- Beranda
- Stories from the Heart
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
...
TS
luckyismine
MESIN WAKTU : Catatan Seorang...PECUNDANG!
Quote:
MESIN WAKTU
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
Kenapa ku harus menunggu
Kenapa, aku pun tak tahu
Kutahu itu tlah berlalu
Sinaran cintamu
Jangan bilang, jangan bilang
Ku tak bahagia
Aku hanya, aku hanya
Terhantui
Hari-hari terus berganti
Mengapa ku terus mencari
Saat kita memadu kasih
Tuk ulangi lagi
Kan ku kenang, kan ku kenang
Didalam dada
Tak kan hilang, tak kan hilang
Selamanya, selamanya
Ku menunggu meski engkau, tak kan tahu
Andai ada mesin waktu
Mengapa ku harus menunggu
Mengapa akupun tak tahu
Meski menunggu tiada tentu
Sinaran cintamu
Sisihkanlah, sisihkanlah
Dalam hatimu
Walau hanya, walau hanya
Semenit saja, sedetik saja
Ku menunggu meski engkau takkan tahu
Ku menunggu kau disini
MINOR66
Quote:
Permisi agan dan aganwati
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.
Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.
Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa.
So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Ijinkan gwa untuk ikutan ngeramein forum SFTH ini, terutama buat para momod dan sesepuh dimari. Walaupun gwa udah lama nongkrong di kaskus, ternyata ada sebuah forum yang begitu damai namun cukup membuat hati ini galau (halagh!). Apalagi setelah dihajar oleh dua kisah legendaris dari bung Ari sama bung Anto, maka terciptalah akun klonengan ini . Kisah mereka bener2 membuat kenangan2 masa lalu gwa jadi terbuka lagi. Aselih, gwa udah move on abis kok
. Cuma kenangan itu seperti berputaran di kepala gwa. Dan apa salahnya gwa tuangkan sebagiannya disini, itung2 sambil ngasah kebiasaan nulis gwa yg udah lama gwa tinggalin.Ohya, disini gwa nga ngikutin pakem temen2 yang pada share kisah hidupnya dimari. Yang segitu detailnya, nyeritain mulai dari dilahirin, masa SD, SMP, SMA. Kalo gwa cukup dari masa kuliah aja. Karena kenangan dimasa2 sebelum itu udah banyak yang lupa dan selain itu gwa emang nga ada niat untuk bikin biography komplit tentang kehidupan gwa disini.
Tapi hanya sepenggal dari banyak cerita yang gwa alami dimasa lalu.Gwa juga nga make rule2-an dimari. Bebas2 aja selama masih mengikuti tata tertib official dimari. Toh, gwa juga cuma numpang lapak dimari. Yang punya kuasa dimari tentu aja momodnya, biarlah beliau2 yang menilai nantinya.
Ohiya, ada satu quote dari sesepuh di SFTH yang sangat berkesan buat diri gwa sebelum ikut berpartisipasi disini. Quotenya sedikit gwa edit, tapi nga mengurangi makna dari pesannya. Terutama kata2nya yg gwa kasih warna merah
Quote:
Original Posted By mullupus►Tes tes... 1-2-3...
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Dear agan, terima kasih atas komentarnya. Ya, memang udah konsekuensi sebagai 'pencerita' jika pembaca-pembacanya ingin mencari tahu kebenaran tentang cerita tersebut. Kalau agan bilang semua penulis di SFTH itu pintar-pintar, kayaknya agan salah nilai. Kalau menurut gue, para penulis di SFTH itu malah ingin membodohi dirinya sendiri sebab apa yang dia tuliskan juga nyatanya terkadang malah membawa masalah baru.
Taruhlah begini, contohnya seseorang mengetahui bahwa menulis bisa dijadikan sebagai terapi. Pertama-tama yang dilakukannya itu bukan menjadikan tulisan itu enak untuk dibaca, tetapi dia menulis karena apa yang orang lain katakan belum tentu sama seperti apa yang terjadi. Poin ini dulu yang dikutip.
Lalu dari apa yang dia tuliskan, sebenarnya secara nggak langsung dia nggak ingin berbagi kepada orang-orang, namun dia hanya ingin mereka peduli terhadap hidupnya. Nah, seperti yang gue bilang tadi―orang yang baru pertama kali menulis cerita, dia nggak tahu apakah tulisannya itu enak dibaca atau nggak, alurnya kayak gimana, tokoh-tokohnya seperti apa, dll. Seperti yang agan bilang, bagaimana nasib para pemeran jika dia nggak meminta izin untuk menulis? Bagaimana jika mereka yang membaca kemudian tahu tokoh-tokohnya, kemudian menyebarkan pandangan negatif?
Pada kasus di thread ini, gue menyimpulkan kalau untuk ke depan gue harap semua penulis di SFTH yang belum dapat izin dari para pemeran, sebaiknya menyamarkan nama/tempat, atau hal lain yang berkaitan sehingga bikin orang lain jadi KEPO. Kurt Cobain berkata, "If you read, you will judge." dan memang begitulah adanya.
Maka ijinkanlah gwa untuk membodohi diri gwa disini untuk menceritakan masa lalu gwa.
Sedang untuk masalah izin dengan tokoh2 yang ada di dalam cerita ini belum gwa kantongin. Karena selain gwa udah nga tahu keberadaan mereka, gwa pun ngerasa mereka nga ada yg ngaskus. Makanya gwa coba mem'fiksi'kan cerita gwa ini, dengan harapan nantinya nga menjadi masalah baru buat gwa. So, silahkan menikmati MESIN WAKTU gwa ini
Spoiler for Makasih buat cendolnya :
* * * C H A P T E R I * * *
Spoiler for INDEX:
MUKADIMAH
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
STRANGE DAYS
STRANGE DAYS TOO
STILL STRANGE DAYS
INTERMEZZO
LA WOMAN
ANOTHER LA WOMAN
LIGHT MY FIRE
TOUCH ME
Me, Soe Hok Gie and Jim Morrison
TOUCH ME AGAIN
LOVE(?)
KISS ME
LOVE(?) or LUST(?)
WILD HORSES
ZZZZZZZZZZZ!!!!
[URL=""]LOSER (1st)[/URL]
(CAN'T LIVE WITHOUT YOUR) LOVE AND AFFECTION
KILLER QUEEN
IT'S COMPLICATED!
IT'S STILL COMPLICATED!
MORE COMPLICATED AND F**K UP!
LOVE STINKS
DATE WITH VIA
THE NEW BEGINNING
EEEAAAAAAAA!!!
THE SWEETEST THING
BEBEB OH BEBEB
STAIRWAY TO HEAVEN
BACKSTREET GIRL
IRIS
CLOSER TO THE HEART
TAKKAN ADA CINTA YANG LAIN
THE KILL
THE NURSE
NASI GORENG CAMPUR BENCI
I MISS YOU
WITH OR WITHOUT YOU
LAY LADY LAY
LAY LADY LAY NOW
WILD THING
AM I THE SAME GIRL
LE BOY WANNABE
ANOTHER STORY ABOUT PAST
EVERYBODY'S CHANGING
MY SHARONA
MY SHARONA 2
BIZZARE LOVE TRIANGLE
WONDERBOY
WONDERBOY 2
CREEP
JULIA SAYS
JULIA SAYS 2
YOU SHOOK ME ALL NIGHT LONG
REGRET
STILL REGRET
INTERSTATE LOVE SONG
STILL INTERSTATE LOVE SONG
THUNDERSTRUCK
IS THIS LOVE
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME
YOU SEE THE TROUBLE WITH ME THEN
SPACE ODDITY
WHEN LOVE AND HATE COLLIDE
DILLEMA
WONDERFUL
AKHIR RASA INI
* * * C H A P T E R II * * *
Spoiler for INDEX:
THAT'S WHAT FRIEND ALL FOR
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
KEPOMPONG
KEPOMPONG 2
DREAMER
BENCI TAPI RINDU
MY TURNING POINT BEGINS
PERFECT DAY
VOX POPULI
DON'T GIVE UP
THE SPIRIT CARRIES ON
STILL THE SPIRIT CARRIES ON
NEVER SURRENDER
DIZZ KNEE LAND
POSITIVITY
ALWAYS POSITIVITY
I CAN SEE CLEARLY NOW
WITH A LITTLE HELP FROM MY FRIENDS
HERE COMES THE DAY
HERE COMES THE DAY 2
STAGNANT
NEWBORN
NEWBORN BABY
DECEMBER
DECEMBER II
CURCOL
ITS HOLIDAY
ITS HOLIDAY 2
HYPNOTIZE
HIGH
HORNY
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR
SHIT HAPPENS! : HIGHWAY STAR II
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE
SHIT HAPPENS TWICE!! : PEOPLE ARE STRANGE II
THANK YOU
THANK YOU II
Testing 1,2,3
HONESTLY
mIRC
mIRC lagi
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 84 suara
Siapa yang jadi istri gwa saat ini?
Dinda
12%
Felisha
35%
Bebeb
5%
Megan Fox
23%
Semuanya salah
26%
Diubah oleh luckyismine 05-04-2017 18:38
sormin180 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
356K
Kutip
1.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
luckyismine
#1090
DECEMBER
Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi
Dibalik awan hitam
Smoga ada yang menerangi sisi gelap ini,
Menanti..
Seperti pelangi setia menunggu hujan reda
Aku selalu suka sehabis hujan dibulan desember,
Di bulan desember
Sampai nanti ketika hujan tak lagi
Meneteskan duka meretas luka
Sampai hujan memulihkan luka
Dibalik awan hitam
Smoga ada yang menerangi sisi gelap ini,
Menanti..
Seperti pelangi setia menunggu hujan reda
Aku selalu suka sehabis hujan dibulan desember,
Di bulan desember
Sampai nanti ketika hujan tak lagi
Meneteskan duka meretas luka
Sampai hujan memulihkan luka
EFEK RUMAH KACA
Spoiler for DECEMBER:
Quote:
Gwa membuka pintu gerbang yang tingginya sekitaran 2 meter, yang tampaknya tidak digembok itu. Gwa biarkan motor kesayangan gwa terparkir dimuka pintu gerbang dan gwa mulai melangkahkan kaki menapaki halaman rumah yang lumayan luas ini. Semilir angin sejuk setelah hujan lebat disore tadi, membawa aroma rumput dan wewangian bunga2 yang menghiasi taman dipekarangan dari sebuah rumah yang lumayan besar ini. Hmm, tak ada yang berubah dari rumah ini sejak gwa pertama kali menjejakkan kaki gwa disini, entah 7 atau 8 tahun yang lalu. Pun, sofa2 berbahan oscar berwarna coklat gelap yang ditata rapi diterasnya sama sekali tak berubah, tetap tampak terawat dan rapi.
Baru saja gwa menjejakkan kaki ditepi teras, tiba2 saja pintu utama yang terbuat dari panil jati itu terbuka. Lalu tampak sesosok perempuan yang tinggi dan tetap langsing, yang begitu gwa kenal, muncul dari balik pintu. Dengan rambut ikal hitamnya yang tampak dibiarkan memanjang dipunggungnya semakin menambah kecantikkannya. Dan senyumnya yang tampak kekanak2an itu menyambut kedatangan gwa.
"Wuih, tumben banget nih fast response" sapanya tanpa basa-basi lagi.
"Ohya? Fast response gimana sih?" tanya gwa nga ngerti.
"Ya itu, mulai dari gwa telpon, langsung ngangkat. Khan, biasanya pake acara dirijek2 tuh dulunya. Trus, sekarang, giliran dateng, kecepatan 10 menit. Tumben banget khan?" ujarnya sambil terkekeh.
"Hehehehehe, bisa aja lo Beb. Lah, ini, belom juga gwa ngetok pintu, tiba2 aja lo udah dibukain buat gwa. Apa bukan artinya, lo lagi nunggu2in gwa? Ya nga, sih?" timpal gwa nga mau kalah.
"Huuuu...." Bebeb cuma bisa ber'hu' ria, dengan pipi sedikit bersemu merah, menyadari kalo dia juga sebenernya lagi nungguin gwa.
"Yo wes lah, kalo lo udah siap, kita cabs deh, sebelum ntar ujan lagi. Atau, kita mau duduk2 aja disini, sambil nungguin tukang bakso lewat? Biar sekalian gwa masukin motor gwa kedalem nih?" kata gwa.
"Enak aja, nga mau rugi banget sih lo? Masa' gwa cuma ditraktir bakso yang lewat doang sih? Dasar pelit! Ya udah, lo masukin aja dulu motor lo kedalem. Gwa sekalian pamit sama nyokap dulu"
Lalu Bebeb menghilang kedalam untuk berpamitan dengan orang tuanya. Sedangkan gwa memasukkan motor gwa kedalam halamannya, dan memarkirkannya diantara mobil2 yang berjejer disitu. Gwa lihat Bebeb keluar ditemani oleh nyokapnya.
"Eh, nak Lucky, apa kabarnya nak? Lama nga pernah kelihatan nih?" sapa nyokapnya Bebeb dengan ramah.
"Kabar saya baik2 aja, tante" jawab gwa sambil salim sama nyokapnya.
"Oh iya, selamat hari lebaran ya. Minal adzin wal faidzin. Kamu nga pulang kampung emangnya Ky?" nyokapnya Bebeb mengucapkan selamat lebaran, menunjukkan toleransinya.
"Nga tante, kita kehabisan tiket kemaren. Jadi nga sempet pulang deh saya" jawab gwa sambil cengar-cengir.
"Ohya, emangnya kampung kamu dimana sih? Kok tante lupa ya?" nyokapnya Bebeb sambil mengingat2 gitu, seolah gwa pernah ngasih tahu ke nyokapnya kampung halaman gwa.
