- Beranda
- Stories from the Heart
You Make Me Stuck In Kaskus [TrueStory]
...
TS
naccha
You Make Me Stuck In Kaskus [TrueStory]
Quote:
You Make Me Stuck In Kaskus
Quote:
Permisi mimin, momod, kaskuser, SR dan semua yang ada disini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu 
Ane mau share cerita, ini cerita real tapi kejadiannya tidak menimpa ane
ini sebenernya cerita teman ane yang sudah bersedia kisah hidupnya ane share di mari 
Sebenernya dia pengen share sendiri tapi, dia bukan tipe orang yang suka menulis.. mengetik maksudnya
Dan kalian tau betapa susahnya menulis cerita orang lain yang kita sendiri ga pernah ngalamin kejadian itu
Bahkan bahasa dan gaya bicara ane musti ngikutin mereka
Ane juga harus paham karakter semua tokohnya biar pas dialog, ini loh mereka, seperti ini mereka kalo lagi ngobrol.
Tapi dengan berbekal niat, semangat, pengalaman dan kejadian yang sebagian pernah ada di ane juga
cieeee
ane yakin ane sanggup 
Oke, atas nama privasi
semua tokoh yang ada di cerita ini namanya ane samarkan, karna ane yang nulis jadi ane bebas dong mau kasih nama apa
Jika ada kesamaan nama, itu hanya unsur ketidaksengajaan. Maaf yes 
Ane juga udah stalking semua tokoh-tokohnya
Tokoh-tokohnya para kaskuser loh gan
dan sekarang masih pada aktif di kaskus 
Dan untuk kenyamanan penulis, ane pake sudut pandang orang pertama pelaku utama
Boleh kepo tapi jangan kebangetan
Oiya, ane nemu juga lagu yang pas buat menggambarkan keadaan si empunya cerita

Ane mau share cerita, ini cerita real tapi kejadiannya tidak menimpa ane
ini sebenernya cerita teman ane yang sudah bersedia kisah hidupnya ane share di mari 
Sebenernya dia pengen share sendiri tapi, dia bukan tipe orang yang suka menulis.. mengetik maksudnya

Dan kalian tau betapa susahnya menulis cerita orang lain yang kita sendiri ga pernah ngalamin kejadian itu
Bahkan bahasa dan gaya bicara ane musti ngikutin mereka
Ane juga harus paham karakter semua tokohnya biar pas dialog, ini loh mereka, seperti ini mereka kalo lagi ngobrol.Tapi dengan berbekal niat, semangat, pengalaman dan kejadian yang sebagian pernah ada di ane juga
cieeee
ane yakin ane sanggup 
Oke, atas nama privasi
semua tokoh yang ada di cerita ini namanya ane samarkan, karna ane yang nulis jadi ane bebas dong mau kasih nama apa
Jika ada kesamaan nama, itu hanya unsur ketidaksengajaan. Maaf yes 
Ane juga udah stalking semua tokoh-tokohnya
Tokoh-tokohnya para kaskuser loh gan
dan sekarang masih pada aktif di kaskus 
Dan untuk kenyamanan penulis, ane pake sudut pandang orang pertama pelaku utama
Boleh kepo tapi jangan kebangetan

