- Beranda
- Stories from the Heart
HATI MALAIKAT DARAH IBLIS (POSITIF HIV AIDS)
...
TS
masternagato
HATI MALAIKAT DARAH IBLIS (POSITIF HIV AIDS)
Bissmillah.
Assalamualaikum.
Nb: kontak bbm berubah: 5AB07E99
Wa:08128886670
Line:
@masternagato
mas ter nagato proudly Present
HATI MALAIKAT DARAH IBLIS
’BLACK WORLD’
DISCLAIMER
1. sangat dianjurkan mencopy dan memperbanyak. Share kepada dunia tulisan busuk ini! (kayanya lebay banget sih?)
Ijin atau tanpa seijin dari penulis (buat ane sah-sah aje)
pelanggaran hak cipta akan dikenakan sanksi sesuai dengan hati nurani lau sendiri.
.
2. Kisah dalam cerita ini adalah fiksi belaka kalau ada kesamaan nama, tempat atau kejadian itu cuma kebetulan semata.
Selamat membaca tulisan busuk ini!
*******
Petunjuk arah baca HD
Kalo membaca tanda:
*******
Berarti pergantian waktu, bisa tempat, tokoh.
Atau bisa tokoh sama waktu dan tempat berbeda?
Bisa aja cuma di alam mimpi!
Kalo membaca tanda:
-------
Ini menandakan hari yang sama.
Bisa berbbeda waktu, berbeda tokoh, berbeda tempat, tapi tetap dihari yang sama.
Bisa juga menunjukan kelanjutan alur cerita!
*******
soudtrack: Eminem Not Afraid
Langsung update add line:
@masternagato
Pin bb: 5AB07E99
WhatsappBrother-sister
Jangan lupa

Bikin

sekalian


Atas saran berbagai pihak.
:Yang mau memberikan donasi seikhlasnya.

Untuk terwujudnya buku ini
Rekening bank btpn
Kode bank 213
Norek:
90010415858
Rudi hermawan

sedikit sinobsis:
bersetting di tahun 2003.
Rudi kelas 2 SMA.
Masuk ke blackworl, drugs user tingkat dewa.
Menjadi drugs dealer.
Hidup penuh bling-bling,wanita.
Teman-teman yang mengelilingi karena uang.
Dengan time skip.
Rudi yang di tahun 2014.
Sudah berkeluarga,punya anak.
Hidup dengan kemiskinan,tanpa penglihatan,positif HIV?
*******
’HIV AIDS salah satu penyakit paling menakutkan.’
’penyakit kutukan’
’yang terkena tak tertolong!’
’sampah masyarakat’
’jauhi orang-orang sampah itu’
’tak ada obatnya!’
’pasti mati’
dan masih banyak lagi label stigma yang menempel!
Yang berpendapat sama dengan stigma di atas!
Monggo jangan di teruskan membaca.
Why..?
Guest what?
Yang nulis HIV+

jadi harus di jauhi.. Nanti ketularan.


warning 16+ only.

Minimal SMA kelas satu boleh lanjut baca, wajib malah!

"Ini nyata gan?"
"terserah.! Anggap aja fiksi"
HIV (Human Immunodeficiency Virus)
AIDS (Acquired Immunodeficiency Deficiency Syndrome)
ane nulis ini biar bro-sis mikir sejuta kali!
Untuk tenggelam di blackworl,sex,drugs.
Dan buat yang sudah terkena!
Bangun! Bangkit! Kembalikan warna hidup lo sebelumnya.
Gak ada yang mau bertemen ama lo?
Minder?
Sekeliling lo penuh kepalsuan?
Takut? Trauma?
Sumpah demi Allah
Ane siap kapan aja jadi best friend forever!
Melewati semua cobaan yang ane anggap adalah pujian dari Allah
ane bukan siapa-siapa.
Cuma orang buta pengangguran kelas berat.
Bermodalkan laptop jadul dengan pembaca layar.
Dengan tetesan darah, dengan gerimis air mata.
Dengan sepenuh hati..
Berharap kejelekan ane jadi kebaikan lo.
Kesedihan ane menjadi kebahagiaan buat lo.
Salah langkahnya ane menjadi jalan buat lo.
Penyakit ane menjadi kesehatan buat lo.
"kenapa pemeran utamanya Rudi sama ama agan?"
"habis gak ada yang lebih bagus dari Rudi, yang lebih mahal banyak!"

harapan utama ane. Menurunkan tingkat HIV AIDS walaupun cuma beberapa %
setidaknya menghambat kecepatan tingkat HIV AIDS yang menggila setiap detiknya.
Harapan ke dua.
Tentu saja tulisan ini jadi sumber penghasilan ane!
Gak ada yang bisa ane lakuin selain nulis!
Setiap hari bini kerja nyari nafkah!
Bayangin perasaan ane yang cuma enak-enakan dirumah!
Asli mending tusuk ane gan.. Daripada ane ngerasain ini setiap hari.


stop!
Ane gak minta di kasihani.
Tapi ane berharap buat agan-sista bantuin nerbitin tulisan ane ini.
Kendala ane di modal gak ada!
Boro-boro buat publish keseharian ane juga susah.
Ngiklanin rumah buat modal di fjb.
Ampe capek nyundulnya belum ketemu jodohnya tuh rumah.
Entah kenapa ane yakin aja kalo ini jadi novel, pasti laris.

impianya sih kalo jadi novel.
Taruh di sekolahan, yayasan narkoba atau HIV AIDS.
Taruh dirumah sakit tempat HIV AIDS.
Kalo bisa di toko buku apalagi.
Yah cuma harapan.
Mudah-mudah dikabulkan allah, aamiin.
dan agan sista ada yang tertarik.
Apalagi dilirik penerbit.
"kenapa gak langsung ngirim ke penerbit gan?"
"karena tulisan ane,ane ngerasa berantakan perlu di poles.. Perlu ada yang ngeditorin.
Penerbit mana mau nerima tulisan mentah ane!"

"emang tulisanya udah tamat gan?"
"boro-boro,. Males-malesan nulisnya. Kalo ada yang nerbitin tuh! Baru semangat"
sebetulnya sih tokoh utamanya bukan cuma Rudi.
Banyak tokoh utama lainya.
Termasuk pembaca ane sebut tokoh utama juga disini.
cerita ini agan-sista
Bakal nemuin 3type orang HIV

Ini pakai pengamatan ane sendiri dan bahasa ane seadanya:
Jadi gak bakal ketemu kalo search di google.