"Heh, sampe jawab kampung lo di Sicilia, ntar gwa jungkirin motor lo, ya?!" Bebeb menyelak sebelum gwa ngejawab pertanyaan nyokapnya.
"Hush, kamu apa2an sih? Kok udah kayak preman aja ngomongnya?!" nyokapnya menegur Bebeb.
"Abisan, tiap ditanya kampungnya dimana, pasti jawabnya Sicilia mulu sih bu, siapa yang nga sebel sih dengerinnya?" Bebeb merajuk.
"Iya toh, nak Lucky, kampung kamu di Sicilia?" jiah, nyokapnya Bebeb malah nganggep serius.
"Nga kok tante, kampung saya di =SENSOR=, Sumatra Barat" jawab gwa sambil tersipu. Lagian, ngapain juga gwa bakal becandain nyokapnya Bebeb.
"Owalah, tante pikir beneran Sicilia nak, abis kamu emang mirip2 orang Itali sih. Cuma mungkin yang biasa jadi nelayan kali yaa, makanya kulitnya pada gelap dibakar matahari tiap harinya" eeaaa, nyokapnya Bebeb ternyata jago nyela juga euy!
Ngedenger nyokapnya nyelain gwa, Bebeb ketawa lepas kayak orang kesurupan. Padahal kedua tangannya udah dipakai buat nutupin mulutnya, tapi tetep aja kedengeran kenceng banget suaranya ditelinga gwa. Sementara gwa yang terjebak pada keadaan yang aneh ini, cuma bisa nyengir2 bodoh aja. Puas lo Beb, puaasss??!!!
"Ya sudah kalo kalian mau pada jalan, hati2 aja ya. Jangan terlalu malem lho nanti pulangnya?" nyokapnya Bebeb menyudahi situasi menyebalkan ini.
"Iya tante, saya pamit dulu yaa" pamit gwa.
Lalu kita berdua meninggalkan rumahnya Bebeb dengan berjalan kaki. Ya iyalah, soalnya mall tujuan kita ini jaraknya cuma sepelemparan batu doang dari rumahnya Bebeb, ngapain juga make repot2 bawa kendaraan. Mall paling gahol diseputaran pergaulan kita diwilayah kita dibesarkan dikota ini, dan lintasan jalan yang kita tapaki inipun boleh dibilang jalan penuh kenangan banget deh (ecie, udah kayak judul lagu jadul aja
).
"Udah knapa ketawanya, nga malu apa lo diliatin orang sejalanan?" tegur gwa ngeliat Bebeb yang kayaknya masih belum puas2nya ngetawain gwa.
"Lucuuu, nga nyangka aja ibu gwa bisa nyelain lo juga? Bwahahahahaha" Bebeb makin tak terkendali.
"Sama', gwa juga nga nyangka, kalo dulu lo bisa pacaran sama gwa yang item ini" entah merajuk entah nyindir gwa ini.
Tapi yang pasti tawa Bebeb langsung terhenti dalam sekejab. Setelah sejenak menata sikapnya, entah karena omongan gwa ngena dihatinya entah juga karena malu atau mungkin marah sama gwa, Bebeb kembali melangkahkan kakinya dengan gaya anggunnya. Seolah tadi tak terjadi apa2. Lalu kita menyusuri trotoar jalan, dimana kini hampir sepanjang jalan yang kita lalui disebelahnya sedang dibangun ruko2.
"Wah, bentar lagi kayaknya bakalan jadi Agus lo?" tanya gwa memecahkan keheningan.
"Agus? Maksud lo apaan sih?"
"Itu, anak gusuran. Lo liat aja tuh, sampe kebawah pada dibangunin ruko, berarti nga lama lagi rumah lo bakal kena gusur juga kali ya?" kata gwa sambil menunjuk pada ruko2 yang tampak dalam tahap finishing itu.
"Oohh, ya nga tau juga gwa. Emang knapa? Lo ngarepin gwa kena gusur, ya? Trus, gwa pindah kedaerah pinggiran yang jauh, biar punya alesan buat nga nraktir2 gwa nantinya?" ujarnya panjang lebar.
"Yaelah, lo knapa mikir yang2 jelek mulu sih ke gwa. Khan, gwa cuma nanya doang, Beb"
Bebeb cuma tertawa kecil ngeliat gwa yang mulai nyolot ini. Entah kenapa, walau sering nyebelinnya, gwa selalu suka bisa jalan dua2an kayak gini sama Bebeb. Dan gwa selalu seneng, ditiap ultah gwa ini selalu ditodong sama Bebeb.
***************************
Didalam mall, seperti biasanya kita langsung nyari2 tempat makan yang akan kita pilih. Karena emang Bebeb selalu gitu nga pernah memastikan resto mana yang akan jadi tempat tujuan. Apalagi ini khan malem minggu, biasanya rame banget ini mall, males aja rasanya ngantri2 buat dapetin meja. Ohiya, gwa sama Bebeb punya satu kesamaan kalo lagi jalan2 di mall, kita tuh sama2 paling males window shopping, muter2 nga jelas gitu. Kita selalu langsung menuju tempat tujuan, tanpa musti pegel2in kaki ngeliat barang2 yang dipajang dengan penuh pesona dan pada akhirnya bikin ngiler lalu ngerobek2 dompet kita. Cuma sayang aja sekarang kita .... (sebagian teks hilang
).
"Eh, kita kesitu aja yuk, nga terlalu rame tuh kayaknya. Selain itu gwa juga kangen nih sama masakan kampung halaman gwa" gwa menunjuk kesalah satu resto bermenu Italia yang all you can eat gitu.
"Halagh, mulai lagi deh" sungutnya sambil menoyor bahu gwa, "ya sudahlah. Kali ini gwa manut sama yang ultah aja"
Tanpa gwa sadari gwa meraih tangan Bebeb ketika menariknya masuk kedalam resto tersebut. Sejenak gwa menyadari kesalahan gwa ini, tapi ngeliat respon Bebeb yang nampaknya nga keberatan dengan kelakuan ini, akhirnya gwa nikmatilah momen yang buat gwa spesial ini dengan sebaik2nya. Sampai akhirnya gwa lepaskan genggaman tangan yang nga nyampe 1 menit itu, karena gwa harus ngeluarin dompet ketika berada didepan kasir.
"Ohiya, gwa lupa ngucapin selamat lebaran. Sekalian juga ngucapin selamat nambah umur. Berarti udah seperempat abad ya umur lo sekarang? Udah tua yee?" Bebeb ngasih ucapan selamat dengan mimik muka lucunya, ketika kita udah dimeja dengan segala macam makanan yang kita pilih.
"Ehm, makasih ya Beb. Tapi kok gwa ngerasanya setiap ultah gwa selalu sweet seventeen mulu sih? Gwa nga pernah ngerasa tua kok Beb" jawab gwa sambil mulai mengunyah potongan pizza.
"Hadeh, tetep aja umur nga bisa bohong lah Ky, mao lo ngerasa semuda apapun itu. Gimanapun juga kita ini udah bukan ABG Ky" Bebeb udah mulai dengan obrolan seriusnya, pasti nga lama lagi bakal berlanjut ke sesi interview deh.
"Ah, tetep aja buat gwa 'apalah artinya sebuah umur' Beb" gwa sok berfilosofis ala Shakespeare.
"Ohya? Terus gimana sama kuliah lo, apa udah beres? Atau jangan2 udah di DO?"
"........" tuh khan, mulai deh sesi interviewnya.
"Hihihihi, nga bisa jawab. Berarti kuliah lo makin berantakan ya? Ck ck ck ck, pantes aja nga mau dibilang tua lo" cibirnya.
"........" lagi2 gwa cuma bisa nyengir2 kuda doang.
"Trus, gimana tuh sikap cewek lo yang ngeliat lo masih kayak gini2 aja?" semakin dalam interviewnya.
"........." tiba2 aja pizza yang gwa kunyah ini hilang rasa enaknya.
"Wooiii, mendadak gagu lo ya?!"
"Gwa udah lama putus Beb" jawab gwa singkat tapi padat.
Dan lo tahu kayak apa tanggapannya? Pertama2 Bebeb memandang gwa dengan tatapan nga percaya gitu. Trus, selebihnya dia kembali nutupin mulutnya dengan kedua tangannya dan tertawa selepas2nya. Paling nga beberapa pengunjung yang ada didekat2 meja kita nengokin kepalanya kearah kita, dengan pandangan aneh tentunya. Damn, emang tega lo Beb!
"Ups, sori-sori, gwa nga maksud ketawa diatas penderitaan lo..." kata Bebeb ketika tawanya mulai mereda.
"Nga apa2, but thanks anyway buat rasa simpati lo" jawab gwa dengan nelangsa.
"Hoo, jangan ngambek dong sama gwa. Puk..puk..puk.." gwa nga tahu Bebeb ngomong gitu emang bersimpati atau cuma pengen ngeledekin gwa doang.
"........" gwa cuma nyengir asem.
"Boleh gwa tau kenapa lo bisa putus?" tanyanya dengan hati2, walaupun gwa tahu kalo nga dijawab, pasti gwa bakal dicecar terus.
"Ya gitu deh, kayaknya sih gara2 kuliah gwa yang nga beres2, trus sama nyokap gwa yang nga ngijinin gwa bawa pacar kerumah"
"Tuh khan, gwa bilang juga apa! Kuliah itu tetep jadi prioritas Ky. Tapi masa' iya sih nyokap lo nga ngijinin? Seinget gwa dulu lo bilang cewek lo seiman sama lo, nga kayak gwa ini khan?" Bebeb mulai nyerocos deh.
"Iyee, Beb, gwa juga nyesel kuliah gwa udah berantakan dan jadi salah satu penyebab hubungan gwa jadi ancur2an. Bener Beb, cewek gwa seiman kok sama gwa. Tapi ya itu tadi Beb, gwa juga bingung kenapa nyokap gwa tetep keukeuh nga ngijinin gwa pacaran terang2an. Bingung gwa juga Beb, disatu sisi ini ibu gwa, disisi lain pacar gwa. Tapi yang pasti gwa nga mau dibilang anak durhaka sama nyokap gwa" jiah, jadi curcol deh gwa.
"Hmmm, kok jadi ribet amat yak ceritanya. Bisa jadi nyokap lo pengennya lo selesaiin kuliah dulu kali, baru abis itu lo dapet ijin bawa2 pacar kerumah."
"Ya gitu deh Beb, tapi kayaknya sih ada alesan lain yang disembunyiin sama nyokap gwa. Aneh aja, gwa udah segede gini masih aja nga dibolehin pacaran"
"Ah, itu mah perasaan lo aja kali Ky. Biar gimanapun, nyokap itu selalu tau yang terbaik buat anak2nya" ujar Bebeb dengan bijaksana, "by the way, jadi lo diputusin sama cewek lo gegara kuliah lo yang berantakan dan nga dapet restu dari nyokap?"
"Ahahaha, nga lah, dia nga mutusin gwa. Tapi dia nikung gwa" jawab gwa sambil senyum pahit.
"Ah, masa' sih? Emang lo tau darimana kalo dia selingkuh?" tanyanya dengan tatapan nga percaya.
"Ya, liat sama mata kepala sendirilah Beb. Khan, gini2 gwa ada bakat jadi Sherlock Holmes" canda gwa dengan garing.
"Ckckck, gwa speechless Ky. Gwa nga tau musti ngomong kyk gimana. Yang pasti lo sabar2 aja yaaa" hiburnya dengan caranya yang begitu bijaksana. Gimanapun juga dia nga nyalahin Dinda, juga gwa. Tapi buat gwa itu udah lebih dari cukup, karena disini juga gwa emang nga pengen dapet pembelaan dari Bebeb.
"Iya Beb, makasih"
"Buat pelajaran aja dan pemacu elo buat nyelesaiin kuliah lo yang sekarang ini. Syukur2 lo nga usah mikirin pacaran dulu deh. Nanti juga kalo dah selesai dan dapet kerjaan, pasti banyak cewek2 yang bakal deketin elo. Percaya deh apa kata gwa ini" Bebeb ngasih semangat ke gwa.
"Iya sih Beb, nga lagi2 deh gwa masuk kelobang yang sama gegara kuliah gwa yang ancur2an. Btw, cewek2 yang nanti bakal deketin gwa itu termasuk elo nga ya?" usil gwa kumat nih.
"Huuu, nga mungkin lah" tepisnya dengan pipi yang bersemu merah.
"Lah, knapa nga mungkin si Beb? Lagian, apa sih yang nga mungkin didunia ini?" hasrat gwa untuk ngegodain dia makin menjadi2.
"Ya iyalah nga mungkin, khan bentar lagi gwa mo merit Ky" sahutnya sambil tersipu dan sangat mengejutkan gwa.
"What, lo mo merit? Nga lagi becandaan khan lo?" tanya gwa yang masih nga percaya.
"Emang gwa keliatan lagi bacanda Ky?" timpalnya dengan wajah seriusnya.
"Ya nga sih. Tapi kok mendadak gitu sih Beb? Eh, maksud gwa, kok secepat itu Beb. Lo khan masih muda kalii"
"Enak aja lo masih muda. Gwa nih cewek, umur segini mah emang udah pantes buat merit. Beda lah sama laki, biar kata udah 40-an, tetep aja masih laku. Tapi biar kata begitu, apa iya lo mo nunggu sampe 40 tahun baru merit. Apa nga kasihan nanti kalo punya anak masih pada kecil2, tapi elonya udah mulai sakit2an" pemikirannya selalu jauh kedepan, dan gwa bener2 terhenyak dengan kebenaran kata2nya itu.
"Iya Beb, gwa ngerti kok maksud lo. Kalo boleh tau siapa calon lo?"
"Robert Ky" jawabnya lagi2 sambil tersipu malu.
"Robert? Yang senior kita itu ya Beb? Yang orangnya ucup2 gitu?" kata gwa spontanitas aja, tanpa maksud melecehkan calon suaminya.
"Hehehehe, iya, senior kita Ky. Tapi khan biar dulunya ucup juga, sekarang mah udah mapan dia Ky" jawabnya yang tampak tak tersinggung sama ucapan gwa tadi, tapi tetep bikin gwa nga enak hati.
"Ahahahaha, iya sori, gwa nga ada maksud buat ngejelekin calon lo. Gwa cuma keinget sama ciri dia waktu SMA dulu aja"
"Iya nga apa2 Ky, gwa bisa maklumin kok. Tapi gwa boleh ngomong suatu hal buat lo Ky. Mungkin nga enak nantinya lo dengerinnya, tapi paling nga siapa tau aja lo bisa nerima masukan gwa ini"
"Hehehehe, silahkan aja Beb. Toh, selama ini gwa sering dizholimi sama lo, gwa fine2 aja kok" kata gwa sambil ketawa2 bodoh.
"Hihihihi, berarti selama ini gwa jahat dong sama lo Ky? Maafin gwa ya kalo selama ini suka zholimi eloo" ledek Bebeb, yang seolah2 lupa dengan tujuannya pengen ngomongin sesuatu ke gwa.
"Yaelah, nga apa2 siihh. Ya udah, lo mo ngomong apa coba?"
"Iyaa, lupa deh tuh gwaa. Gini lhoo, lo tau nga sihh, kalo kita2 yang cewek dulu tuh mandang lo bad boy bangeettt? Dan lo tau nga siihh, biar kata bad boy juga, cewek2 tuh lebih milih cowok2 model kayak lo dibanding cowok2 yang ucup dan lurus2 aja jalannya?"
"Yaelah Beb, knapa gwa dibilang bad boy sih? Perasaan gwa cowok baek2 deh" protes gwa, sedikit ke ge-eran.
"Halagh, nga usah ke ge-eran deh lo. Gw cuma mau bilang aja, kalo cewekpun waktu masih jaman sekolah tuh, emang orientasinya lebih cenderung untuk nyari pacar cowok2 bad boy model2 kayak lo itu. Tapiii, ketika cewek2 tuh udah ngerasa dewasa, apalagi udah mulai inget sama umurnya, biasanya orientasinya pun ikutan berubah. Cowok bad boy tuh udah nga jadi pilihan lagi, tapi yang dulunya ucup2 dan yang udah mapanlah yang jadi pilihan kita. Emang sih kedengerannya egois, tapi cewek tuh butuh zona aman dan nyaman untuk melangkahkan kakinya ke masa depan. Makanya, diumur2 cewek seperti gwa ini, udah nga waktunya lagi macarin bad boy, biar kata dulunya ucup tapi jalan pikirannya dewasa ditambah udah mulai mapan, ya itulah pilihan yang terbaik buat kita2 ini. Ngerti khan maksud gwa Ky?" kata Bebeb panjang lebar.
"Iya, gwa ngerti maksud lo Beb. Itu maksudnya knapa lo milih si Robert, khan?" kata gwa sok2 nga ngerti. Padahal mah gwa shock banget dengerinnya. Paling nga, secara nga langsung Bebeb ngasih tahuin, kalo gwa ini belum pantes disebut cowok dewasa.
"Yaelah, maksud gwa bukan itu Kyyy. Maksud gwa tuh, udah gitu loh, enough is enough being bad boys. Its time to be a real man, now. The real man." ujar Bebeb dengan muka seriusnya.
"Iyaaa, gwa ngerti Beb. Ngerti banget sama maksud omongan lo ini. Makasih yaa, udah ngasih nasehat yang nendang abis ini" sahut gwa dengan legowo.
"Syukur deh kalo lo ngerti dan bisa nerima omongan gwa yang agak2 keras tadi. Tapi biar gimanapun, gwa tetep temen lo. Gwa pengen ngeliat lo berubah jadi yang lebih baik. Cukup udah jadi bad boy-nya, sekarang waktunya jadi real man. Ok?!"
"Copy that! So, kira2 gwa diundang nga nih ke kimpoian lo nantinya?" gwa mengalihkan pembicaraan.
"So pastilah, malah kudu wajib lo datengnya. Awas aja kalo sampe nga dateng!" ancamnya dengan wajah galaknya tapi lucu.
So, kita lanjutin ngobrol2nya dengan topik yang lebih ringan diselingi candaan2 garing dari gwa. Huft, bagaimanapun juga, dimalam ultah gwa itu, Bebeb bener2 ngebuka mata gwa. Kalo gwa ini masih jauh dari taraf laki2 dewasa dan bertanggung jawab dengan masa depannya. Mungkin juga Bebeb nga tega untuk bilang kalo gwa ini nga lebih dari laki2 pecundang. Tapi ya seperti itulah Bebeb, walaupun suka ngebully gwa mulu kalo lagi berduaan kayak gini, tapi sebenernya dia baik dan perhatian buat gwa. So, makasih buat malam itu ya Beb, dan gwa tahu itu adalah malam terakhir gwa buat bisa berdua2an sama lo.
Baru saja gwa menjejakkan kaki ditepi teras, tiba2 saja pintu utama yang terbuat dari panil jati itu terbuka. Lalu tampak sesosok perempuan yang tinggi dan tetap langsing, yang begitu gwa kenal, muncul dari balik pintu. Dengan rambut ikal hitamnya yang tampak dibiarkan memanjang dipunggungnya semakin menambah kecantikkannya. Dan senyumnya yang tampak kekanak2an itu menyambut kedatangan gwa.
"Wuih, tumben banget nih fast response" sapanya tanpa basa-basi lagi.
"Ohya? Fast response gimana sih?" tanya gwa nga ngerti.
"Ya itu, mulai dari gwa telpon, langsung ngangkat. Khan, biasanya pake acara dirijek2 tuh dulunya. Trus, sekarang, giliran dateng, kecepatan 10 menit. Tumben banget khan?" ujarnya sambil terkekeh.
"Hehehehehe, bisa aja lo Beb. Lah, ini, belom juga gwa ngetok pintu, tiba2 aja lo udah dibukain buat gwa. Apa bukan artinya, lo lagi nunggu2in gwa? Ya nga, sih?" timpal gwa nga mau kalah.
"Huuuu...." Bebeb cuma bisa ber'hu' ria, dengan pipi sedikit bersemu merah, menyadari kalo dia juga sebenernya lagi nungguin gwa.
"Yo wes lah, kalo lo udah siap, kita cabs deh, sebelum ntar ujan lagi. Atau, kita mau duduk2 aja disini, sambil nungguin tukang bakso lewat? Biar sekalian gwa masukin motor gwa kedalem nih?" kata gwa.