Oiya, ane nemu juga lagu yang pas buat menggambarkan keadaan si empunya cerita

Spoiler for Taraaaaa:
I Knew I Loved You – Savage Garden
Maybe it's intuition
But some things you just don't question
Like in your eyes
I see my future in an instant
and there it goes
I think I've found my best friend
I know that it might sound more than
a little crazy but I believe
I knew I loved you before I met you
I think I dreamed you into life
I knew I loved you before I met you
I have been waiting all my life
There's just no rhyme or reason
only this sense of completion
and in your eyes
I see the missing pieces
I'm searching for
I think I found my way home
I know that it might sound more than
a little crazy but I believe
A thousand angels dance around you
I am complete now that I found you
Quote:
Udah ya, fokus lagi ke cerita. Ane mulai nih. Ane ambil posisi jadi penulis sekaligus jadi tokoh utama.
Ehemm..
Perkenalkan, nama gue Naya
yaelaaaah.. canggung banget dah ane
Oke fokus lagi, konsentrasi. Posisi ane udah bukan naccha nih, tapi empunya cerita 
Ehemm.. Perkenalkan nama gue Naya. Gue tinggal di.. bentar, kalo soal tempat tinggal bisa dibilang keluarga gue nomaden
Tapi emang kenyataannya gitu, gue lahir dan dibesarkan di Bogor tapi cuman sampe kelas 5 SD aja. Selebihnya keluarga gue pindah ke Bandung dan hidup disana sampe kelas 1 SMA. Kelas 2 SMA balik lagi ke Bogor
Dan dari sinilah, dari kelas 2 SMA awal cerita gue.
Ehemm..
Perkenalkan, nama gue Naya
yaelaaaah.. canggung banget dah ane
Oke fokus lagi, konsentrasi. Posisi ane udah bukan naccha nih, tapi empunya cerita 
Ehemm.. Perkenalkan nama gue Naya. Gue tinggal di.. bentar, kalo soal tempat tinggal bisa dibilang keluarga gue nomaden
Tapi emang kenyataannya gitu, gue lahir dan dibesarkan di Bogor tapi cuman sampe kelas 5 SD aja. Selebihnya keluarga gue pindah ke Bandung dan hidup disana sampe kelas 1 SMA. Kelas 2 SMA balik lagi ke Bogor
Dan dari sinilah, dari kelas 2 SMA awal cerita gue.Quote:
(FYI, Naya itu sebenernya nama ikan piaraan ane
tapi bodo amat lah, toh ga ada yang komplain
)
tapi bodo amat lah, toh ga ada yang komplain
)Quote:
INDEX
Part 1 - Berawal Dari Bogor [September 2010]
Part 2 - Dia Suka Dia
Part 3 - Akulah Dia
Part 4 - Welcome to Kaskus [Januari 2011]
Part 5 - Resign Dari Kaskus [Maret 2011]
Part 6 - Bukan Rico, Tapi Ryan
Part 7 - Sahabat Jadi Cinta [Mei 2011]
Part 8 - Ada Rahasia kah?
Part 9 - Aku Bisa Terima
Part 10 - Maaf, Tak Bermaksud Menyakitimu
Part 11 - Dia Kembali Menjadi Sahabatku
Part 12 - Dia Rama, Bukan Ryan
Part 13 - Rama Kaskuser?
Part 14 - Reunian Via Kaskus
Part 15 - Kaskus Langka?
Part 16 - Lah Kok Marah?
Part 17 - Bosen Jadi SR?
Part 18 - Masih Ada Ryan
Part 19 - Maaf, Aku Tak Bisa
Part 20 - Namanya Nanda
Part 21 - PM Gaje Semua
Part 22 - Galak, Cuek, Cerewet
Part 23 – VM Disable
Part 24 – Hildan Apa Idan?
Part 25 - Harusnya Dan, Bukan Gan
Part 26 - Insomnia
Part 27 - Tanggal Merah, PM Libur
Part 28 - Kamu Siapnya Kapan?
Part 29 - Besok Chit Chat
Part 30 - Ini Modus Apa Gombal?
Part 31 - Gara-gara PM
Part 32 - Hai, Ryan
Part 33 - Makasih Tugasnya [Januari 2014]
Part 34 - Aku Pulaaaaang [Januari 2014]
Part 35 - Misi, Idan Bukan?
Part 36 - Masih Ada Harapan?
Part 37 - Kamu.. Iyaaa Kamuuuu
Part 38 - Hai, Alvin [April 2014]
Part 39 - Loh kok nelfon??
Part 40 - Yaelah Malah Sakit
Part 41 - Loh Kamu Sakit?
Part 42 - Beneran Sibuk? [April - 2014]
Part 43 - PM Terakhir [Mei 2014]
Part 43 - Terjebak Nostalgia [Juni 2014]
Part 44 - Sulitnya Membencimu
Part 45 - Eh, Ada TS
Part 46 - Foto Sama Novel Jangan Dibuang!
Part 47 - Knapa Kursi Ini Masih Ada?
Part 48 - Oh, Kirain Idan
Part 49 - Tebak-tebakan Yuk [September 2014]
Part 50 - PM? Dari Siapa?
Part 51 - Hai, Apa Kabar?
Part 52 - Yakin Ada Masalah? Bukannya Lagi Sibuk?
Part 53 - Sakit Ya??
Part 54 - Cepet Sembuh
Part 55 - Gilak! Asal Jepret Aja
Part 56 - Aku Pulaaaaaaang
Part 57 - Di Tempat Itulah Aku Mengenang Semua
Part 58 - Bukan, Itu Bukan Mama
Part 59 - Pulang Sana!
Part 60 - Sengaja Menjauh???
Part 61- Bahagia Itu di RL
Part 62 - Singkat, Padat, Ga Jelas
Part 63 - 13 Menit
Part 64 - Semoga Menjadi yang Terakhir
Part 65 - Terus Aja Gangguin Orang
Part 66 - Flashback
Part 67 - Jomblo Ngemil Mercon
Part 68 - Finally..
Lanjuutt di bawah
Spoiler for Index:
Part 1 - Berawal Dari Bogor [September 2010]
Part 2 - Dia Suka Dia
Part 3 - Akulah Dia
Part 4 - Welcome to Kaskus [Januari 2011]
Part 5 - Resign Dari Kaskus [Maret 2011]
Part 6 - Bukan Rico, Tapi Ryan
Part 7 - Sahabat Jadi Cinta [Mei 2011]
Part 8 - Ada Rahasia kah?
Part 9 - Aku Bisa Terima
Part 10 - Maaf, Tak Bermaksud Menyakitimu
Part 11 - Dia Kembali Menjadi Sahabatku
Part 12 - Dia Rama, Bukan Ryan
Part 13 - Rama Kaskuser?
Part 14 - Reunian Via Kaskus
Part 15 - Kaskus Langka?
Part 16 - Lah Kok Marah?
Part 17 - Bosen Jadi SR?
Part 18 - Masih Ada Ryan
Part 19 - Maaf, Aku Tak Bisa
Part 20 - Namanya Nanda
Part 21 - PM Gaje Semua
Part 22 - Galak, Cuek, Cerewet
Part 23 – VM Disable
Part 24 – Hildan Apa Idan?
Part 25 - Harusnya Dan, Bukan Gan
Part 26 - Insomnia
Part 27 - Tanggal Merah, PM Libur
Part 28 - Kamu Siapnya Kapan?
Part 29 - Besok Chit Chat
Part 30 - Ini Modus Apa Gombal?
Part 31 - Gara-gara PM
Part 32 - Hai, Ryan
Part 33 - Makasih Tugasnya [Januari 2014]
Part 34 - Aku Pulaaaaang [Januari 2014]
Part 35 - Misi, Idan Bukan?
Part 36 - Masih Ada Harapan?
Part 37 - Kamu.. Iyaaa Kamuuuu
Part 38 - Hai, Alvin [April 2014]
Part 39 - Loh kok nelfon??
Part 40 - Yaelah Malah Sakit
Part 41 - Loh Kamu Sakit?
Part 42 - Beneran Sibuk? [April - 2014]
Part 43 - PM Terakhir [Mei 2014]
Part 43 - Terjebak Nostalgia [Juni 2014]
Part 44 - Sulitnya Membencimu
Part 45 - Eh, Ada TS
Part 46 - Foto Sama Novel Jangan Dibuang!
Part 47 - Knapa Kursi Ini Masih Ada?
Part 48 - Oh, Kirain Idan
Part 49 - Tebak-tebakan Yuk [September 2014]
Part 50 - PM? Dari Siapa?
Part 51 - Hai, Apa Kabar?
Part 52 - Yakin Ada Masalah? Bukannya Lagi Sibuk?
Part 53 - Sakit Ya??
Part 54 - Cepet Sembuh
Part 55 - Gilak! Asal Jepret Aja
Part 56 - Aku Pulaaaaaaang
Part 57 - Di Tempat Itulah Aku Mengenang Semua
Part 58 - Bukan, Itu Bukan Mama
Part 59 - Pulang Sana!
Part 60 - Sengaja Menjauh???
Part 61- Bahagia Itu di RL
Part 62 - Singkat, Padat, Ga Jelas
Part 63 - 13 Menit
Part 64 - Semoga Menjadi yang Terakhir
Part 65 - Terus Aja Gangguin Orang
Part 66 - Flashback
Part 67 - Jomblo Ngemil Mercon
Part 68 - Finally..
Lanjuutt di bawah

Diubah oleh naccha 09-02-2015 11:38
anasabila memberi reputasi
1
38.2K
Kutip
505
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
naccha
#53
Part 11 - Dia Kembali Menjadi Sahabatku
Quote:
Setelah hampir 15 menit kita bertiga diem dieman mikirin nasib masing-masing, kita mutusin buat pulang.
“Ryan, aku pulang bareng kamu ya?” pinta gue ke Ryan agak ketakutan
“Yaudah” jawab Ryan singkat.
“Kalo gitu aku duluan Ryan, Naya”
“Ga, sorry ya”
“Ga papa Nay, lebih baik sekarang daripada nanti.”
Arga pulang duluan, tapi gue liat Ryan masih enggan buat berdiri, gue liat dia sedih banget dan ga sama sekali ga ada semangat.
“Ryan, udah.. ayok pulang sekarang ini udah sore loh” gue berusaha bujuk Ryan biar mau pulang. Tapi, ga ada jawaban dari Ryan. Ya ga papalah, yang penting dia mau pulang.
Skip..
Sampe di rumah gue, Ryan nggak langsung balik. Dia nunggu di depan pager rumah karna mau pinjem buku
“Eh, Nay.. aku pinjem buku Kimia kamu yaa” Kita emang sportif, meskipun abis ada kejadian yang nyesek gitu tapi kita ga lupa kalo soal sekolah, sekolah tetep nomer satu
“Oh.. bentar ya aku ambilin dulu. Etapi kamu nggak masuk dulu? Yaa daripada di luar?” gue sih berharap Ryan mau masuk dan kita bisa ngobrol lagi
“Nggak usah Nay.. gue disini aja lagian kan cuman sebentar” Udah gue duga kalo Ryan bakalan nolak tawaran gue
Gue langsung ngacir ke dalem rumah ambil buku Kimia. Gue cek dulu buku gue sebelum gue kasih ke Ryan. Dan.. sial! Gue liat ada tulisan Ryan di buku itu. Yaa, waktu itu Ryan pernah nyatet buat gue gara-gara gue sakit dan ga masuk sekolah, dia nulis buat gue plus jelasin ke gue pas dia ke rumah gue
Gue malah ngelamun sendiri gara-gara inget kejadian itu.
Hey! Ryan nungguin lo di luar Nay. Sadar dong! Gue buru-buru ke luar rumah menghapiri Ryan. Gue liat Ryan berdiri menghadap ke jalan sambil nyender di pager rumah. Gue heran, itu anak nggak duduk nggak berdiri nyender terus bawaannya
Hobi kali yak 
“Ryan, maaf.. agak lama. Soalnya aku lupa naruhnya. Tau sendiri kan kalo aku suka lupa.”

“Ceroboh kali Nay” gue liat Ryan ngomong gitu sambil senyum ke gue.
Hey Ryaan, pliss.. jangan buat gue inget lagi kejadian-kejadian dulu waktu kita masih pacaran
Gue cuma bisa ngomong dalem hati gue.
Ryan emang sering banget ngatain gue ceroboh. Sama kayak hari ini, gue ngeyel bilang lupa tapi dia juga nggak mau kalah ngatain gue ceroboh. Tapi hari ini agak beda, nggak kayak dulu sambil iseng cubit gue atau kalo ga jitak kepala gue pake buku
Tapi kali ini dia cuman bilang sambil senyum, padahal ada buku di tangannya. Yaa mungkin dia sadar kalo gue sama dia udah putus. Tapi justru kejadian-kejadian konyol seperti itu yang gue kangen dari dia 
Gue udah ga bisa nahan air mata gue pas gue liat Ryan ngomong gitu. Ryan kayaknya juga ga tega liat gue kayak gini. Dia peluk gue yang berdiri tepat di depan dia yang jaraknya deket banget mungkin cuman sejengkal aja. Gue nangis sejadi-jadinya di pelukan dia. Gue nggak peduli kalo ada tetangga yang liat kejadian ini. Gue nggak peduli!
“Nayaa.. aku minta maaf. Aku ga ada maksud buat inget lagi.. “ Sepertinya Ryan tau apa yang ada di pikiran gue
“Aku yang harusnya minta maaf karna aku udah jahat sama kamu. Mungkin ini yang terakhir. Aku sendiri sebenarnya juga nggak bisa terima Yan.”
Gue lepas pelukannya Ryan. Gue sama Ryan duduk di depan pager rumah gue. Gue sama Ryan seperti bernostalgia, kita ngobrol soal kejadian-kejadian dulu, dari sebelum kita jadian sampai hari dimana gue sama Ryan putus
Gue nggak tau apa gue musti sedih atau bahagia karna di satu sisi, gue harus putus dari Ryan padahal gue masih sayang sama dia dan di sisi lain selama gue jadian sama Ryan, Ryan ga pernah nyakitin gue, kenagan yang dia berikan terlalu manis
“Nay, aku sama sekali nggak nyangka kalo hari ini kita bakal temenan lagi kayak dulu.”
“Dan pas aku masuk rumah nggak akan ada lagi hari-hari kayak kemarin Yan.”
“Makanya kamu ngajak aku ngobrol di luar rumah?” Masih aja becanda tuh anak
tapi suka 
“Iya kali yak.”
“Nay, kalo bisa.. sebenernya aku pengen skip aja hari ini, biar aku bisa sama kamu terus.”
“Tapi sayangnya ga bisa Yan.”
“Eh iya. Gimana nanti caranya kamu kasih tau Masha soal ini?”
“Tenang aja. Soal Masha aku bisa kok ngadepin sendiri.”
“Nay..”
“Ya”
“Sayang kamu.”
“…….” Speechless
“Udah jangan nangis. Eh iya Nay, baru kali ini aku liat kamu jadi cengeng kaya gini.” Ryan mungkin tau perasaan gue, makanya dia mulai becanda lagi.
“Enggak ah, nggak cengeng
Mendingan kamu sekarang pulang, keburu malem. Ini udah sore banget.”
“Mulai kamu masuk rumah dan aku mulai ninggalin rumah kamu, semuanya mulai berubah Nay. Udah ga bisa kaya dulu lagi.”
“udah yaaan.. udaah. Jangan jadi egois gini dong. Kita kan juga musti mikirin yang lain juga”
gue tau banget sebenernya Ryan sangat belum bisa terima ini semua. 
“Yaudah deh, aku pulang. Sampai ketemu lagi besok di sekolah.”
“Iya, hati-hati Yan. “
Ryan mulai ninggalin rumah gue dan gue pun masuk ke rumah. Dan gue sadar, apa yang di bilang Ryan benar, semuanya mulai berubah.
Gue ngerasa rumitnya hidup gue waktu itu kaya peta, yaa cinta serumit peta. Jadi gini, di mulai dari Arga. Arga suka sama Masha, tapi Masha suka sama Ryan, Ryan suka sama gue, tapi gue suka sama Rico, gue berharap Rico suka juga sama gue, tapi sayangnya Rico malah suka sama anak sebelah, justru temennya Rico yang suka sama gue, Putra
Aseeek, ini dia quote favorit TS
“Ryan, aku pulang bareng kamu ya?” pinta gue ke Ryan agak ketakutan
“Yaudah” jawab Ryan singkat.
“Kalo gitu aku duluan Ryan, Naya”
“Ga, sorry ya”

