- Beranda
- Stories from the Heart
You Make Me Stuck In Kaskus [TrueStory]
...
TS
naccha
You Make Me Stuck In Kaskus [TrueStory]
Quote:
You Make Me Stuck In Kaskus
Quote:
Permisi mimin, momod, kaskuser, SR dan semua yang ada disini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu 
Ane mau share cerita, ini cerita real tapi kejadiannya tidak menimpa ane
ini sebenernya cerita teman ane yang sudah bersedia kisah hidupnya ane share di mari 
Sebenernya dia pengen share sendiri tapi, dia bukan tipe orang yang suka menulis.. mengetik maksudnya
Dan kalian tau betapa susahnya menulis cerita orang lain yang kita sendiri ga pernah ngalamin kejadian itu
Bahkan bahasa dan gaya bicara ane musti ngikutin mereka
Ane juga harus paham karakter semua tokohnya biar pas dialog, ini loh mereka, seperti ini mereka kalo lagi ngobrol.
Tapi dengan berbekal niat, semangat, pengalaman dan kejadian yang sebagian pernah ada di ane juga
cieeee
ane yakin ane sanggup 
Oke, atas nama privasi
semua tokoh yang ada di cerita ini namanya ane samarkan, karna ane yang nulis jadi ane bebas dong mau kasih nama apa
Jika ada kesamaan nama, itu hanya unsur ketidaksengajaan. Maaf yes 
Ane juga udah stalking semua tokoh-tokohnya
Tokoh-tokohnya para kaskuser loh gan
dan sekarang masih pada aktif di kaskus 
Dan untuk kenyamanan penulis, ane pake sudut pandang orang pertama pelaku utama
Boleh kepo tapi jangan kebangetan
Oiya, ane nemu juga lagu yang pas buat menggambarkan keadaan si empunya cerita

Ane mau share cerita, ini cerita real tapi kejadiannya tidak menimpa ane
ini sebenernya cerita teman ane yang sudah bersedia kisah hidupnya ane share di mari 
Sebenernya dia pengen share sendiri tapi, dia bukan tipe orang yang suka menulis.. mengetik maksudnya

Dan kalian tau betapa susahnya menulis cerita orang lain yang kita sendiri ga pernah ngalamin kejadian itu
Bahkan bahasa dan gaya bicara ane musti ngikutin mereka
Ane juga harus paham karakter semua tokohnya biar pas dialog, ini loh mereka, seperti ini mereka kalo lagi ngobrol.Tapi dengan berbekal niat, semangat, pengalaman dan kejadian yang sebagian pernah ada di ane juga
cieeee
ane yakin ane sanggup 
Oke, atas nama privasi
semua tokoh yang ada di cerita ini namanya ane samarkan, karna ane yang nulis jadi ane bebas dong mau kasih nama apa
Jika ada kesamaan nama, itu hanya unsur ketidaksengajaan. Maaf yes 
Ane juga udah stalking semua tokoh-tokohnya
Tokoh-tokohnya para kaskuser loh gan
dan sekarang masih pada aktif di kaskus 
Dan untuk kenyamanan penulis, ane pake sudut pandang orang pertama pelaku utama
Boleh kepo tapi jangan kebangetan

Oiya, ane nemu juga lagu yang pas buat menggambarkan keadaan si empunya cerita

Spoiler for Taraaaaa:
I Knew I Loved You – Savage Garden
Maybe it's intuition
But some things you just don't question
Like in your eyes
I see my future in an instant
and there it goes
I think I've found my best friend
I know that it might sound more than
a little crazy but I believe
I knew I loved you before I met you
I think I dreamed you into life
I knew I loved you before I met you
I have been waiting all my life
There's just no rhyme or reason
only this sense of completion
and in your eyes
I see the missing pieces
I'm searching for
I think I found my way home
I know that it might sound more than
a little crazy but I believe
A thousand angels dance around you
I am complete now that I found you
Quote:
Udah ya, fokus lagi ke cerita. Ane mulai nih. Ane ambil posisi jadi penulis sekaligus jadi tokoh utama.
Ehemm..
Perkenalkan, nama gue Naya
yaelaaaah.. canggung banget dah ane
Oke fokus lagi, konsentrasi. Posisi ane udah bukan naccha nih, tapi empunya cerita 
Ehemm.. Perkenalkan nama gue Naya. Gue tinggal di.. bentar, kalo soal tempat tinggal bisa dibilang keluarga gue nomaden
Tapi emang kenyataannya gitu, gue lahir dan dibesarkan di Bogor tapi cuman sampe kelas 5 SD aja. Selebihnya keluarga gue pindah ke Bandung dan hidup disana sampe kelas 1 SMA. Kelas 2 SMA balik lagi ke Bogor
Dan dari sinilah, dari kelas 2 SMA awal cerita gue.
Ehemm..
Perkenalkan, nama gue Naya
yaelaaaah.. canggung banget dah ane
Oke fokus lagi, konsentrasi. Posisi ane udah bukan naccha nih, tapi empunya cerita 
Ehemm.. Perkenalkan nama gue Naya. Gue tinggal di.. bentar, kalo soal tempat tinggal bisa dibilang keluarga gue nomaden
Tapi emang kenyataannya gitu, gue lahir dan dibesarkan di Bogor tapi cuman sampe kelas 5 SD aja. Selebihnya keluarga gue pindah ke Bandung dan hidup disana sampe kelas 1 SMA. Kelas 2 SMA balik lagi ke Bogor
Dan dari sinilah, dari kelas 2 SMA awal cerita gue.Quote:
(FYI, Naya itu sebenernya nama ikan piaraan ane
tapi bodo amat lah, toh ga ada yang komplain
)
tapi bodo amat lah, toh ga ada yang komplain
)Quote:
INDEX
Part 1 - Berawal Dari Bogor [September 2010]
Part 2 - Dia Suka Dia
Part 3 - Akulah Dia
Part 4 - Welcome to Kaskus [Januari 2011]
Part 5 - Resign Dari Kaskus [Maret 2011]
Part 6 - Bukan Rico, Tapi Ryan
Part 7 - Sahabat Jadi Cinta [Mei 2011]
Part 8 - Ada Rahasia kah?
Part 9 - Aku Bisa Terima
Part 10 - Maaf, Tak Bermaksud Menyakitimu
Part 11 - Dia Kembali Menjadi Sahabatku
Part 12 - Dia Rama, Bukan Ryan
Part 13 - Rama Kaskuser?
Part 14 - Reunian Via Kaskus
Part 15 - Kaskus Langka?
Part 16 - Lah Kok Marah?
Part 17 - Bosen Jadi SR?
Part 18 - Masih Ada Ryan
Part 19 - Maaf, Aku Tak Bisa
Part 20 - Namanya Nanda
Part 21 - PM Gaje Semua
Part 22 - Galak, Cuek, Cerewet
Part 23 – VM Disable
Part 24 – Hildan Apa Idan?
Part 25 - Harusnya Dan, Bukan Gan
Part 26 - Insomnia
Part 27 - Tanggal Merah, PM Libur
Part 28 - Kamu Siapnya Kapan?
Part 29 - Besok Chit Chat
Part 30 - Ini Modus Apa Gombal?
Part 31 - Gara-gara PM
Part 32 - Hai, Ryan
Part 33 - Makasih Tugasnya [Januari 2014]
Part 34 - Aku Pulaaaaang [Januari 2014]
Part 35 - Misi, Idan Bukan?
Part 36 - Masih Ada Harapan?
Part 37 - Kamu.. Iyaaa Kamuuuu
Part 38 - Hai, Alvin [April 2014]
Part 39 - Loh kok nelfon??
Part 40 - Yaelah Malah Sakit
Part 41 - Loh Kamu Sakit?
Part 42 - Beneran Sibuk? [April - 2014]
Part 43 - PM Terakhir [Mei 2014]
Part 43 - Terjebak Nostalgia [Juni 2014]
Part 44 - Sulitnya Membencimu
Part 45 - Eh, Ada TS
Part 46 - Foto Sama Novel Jangan Dibuang!
Part 47 - Knapa Kursi Ini Masih Ada?
Part 48 - Oh, Kirain Idan
Part 49 - Tebak-tebakan Yuk [September 2014]
Part 50 - PM? Dari Siapa?
Part 51 - Hai, Apa Kabar?
Part 52 - Yakin Ada Masalah? Bukannya Lagi Sibuk?
Part 53 - Sakit Ya??
Part 54 - Cepet Sembuh
Part 55 - Gilak! