TS
kalyana2013
*** Kitab Berkeliling Ke Alam Neraka *** <== Silakan Masuk, Sangat Menarik!
NAMO A MI TO FO
NAMO TI CANG WANG PHU SA
"Janganlah Berbuat Kejahatan. Belajarlah Berbuat Kebajikan. Sucikan Hati dan Pikiran. Inilah Ajaran Semua Buddha.
Sekapur sirih/rangkuman tentang thread yang akan dibuat:
Thread ini adalah isi dari buku berjudul "Kitab Berkeliling ke Alam Neraka" (versi asli dalam bahasa Mandarin yang dirangkum oleh Vihara Shien Sien Tang, Tai Chung-Taiwan yang diterjemahkan oleh Leini Lee, MA. PhD. - Sukhavati Education Centre-Medan). Kitab ini akan beriksikan penjelasan tentang alam baka yang perlu diketahui oleh para umat agar tidak jatuh ke alam neraka.
Thread ini adalah isi dari buku berjudul "Kitab Berkeliling ke Alam Neraka" (versi asli dalam bahasa Mandarin yang dirangkum oleh Vihara Shien Sien Tang, Tai Chung-Taiwan yang diterjemahkan oleh Leini Lee, MA. PhD. - Sukhavati Education Centre-Medan). Kitab ini akan beriksikan penjelasan tentang alam baka yang perlu diketahui oleh para umat agar tidak jatuh ke alam neraka.
Ungkapan Terima Kasih kepada Penerjemah Ibu Leini Lee, MA. PhD. atas izinnya kepada TS.
Terima Kasih Ibu Leini Lee, MA. Ph.D!
Catatan penerjemah asli (Ibu Leini Lee, MA. PhD.): Penerbitan dari Kitab Ajaran Kebaikan ini adalah bersifat amal. Bagi Anda yang ingin turut menyumbangkan Kitab Suci ini ke berbagai vihara, hubungilah: Leini Lee, MA. PhD. (061) 456 5348 atau (061) 456 3547, Medan
Terima Kasih Ibu Leini Lee, MA. Ph.D!
Catatan penerjemah asli (Ibu Leini Lee, MA. PhD.): Penerbitan dari Kitab Ajaran Kebaikan ini adalah bersifat amal. Bagi Anda yang ingin turut menyumbangkan Kitab Suci ini ke berbagai vihara, hubungilah: Leini Lee, MA. PhD. (061) 456 5348 atau (061) 456 3547, Medan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Thread ini telah di-approvedoleh momod hateisworthless. Terima kasih... 

TS berterima kasih kepada semua reader, atas kunjungannya! TS berdoa semoga ini membawa manfaat bagi semua makhluk.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Untuk versi PDF, silakan di-downloaddi Download PDF. Terima kasih untuk Agan gerobak.hias atas sarannya untuk versi PDF. Mohon maaf, versi ini juga di-update sebagian-sebagian. (Versi PDF saat ini telah selesai.)
Bila tertarik versi cetaknya, silakan PM. Tidak ada biaya apa pun. Mohon maaf bila respon lambat atau bukunya lagi tidak ada, tetapi akan diusahakan. Bila tetap tidak ada, akan dikabari. Terima kasih.
Stok Versi Cetak (3 Desember 2014): 0 Buku.Silakan....Terima kasih.
Stok Versi Cetak (3 Desember 2014): 0 Buku.Silakan....Terima kasih.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
RULES
- Mohon jangan bertindak yang dapat menimbulkan pertentangan. Terima kasih.
- Silakan berdiskusi dengan baik dan sopan. Mohon tidak berdebat kusir. Hal-hal yang kita tidak tahu dengan tepat, mari kita belajar dan intropeksi saja. Terima kasih.
- Oleh karena isi buku cukup tebal, TS akan update berkala. Post ini akan berfungsi seperti Daftar Isi. Terima kasih.
- TS mohon dimaafkan bila ada hal-hal yang tidak berkenan. Terima kasih.
