kesendirianku menunggunya..
" sendiri.?" suara tara mengagetkanku dalam lamunan malam ini.. dia menempati lab yang berbeda denganku..
" eh.. iyaaa.. " aku sedikit menoleh kearahnya yang duduk disampingku
" aku juga suka disini.. aku sekarang jadi suka bayangin apa yang kamu pikirin.."
" lebay kamu.."
" beneran queen.. entahlah tapi itu beneran.."
" gimana TA mu.?" aku mengalihkan pembicaraan
" udah 60% lah.. kamu.?"
" masih 20%.. kayaknya kamu udah tau tanpa perlu tanya deh.."
" hehehe.. iyaa.. nggak dingin apa.?"
" nggak kok.."
" nggak masuk lab.?"
" nggak lagi nunggu tama"
" loh.. emang dia kesini.? "
" iyaa barusan.. bawain susu sama kebab.."
" ooh.. trus dia dimana emangnya.." tara bertanya kepadaku..
" kamu nginep juga ra.." tama sudah muncul dibelakang kami
" tuh dia dateng.." aku tersenyum ke tama
" apaan sih.?" tama bertanya bingung ke aku
" tadi tara tanya kamu dimana kok aku sendiri.. ya aku bilang tuh dia dateng.."
" ooh.. main basket yok ra.." tama mengajak tara basket
" nggak deh.. nggak jago.."
" ayooolah.. sekali-sekali juga.. buat seneng-seneng ajah.."
" aku nonton ajah yaa.. kalian ajah yang main.."
" bener nih nggak mau.?"
" iyaa.. nonton ajah akunya.."
" yodah deh.. tinggal main yak.. yok yang.." tama mengajakku
" okee.."
" yang.." tama memanggilku yang sedang berjalan ketengah lapangan
" apa.?" aku bertanya heran
" pake nih dulu.. dingin.. lagian aku nggak mau kamu diliat orang.."
" iyaa..iyaa... " aku memakai jaket yang diberinya..
Kami bermain basket ala kami.. Sesekali dia mengajarkanku.. Aku memang tak malu-malu terhadapnya, tak jarang dia memperlakukanku sebagai seorang adik yang dia kerjain, tapi itu sangat menyenangkan.. Tara.? Entahlah.. apa yang dirasakannya saat melihat senyum tulusku bersama tama, aku sudah tak memikirkannya.. Biarkanlah apa yang terjadi biarlah terjadi.. Karena aku hanya ingin bersama tama dan aku akan mempertahankan dia.. Karena dia yang bisa membuatku merasa nyaman dengan diriku sendiri.. Dia yang mengajarkan banyak hal dengan caranya tersendiri.. Ketulusan yang tak mengharapkan pembalasan..
Setelah beberapa lama main basket dan bercanda aku merasa capek dan duduk tangga depan lapangan basket.. Tama mendatangiku..
" capek yaa.?" nafas kami masih tak beraturan
" iyaaa.."
" nih.. " tara menyodorkan minuman dan tisu kepadaku, entah kapan dia mengambilnya ntahlah..
" makasih.. " aku mengambil air minumnya dan tisu yang diberikan " sayang mau.?" aku menawarkan tama
" kamu duluan ajah yang.. kamu kecapekan banget keknya" tanpa basa basi aku meminum air yang diberi tara.. " nih yang.. " aku memberi ke tama dan tama langsung meminumnyaa..
" abis ini tidur ya.." tama berkata kepadaku sambil mengibaskan bajunya yang basah karena keringat
" he em.. sayang pulang abis ini.."
" iya kayaknya.."
Tak butuh waktu lama untuk memulihkan kondisi kami menjadi kedinginan.. Dan setelah kami bisa mengatur nafas, tama memutuskan pulang dan meninggalkanku..
" sayang nggak usah anter.. sini ajah.. udah malam.."
" iyaa.. hati-hati yaa" aku berkata kepadanya..
Kegiatan yang rutin kami lakukan jika berpisah adalah, kami saling bersalaman dan aku mencium tangannya.. Dan tak akan pernah aku lupakan hal ini.. Dan dia selalu balik mencium tanganku.. Ya.. semua indah dengan adanya kisah ini..
" duluan ya ra.. titip queentok yaa. " dia mengelus rambutku
" iya.. hati ya ma.."