1: saver: orang yang terkena HIV dan sadar akan HIVnya!
2. Invite: orang terkena HIV tapi dendam!
Dan membahayakan orang lain.
Menyebarkan HIV ke orang lain!
Biasanya faktornya adalah type invite ini terkena HIV tapi gak terima!
Masih bisa disadarkan type yang ini.
3. Zero: orang ini terkena HIV tapi ia gak tahu!
Ini yang paling berbahaya!
Ia gak tahu.
Yang terkena gak tahu!
Semua gak tahu.
Tahu-tahu pada kena HIV.
Sedikit saran dan percobaan buat agan-sista.
Supaya lebih bersyukur atas nikmat Allah
Kalo agan-sista di rumah sendiri.
Terserah mau malem boleh, siang juga boleh.
Coba lakuin kegiatan sambil di tutup pake apa aja matanya.
Sejam aja coba rasain.abis itu agan-sista renungin.
Seberapa nikmat Allah yang diberikan.
Banyak yang nyoba saran ane ini.
Nanti pandangan agan-sista berubah, setelah melakukan percobaan di atas.

Index setelah pariwara berikut ini:yang mau bergabung di FHD (fans hati malaikat darah iblis)
Invite pin: 5AB07E99
Mau memberikan donasi silakan
Rekening btpn.
Kode bank 213
Norek:
90010415858
Atas nama Rudi hermawan
Call/sms/whatsapp:
08128886670
Update add line:
@masternagato
selamat membaca

HATI MALAIKAT DARAH IBLIS
’BLACK WORLD’
Mau membeli buku ini?
Mau memberikan donasi untuk membantu tulisan ini
:thubup
Menjadi novel


"apa yang didapetin kalo ngasih donasi gan?"
"gak ada! Ente dapet ucapan terimakasih sedalamnya dari lubuk hati ane!"

Mudah-mudahan dengan donasi gotong royong seikhlasnya.
Bisa menerbitkan tulisan busuk ane.
aamiin..
Bisa di bilang ini sumbangan lebih tepatnya kale

Rekening btpn.
Norek:
90010415858
Rudi hermawan.
DAFTAR ISI:
Update langsung ad line:
@masternagato
BAB1: KABUKI
BAB2 BAGIAN1: PENGANTIN KOPLAK
BAB2 BAGIAN2: PENGANTIN KOPLAK
BAB SIDE STORY: PENCARIAN SAHABAT 12 TAHUN
BAB3 BAGIAN1: TULISAN BERBICARA
BAB3 BAGIAN2: TULISAN BERBICARA
BAB4 BAGIAN1: OTAK MAFIA
BAB4 BAGIAN2: OTAK MAFIA
BAB5 BAGIAN1: PRODUK GAGAL
BAB5 BAGIAN2: PRODUK GAGAL
BAB6: SAVE HOUSE
BAB7: OTAK ATIK
BAB8: TEKAD BLENDER
BAB9 BAGIAN1: EMOTION
BAB9 BAGIAN2: EMOTION
BAB WARNING: WAJIB BACA
BAB WARNING: WAJIB BACA
BAB10: LATIHAN MEMBUNUH
BAB11 BAGIAN1: UNDER THE INFLUENCE
BAB11 BAGIAN2: UNDER THE INFLUENCE
BAB : warning2: galaw gak penting!
BAB12 BAGIAN1: CANDIED MANGO MISERABLE
BAB12 BAGIAN2: CANDIED MANGO MISERABLE
BAB13: NGENES AWARDS
BAB14: TULISANKU ATAU KELUARGAKU
BAB15 BAGIAN1: HEY MAN
BAB15 BAGIAN2: HEY MAN
update FHD16: koberlaw
BAB16 BAGIAN1: RIP
BAB16 BAGIAN2: RIP
BAB WARNING3: PETUNJUK ARAH
BAB17 BAGIAN1: LOVE NOTES FOR MY DRUGS
BAB17 BAGIAN2: LOVE NOTES FOR MY DRUGS
BAB18 BAGIAN1: POCONG VS KUNTILANAK
BAB18 BAGIAN2: POCONG VS KUNTILANAK
BAB19 BAGIAN1: FROZEN HEART
BAB19 BAGIAN2: FROZEN HEART
REHAT
BAB WARNING4: FHD LEGOWO
BAB20: MENGECOH HITUNGAN LANGIT
BAB21 BAGIAN1: BIG MOM
BAB21 BAGIAN2: BIG MOM
BAB22: SATU TITIK X SEPULUH=SEPULUH
BAB23 BAGIAN1: FOUR GODFATHER
BAB23 BAGIAN2: FOUR GODFATHER
BAB24 BAGIAN1: ROLLER HEARTS
BAB24 BAGIAN2: ROLLER HEARTS
BAB25: VIRGIN SEGAW
BAB26 BAGIAN1: MASIH HIJAU
BAB26 BAGIAN2: MASIH HIJAU
BAB27 BAGIAN1: FIRST JACKPOT
BAB27 BAGIAN2: FIRST JACKPOT
BAB28 BAGIAN1: FOR SENTIMENTAL REASON
BAB28 BAGIAN2: FOR SENTIMENTAL REASON
BAB28 BAGIAN3: FOR SENTIMENTAL REASON
video zamirah monster kecil
wait yo!
IN PROGRESS