“Ga papa Nay, lebih baik sekarang daripada nanti.”

Arga pulang duluan, tapi gue liat Ryan masih enggan buat berdiri, gue liat dia sedih banget dan ga sama sekali ga ada semangat.
“Ryan, udah.. ayok pulang sekarang ini udah sore loh” gue berusaha bujuk Ryan biar mau pulang. Tapi, ga ada jawaban dari Ryan. Ya ga papalah, yang penting dia mau pulang.
Skip..
Sampe di rumah gue, Ryan nggak langsung balik. Dia nunggu di depan pager rumah karna mau pinjem buku

“Eh, Nay.. aku pinjem buku Kimia kamu yaa” Kita emang sportif, meskipun abis ada kejadian yang nyesek gitu tapi kita ga lupa kalo soal sekolah, sekolah tetep nomer satu

“Oh.. bentar ya aku ambilin dulu. Etapi kamu nggak masuk dulu? Yaa daripada di luar?” gue sih berharap Ryan mau masuk dan kita bisa ngobrol lagi

“Nggak usah Nay.. gue disini aja lagian kan cuman sebentar” Udah gue duga kalo Ryan bakalan nolak tawaran gue

Gue langsung ngacir ke dalem rumah ambil buku Kimia. Gue cek dulu buku gue sebelum gue kasih ke Ryan. Dan.. sial! Gue liat ada tulisan Ryan di buku itu. Yaa, waktu itu Ryan pernah nyatet buat gue gara-gara gue sakit dan ga masuk sekolah, dia nulis buat gue plus jelasin ke gue pas dia ke rumah gue
Gue malah ngelamun sendiri gara-gara inget kejadian itu.Hey! Ryan nungguin lo di luar Nay. Sadar dong! Gue buru-buru ke luar rumah menghapiri Ryan. Gue liat Ryan berdiri menghadap ke jalan sambil nyender di pager rumah. Gue heran, itu anak nggak duduk nggak berdiri nyender terus bawaannya
Hobi kali yak 
“Ryan, maaf.. agak lama. Soalnya aku lupa naruhnya. Tau sendiri kan kalo aku suka lupa.”

“Ceroboh kali Nay” gue liat Ryan ngomong gitu sambil senyum ke gue.

Hey Ryaan, pliss.. jangan buat gue inget lagi kejadian-kejadian dulu waktu kita masih pacaran
Gue cuma bisa ngomong dalem hati gue.
Ryan emang sering banget ngatain gue ceroboh. Sama kayak hari ini, gue ngeyel bilang lupa tapi dia juga nggak mau kalah ngatain gue ceroboh. Tapi hari ini agak beda, nggak kayak dulu sambil iseng cubit gue atau kalo ga jitak kepala gue pake buku
Tapi kali ini dia cuman bilang sambil senyum, padahal ada buku di tangannya. Yaa mungkin dia sadar kalo gue sama dia udah putus. Tapi justru kejadian-kejadian konyol seperti itu yang gue kangen dari dia 
Gue udah ga bisa nahan air mata gue pas gue liat Ryan ngomong gitu. Ryan kayaknya juga ga tega liat gue kayak gini. Dia peluk gue yang berdiri tepat di depan dia yang jaraknya deket banget mungkin cuman sejengkal aja. Gue nangis sejadi-jadinya di pelukan dia. Gue nggak peduli kalo ada tetangga yang liat kejadian ini. Gue nggak peduli!
“Nayaa.. aku minta maaf. Aku ga ada maksud buat inget lagi.. “ Sepertinya Ryan tau apa yang ada di pikiran gue