" yooo.. aku pulang ya yang.." dia beranjak pergi meninggalkanku
" hati-hati sayang.." dan dia tersenyum dari jauh.. menghilang dibalik jalan..
" nggak tidur kamu.?" tara membuka pembicaraan menghilangkan lamunanku kepada tama
" iyaa ini mau tidur.. duluan ya.." aku berpamitan hendak meninggalkannya..
" queen.." dia memegang tanganku
" apa.?"
" aku sayang kamu " pelukan tara tak bisa aku hindarkan dan saat itu tama datang kembali melihat kami berpelukan..
" apaan kamu ra.. lepas.. " aku masih mencoba melepaskan pelukannya yang kencang
" aku sayang kamu queen " semakin aku melepas, semakin dia memelukku dengan erat
" lepas raa.. " suara lemah tama memecah keheningan malam itu.. dia tak berteriak, dia hanya mengeluarkan suara lemahnya.. dan tara melepaskan pelukannya..
" sorry ma.. aku bisa jelasin.." aku berkata ketama dan lari mendekatinya
" nggak.. bukan kamu.." dia tersenyum kepadaku, sementara aku sudah setengah mati takut kesalah pahaman ini menjadi lebih parah.. tapi justru tama dengan sikap dewasanya mencoba mengerti apa yang terjadi "jelasin ra apa yang mau kamu jelasin.. sampein semua ke queen.. didepan aku.. tapi inget.. apapun keputusan queen.. kamu hargai.. aku nggak mau queen sakit.. tapi kalopun aku yang sakit aku nggak masalah.. asal dia nggak.." tama berkata dengan nada lemahnya, tara yang diam akhirnya mulai mengeluarkan beberapa kata malam ini..
" kenapa harus didepan kamu ma.?" tara berkata lemah " ini aku sama dia, bukan kamu.."
" dulu mungkin.. sekarang nggak.. jadi omongin apa yang mau kamu omongin ke queen.. aku nggak bakal marah.. aku hargai itu.."
" sorry ma.. sorry banget.. aku mau queen jadi milikku.." dia berkata tanpa gusar ke tama dan justru terdengar jelas..
" oke.. itu mau kamu.. nah sekarang kamu tanya ke queen.. gimana perasaan dia.." tama berkata ke tara " queen.. jawab geh.. " tama menyuruhku menjawab..
Aku mendekatkan diriku ke hadapan tara dan aku memeluknya untuk sesaat, biarkan semua selesai disini.. Dan aku mengecup keningnya untuk sesaat.. Dia dan tama hanya diam pagi ini..
" maaf ra.. aku nggak bisa kehilangan tama.. " aku berkata lemah kepada tara, seakan lebih dari sekedar penjelasan dan merupakan sebuah pengakuan.. Tara hanya diam.. ya dia memilih diam..
" kamu udah denger kan ra.. aku nggak bakal buat queen jauhin kamu.. karena kamu lebih dulu kenal dia dibanding aku.. aku juga nggak bakal larang kamu buat sayang sama queen.. tapi tolong pikirin kebahagiaan queen.. jangan sampe sayangmu buat dia sakit.. karena aku juga nggak bakal terima kalo dia sakit.." tama masih dengan nada lemahnya..
" untuk balas kamu ajah aku nggak bisa ma.. sementara aku yang lebih sayang sama queen dibanding kamu.. aku yang lebi tau dia.. aku yang nerima dia apa adanya.. aku yang tau.. kamu tau apa ma.? nggak tau sama sekali tentang queen.." tara berkata dengan emosinya dan aku sedikit gusar akan hal ini..
" tolong ra.. udah.. tama juga nggak marah.. udahlaah.. " aku mulai mengeluarkan setetes air mataku, TUHAN.. aku ingin dengan cara yang berbeda saat tama tau kisah kelamku..
" iyaa.. aku tau... aku sadar aku nggak tau apa-apa.. tapi aku berani jamin.. walau aku tau aku nggak bakal ninggalin dia sedikitpun.. kamu bisa pegang itu.. kalo aku ninggalin dia, kamu boleh ambil posisiku.. tapi aku nggak akan tinggalin dia.." tama masih berusaha mengontrol emosinya.. dan aku memandang tara, memintanya untuk merahasiakan semuanya dengan tatapanku..
" ini demi queen ma.. ini cuma demi queen.. bukan yang lain.." tara meninggalkan kami dalam heningnya..
" udah ngapain nangis segala " tama mengusap air mataku
" abisnya kalian gitu sih.."
" gitu gimana.. orang nggak berantem juga.. udah aah.. jelek tau.."
" bodok aah.." aku masih menangis
" sini-sini.. pasti minta dipeluk.. "
" ogaaahh.."
" yaudah jangan nangis loh.. kalo nangis aku peluk nih.."
" iyaa..." tapi aku masih menangis sedikit
" senyum dong.." aku mencoba tersenyum dalam tangisku " nah.. gitukan manis yang.." dia mencubit kecil pipiku dan aku tersenyum dibuatnya..
Ya TUHAN.. andai saja dia tau apa yang aku takutkan.. Jika tara memberitahukan apa yang memang dia tidak ketahui dalam kondisi seperti ini bsia saja dia memang benar meninggalkanku.. Dan entah apa yang akan terjadi dalam hidupku.. Entalah.. Kuatkan aku TUHAN.. aku minta beberapa saat sebelum aku menyampaikannya ke tara..
" yodaah.. aku pulang yaa.. " tama pamit kembali setelah tangisku mereda..
" iyaa.. hati-hati yaa.."
" yang tadi nggak usah dipikirin loh.."
" iyaaa.. udah sana cepetan.."
" diusir... yodah aku pulang ya yang.."
" iya yang.."
Semua bagai mimpi yang datang dalam malamku.. Dan mungkin memang benar kata orang.. Masa remaja adalah masa berjuta kenangan yang akan kau kenang dan rindukan.. Bahkan sedikit orang yang punya masa remaja yang menyenangkan atau menyedihkan.. Jadi nikmatilah.. Apapun yang terjadi semua akan dapat dilampai dengan pilihanmu..
Aku juga sudah membelikan anda laptop untuk bekal kerja prakteknya nanti, karena aku tak mau dia mengalami kesusahan sepertiku semasa kuliah.. Dan setidaknya dia bahagia bisa memilih sendiri laptop yang dia beli dengan dana yang aku berikan..
Aku memutuskan keluar dari pekerjaanku.. Dan tentu saja aku akan kembali jika memang belum mendapatkan pekerjaan tetap.. Aku fokus pada kuliahku untuk saat ini.. Aku ingin lulus tepat waktu..
Berlomba mengerjakan dengan teman-temanku yang Skripsi nya lebih mudah terkadang membuatku putus asa.. Dan tama selalu menyemangatiku.. Aku memakai salah satu komputer lab di kampusku yang memang disediakan untuk mahasiswa yang sedang skripsi.. Tama kadang menemaniku saat aku sedang sedih atau bosan dan suntuk karena skripsiku.. dan malam ini pun begitu..
Quote:
Aku membaca sms darinya di tengah malam, saat yang lain sudah beristirahat, aku memilih fokus terhadap skripsiku..
Quote:
Quote:
Aku menoleh ke arah pintu lab mencarinya, tapi tak ada dan akhirnya aku memutuskan beranjak dari bangkuku dan keluar lab.. Dan dia ada disana dengan senyum lebarnya..
" istirahat yuk " dia menggoyangkan bungkusan yang dia bawa
" apa itu.?" aku bertanya dengan senyum
" ada deh pasti kamu suka.."
" iyaaa.. makan di lapangan basket ajah ya.. disitu asik.."
" emang nggak apa berduaan disitu.. "
" nggak lah.. emangnya ngapain.. kan cuma makan doang.."
" kali ajah kamu mau peluk-peluk aku.. cium juga boleh "
" diih.. maunya.. ogah maah " aku mencubit lengannya
" aauuuch.. suka banget sih nyubit.. sakit yang.. " dia memegang lengannya
" makannya jangan nakal.. "
" sepiii banget ya kampusmu.. " dia melihat sekeliling lapangan basket
" iyaa.. tapi liat ajah pintu lab yang kebuka.. berarti anaknya pada konsen ngerjain TA.."