Kontak:
WA: 08128886670
Pin bbm: 5AB07E99
line:
@masternagato
Twitter: @masternagato
Diubah oleh masternagato 24-03-2017 22:20
anasabila memberi reputasi
1
256.5K
1.1K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
masternagato
#204
BAB8
HATI MALAIKAT DARAH IBLIS
BAB8:
TEKAD BLENDER
*******
"baiklah. Ana faham. Lain waktu ana balik lagi nemuin pimpinan ente."pria bersorban dengan suara parau.
"sayang sekali pimpinan, susah untuk di temui ya?"pria berbaju koko dengan suaranya yang serak.
"apa yang harus disayangkan? Situ pikir ketemu pimpinan mudah?"sahut Sam sinis.
Robin sekilas memberi tatapan peringatan ke Sam.
"tenang ajalah,semua bisa diatur, nanti saya atur pertemuanya dengan pimpinan."senyum Robin ramah betapa licik senyumanya hanya beberapa orang yang tahu.
Ke dua orang itu sadar akan ketidak senangan Sam dengan kehadiran mereka.
Ke dua orang itu pamit,meninggalkan ruang rapat di temani beberapa orang yang tampak seperti bodyguard.
Setelah mereka pergi.
Sam ngasih kode kepada beberapa orang yang berdiri dibelakangnya.
"lo,. Ama,.. Lo.. Ikutin tuh orang tadi, sampai kemanapun tuh orang pergi.. Mau dia pergi ke neraka lo ikutin juga.. Ngerti!"perintah Sam menunjuk 2 orang.
"siap bang!"sahut mereka bergegas.
"lo.. Pesenin gua nasgor favorit gua di depan.."perintah Sam lagi.
"brengsek lo Sam,masa mangsa gede dilewatin?? Emang sih pimpinan gak ada! Tapi kan ada gua Sam.? Masa lo gak percaya gua bisa ngasih tanggung jawab ke pimpinan?"
"gua tahu bang lo bisa tanggung jawab, tapi gua gak berani mikul tanggung jawab sebesar itu! Kalo cuma nutup mata ilang sekilo dua kilo barang gua masih berani bang.."sahut Sam menyindir.
"Robin berdiri mulutnya bergerak-gerak (marmut mode)
hanya melotot tak sepatahpun kata yang keluar."sialan lo.. Sam sikecil sekarang udah bisa menggigit gua.."Robin menghembuskan nafas,kembali duduk.
Sam juga menjadi tak enak setelah melontarkan sindiran yang kasar.
Padahal Robin sudah dianggap sebagai pamanya sendiri.
Apalagi awal-awal masuk blackworld Robin selalu menjaga punggunya.
"udahlah bang, lo kan selalu jaga gua,. Sekarang tiba saatnya gua jaga lo bang.! Gua yakin bang kalo lo tadi nerima tawaran mereka tanpa persetujuan pimpinan, pasti jadi masalah bang."kata Sam menepuk bahu Robin.
"sialan udah bisa nasehatin gua lagi lo sekarang!"jawab Robin melotot,senyuman tikus. menandakan reda dari marahnya.
"dah lo mau nasgor pak kumis gak??"
"ah gila lo! Otak lo makanan melulu! Lagian bingung gua Sam. Disini ada restoran? Kenapa lo selalu mesen makanan di luar??"
"makanya lo rasain dulu nasgor pak kumis atau ketopraknya. Nanti lo bisa tahu kenapa gua mesen diluar bang!"
"bah! Gila lo.! Kenapa jadi ngomongin makanan sih??"
*******
kamar bernuansa biru laut.
Hamparan boneka dimana-mana.
Salah satu tembok full dengan cermin raksasa.
Dari cermin itu terlihat tiga manusia yang dimabuk api asmara.
Melihat diriku sendiri di cermin bersama dua wanita?
Seolah cuma mimpi?
Sudah jam 17:00 dari tadi kita bertiga berusaha tidur.
Tapi basian kemaren mulai menyerang sendi-sendi tulang.
"Ria..? Gue balik ya? Dari kemaren gue belum pulang kan?"kataku mempermainkan rambutnya.
Ria,Fio menghimpitku.. Kami sama-sama tak mengenakan baju.
Hanya celana yang menututpi tubuhku.
Ria,Fio tertututp selimut menutupi bagian atas.
Tapi tak menghilangkan betapa indahnya mereka berdua!
Ria terbangun duduk di kasur ,tetap memegang selimut menututpi tubuhnya.
"pulang? Lo belum tidur kan? Tidur disini aja. Nanti gua telpon mba Siti lo ada disini!" Ria menyender di bahuku sambil mengucek-ngucek mata.
Aku melihat Fio yang sepertinya sudah terlelap,karena selimut yang ditarik Ria.
Fio terlihat jelas keindahanya.
Walau sekarang Fio tengkurap, cuma memperlihatkan punggungnya..
"Day.."
"ya..?"
"biar cuma peting doang, tapi kenapa gua,Fio gak boleh buka celana sih?"
"kenapa ya? Gue suka lihat yang atas aja. Kalo yang bawah gak seksi ah dilihatnya.."
"ngarang lo."ria memukul bahu.
Tanganya menelusuri celanaku.
"ganti gih celananya. Belepotan oli begitu."
"celana lo juga sama.?"sahutku menulusuri celananya.
"ya.. Iyalah. Kita kan dari pagi dikasur ampe sore gini?"sahut Ria cemberut.
Aku menahan geli,gemas sekali melihat cemberutnya.
"Day.."
"ya??"
"gua bahagia banget hari ini Day.."Ria memeluk semakin erat.
"lo bahagia gak Day?"
"bahagia? Kata bahagia jadi biasa,buat menggambarkan perasaan gue hari ini Ria.."
"huh.. Sejak kapan bisa ngegombal gitu?"Ria menatapku dengan mata berbinar.
Sudah terlihat matanya yang drop,tapi tak menghilangkan keindahan matanya.
Kami berciuman lembut,. Meresapi,mencurahkan semua perasaan kami lewat ciuman ini.
"Day.."
"ya.?"
"gua sayang ama lo Day.."
"gue juga,. Loh kok lo nangis sih??"aku mengusap air matanya dengan ciuman.
"gak.. Gak pa-pa kok,. Gua cuma ngerasa bahagia banget.."
aku terpana melihat senyuman dengan bekas-bekas air mata di wajahnya.
Mau jadi apa aku ini kalo menyakiti cewek yang bisa mencurahkan air mata kebahagiaan untuku?
"Day.."
"ya.?"
"...."
"......"
"kenapa sih?"
"gak.. Gak kok.." Ria sedikit memerah mukanya.
"kenapa sih..? Bikin penasaran aja?"
"hmm..hemm. Panggilan sayang gua ke lo kan ,Day!.lo gak punya panggilan sayang buat gua.??"
"hem.. Apa? Honey?"
"ah biasa."
"terus ? Sweetheart?"
"ih.. Lebay ah."
"apa dong? Tuan detektif aja?"
"sialan lo.."Ria menggigit telinga.
"hii.. Geli ah. Nah gue tahu!.."
"apa?!"
"lo kelahiran tahun berapa? 45 ya? Atau 40 sebelum kemerdekaan?"
"enak aja lo.. Maim-main ama umur gua ya..."Ria mencengkram procesor.
"duuh!! Ampun nek.. Udah tahun berapa?"
"cis.. Kemana lo tahun kemaren pas gua undang ultah gua??"
"eh.. Kemana ya? Tahu gua lupa! Belum deket kali kita?"
"huh.. Lo kan masih ama Dewi yang gak tahu diri itu!"
"pleas deh jangan bahas dia ya..."
"...."
"gua sama ama lo 86.."
"ah berarti lo gue panggil ade aja gimana? Lo November kan??"
"ya ampun Day.. Gak disangka lo tahu bulan gua?"sahut Ria sinis.
"udahlah. Yang lalu,. Lupain.! Tahun ini gue pasti dateng. Gimana De?"
"hem.. Ade.? Hem lucu juga.. Oke ade! Terus kalo Fio?"
"ah Fio mah panggil nenek aja.."
Ria kembali menggigit bahu.
"aduuuh..! Ya sama ade juga..!"
"enak aja lo.. Tuaan juga gua ama lo!" sahut Fio duduk menyender di bahuku.
Tubuhnya membuatku menelan ludah.
Fio menarik selimut menutupi air-bag-nya.
Karena ditarik Fio, gantian air-bag Ria terlihat jelas.
Aku bisa melihat acara tarik menarik ini seumur hidup.
Melihat tontonan di depanku ini.
Tak sia-sia hidupku.
.
Aku keluar dari selimut.
Sekarang selimut itu bisa menutupi mereka berdua.
Mereka tersenyum geli,aku memeluk mereka diatas selimut.
"hoo.. Jadi gue harus manggil lo kk?"
"ya iya lah.! Jangan kurang ajar ya ama yang tuaan. Gua kan 85.!"
"ya kk ku sayang.. Gak boleh kurang ajar ya??" kataku mempermainkan air-bag-nya.
"pantes muke lo paling tua diantara kita. Ya gak De?"
ria tersenyum geli menutupi mulutnya dengan selimut.
"muke gua tua.? Lo tuh! Muke lo boros." tukas Fio mencambak rambut.
"udah.. Udah.. Sakit K.."
"apa? Coba ngomong sekali lagi?"
"udah kk.. Ampun k.."
Fio tersenyum manis sekali.
"udah ya kk dan adeku tersayang.. Gue pulang dulu.."
mereka memaksaku menginap. Tapi aku bersikeras. Tak enak dengan ayahku nanti.
Karena memakai alasan orang tua. Mereka baru mengizinkan aku pulang.
"oh iya De. Buat ngilangin basian lo berdua.. Mau gue ambilin chimenk di tempat Bego.?"
"gak usah Day.. Kita biasa berendam air panas. Buat ngilangin basian. Abis itu paling molor."jawab Ria memeluk,membuat selimutnya terjatuh.
*******
Klender 09:00 26 mei 2014.
Kenapa anaku harus sakit?
Mengapa demam berdarah menyerang anaku?
Sungguh tak becus aku sebagai ibu.
Tak bisa menjaga kesehatan anaku.
Mengapa kamu sakit nak?
Kamu cuma anak kecil yang tak tahu betapa sulit hidup ini.
Begitu sulitnya memasuki rumah sakit bermodalkan BPJS?
Inilah kami orang-orang susah yang berdesakan.
Berhimpitan diantara jeritan tangis bayi,dan suara petugas pendaftaran.
Suaranya penuh kuasa,seperti tanpanya kami akan tetap disini meratapi nasib.
Bertanya-dan-bertanya? Sampai kapan kau mau bertanya?
Sampai anaku berhenti bernafas? Baru boleh masuk?
Tak bisa protes?
Salahku sendiri yang cuma bisa kerja jadi babu cuci.
Paling besar upahnya sepuluh ribu.
Kalo tak ada BPJS? Dari mana kupunya uang buat ke ruma sakit?
Biar pelayanan mengecewakan?
Mau gimana?
Namanya juga gratis!
Berkat rahmatmu ya allah.
Lima hari dirawat anaku sudah sembuh.
Seminggu yang lalu kita pulang dari rumah sakit.
Aku ingat pesan dokter, harus banyak minum jus setelah di rumah nanti.
Terutama jus jambu.
Paginya aku menelusuri pasar Klender,
mencari buah jambu.
Aku pulang dengan seplastik kecil buah jambu.
Betapa senangnya membuat anaku bahagia merasakan jambu ini.
Membuat anaku sehat kembali.
Aku bermaksud mengetuk rumah bu Titi,yang biasa jualan jus.
Kupikir baru jam 07:00 takut kepagian.
Nanti aja jam 07:30 baru kesana.
Tapi kupikir jam 07:30 juga takut kepagian.
Jam 08:00 aku mengetuk pintu rumah bu Titi.
Aku sangat bersemangat membayangkan anaku minum jus.
Sekali lagi kuketuk sambil mengucapkan salam.
Suara kunci berputar,pintu terbuka.
"waalaikum salam,eh bu Risma? Ada apa ya bu?"tanya Titi.
"ini bu, anak sayakan habis sakit,. Kata dokter disuruh minum jus jambu.. Bisa tolong di blenderin bu.?"aku tersenyum ramah, memperlihatkan plastik kecil buah jambu.
"oh jadi minta tolong di blenderin?"
"i.. Iya bu Titi, tolong ya bu, buat anak saya yang sakit.."aku menahan malu,mengapa sudah tahu bu Titi tetap bertanya?
Tak apalah malu buat kesembuhan anak.
"maaf ya bu Risma, dagangan belum buka, nanti bukanya sekitar jam 11, nanti ibu balik aja lagi ya!"Titi tersenyum sambil menututp pintu.
Aku terbengong-bengong berdiri terpaku di depan pintu.
Hatiku rasanya terkilik-kilik.
Lama-lama serasa di remas-remas.
Entah kapan mulainya.
Air mata mulai mengalir.
Nafasku sesak, aku bergemetar.
Ya allah kuatkan hambamu ini!
Tertatih-tatih, aku menelusuri gang sempit.
Melihat comberan di kiri kanan jalan.
Apakah hidupku lebih kotor dari comberan?
Segitu kotornya sampai tetangga sendiri tak mau membantu?
Apa bu Titi gak punya anak?
Apa dia gak merasakan perasaan seorang ibu?
Tangisku tanpa suara,batinku berteriak-teriak.
Gak.. Gak.. Gak..
Mungkin aku salah.
Mungkin aku bertamu terlalu pagi.
Mungkin aku terkenal orang paling susah di gang ini.