“Aku yang harusnya minta maaf karna aku udah jahat sama kamu. Mungkin ini yang terakhir. Aku sendiri sebenarnya juga nggak bisa terima Yan.”
Gue lepas pelukannya Ryan. Gue sama Ryan duduk di depan pager rumah gue. Gue sama Ryan seperti bernostalgia, kita ngobrol soal kejadian-kejadian dulu, dari sebelum kita jadian sampai hari dimana gue sama Ryan putus

Gue nggak tau apa gue musti sedih atau bahagia karna di satu sisi, gue harus putus dari Ryan padahal gue masih sayang sama dia dan di sisi lain selama gue jadian sama Ryan, Ryan ga pernah nyakitin gue, kenagan yang dia berikan terlalu manis

“Nay, aku sama sekali nggak nyangka kalo hari ini kita bakal temenan lagi kayak dulu.”
“Dan pas aku masuk rumah nggak akan ada lagi hari-hari kayak kemarin Yan.”
“Makanya kamu ngajak aku ngobrol di luar rumah?” Masih aja becanda tuh anak
tapi suka 
“Iya kali yak.”

“Nay, kalo bisa.. sebenernya aku pengen skip aja hari ini, biar aku bisa sama kamu terus.”
“Tapi sayangnya ga bisa Yan.”

“Eh iya. Gimana nanti caranya kamu kasih tau Masha soal ini?”
“Tenang aja. Soal Masha aku bisa kok ngadepin sendiri.”

“Nay..”
“Ya”
“Sayang kamu.”

“…….” Speechless

“Udah jangan nangis. Eh iya Nay, baru kali ini aku liat kamu jadi cengeng kaya gini.” Ryan mungkin tau perasaan gue, makanya dia mulai becanda lagi.
“Enggak ah, nggak cengeng
Mendingan kamu sekarang pulang, keburu malem. Ini udah sore banget.”“Mulai kamu masuk rumah dan aku mulai ninggalin rumah kamu, semuanya mulai berubah Nay. Udah ga bisa kaya dulu lagi.”
“udah yaaan.. udaah. Jangan jadi egois gini dong. Kita kan juga musti mikirin yang lain juga”
gue tau banget sebenernya Ryan sangat belum bisa terima ini semua. 
“Yaudah deh, aku pulang. Sampai ketemu lagi besok di sekolah.”

“Iya, hati-hati Yan. “

Ryan mulai ninggalin rumah gue dan gue pun masuk ke rumah. Dan gue sadar, apa yang di bilang Ryan benar, semuanya mulai berubah.
Gue ngerasa rumitnya hidup gue waktu itu kaya peta, yaa cinta serumit peta. Jadi gini, di mulai dari Arga. Arga suka sama Masha, tapi Masha suka sama Ryan, Ryan suka sama gue, tapi gue suka sama Rico, gue berharap Rico suka juga sama gue, tapi sayangnya Rico malah suka sama anak sebelah, justru temennya Rico yang suka sama gue, Putra

Quote:
"Hidup ini bukan hanya untuk dimengerti, tapi juga untuk mengerti. Terkadang kita melakukan sesuatu bukan hanya untuk diri sendiri, tapi untuk orang lain juga".
Aseeek, ini dia quote favorit TS

Diubah oleh naccha 04-11-2014 18:55
0
Kutip
Balas