- Bila ada kesalahan ketik atau eja atau kalimat, mohon dibantu koreksi. Terima kasih.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI
Spoiler for Kitab Berkeliling Ke Alam Neraka:
Spoiler for Kitab Pantang Berzinah:
Diubah oleh kalyana2013 07-01-2015 22:58
tata604 memberi reputasi
1
79.1K
172
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Spiritual
6.4KThread•2.7KAnggota
Tampilkan semua post
TS
kalyana2013
#67
Perjalanan Ke-41
Perjalanan Ke-41
Kunjungan ke Markas Besar Cabang Kota untuk Menyaksikan Keadaan Manusia Setelah Meninggal Dunia
Chi Kung Huo Fo tiba pada tanggal 9 Desember 1977 (Penanggalan Lunar Cap Gwee-Ji Cap Kaw)
Chi Kung Huo Fo
“Hari ini, pada jam 12 siang, murid Vihara Sheng Sien yang bernama Lai Sheng Kuang, suaminya yang bernama Wang Wen Tha telah meninggal dunia.”
“Sehingga Saya berpikir, ‘Sungguh singkat kehidupan umat manusia di dunia. Untuk itu, buat apa bersifat pelit dan banyak berhitung dalam segala hal?’”
“Umat manusia bisa bekerja kalau masih bernafas.”
“Tetapi apabila pada suatu hari, si Hitam dan si Putih telah datang, maka tamatlah kehidupan umat manusia.”
“Dan semua yang dimiliki, termasuk uang, anak dan cucu, semuanya harus ditinggalkan.”
“Walau pun sang umat mempunyai rumah mewah, kini semua yang dimiliki harus dilepaskan.”
“Sebentar lagi, badan pun akan ditanam di kuburan.”
“Oh, umat manusia, pikirkanlah!”
“Sebenarnya, apa yang dapat kamu bawa ke alam baka?”
Yang Sheng
“Guru, coba kamu lihat tuan Wang.”
“Setelah meninggal dunia, rohnya menuju ke mana?”
Chi Kung Huo Fo
“Tahun berganti tahun, perjalanan hidup di dunia sangatlah singkat.”
“Tetapi perjalanan hidup di alam baka, sangatlah panjang.”
“Kita akan meninjau ke tempat yang akan dituju oleh para umat manusia setelah berakhirnya kehidupan di dunia.”
“Melalui Kitab Berkeliling Ke Alam Neraka ini, Saya akan memberitahukan kepada umat manusia keadaan dari para umat manusia setelah meninggal dunia.”
Yang Sheng
“Terima kasih, Guru!”
“Ini merupakan pertanyaan yang ingin kutanyakan, karena umat manusia di dunia hanya mengetahui, setelah meninggal dunia, mereka akan menuju ke alam baka.”
“Namun, mereka tidak mengetahui persis seperti apa keadaan umat manusia setelah meninggal dunia.”
“Mohon Guru menjelaskannya.”
Chi Kung Huo Fo
“Boleh!”
“Kamu naik dulu ke atas bunga teratai, dan Saya akan membawamu ke tempat tersebut sehingga kamu dapat melihatnya sendiri.”
Yang Sheng
“Baik, Guru!”
“Saya sudah duduk dengan baik.”
“Guru, silakan berangkat!”
Chi Kung Huo Fo
“Kita sudah tiba.”
“Yang Sheng, cepat turun!”
Yang Sheng
“Tempat ini, kelihatannya sudah pernah saya kunjungi.”
Chi Kung Huo Fo
“Kamu benar!”
“Coba kamu lihat!”
“Jasad dari tuan Wang masih berbaring di ranjang.”
“Di depannya, terlihat para murid dari Vihara Sheng Sien.”
“Mereka sedang membacakan doa.”
“Dan anak-anak dari tuan Wang sedang menangis dengan sedih.”
Yang Sheng
“Mengapa hanya terlihat jadasnya?”
“Tidak terlihat rohnya.”
Chi Kung Huo Fo
“Kamu naik ke atas bunga teratai.”
“Saya akan mengajak kamu ke Biara Kota, yaitu Cheng Huang Miao.”
“Supaya kamu dapat lebih memahaminya.”
Yang Sheng
“Saya sudah duduk di atas bunga teratai.”
“Guru, silakan berangkat!”
Chi Kung Huo Fo
“Kita sudah tiba.”
“Yang Sheng, cepat turun!”
Yang Sheng
“Kota ini, kelihatannya sangat ramai.”
“Di depannya terdapat sebuah markas besar.”
“Tentara alam baka yang berkuda, datang dan pergi tanpa berhenti.”
“Para umat manusia di dunia, tidak mungkin dapat melihat keadaan di sini.”
Chi Kung Huo Fo
“Mari!”
“Kita masuk ke kantor markas besar itu.”
“Kita temui dulu kepala markas yang bernama Cheng Huang.”
Cheng Huan
“Selamat datang Buddha Chi Kung dan Yang Sheng.”
“Ada keperluan apa, sehingga membuat kalian harus datang kemari?”
Chi Kung Huo Fo
“Karena wakil ketua Vihara Sheng Sien, suaminya baru saja meninggal dunia.”
“Dan Vihara Sheng Sien yang ditunjuk oleh Penguasa Langit untuk menulis Kitab Berkeliling Ke Alam Neraka ingin menjelaskan kepada umat manusia keadaan dari seseorang yang telah meninggal dunia, maka itu.”
“Maka itu, kami meninjau kemari.”
Cheng Huang
“Oh, begitu!”
“Baiklah!”
“Silakan kalian duduk.”
“Jenderal, tuangkan teh!”
Jenderal
“Siap!”
“Silakan diminum!”
Yang Sheng
“Terima kasih!”
“Bolehkan saya bertanya, tugas apa yang ditangani oleh markas ini?”
Cheng Huang
“Ini adalah markas besar cabang kota.”
“Markas semacam ini, juga terdapat di kota-kota lain di seluruh dunia.”
“Umat manusia tidak mengetahui adanya tempat ini.”
“Markas ini seperti markas kepolisian yang terdapat di seluruh dunia.”
“Tugasnya khusus mengawasi kelakuan dari umat manusia di dunia.”
“Kelenteng Dewa Bumi ibaratnya seperti kantor polisi sub-cabang.”
“Masing-masing dibagikan tugas.”
“Kalau umat manusia sudah hampir tiba ajalnya, maka Prajurit alam baka akan datang kemari dengan membawa surat penangkapan yang ditulis oleh Yen Wang ke kantor ini.”
“Setelah mencocokkan berkas-berkas atau data-data dari manusia tersebut, maka seorang wakil dari kantor ini akan diutus untuk mendampingi Prajurit tersebut menuju ke kantor bagian jasa dan pahala.”
“Kemudian seorang wakil dari kantor tersebut juga akan diutus untuk mengikuti mereka berdua menuju ke alam manusia (dunia) untuk membwa roh orang yang telah meninggal dunia ke alam baka.”
Yang Sheng
“Saya masih memiliki banyak pertanyaan untuk dimintai petunjuk.”
“Bagaimana caranya Prajurit alam baka membawa orang yang jahat dan orang yang baik ke alam baka?”
Cheng Huang
“Prajurit dari alam baka, kadang-kadang bisa berupa Jenderal yang berkepala kerbau dan berkepala kuda. Kadang-kadang bisa berupa si Hitam dan si Putih.”
“Ketika mereka tiba di rumah orang yang baik, yang ajalnya sudah tiba, dengan hanya menepuk bahu manusia itu, maka manusia itu akan jatuh pingsan.”
“Dan mereka akan membimbing roh dari manusia tersebut ke alam baka.”
“Terhadap manusia yang jahat, maka tangan mereka akan dirantai dan digiring ke alam baka.”
“Persis seperti polisi di alam manusia menggiring para tahanan.”
“Setelah sampai ke kantor Cheng Huang, data dari roh manusia itu akan diperiksa.”
“Setelah itu, namanya akan dihapus dari catatan di markas cabang kota Cheng Huang.”
“Kemudian namanya dimasukkan ke dalam catatan buku hantu (artinya, manusia itu sudah meninggal dunia dan sekarang telah menjadi hantu, dan akan dibawa ke alam baka).”
Yang Sheng
“Terhadap orang yang sering berbuat kebajikan, dan orang yang mempraktekkan kedisiplinan dalam meningkatkan spiritualitas, apakah ada perlakuan yang istimewa?”
Cheng Huang
“Walau pun agamnya lain, namun apabila ajaran dari agama tersebut mengajarkan perilaku yang baik, maka para umatnya tetap bisa naik ke Surga.”
“Apabila umat manusia ingin naik ke Surga, maka setiap saat, mereka harus sadar terhadap setiap tindakan dari jasmani, mulut dan pikiran.”
“Sewaktu hidup di dunia, kelakuannya harus dijaga dengan baik.”
“Kalau tidak, tentu tidak bisa naik ke Surga.”
“Jika sepanjang hidup, umat manusia melakukan berbagai perbuatan baik sehingga mendapat banyak pahala, maka Prajurit dari alam baka akan melapor ke markas saya, yaitu Cheng Huang Miao.”