Mungkin aku jadi bahan omongan sering hutang beras di warung.
Mungkin karena itu bu Titi segan menolong.
Tapi rasanya hati ini serasa diremas-remas makin keras.
Sambil membersihkan air mata dengan bajuku.
Sekarang aku bertekad.
Pokoknya aku harus bisa beli blender.
Entah berapa harga blender itu pokoknya aku harus punya.
Mau sampai nyuci dua atau empat rumah sehari! Mau gak makan asal anak-anak makan.
Pokoknya harus..
Aku tersenyum membayangkan kejadian seminggu yang lalu.
Aku berdiri digang yang sama.
Baju yang sama.
Semua sama.
Yang beda kini tanganku memegang blender baru. Hasil kerja kerasku menabung,.
Walau kadang sampai gak makan,yang penting anak-anak makan.
Aku berjalan kerumah penuh dengan kebanggaan.
Mungkin begini rasanya jadi orang kaya?
Ah gak! Salah.. Salah..
Mungkin begini rasanya jadi istri pejabat?
Aku tersenyum geli kebahagiaan meluap-luap.
Melewati rumah bu Titi.
Aku betul-betul merasa menjadi ibu pejabat.
Sengaja kuayunkan tangan supaya blender baruku terlihat.
Nih emang situ aja yang bisa punya blender?
Aku juga punya kok.
Aku membuka pintu rumah.
Benar-benar bahagia.
"wah Bu. Risma abis beli blender baru nih?"tanya Yati.
"iya nih Yat, gua beli buat anak-anak"tersenyum kulihat Yati bersama dua ibu muda lain,Tiwi dan Maryati.
"pada mau kemana nih pagi-pagi Yat?"tanyaku.
"ah iya bener! Ajak Risma aja sekalian Yat!"kata Tiwi.
"ajak kemana sih??"
"udah lo ikut dah,. Penting nih. Bawa KTP sekalian" sahut Yati.
"bawa KTP? Kemana sih? Ada pembagian beras?" tanyaku bersemangat.
"bukan.. Bukan.."jawab Maryati tertawa cempreng.
"kita tuh pada mau ke warnet. Daftar BBM tahu. Sekarangkan lagi trend BBM Ris, ayo lo ikut daftar."ajak Yati.
"emang gunanya apa sih BBm?"tanyaku tak mengerti.
"nih ntar kalo lo udah punya BBm,lo tuh bakal punya temen banyak"jawab Yati.
"terus lo bisa nulis status! Lo bisa curhat dah lewat BBm."timbrung Tiwi.
"kok bisa curhat? Yang jawab curhatan kita siapa?"tanyaku mulai tertarik.
"lah curhat lo ntar bisa dibaca seluruh orang di dunia ini.. Keren kan.. Apalagi buat gua yang udah janda kembang.. Kali aja banyak yang minat. Lo juga bisa naro foto lo, biar semua orang tahu muka lo."sahut Yati.
"ah serem banget masa curhat bisa di baca semua orang? Seluruh dunia lagi?"ngebayanginnya aja aku merinding.
"ah norak lo Ris, ibu-ibu dari RT sebelah udah pada berangkat. Makin lama, makin banyak yang daftar. Ntar lo kehabisan! Kalo gak ikut!" bujuk Maryati dengan cemprengnya.
"emang bisa kehabisan? Emang dimana sih daftarnya? Di kelurahan?" tanyaku mulai ragu-ragu ikut atau tidak.
"kelurahan? Ngarang lo. Aduh Risma. Kampung kampung aja ngapa lo.. Jangan sampai kampungan. Daftarnya di warnetlah.."sahut Tiwi geli.
"sialan, gua kan gak ngerti tahu.! Kok mesti bawa KTP?"tanyaku menahan malu.
"ya itu udah aturan dari pak Berry."jawab Maryati.
"lo kenal gak pak Berry? Gua kasih tahu lo ya. Berry itu yang punya BBM. Untung gua jago bahasa ingris. Black berry. Black tuh item. Berry itu nama orang! Berry tuh orang item.."jelas Yati.
"oh pak Berry. Yang punya? Terus gunainya gimana? Pake computer? Kan gua gak punya?"
"kagaklah.. Pake hp oneeng. Lo bisa pake hp bb atau android."tukas Yati mulai tak sabar.
"ah gak.. Gua gak ikut. Hp gua aja hp cina! Emang lo punya hp bb atau andro. Anroid?"tanyaku.
"gua emang belum punya. Banyak juga yang belum punya! Tapi kalo daftar sekarang nanti kita dapat kata sandi. Pokoknya daftar BBM sekarang buat masa depan kita tahu.."sahut Yati.
"gak ah. Gua gak ngarti. Udah lo aja pada berangkat!"
*******
Bekasi 10:00 senin 26 mei 2014.
"aaaa . Coba aaa gitu!"bujuku mau menyikat gigi Aya.
"aaa au..au..au..au.. Holee.." Aya melompat-lompat.
Putus asa,kugendong Aya menggunakan handuk.
Di depan kamar mandi.
Sambil menggendong Aya aku menyalakan mesin cuci.
Keluar dari dapur.
Ruang makan di depan kamar orang tua badboyku.
Di depan kamar kami ruang keluarga.
Masuk kamar ku tutup pintu.
Badboyku masih pulas,. Entah tidur jam berapa semalam?
Aku menghanduki Aya yang sama sekali gak bisa diam.
"diam ngapa.. Ada kodok loh.. Ada kodok digigit kalo gak diam.."
"tatuut.. Tatut.. Mah. Tatut mah."
"makanya diem,.. Tuh bangunin ayah gih. Bisa gak bangunin ayah??"
"bisa dong.bisa.. Bisa.."sambil goyang ke kiri ke kanan.
"ntar dulu belum selsai.. Tuh bangunin ayah gih.."
"udi.. Uuudi.."
"bukan Rudi tapi ayah.."
Aya menghampiri ayahnya.
Sambil memukul-mukul pelan muka Rudi.
"Di.. Udii. Bangun. Di.. Udi.. Bangun"
awalnya pukulanya pelan,mungkin karena kesal ayahnya tidak bangun-bangun. Pukulanya mulai keras sambil menangis.
"aduh.. Ampun dah. Sakit tahu jeleek." omel Rudi memeluk Aya bergulingan di kasur.
"ketek mane? Ketek mane?"tanya Rudi menciumi Aya.
"nih etek.. Etek udi mane.."Aya mengangkat tanganya yang langsung dikelitiki Rudi.
"eteek Udi mane.. Etek Udi mane.."
"Rudi.. Rudi.? Ini tuh ayah.. Coba bilang aayah!"
"Uudi.."
"aayah.."
"Uudi.."
habis memukul ayahnya kencang Aya kabur keluar kamar.
Rudi kembali tiduran sambil memegang pipinya.
"eh bangun jelek dah siang nih.." aku menarik selimutnya.
"ntar ah, dzuhur baru bangunin lagi.."
"duh gimana sih, kan semalem aku dah bilang.. Fio mau dateng.."
aku memencet hidungnya.