" wooo.. iya yaa.. banyak juga yang kebuka tiap lantai ada.. "
" iyaa.. jadi nggak apa disini berduaan.. soalnya juga ini tempat umum jadi nggak takut dikira mesum.. enaknya lapangan basket dikelilingi gedung ya gini.. nggak takut kalo lagi pengen sendirian.."
" kamu suka disini yang.?" dia bertanya sambil mengeluarkan isi dari bungkusan yang dia bawa
" kadang.. untuk mencari inspirasi kalo udah buntuh ngoding yang.. asik disini.."
" nih yang.." dia menyodorkan susu sapi dan kebab kepadaku
" waaaaah... nemu ajah kamu yang.. enak nih.."
" iyaa dong.. buat kamu apa yang nggak.. sayangnya aku nggak bisa ngasih bulan sama bintang apalagi nyebrang lautan pake tangan kosong.. hahahaa" dia tertawa nyaring
" halaaah.. kamu ini.." aku sudah memakan kebab yang dia beri
" enak nggak.?"
" enak.. beli dimana.?"
" lupaa.. tadi keliling-keliling nyari kebab pada tutup.. ada yang buka langsung aku beli ajah.. pokoknya dapet.."
" makasih yaaa.." perasaanku rasanya campur aduk..
" abisin yang.. kalo nggak kasiin aku ajah.."
" kamu kan udah ada.. ngapain minta aku lagi.."
" kali ajah kamu nggak abis.."
" abis lah.."
" iyaa.. nggak mungkin nggak abis ya.. wong kamu super semok.." dia meledekku
" bodok.. salahnya ngasih aku makan trus.."
" iyaa.. iyaaa.. pesek.."
Malam ini kami menghabiskan waktu untuk menghilangkan sedikit stress yang ada padaku.. Rasanya indah bila bersama tama apapun itu yang aku lalui.. Dan semoga ini selamanya..
" eh yang.. main basket yuk.." dia menawarkan
" aku nggak bisa.."
" aku ajarin deh.. bentar aku ambil bolanya ya.." dia sudah beranjak meninggalkanku
" nggak usah maa.."
" bentar tunggu ajah disitu.. aku nggak lama kok baliknya.. janji.." dia tersenyum memastikan..
Dan dia memang agak lama.. Tak mungkin cepat mengambil bolanya, setidaknya dibutuhkan waktu 10 menit dalam kesendirianku menunggunya..
" sendiri.?" suara tara mengagetkanku dalam lamunan malam ini.. dia menempati lab yang berbeda denganku..
" eh.. iyaaa.. " aku sedikit menoleh kearahnya yang duduk disampingku
" aku juga suka disini.. aku sekarang jadi suka bayangin apa yang kamu pikirin.."
" lebay kamu.."
" beneran queen.. entahlah tapi itu beneran.."
" gimana TA mu.?" aku mengalihkan pembicaraan
" udah 60% lah.. kamu.?"
" masih 20%.. kayaknya kamu udah tau tanpa perlu tanya deh.."
" hehehe.. iyaa.. nggak dingin apa.?"
" nggak kok.."
" nggak masuk lab.?"
" nggak lagi nunggu tama"
" loh.. emang dia kesini.? "
" iyaa barusan.. bawain susu sama kebab.."
" ooh.. trus dia dimana emangnya.." tara bertanya kepadaku..
" kamu nginep juga ra.." tama sudah muncul dibelakang kami
" tuh dia dateng.." aku tersenyum ke tama
" apaan sih.?" tama bertanya bingung ke aku
" tadi tara tanya kamu dimana kok aku sendiri.. ya aku bilang tuh dia dateng.."
" ooh.. main basket yok ra.." tama mengajak tara basket
" nggak deh.. nggak jago.."
" ayooolah.. sekali-sekali juga.. buat seneng-seneng ajah.."
" aku nonton ajah yaa.. kalian ajah yang main.."
" bener nih nggak mau.?"
" iyaa.. nonton ajah akunya.."
" yodah deh.. tinggal main yak.. yok yang.." tama mengajakku
" okee.."
" yang.." tama memanggilku yang sedang berjalan ketengah lapangan
" apa.?" aku bertanya heran
" pake nih dulu.. dingin.. lagian aku nggak mau kamu diliat orang.."
" iyaa..iyaa... " aku memakai jaket yang diberinya..