“Dan Dewa Jasa Dan Pahala atau Fu Shen akan dikirim ke alam manusia untuk membawa roh mereka ke sini.”
“Apabila mereka adalah orang yang sangat bijaksana dan suci, maka guru spiritual, dewa atau nabi yang selalu dia berdoa kepadanya akan datang menjemput mereka untuk dibawa ke kantor ini.”
“Bila orang suci itu tidak memiliki guru spiritual, dewa atau nabi apa pun, maka dia harus mengikuti prosedur seperti biasa, kemudian baru pergi ke Jiu Yang Kuan untuk diuji.”
“Dan apabila dalam ujian tersebut, hasilnya memuaskan, dia akan dikirim ke Surga.”
“Dan bagi umat Buddha yang memiliki sifat kebajikan dan pahala dari perbuatan kebajikan, dan mempunyai niat untuk lahir di alam Buddha, maka rombongan dari para suci (para Bodhisattva) akan datang menjemput mereka dengan bunga teratai.”
“Dan mereka langsung dibawa menuju ke alam Buddha.”
Chi Kung Huo Fo
“Apa yang dikatakan oleh Cheng Huang adalah benar sekali.”
“Maka itu, para pengikut agama apa pun, harus memiliki prinsip moral dan tidak boleh bersikap fanatik terhadap kepercayaan agama.”
“Jangan menyebarkan gosip tentang agama yang lain.”
“Jangan menganggap diri sendiri adalah orang yang suci atau yang tingkatannya sudah sama seperti para Dewa atau para Buddha.”
“Jangan mempunyai kecenderungan mudah lepas kontrol, atau mempunyai keinginan untuk menjadi pemimpin.”
“Apabila umat manusia melanggar prinsip moralitas seperti yang Saya sebutkan tadi, maka ketika mereka meninggal dunia, roh mereka akan dikirim ke alam baka untuk dihukum dan dilatih lagi.”
Yang Sheng
“Bolehkan saya bertanya?”
“Roh dari tuan Wang telah pergi ke mana?”
Cheng Huang
“Saya akan mengajak kamu ke dalam kantor untuk melihatnya....”
Yang Sheng
“Oh!”
“Tuan Wang sedang duduk di dalam ruangan itu.”
“Keadaan di sini kelihatannya seperti keadaan di dalam ruangan kelas di sekolah.”
“Di dalamnya hanya terdapat lima atau enam orang saja.”
“Tuan Wang sedang melihat ke arah saya.”
“Dan dia menganggukkan kepalanya.”
“Apakah saya boleh berbicara dengan dia?”
Cheng Huang
“Boleh!”
“Silakan!”
Yang Sheng
“Apa kabar tuan Wang?”
Roh Tuan Wang
“Terima kasih atas perhatianmu!”
“Ah....” (Tuan Wang mulai menangis.)
Yang Sheng
“Tuan Wang hanya bisa menangis dengan sedih, dan terus menatapi saya.”
“Dia tidak bisa mengatakan apa-apa.”
Chi Kung Huo Fo
“Wang Wen Tha!”
“Kamu janganlah terlampau bersedih hati.”
“Anak-anakmu sudah besar.”
“Mereka semuanya sudah memiliki istri yang baik.”
“Anak-anakmu semuanya sangat berbakti.”
“Apa yang dikhawatirkan lagi?”
Yang Sheng
“Tangisan tuan Wang semakin menjadi.”
Chi Kung Huo Fo
“Berpikirlah secara terbuka!”
“Sebenarnya, umat manusia hanyalah sebagai tamu di dunia.”
“Istilahnya, sekedar jalan-jalan ke alam dunia untuk melatih diri dan berbuat kebajikan guna mengumpulkan jasa dan pahala.”
“Janganlah bersikap terlampau terikat pada dunia dan keluargamu!”
Roh Tuan Wang
“Terima kasih banyak atas nasehat dari Buddha Chi Kung.”
“Saya mohon Buddha Chi Kung bersedia memberi bimbingan kepada anak dan cucu saya.”
“Tolong didiklah mereka ke jalan yang benar.”
“Anjurkan mereka untuk sering pergi ke vihara dan membantu kegiatan di vihara.”
“Kini, saya sudah jauh dari mereka.”
“Saya telah menjadi roh di alam baka, tetapi berkat jasa dan pahala dari istri saya, saya diperlakukan dengan baik oleh Dewa Jasa Dan Pahala, dan kepada markas cabang kota Cheng Huang.”