"dia kan kk kamu! Kamu aja yang nemuin? Apa urusanya ama aku sih??"kata Rudi dengan suara lucu karena kupencet hidungnya.
Bersambung bab9...
BAB8:
TEKAD BLENDER
*******
"baiklah. Ana faham. Lain waktu ana balik lagi nemuin pimpinan ente."pria bersorban dengan suara parau.
"sayang sekali pimpinan, susah untuk di temui ya?"pria berbaju koko dengan suaranya yang serak.
"apa yang harus disayangkan? Situ pikir ketemu pimpinan mudah?"sahut Sam sinis.
Robin sekilas memberi tatapan peringatan ke Sam.
"tenang ajalah,semua bisa diatur, nanti saya atur pertemuanya dengan pimpinan."senyum Robin ramah betapa licik senyumanya hanya beberapa orang yang tahu.
Ke dua orang itu sadar akan ketidak senangan Sam dengan kehadiran mereka.
Ke dua orang itu pamit,meninggalkan ruang rapat di temani beberapa orang yang tampak seperti bodyguard.
Setelah mereka pergi.
Sam ngasih kode kepada beberapa orang yang berdiri dibelakangnya.
"lo,. Ama,.. Lo.. Ikutin tuh orang tadi, sampai kemanapun tuh orang pergi.. Mau dia pergi ke neraka lo ikutin juga.. Ngerti!"perintah Sam menunjuk 2 orang.
"siap bang!"sahut mereka bergegas.
"lo.. Pesenin gua nasgor favorit gua di depan.."perintah Sam lagi.
"brengsek lo Sam,masa mangsa gede dilewatin?? Emang sih pimpinan gak ada! Tapi kan ada gua Sam.? Masa lo gak percaya gua bisa ngasih tanggung jawab ke pimpinan?"
"gua tahu bang lo bisa tanggung jawab, tapi gua gak berani mikul tanggung jawab sebesar itu! Kalo cuma nutup mata ilang sekilo dua kilo barang gua masih berani bang.."sahut Sam menyindir.
"Robin berdiri mulutnya bergerak-gerak (marmut mode)
hanya melotot tak sepatahpun kata yang keluar."sialan lo.. Sam sikecil sekarang udah bisa menggigit gua.."Robin menghembuskan nafas,kembali duduk.
Sam juga menjadi tak enak setelah melontarkan sindiran yang kasar.
Padahal Robin sudah dianggap sebagai pamanya sendiri.
Apalagi awal-awal masuk blackworld Robin selalu menjaga punggunya.
"udahlah bang, lo kan selalu jaga gua,. Sekarang tiba saatnya gua jaga lo bang.! Gua yakin bang kalo lo tadi nerima tawaran mereka tanpa persetujuan pimpinan, pasti jadi masalah bang."kata Sam menepuk bahu Robin.
"sialan udah bisa nasehatin gua lagi lo sekarang!"jawab Robin melotot,senyuman tikus. menandakan reda dari marahnya.
"dah lo mau nasgor pak kumis gak??"
"ah gila lo! Otak lo makanan melulu! Lagian bingung gua Sam. Disini ada restoran? Kenapa lo selalu mesen makanan di luar??"
"makanya lo rasain dulu nasgor pak kumis atau ketopraknya. Nanti lo bisa tahu kenapa gua mesen diluar bang!"
"bah! Gila lo.! Kenapa jadi ngomongin makanan sih??"
*******
kamar bernuansa biru laut.
Hamparan boneka dimana-mana.
Salah satu tembok full dengan cermin raksasa.
Dari cermin itu terlihat tiga manusia yang dimabuk api asmara.
Melihat diriku sendiri di cermin bersama dua wanita?
Seolah cuma mimpi?
Sudah jam 17:00 dari tadi kita bertiga berusaha tidur.
Tapi basian kemaren mulai menyerang sendi-sendi tulang.
"Ria..? Gue balik ya? Dari kemaren gue belum pulang kan?"kataku mempermainkan rambutnya.
Ria,Fio menghimpitku.. Kami sama-sama tak mengenakan baju.
Hanya celana yang menututpi tubuhku.
Ria,Fio tertututp selimut menutupi bagian atas.
Tapi tak menghilangkan betapa indahnya mereka berdua!
Ria terbangun duduk di kasur ,tetap memegang selimut menututpi tubuhnya.
"pulang? Lo belum tidur kan? Tidur disini aja. Nanti gua telpon mba Siti lo ada disini!" Ria menyender di bahuku sambil mengucek-ngucek mata.
Aku melihat Fio yang sepertinya sudah terlelap,karena selimut yang ditarik Ria.
Fio terlihat jelas keindahanya.
Walau sekarang Fio tengkurap, cuma memperlihatkan punggungnya..
"Day.."
"ya..?"
"biar cuma peting doang, tapi kenapa gua,Fio gak boleh buka celana sih?"
"kenapa ya? Gue suka lihat yang atas aja. Kalo yang bawah gak seksi ah dilihatnya.."
"ngarang lo."ria memukul bahu.
Tanganya menelusuri celanaku.
"ganti gih celananya. Belepotan oli begitu."
"celana lo juga sama.?"sahutku menulusuri celananya.
"ya.. Iyalah. Kita kan dari pagi dikasur ampe sore gini?"sahut Ria cemberut.
Aku menahan geli,gemas sekali melihat cemberutnya.
"Day.."
"ya??"
"gua bahagia banget hari ini Day.."Ria memeluk semakin erat.
"lo bahagia gak Day?"
"bahagia? Kata bahagia jadi biasa,buat menggambarkan perasaan gue hari ini Ria.."
"huh.. Sejak kapan bisa ngegombal gitu?"Ria menatapku dengan mata berbinar.
Sudah terlihat matanya yang drop,tapi tak menghilangkan keindahan matanya.
Kami berciuman lembut,. Meresapi,mencurahkan semua perasaan kami lewat ciuman ini.
"Day.."
"ya.?"
"gua sayang ama lo Day.."
"gue juga,. Loh kok lo nangis sih??"aku mengusap air matanya dengan ciuman.
"gak.. Gak pa-pa kok,. Gua cuma ngerasa bahagia banget.."
aku terpana melihat senyuman dengan bekas-bekas air mata di wajahnya.
Mau jadi apa aku ini kalo menyakiti cewek yang bisa mencurahkan air mata kebahagiaan untuku?
"Day.."
"ya.?"
"...."
"......"
"kenapa sih?"
"gak.. Gak kok.." Ria sedikit memerah mukanya.
"kenapa sih..? Bikin penasaran aja?"
"hmm..hemm. Panggilan sayang gua ke lo kan ,Day!.lo gak punya panggilan sayang buat gua.??"
"hem.. Apa? Honey?"
"ah biasa."
"terus ? Sweetheart?"
"ih.. Lebay ah."
"apa dong? Tuan detektif aja?"