"Enak aja, nga mau rugi banget sih lo? Masa' gwa cuma ditraktir bakso yang lewat doang sih? Dasar pelit! Ya udah, lo masukin aja dulu motor lo kedalem. Gwa sekalian pamit sama nyokap dulu"
Lalu Bebeb menghilang kedalam untuk berpamitan dengan orang tuanya. Sedangkan gwa memasukkan motor gwa kedalam halamannya, dan memarkirkannya diantara mobil2 yang berjejer disitu. Gwa lihat Bebeb keluar ditemani oleh nyokapnya.
"Eh, nak Lucky, apa kabarnya nak? Lama nga pernah kelihatan nih?" sapa nyokapnya Bebeb dengan ramah.
"Kabar saya baik2 aja, tante" jawab gwa sambil salim sama nyokapnya.
"Oh iya, selamat hari lebaran ya. Minal adzin wal faidzin. Kamu nga pulang kampung emangnya Ky?" nyokapnya Bebeb mengucapkan selamat lebaran, menunjukkan toleransinya.
"Nga tante, kita kehabisan tiket kemaren. Jadi nga sempet pulang deh saya" jawab gwa sambil cengar-cengir.
"Ohya, emangnya kampung kamu dimana sih? Kok tante lupa ya?" nyokapnya Bebeb sambil mengingat2 gitu, seolah gwa pernah ngasih tahu ke nyokapnya kampung halaman gwa.
"Heh, sampe jawab kampung lo di Sicilia, ntar gwa jungkirin motor lo, ya?!" Bebeb menyelak sebelum gwa ngejawab pertanyaan nyokapnya.
"Hush, kamu apa2an sih? Kok udah kayak preman aja ngomongnya?!" nyokapnya menegur Bebeb.
"Abisan, tiap ditanya kampungnya dimana, pasti jawabnya Sicilia mulu sih bu, siapa yang nga sebel sih dengerinnya?" Bebeb merajuk.
"Iya toh, nak Lucky, kampung kamu di Sicilia?" jiah, nyokapnya Bebeb malah nganggep serius.
"Nga kok tante, kampung saya di =SENSOR=, Sumatra Barat" jawab gwa sambil tersipu. Lagian, ngapain juga gwa bakal becandain nyokapnya Bebeb.

"Owalah, tante pikir beneran Sicilia nak, abis kamu emang mirip2 orang Itali sih. Cuma mungkin yang biasa jadi nelayan kali yaa, makanya kulitnya pada gelap dibakar matahari tiap harinya" eeaaa, nyokapnya Bebeb ternyata jago nyela juga euy!

Ngedenger nyokapnya nyelain gwa, Bebeb ketawa lepas kayak orang kesurupan. Padahal kedua tangannya udah dipakai buat nutupin mulutnya, tapi tetep aja kedengeran kenceng banget suaranya ditelinga gwa. Sementara gwa yang terjebak pada keadaan yang aneh ini, cuma bisa nyengir2 bodoh aja. Puas lo Beb, puaasss??!!!

"Ya sudah kalo kalian mau pada jalan, hati2 aja ya. Jangan terlalu malem lho nanti pulangnya?" nyokapnya Bebeb menyudahi situasi menyebalkan ini.
"Iya tante, saya pamit dulu yaa" pamit gwa.
Lalu kita berdua meninggalkan rumahnya Bebeb dengan berjalan kaki. Ya iyalah, soalnya mall tujuan kita ini jaraknya cuma sepelemparan batu doang dari rumahnya Bebeb, ngapain juga make repot2 bawa kendaraan. Mall paling gahol diseputaran pergaulan kita diwilayah kita dibesarkan dikota ini, dan lintasan jalan yang kita tapaki inipun boleh dibilang jalan penuh kenangan banget deh (ecie, udah kayak judul lagu jadul aja
)."Udah knapa ketawanya, nga malu apa lo diliatin orang sejalanan?" tegur gwa ngeliat Bebeb yang kayaknya masih belum puas2nya ngetawain gwa.
"Lucuuu, nga nyangka aja ibu gwa bisa nyelain lo juga? Bwahahahahaha" Bebeb makin tak terkendali.
"Sama', gwa juga nga nyangka, kalo dulu lo bisa pacaran sama gwa yang item ini" entah merajuk entah nyindir gwa ini.
Tapi yang pasti tawa Bebeb langsung terhenti dalam sekejab. Setelah sejenak menata sikapnya, entah karena omongan gwa ngena dihatinya entah juga karena malu atau mungkin marah sama gwa, Bebeb kembali melangkahkan kakinya dengan gaya anggunnya. Seolah tadi tak terjadi apa2. Lalu kita menyusuri trotoar jalan, dimana kini hampir sepanjang jalan yang kita lalui disebelahnya sedang dibangun ruko2.
"Wah, bentar lagi kayaknya bakalan jadi Agus lo?" tanya gwa memecahkan keheningan.
"Agus? Maksud lo apaan sih?"
"Itu, anak gusuran. Lo liat aja tuh, sampe kebawah pada dibangunin ruko, berarti nga lama lagi rumah lo bakal kena gusur juga kali ya?" kata gwa sambil menunjuk pada ruko2 yang tampak dalam tahap finishing itu.
"Oohh, ya nga tau juga gwa. Emang knapa? Lo ngarepin gwa kena gusur, ya? Trus, gwa pindah kedaerah pinggiran yang jauh, biar punya alesan buat nga nraktir2 gwa nantinya?" ujarnya panjang lebar.
"Yaelah, lo knapa mikir yang2 jelek mulu sih ke gwa. Khan, gwa cuma nanya doang, Beb"
Bebeb cuma tertawa kecil ngeliat gwa yang mulai nyolot ini. Entah kenapa, walau sering nyebelinnya, gwa selalu suka bisa jalan dua2an kayak gini sama Bebeb. Dan gwa selalu seneng, ditiap ultah gwa ini selalu ditodong sama Bebeb.

***************************
Didalam mall, seperti biasanya kita langsung nyari2 tempat makan yang akan kita pilih. Karena emang Bebeb selalu gitu nga pernah memastikan resto mana yang akan jadi tempat tujuan. Apalagi ini khan malem minggu, biasanya rame banget ini mall, males aja rasanya ngantri2 buat dapetin meja. Ohiya, gwa sama Bebeb punya satu kesamaan kalo lagi jalan2 di mall, kita tuh sama2 paling males window shopping, muter2 nga jelas gitu. Kita selalu langsung menuju tempat tujuan, tanpa musti pegel2in kaki ngeliat barang2 yang dipajang dengan penuh pesona dan pada akhirnya bikin ngiler lalu ngerobek2 dompet kita. Cuma sayang aja sekarang kita .... (sebagian teks hilang
)."Eh, kita kesitu aja yuk, nga terlalu rame tuh kayaknya. Selain itu gwa juga kangen nih sama masakan kampung halaman gwa" gwa menunjuk kesalah satu resto bermenu Italia yang all you can eat gitu.