“Tetapi hatiku masih merasa sedih, karena saya merasa sendiri di sini.”
Yang Sheng
“Saya harap tuan Wang dapat menenangkan diri.”
“Buddha Chi Kung sudah banyak memberi nasehat.”
“Perjalanan hidup duniawi Anda sudah habis waktunya, dan sekarang tinggal perjalanan suci yang harus dijalani.”
“Janganlah bersedih hati.”
Roh Tuan Wang
“Saya bersedih hati karena terpikir, mengapa dulu saya tidak benar-benar berbakti kepada Buddha dan membantu kegiatan di vihara.”
“Saya merasa berterima kasih atas perhatian kamu dan para umat di vihara.”
Chi Kung Huo Fo
“Karena waktu kita sangat terbatas, kita tidak bisa lama-lama berbicara di sini.”
“Mari kita berbincang-bincang di dalam kantor saja.”
Pejabat
“Silakan duduk!”
“Apakah Yang Sheng masih ada pertanyaan?”
Yang Sheng
“Banyak orang bertanya kepada saya, apa yang akan terjadi setelah seseorang meninggal dunia?”
“Sampai sekarang, saya belum dapat memberi mereka jawaban yang memuaskan.”
“Apa yang saya ketahui sangatlah terbatas.”
“Bisakah kepala markas menjelaskannya kepada saya?”
Cheng Huang
“Tidak usah sungkan!”
“Kalau ada pertanyaan, silakan tanya saja.”
“Buddha Chi Kung ada di sini.”
“Kalau masih kurang mengerti, Beliau akan menjelaskannya kepada Anda.”
Yang Sheng
“Apa sesungguhnya yang terjadi, apabila roh dari seorang umat manusia telah meninggalkan badannya?”
Cheng Huang
“Umat manusia, kalau ajalnya sudah tiba, kebanyakan ada tanda-tandanya.”
“Misalnya mengalami sedikit sakit.”
“Mengapa bisa sakit?”
“Karena umur manusia sudah hampir habis, seperti pohon jika mau roboh.”
“Daun-daunnya akan berjatuhan, dan batang pohon pun akan layu.”
“Begitu ditiup angin besar, pohon pun tumbang dan mati.”
“Umat manusia, begitu lahir di dunia, maka di alam baka secara langsung ada daftar atau berkas-berkas atau data-datanya.”
“Setiap umat manusia merupakan sebuah pohon.”
“Setiap pohon di alam baka mewakili seorang umat manusia di dunia.”
“Kalau terdapat sesuatu kelainan pada pohon itu, pertanda manusia itu akan tiba ajalnya.”
“Maka Pejabat Pengadilan Alam Baka akan memeriksa Buku Lahir Dan Mati.”
“Setelah waktunya tiba, Prajurit alam baka akan membawa perintah ke dunia untuk memanggil roh manusia itu ke alam baka.”
“Begitu prajurit alam baka itu tiba di dunia, maka pohon di alam baka pun layu dan roboh.”
“Inilah yang disebut kematin.”
“Roh manusia karena sudah melekat di badan manusia selama beberapa puluh tahun, ibaratnya mau melepaskan diri dari badan manusia, keadaannya bagaikan tangkai pohon yang diputus dari batang pohon berikut kulit pohonnya juga.”
“Keadaan ini seperti kura-kura yang dipaksa untuk melepaskan kulit batoknya.”
“Maka badannya tentu akan terasa sangat sakit.”
“Kita bisa melihat bentuk wajah dari orang yang meninggal dunia.”
“Ada yang kelihatannya melotot, menggigit.”
“Penampilan dari wajah orang yang meninggal dunia, kelihatannya seperti habis berontak atau tidak rela atau memiliki ketakutan.”
“Apabila seluruh wajahnya berubah bentuk, ini pertanda dosanya berat atau masih penasaran.”
“Apabila penampilan dari wajahnya tenang seperti dalam keadaan tidur atau wajahnya kelihatan seperti masih hidup, pertanda kepergiannya tenang, rela dan ikhlas.”
“Tanda-tanda ini kebanyakan terdapat pada orang yang baik hatinya.”
Chi Kung Huo Fo
“Seorang manusia, jika berhenti bernafas, belum termasuk meninggal dunia.”
“Contohnya sebuah batu baterai.”
“Kalau lampu senter tidak menyala, bukan berarti listriknya sudah habis total.”