"sialan lo.."Ria menggigit telinga.
"hii.. Geli ah. Nah gue tahu!.."
"apa?!"
"lo kelahiran tahun berapa? 45 ya? Atau 40 sebelum kemerdekaan?"
"enak aja lo.. Maim-main ama umur gua ya..."Ria mencengkram procesor.
"duuh!! Ampun nek.. Udah tahun berapa?"
"cis.. Kemana lo tahun kemaren pas gua undang ultah gua??"
"eh.. Kemana ya? Tahu gua lupa! Belum deket kali kita?"
"huh.. Lo kan masih ama Dewi yang gak tahu diri itu!"
"pleas deh jangan bahas dia ya..."
"...."
"gua sama ama lo 86.."
"ah berarti lo gue panggil ade aja gimana? Lo November kan??"
"ya ampun Day.. Gak disangka lo tahu bulan gua?"sahut Ria sinis.
"udahlah. Yang lalu,. Lupain.! Tahun ini gue pasti dateng. Gimana De?"
"hem.. Ade.? Hem lucu juga.. Oke ade! Terus kalo Fio?"
"ah Fio mah panggil nenek aja.."
Ria kembali menggigit bahu.
"aduuuh..! Ya sama ade juga..!"
"enak aja lo.. Tuaan juga gua ama lo!" sahut Fio duduk menyender di bahuku.
Tubuhnya membuatku menelan ludah.
Fio menarik selimut menutupi air-bag-nya.
Karena ditarik Fio, gantian air-bag Ria terlihat jelas.
Aku bisa melihat acara tarik menarik ini seumur hidup.
Melihat tontonan di depanku ini.
Tak sia-sia hidupku.
.
Aku keluar dari selimut.
Sekarang selimut itu bisa menutupi mereka berdua.
Mereka tersenyum geli,aku memeluk mereka diatas selimut.
"hoo.. Jadi gue harus manggil lo kk?"
"ya iya lah.! Jangan kurang ajar ya ama yang tuaan. Gua kan 85.!"
"ya kk ku sayang.. Gak boleh kurang ajar ya??" kataku mempermainkan air-bag-nya.
"pantes muke lo paling tua diantara kita. Ya gak De?"
ria tersenyum geli menutupi mulutnya dengan selimut.
"muke gua tua.? Lo tuh! Muke lo boros." tukas Fio mencambak rambut.
"udah.. Udah.. Sakit K.."
"apa? Coba ngomong sekali lagi?"
"udah kk.. Ampun k.."
Fio tersenyum manis sekali.
"udah ya kk dan adeku tersayang.. Gue pulang dulu.."
mereka memaksaku menginap. Tapi aku bersikeras. Tak enak dengan ayahku nanti.
Karena memakai alasan orang tua. Mereka baru mengizinkan aku pulang.
"oh iya De. Buat ngilangin basian lo berdua.. Mau gue ambilin chimenk di tempat Bego.?"
"gak usah Day.. Kita biasa berendam air panas. Buat ngilangin basian. Abis itu paling molor."jawab Ria memeluk,membuat selimutnya terjatuh.
*******
Klender 09:00 26 mei 2014.
Kenapa anaku harus sakit?
Mengapa demam berdarah menyerang anaku?
Sungguh tak becus aku sebagai ibu.
Tak bisa menjaga kesehatan anaku.
Mengapa kamu sakit nak?
Kamu cuma anak kecil yang tak tahu betapa sulit hidup ini.
Begitu sulitnya memasuki rumah sakit bermodalkan BPJS?
Inilah kami orang-orang susah yang berdesakan.
Berhimpitan diantara jeritan tangis bayi,dan suara petugas pendaftaran.
Suaranya penuh kuasa,seperti tanpanya kami akan tetap disini meratapi nasib.
Bertanya-dan-bertanya? Sampai kapan kau mau bertanya?
Sampai anaku berhenti bernafas? Baru boleh masuk?
Tak bisa protes?
Salahku sendiri yang cuma bisa kerja jadi babu cuci.
Paling besar upahnya sepuluh ribu.
Kalo tak ada BPJS? Dari mana kupunya uang buat ke ruma sakit?
Biar pelayanan mengecewakan?
Mau gimana?
Namanya juga gratis!
Berkat rahmatmu ya allah.
Lima hari dirawat anaku sudah sembuh.
Seminggu yang lalu kita pulang dari rumah sakit.
Aku ingat pesan dokter, harus banyak minum jus setelah di rumah nanti.
Terutama jus jambu.
Paginya aku menelusuri pasar Klender,
mencari buah jambu.
Aku pulang dengan seplastik kecil buah jambu.
Betapa senangnya membuat anaku bahagia merasakan jambu ini.
Membuat anaku sehat kembali.
Aku bermaksud mengetuk rumah bu Titi,yang biasa jualan jus.
Kupikir baru jam 07:00 takut kepagian.
Nanti aja jam 07:30 baru kesana.
Tapi kupikir jam 07:30 juga takut kepagian.
Jam 08:00 aku mengetuk pintu rumah bu Titi.
Aku sangat bersemangat membayangkan anaku minum jus.
Sekali lagi kuketuk sambil mengucapkan salam.
Suara kunci berputar,pintu terbuka.
"waalaikum salam,eh bu Risma? Ada apa ya bu?"tanya Titi.
"ini bu, anak sayakan habis sakit,. Kata dokter disuruh minum jus jambu.. Bisa tolong di blenderin bu.?"aku tersenyum ramah, memperlihatkan plastik kecil buah jambu.
"oh jadi minta tolong di blenderin?"
"i.. Iya bu Titi, tolong ya bu, buat anak saya yang sakit.."aku menahan malu,mengapa sudah tahu bu Titi tetap bertanya?
Tak apalah malu buat kesembuhan anak.
"maaf ya bu Risma, dagangan belum buka, nanti bukanya sekitar jam 11, nanti ibu balik aja lagi ya!"Titi tersenyum sambil menututp pintu.
Aku terbengong-bengong berdiri terpaku di depan pintu.
Hatiku rasanya terkilik-kilik.
Lama-lama serasa di remas-remas.
Entah kapan mulainya.
Air mata mulai mengalir.
Nafasku sesak, aku bergemetar.
Ya allah kuatkan hambamu ini!
Tertatih-tatih, aku menelusuri gang sempit.
Melihat comberan di kiri kanan jalan.
Apakah hidupku lebih kotor dari comberan?
Segitu kotornya sampai tetangga sendiri tak mau membantu?
Apa bu Titi gak punya anak?
Apa dia gak merasakan perasaan seorang ibu?
Tangisku tanpa suara,batinku berteriak-teriak.
Gak.. Gak.. Gak..
Mungkin aku salah.
Mungkin aku bertamu terlalu pagi.
Mungkin aku terkenal orang paling susah di gang ini.
Mungkin aku jadi bahan omongan sering hutang beras di warung.
Mungkin karena itu bu Titi segan menolong.
Tapi rasanya hati ini serasa diremas-remas makin keras.