Kami bermain basket ala kami.. Sesekali dia mengajarkanku.. Aku memang tak malu-malu terhadapnya, tak jarang dia memperlakukanku sebagai seorang adik yang dia kerjain, tapi itu sangat menyenangkan.. Tara.? Entahlah.. apa yang dirasakannya saat melihat senyum tulusku bersama tama, aku sudah tak memikirkannya.. Biarkanlah apa yang terjadi biarlah terjadi.. Karena aku hanya ingin bersama tama dan aku akan mempertahankan dia.. Karena dia yang bisa membuatku merasa nyaman dengan diriku sendiri.. Dia yang mengajarkan banyak hal dengan caranya tersendiri.. Ketulusan yang tak mengharapkan pembalasan..
Setelah beberapa lama main basket dan bercanda aku merasa capek dan duduk tangga depan lapangan basket.. Tama mendatangiku..
" capek yaa.?" nafas kami masih tak beraturan
" iyaaa.."
" nih.. " tara menyodorkan minuman dan tisu kepadaku, entah kapan dia mengambilnya ntahlah..
" makasih.. " aku mengambil air minumnya dan tisu yang diberikan " sayang mau.?" aku menawarkan tama
" kamu duluan ajah yang.. kamu kecapekan banget keknya" tanpa basa basi aku meminum air yang diberi tara.. " nih yang.. " aku memberi ke tama dan tama langsung meminumnyaa..
" abis ini tidur ya.." tama berkata kepadaku sambil mengibaskan bajunya yang basah karena keringat
" he em.. sayang pulang abis ini.."
" iya kayaknya.."
Tak butuh waktu lama untuk memulihkan kondisi kami menjadi kedinginan.. Dan setelah kami bisa mengatur nafas, tama memutuskan pulang dan meninggalkanku..
" sayang nggak usah anter.. sini ajah.. udah malam.."
" iyaa.. hati-hati yaa" aku berkata kepadanya..
Kegiatan yang rutin kami lakukan jika berpisah adalah, kami saling bersalaman dan aku mencium tangannya.. Dan tak akan pernah aku lupakan hal ini.. Dan dia selalu balik mencium tanganku.. Ya.. semua indah dengan adanya kisah ini..
" duluan ya ra.. titip queentok yaa. " dia mengelus rambutku
" iya.. hati ya ma.."
" yooo.. aku pulang ya yang.." dia beranjak pergi meninggalkanku
" hati-hati sayang.." dan dia tersenyum dari jauh.. menghilang dibalik jalan..
" nggak tidur kamu.?" tara membuka pembicaraan menghilangkan lamunanku kepada tama
" iyaa ini mau tidur.. duluan ya.." aku berpamitan hendak meninggalkannya..
" queen.." dia memegang tanganku
" apa.?"
" aku sayang kamu " pelukan tara tak bisa aku hindarkan dan saat itu tama datang kembali melihat kami berpelukan..
" apaan kamu ra.. lepas.. " aku masih mencoba melepaskan pelukannya yang kencang
" aku sayang kamu queen " semakin aku melepas, semakin dia memelukku dengan erat
" lepas raa.. " suara lemah tama memecah keheningan malam itu.. dia tak berteriak, dia hanya mengeluarkan suara lemahnya.. dan tara melepaskan pelukannya..
" sorry ma.. aku bisa jelasin.." aku berkata ketama dan lari mendekatinya
" nggak.. bukan kamu.." dia tersenyum kepadaku, sementara aku sudah setengah mati takut kesalah pahaman ini menjadi lebih parah.. tapi justru tama dengan sikap dewasanya mencoba mengerti apa yang terjadi "jelasin ra apa yang mau kamu jelasin.. sampein semua ke queen.. didepan aku.. tapi inget.. apapun keputusan queen.. kamu hargai.. aku nggak mau queen sakit.. tapi kalopun aku yang sakit aku nggak masalah.. asal dia nggak.." tama berkata dengan nada lemahnya, tara yang diam akhirnya mulai mengeluarkan beberapa kata malam ini..
" kenapa harus didepan kamu ma.?" tara berkata lemah " ini aku sama dia, bukan kamu.."
" dulu mungkin.. sekarang nggak.. jadi omongin apa yang mau kamu omongin ke queen.. aku nggak bakal marah.. aku hargai itu.."
" sorry ma.. sorry banget.. aku mau queen jadi milikku.." dia berkata tanpa gusar ke tama dan justru terdengar jelas..
" oke.. itu mau kamu.. nah sekarang kamu tanya ke queen.. gimana perasaan dia.." tama berkata ke tara " queen.. jawab geh.. " tama menyuruhku menjawab..
Aku mendekatkan diriku ke hadapan tara dan aku memeluknya untuk sesaat, biarkan semua selesai disini.. Dan aku mengecup keningnya untuk sesaat.. Dia dan tama hanya diam pagi ini..
" maaf ra.. aku nggak bisa kehilangan tama.. " aku berkata lemah kepada tara, seakan lebih dari sekedar penjelasan dan merupakan sebuah pengakuan.. Tara hanya diam.. ya dia memilih diam..
" kamu udah denger kan ra.. aku nggak bakal buat queen jauhin kamu.. karena kamu lebih dulu kenal dia dibanding aku.. aku juga nggak bakal larang kamu buat sayang sama queen.. tapi tolong pikirin kebahagiaan queen.. jangan sampe sayangmu buat dia sakit.. karena aku juga nggak bakal terima kalo dia sakit.." tama masih dengan nada lemahnya..
" untuk balas kamu ajah aku nggak bisa ma.. sementara aku yang lebih sayang sama queen dibanding kamu.. aku yang lebi tau dia.. aku yang nerima dia apa adanya.. aku yang tau.. kamu tau apa ma.? nggak tau sama sekali tentang queen.." tara berkata dengan emosinya dan aku sedikit gusar akan hal ini..
" tolong ra.. udah.. tama juga nggak marah.. udahlaah.. " aku mulai mengeluarkan setetes air mataku, TUHAN.. aku ingin dengan cara yang berbeda saat tama tau kisah kelamku..
" iyaa.. aku tau... aku sadar aku nggak tau apa-apa.. tapi aku berani jamin.. walau aku tau aku nggak bakal ninggalin dia sedikitpun.. kamu bisa pegang itu.. kalo aku ninggalin dia, kamu boleh ambil posisiku.. tapi aku nggak akan tinggalin dia.." tama masih berusaha mengontrol emosinya.. dan aku memandang tara, memintanya untuk merahasiakan semuanya dengan tatapanku..
" ini demi queen ma.. ini cuma demi queen.. bukan yang lain.." tara meninggalkan kami dalam heningnya..
" udah ngapain nangis segala " tama mengusap air mataku
" abisnya kalian gitu sih.."
" gitu gimana.. orang nggak berantem juga.. udah aah.. jelek tau.."
" bodok aah.." aku masih menangis
" sini-sini.. pasti minta dipeluk.. "
" ogaaahh.."
" yaudah jangan nangis loh.. kalo nangis aku peluk nih.."
" iyaa..." tapi aku masih menangis sedikit
" senyum dong.." aku mencoba tersenyum dalam tangisku " nah.. gitukan manis yang.." dia mencubit kecil pipiku dan aku tersenyum dibuatnya..
Ya TUHAN.. andai saja dia tau apa yang aku takutkan.. Jika tara memberitahukan apa yang memang dia tidak ketahui dalam kondisi seperti ini bsia saja dia memang benar meninggalkanku.. Dan entah apa yang akan terjadi dalam hidupku.. Entalah.. Kuatkan aku TUHAN.. aku minta beberapa saat sebelum aku menyampaikannya ke tara..
" yodaah.. aku pulang yaa.. " tama pamit kembali setelah tangisku mereda..
" iyaa.. hati-hati yaa.."
" yang tadi nggak usah dipikirin loh.."
" iyaaa.. udah sana cepetan.."
" diusir... yodah aku pulang ya yang.."
" iya yang.."
Semua bagai mimpi yang datang dalam malamku.. Dan mungkin memang benar kata orang.. Masa remaja adalah masa berjuta kenangan yang akan kau kenang dan rindukan.. Bahkan sedikit orang yang punya masa remaja yang menyenangkan atau menyedihkan.. Jadi nikmatilah.. Apapun yang terjadi semua akan dapat dilampai dengan pilihanmu..
Diubah oleh mindtalk 19-08-2014 16:27
0