“Hanya karena beterai di dalamnya sudah melemah, maka tidak bisa memancarkan sinar lampunya.”
“Maka itu, jika umat manusia berhenti bernafas, lebih pantas disebut dalam keadaan ‘koma’ karena rohnya belum benar-benar pergi.”
“Energinya belum habis total, karena sudah sekian tahun roh manusia terikat pada jasmaninya.”
“Maka walau pun jasmaninya sudah rusak, namun rohnya tidak dapat langsung meninggalkan jasmaninya.”
“Orang seperti ini dikatakan jasmaninya sudah meninggal dunia, namun rohaninya belum meninggalkan dunia.”
“Bagaikan berada dalam mimpi, umat manusia yang hampir meninggal dunia itu masih tahu tentang semua kejadian di sekitarnya.”
“Mereka masih mempunyai sedikit kesadaran, hanya tidak bisa berbicara lagi.”
“Karena itu, sebagai anak dan cucunya, haruslah menenangkan hatinya, dan berbisik di telinganya dengan mengatakan, ‘Tenang dan pergilah. Segala urusan di sini, kami akan selesaikan dengan baik. Jangan khawatir.’”
“Hal ini dilakukan untuk menenangkan pikirannya dalam menempuh perjalanannya ke alam baka.”
“Bagi umat yang percaya agama Buddha, boleh membaca nama dari Buddha Amitabha, karena nama Buddha mengandung energi kebajikan.”
“Atau menurut caranya dari agama masing-masing.”
“Dengan membacakan doa di sampingnya, dapat menenangkan hatinya untuk menuju ke alam baka.”
“Mereka tidak akan merasa takut lagi.”
“Karena orang yang barusan meninggal dunia, rohnya masih merasa bimbang, ibaratnya seperti berjalan dalam kegelapan. Jika dibacakan nama dari para Bodhisattva, para Buddha atau nama dari para Nabi, dapat menambah kekuatan terhadap rohnya untuk meneruskan perjalanan.”
“Pembacaan Sutra atau Doa juga dapat menguatkan batinnya agar tidak merasa takut.”
“Dalam masa berkabung, sebagai anak dan cucunya, haruslah melakukan praktek vegetarian, dan mengadakan upacara pembacaan Sutra atau Doa yang khidmat.”
“Tidak boleh menyuguhkan makhluk hidup dan tidak boleh melakukan hubungan badan.”
“Apabila anak dan cucunya menjalankan Sila, serta membacakan doa dari nama-nama Buddha dan berbuat kebajikan seperti menyumbang kitab suci ke vihara-vihara, hal ini dapat mengharukan kepala markas di cabang kota masing-masing.”
“Dan mereka akan bisa mengirimkan surat kepada Yen Wang.”
“Dengan adanya perbuatan dari kebajikan ini, bisa mengurangi dosa dari roh tersebut.”
“Sebagai anak dan cucu, kita harus memperhatikannya karena hal ini merupakan satu cara yang terbaik untuk berbakti kepada orang tua.”
“Waktu kita sudah habis.”
“Yang Sheng, kita harus pulang.”
Yang Sheng
“Tunggu dulu!”
“Tuan Wang akan dikirim ke mana lagi setelah dari sini?”
Cheng Huang
“Berdasarkan surat pemberitahuan dari Dewa Wen Hong Sheng Di di Vihara Sheng Sien bahwa roh dari tuan Wang akan dibawa ke Pengadilan Alam Baka dulu, kemudian akan diatur tempatnya.”
“Setelah itu, barulah diperiksa jasa-jasa kebaikannya.”
Chi Kung Huo Fo
“Yang Sheng, jangan bertanya lagi.”
“Kita akan mengetahui apa yang akan terjadi di kemudian hari.”
“Bersiaplah untuk pulang.”
Cheng Huang
“Perintahkan para Jenderal berbaris untuk mengantarkan tamu!”
Yang Sheng
“Terima kasih atas penjelasannya.”
“Guru, silakan berangkat!”
Chi Kung Huo Fo
Quote:
“Yang Sheng, ingatlah hal ini!”
“Kita sudah tiba di Vihara Sheng Sien.”
[Yang Sheng turun dari bunga teratai. Kemudian rohnya masuk kembali ke badannya.]
+-+- Terima Kasih. Semoga Bermanfaat. +-+-
NAMO A MI TO FO
NAMO TI CANG WANG PHU SA
Diubah oleh kalyana2013 08-08-2014 15:17
0