Sambil membersihkan air mata dengan bajuku.
Sekarang aku bertekad.
Pokoknya aku harus bisa beli blender.
Entah berapa harga blender itu pokoknya aku harus punya.
Mau sampai nyuci dua atau empat rumah sehari! Mau gak makan asal anak-anak makan.
Pokoknya harus..
Aku tersenyum membayangkan kejadian seminggu yang lalu.
Aku berdiri digang yang sama.
Baju yang sama.
Semua sama.
Yang beda kini tanganku memegang blender baru. Hasil kerja kerasku menabung,.
Walau kadang sampai gak makan,yang penting anak-anak makan.
Aku berjalan kerumah penuh dengan kebanggaan.
Mungkin begini rasanya jadi orang kaya?
Ah gak! Salah.. Salah..
Mungkin begini rasanya jadi istri pejabat?
Aku tersenyum geli kebahagiaan meluap-luap.
Melewati rumah bu Titi.
Aku betul-betul merasa menjadi ibu pejabat.
Sengaja kuayunkan tangan supaya blender baruku terlihat.
Nih emang situ aja yang bisa punya blender?
Aku juga punya kok.
Aku membuka pintu rumah.
Benar-benar bahagia.
"wah Bu. Risma abis beli blender baru nih?"tanya Yati.
"iya nih Yat, gua beli buat anak-anak"tersenyum kulihat Yati bersama dua ibu muda lain,Tiwi dan Maryati.
"pada mau kemana nih pagi-pagi Yat?"tanyaku.
"ah iya bener! Ajak Risma aja sekalian Yat!"kata Tiwi.
"ajak kemana sih??"
"udah lo ikut dah,. Penting nih. Bawa KTP sekalian" sahut Yati.
"bawa KTP? Kemana sih? Ada pembagian beras?" tanyaku bersemangat.
"bukan.. Bukan.."jawab Maryati tertawa cempreng.
"kita tuh pada mau ke warnet. Daftar BBM tahu. Sekarangkan lagi trend BBM Ris, ayo lo ikut daftar."ajak Yati.
"emang gunanya apa sih BBm?"tanyaku tak mengerti.
"nih ntar kalo lo udah punya BBm,lo tuh bakal punya temen banyak"jawab Yati.
"terus lo bisa nulis status! Lo bisa curhat dah lewat BBm."timbrung Tiwi.
"kok bisa curhat? Yang jawab curhatan kita siapa?"tanyaku mulai tertarik.
"lah curhat lo ntar bisa dibaca seluruh orang di dunia ini.. Keren kan.. Apalagi buat gua yang udah janda kembang.. Kali aja banyak yang minat. Lo juga bisa naro foto lo, biar semua orang tahu muka lo."sahut Yati.
"ah serem banget masa curhat bisa di baca semua orang? Seluruh dunia lagi?"ngebayanginnya aja aku merinding.
"ah norak lo Ris, ibu-ibu dari RT sebelah udah pada berangkat. Makin lama, makin banyak yang daftar. Ntar lo kehabisan! Kalo gak ikut!" bujuk Maryati dengan cemprengnya.
"emang bisa kehabisan? Emang dimana sih daftarnya? Di kelurahan?" tanyaku mulai ragu-ragu ikut atau tidak.
"kelurahan? Ngarang lo. Aduh Risma. Kampung kampung aja ngapa lo.. Jangan sampai kampungan. Daftarnya di warnetlah.."sahut Tiwi geli.
"sialan, gua kan gak ngerti tahu.! Kok mesti bawa KTP?"tanyaku menahan malu.
"ya itu udah aturan dari pak Berry."jawab Maryati.
"lo kenal gak pak Berry? Gua kasih tahu lo ya. Berry itu yang punya BBM. Untung gua jago bahasa ingris. Black berry. Black tuh item. Berry itu nama orang! Berry tuh orang item.."jelas Yati.
"oh pak Berry. Yang punya? Terus gunainya gimana? Pake computer? Kan gua gak punya?"
"kagaklah.. Pake hp oneeng. Lo bisa pake hp bb atau android."tukas Yati mulai tak sabar.
"ah gak.. Gua gak ikut. Hp gua aja hp cina! Emang lo punya hp bb atau andro. Anroid?"tanyaku.
"gua emang belum punya. Banyak juga yang belum punya! Tapi kalo daftar sekarang nanti kita dapat kata sandi. Pokoknya daftar BBM sekarang buat masa depan kita tahu.."sahut Yati.
"gak ah. Gua gak ngarti. Udah lo aja pada berangkat!"
*******
Bekasi 10:00 senin 26 mei 2014.
"aaaa . Coba aaa gitu!"bujuku mau menyikat gigi Aya.
"aaa au..au..au..au.. Holee.." Aya melompat-lompat.
Putus asa,kugendong Aya menggunakan handuk.
Di depan kamar mandi.
Sambil menggendong Aya aku menyalakan mesin cuci.
Keluar dari dapur.
Ruang makan di depan kamar orang tua badboyku.
Di depan kamar kami ruang keluarga.
Masuk kamar ku tutup pintu.
Badboyku masih pulas,. Entah tidur jam berapa semalam?
Aku menghanduki Aya yang sama sekali gak bisa diam.
"diam ngapa.. Ada kodok loh.. Ada kodok digigit kalo gak diam.."
"tatuut.. Tatut.. Mah. Tatut mah."
"makanya diem,.. Tuh bangunin ayah gih. Bisa gak bangunin ayah??"
"bisa dong.bisa.. Bisa.."sambil goyang ke kiri ke kanan.
"ntar dulu belum selsai.. Tuh bangunin ayah gih.."
"udi.. Uuudi.."
"bukan Rudi tapi ayah.."
Aya menghampiri ayahnya.
Sambil memukul-mukul pelan muka Rudi.
"Di.. Udii. Bangun. Di.. Udi.. Bangun"
awalnya pukulanya pelan,mungkin karena kesal ayahnya tidak bangun-bangun. Pukulanya mulai keras sambil menangis.
"aduh.. Ampun dah. Sakit tahu jeleek." omel Rudi memeluk Aya bergulingan di kasur.
"ketek mane? Ketek mane?"tanya Rudi menciumi Aya.
"nih etek.. Etek udi mane.."Aya mengangkat tanganya yang langsung dikelitiki Rudi.
"eteek Udi mane.. Etek Udi mane.."
"Rudi.. Rudi.? Ini tuh ayah.. Coba bilang aayah!"
"Uudi.."
"aayah.."
"Uudi.."
habis memukul ayahnya kencang Aya kabur keluar kamar.
Rudi kembali tiduran sambil memegang pipinya.
"eh bangun jelek dah siang nih.." aku menarik selimutnya.
"ntar ah, dzuhur baru bangunin lagi.."
"duh gimana sih, kan semalem aku dah bilang.. Fio mau dateng.."
aku memencet hidungnya.
"dia kan kk kamu! Kamu aja yang nemuin? Apa urusanya ama aku sih??"kata Rudi dengan suara lucu karena kupencet hidungnya.
Bersambung bab9...
0