"Halagh, mulai lagi deh" sungutnya sambil menoyor bahu gwa, "ya sudahlah. Kali ini gwa manut sama yang ultah aja"
Tanpa gwa sadari gwa meraih tangan Bebeb ketika menariknya masuk kedalam resto tersebut. Sejenak gwa menyadari kesalahan gwa ini, tapi ngeliat respon Bebeb yang nampaknya nga keberatan dengan kelakuan ini, akhirnya gwa nikmatilah momen yang buat gwa spesial ini dengan sebaik2nya. Sampai akhirnya gwa lepaskan genggaman tangan yang nga nyampe 1 menit itu, karena gwa harus ngeluarin dompet ketika berada didepan kasir.

"Ohiya, gwa lupa ngucapin selamat lebaran. Sekalian juga ngucapin selamat nambah umur. Berarti udah seperempat abad ya umur lo sekarang? Udah tua yee?" Bebeb ngasih ucapan selamat dengan mimik muka lucunya, ketika kita udah dimeja dengan segala macam makanan yang kita pilih.
"Ehm, makasih ya Beb. Tapi kok gwa ngerasanya setiap ultah gwa selalu sweet seventeen mulu sih? Gwa nga pernah ngerasa tua kok Beb" jawab gwa sambil mulai mengunyah potongan pizza.
"Hadeh, tetep aja umur nga bisa bohong lah Ky, mao lo ngerasa semuda apapun itu. Gimanapun juga kita ini udah bukan ABG Ky" Bebeb udah mulai dengan obrolan seriusnya, pasti nga lama lagi bakal berlanjut ke sesi interview deh.

"Ah, tetep aja buat gwa 'apalah artinya sebuah umur' Beb" gwa sok berfilosofis ala Shakespeare.
"Ohya? Terus gimana sama kuliah lo, apa udah beres? Atau jangan2 udah di DO?"
"........" tuh khan, mulai deh sesi interviewnya.
"Hihihihi, nga bisa jawab. Berarti kuliah lo makin berantakan ya? Ck ck ck ck, pantes aja nga mau dibilang tua lo" cibirnya.
"........" lagi2 gwa cuma bisa nyengir2 kuda doang.
"Trus, gimana tuh sikap cewek lo yang ngeliat lo masih kayak gini2 aja?" semakin dalam interviewnya.
"........." tiba2 aja pizza yang gwa kunyah ini hilang rasa enaknya.
"Wooiii, mendadak gagu lo ya?!"
"Gwa udah lama putus Beb" jawab gwa singkat tapi padat.
Dan lo tahu kayak apa tanggapannya? Pertama2 Bebeb memandang gwa dengan tatapan nga percaya gitu. Trus, selebihnya dia kembali nutupin mulutnya dengan kedua tangannya dan tertawa selepas2nya. Paling nga beberapa pengunjung yang ada didekat2 meja kita nengokin kepalanya kearah kita, dengan pandangan aneh tentunya. Damn, emang tega lo Beb!

"Ups, sori-sori, gwa nga maksud ketawa diatas penderitaan lo..." kata Bebeb ketika tawanya mulai mereda.
"Nga apa2, but thanks anyway buat rasa simpati lo" jawab gwa dengan nelangsa.
"Hoo, jangan ngambek dong sama gwa. Puk..puk..puk.." gwa nga tahu Bebeb ngomong gitu emang bersimpati atau cuma pengen ngeledekin gwa doang.
"........" gwa cuma nyengir asem.
"Boleh gwa tau kenapa lo bisa putus?" tanyanya dengan hati2, walaupun gwa tahu kalo nga dijawab, pasti gwa bakal dicecar terus.
"Ya gitu deh, kayaknya sih gara2 kuliah gwa yang nga beres2, trus sama nyokap gwa yang nga ngijinin gwa bawa pacar kerumah"
"Tuh khan, gwa bilang juga apa! Kuliah itu tetep jadi prioritas Ky. Tapi masa' iya sih nyokap lo nga ngijinin? Seinget gwa dulu lo bilang cewek lo seiman sama lo, nga kayak gwa ini khan?" Bebeb mulai nyerocos deh.
"Iyee, Beb, gwa juga nyesel kuliah gwa udah berantakan dan jadi salah satu penyebab hubungan gwa jadi ancur2an. Bener Beb, cewek gwa seiman kok sama gwa. Tapi ya itu tadi Beb, gwa juga bingung kenapa nyokap gwa tetep keukeuh nga ngijinin gwa pacaran terang2an. Bingung gwa juga Beb, disatu sisi ini ibu gwa, disisi lain pacar gwa. Tapi yang pasti gwa nga mau dibilang anak durhaka sama nyokap gwa" jiah, jadi curcol deh gwa.

"Hmmm, kok jadi ribet amat yak ceritanya. Bisa jadi nyokap lo pengennya lo selesaiin kuliah dulu kali, baru abis itu lo dapet ijin bawa2 pacar kerumah."
"Ya gitu deh Beb, tapi kayaknya sih ada alesan lain yang disembunyiin sama nyokap gwa. Aneh aja, gwa udah segede gini masih aja nga dibolehin pacaran"
"Ah, itu mah perasaan lo aja kali Ky. Biar gimanapun, nyokap itu selalu tau yang terbaik buat anak2nya" ujar Bebeb dengan bijaksana, "by the way, jadi lo diputusin sama cewek lo gegara kuliah lo yang berantakan dan nga dapet restu dari nyokap?"
"Ahahaha, nga lah, dia nga mutusin gwa. Tapi dia nikung gwa" jawab gwa sambil senyum pahit.
"Ah, masa' sih? Emang lo tau darimana kalo dia selingkuh?" tanyanya dengan tatapan nga percaya.
"Ya, liat sama mata kepala sendirilah Beb. Khan, gini2 gwa ada bakat jadi Sherlock Holmes" canda gwa dengan garing.
"Ckckck, gwa speechless Ky. Gwa nga tau musti ngomong kyk gimana. Yang pasti lo sabar2 aja yaaa" hiburnya dengan caranya yang begitu bijaksana. Gimanapun juga dia nga nyalahin Dinda, juga gwa. Tapi buat gwa itu udah lebih dari cukup, karena disini juga gwa emang nga pengen dapet pembelaan dari Bebeb.
"Iya Beb, makasih"
"Buat pelajaran aja dan pemacu elo buat nyelesaiin kuliah lo yang sekarang ini. Syukur2 lo nga usah mikirin pacaran dulu deh. Nanti juga kalo dah selesai dan dapet kerjaan, pasti banyak cewek2 yang bakal deketin elo. Percaya deh apa kata gwa ini" Bebeb ngasih semangat ke gwa.
"Iya sih Beb, nga lagi2 deh gwa masuk kelobang yang sama gegara kuliah gwa yang ancur2an. Btw, cewek2 yang nanti bakal deketin gwa itu termasuk elo nga ya?" usil gwa kumat nih.

"Huuu, nga mungkin lah" tepisnya dengan pipi yang bersemu merah.
"Lah, knapa nga mungkin si Beb? Lagian, apa sih yang nga mungkin didunia ini?" hasrat gwa untuk ngegodain dia makin menjadi2.

"Ya iyalah nga mungkin, khan bentar lagi gwa mo merit Ky" sahutnya sambil tersipu dan sangat mengejutkan gwa.
"What, lo mo merit? Nga lagi becandaan khan lo?" tanya gwa yang masih nga percaya.
"Emang gwa keliatan lagi bacanda Ky?" timpalnya dengan wajah seriusnya.
"Ya nga sih. Tapi kok mendadak gitu sih Beb? Eh, maksud gwa, kok secepat itu Beb. Lo khan masih muda kalii"
"Enak aja lo masih muda. Gwa nih cewek, umur segini mah emang udah pantes buat merit. Beda lah sama laki, biar kata udah 40-an, tetep aja masih laku. Tapi biar kata begitu, apa iya lo mo nunggu sampe 40 tahun baru merit. Apa nga kasihan nanti kalo punya anak masih pada kecil2, tapi elonya udah mulai sakit2an" pemikirannya selalu jauh kedepan, dan gwa bener2 terhenyak dengan kebenaran kata2nya itu.
"Iya Beb, gwa ngerti kok maksud lo. Kalo boleh tau siapa calon lo?"
"Robert Ky" jawabnya lagi2 sambil tersipu malu.
"Robert? Yang senior kita itu ya Beb? Yang orangnya ucup2 gitu?" kata gwa spontanitas aja, tanpa maksud melecehkan calon suaminya.
"Hehehehe, iya, senior kita Ky. Tapi khan biar dulunya ucup juga, sekarang mah udah mapan dia Ky" jawabnya yang tampak tak tersinggung sama ucapan gwa tadi, tapi tetep bikin gwa nga enak hati.

"Ahahahaha, iya sori, gwa nga ada maksud buat ngejelekin calon lo. Gwa cuma keinget sama ciri dia waktu SMA dulu aja"
"Iya nga apa2 Ky, gwa bisa maklumin kok. Tapi gwa boleh ngomong suatu hal buat lo Ky. Mungkin nga enak nantinya lo dengerinnya, tapi paling nga siapa tau aja lo bisa nerima masukan gwa ini"
"Hehehehe, silahkan aja Beb. Toh, selama ini gwa sering dizholimi sama lo, gwa fine2 aja kok" kata gwa sambil ketawa2 bodoh.
"Hihihihi, berarti selama ini gwa jahat dong sama lo Ky? Maafin gwa ya kalo selama ini suka zholimi eloo" ledek Bebeb, yang seolah2 lupa dengan tujuannya pengen ngomongin sesuatu ke gwa.
"Yaelah, nga apa2 siihh. Ya udah, lo mo ngomong apa coba?"
"Iyaa, lupa deh tuh gwaa. Gini lhoo, lo tau nga sihh, kalo kita2 yang cewek dulu tuh mandang lo bad boy bangeettt? Dan lo tau nga siihh, biar kata bad boy juga, cewek2 tuh lebih milih cowok2 model kayak lo dibanding cowok2 yang ucup dan lurus2 aja jalannya?"
"Yaelah Beb, knapa gwa dibilang bad boy sih? Perasaan gwa cowok baek2 deh" protes gwa, sedikit ke ge-eran.
"Halagh, nga usah ke ge-eran deh lo. Gw cuma mau bilang aja, kalo cewekpun waktu masih jaman sekolah tuh, emang orientasinya lebih cenderung untuk nyari pacar cowok2 bad boy model2 kayak lo itu. Tapiii, ketika cewek2 tuh udah ngerasa dewasa, apalagi udah mulai inget sama umurnya, biasanya orientasinya pun ikutan berubah. Cowok bad boy tuh udah nga jadi pilihan lagi, tapi yang dulunya ucup2 dan yang udah mapanlah yang jadi pilihan kita. Emang sih kedengerannya egois, tapi cewek tuh butuh zona aman dan nyaman untuk melangkahkan kakinya ke masa depan. Makanya, diumur2 cewek seperti gwa ini, udah nga waktunya lagi macarin bad boy, biar kata dulunya ucup tapi jalan pikirannya dewasa ditambah udah mulai mapan, ya itulah pilihan yang terbaik buat kita2 ini. Ngerti khan maksud gwa Ky?" kata Bebeb panjang lebar.
"Iya, gwa ngerti maksud lo Beb. Itu maksudnya knapa lo milih si Robert, khan?" kata gwa sok2 nga ngerti. Padahal mah gwa shock banget dengerinnya. Paling nga, secara nga langsung Bebeb ngasih tahuin, kalo gwa ini belum pantes disebut cowok dewasa.

"Yaelah, maksud gwa bukan itu Kyyy. Maksud gwa tuh, udah gitu loh, enough is enough being bad boys. Its time to be a real man, now. The real man." ujar Bebeb dengan muka seriusnya.
"Iyaaa, gwa ngerti Beb. Ngerti banget sama maksud omongan lo ini. Makasih yaa, udah ngasih nasehat yang nendang abis ini" sahut gwa dengan legowo.
"Syukur deh kalo lo ngerti dan bisa nerima omongan gwa yang agak2 keras tadi. Tapi biar gimanapun, gwa tetep temen lo. Gwa pengen ngeliat lo berubah jadi yang lebih baik. Cukup udah jadi bad boy-nya, sekarang waktunya jadi real man. Ok?!"
"Copy that! So, kira2 gwa diundang nga nih ke kimpoian lo nantinya?" gwa mengalihkan pembicaraan.
"So pastilah, malah kudu wajib lo datengnya. Awas aja kalo sampe nga dateng!" ancamnya dengan wajah galaknya tapi lucu.

So, kita lanjutin ngobrol2nya dengan topik yang lebih ringan diselingi candaan2 garing dari gwa. Huft, bagaimanapun juga, dimalam ultah gwa itu, Bebeb bener2 ngebuka mata gwa. Kalo gwa ini masih jauh dari taraf laki2 dewasa dan bertanggung jawab dengan masa depannya. Mungkin juga Bebeb nga tega untuk bilang kalo gwa ini nga lebih dari laki2 pecundang. Tapi ya seperti itulah Bebeb, walaupun suka ngebully gwa mulu kalo lagi berduaan kayak gini, tapi sebenernya dia baik dan perhatian buat gwa. So, makasih buat malam itu ya Beb, dan gwa tahu itu adalah malam terakhir gwa buat bisa berdua2an sama lo.

sormin180 memberi reputasi
1
Kutip
Balas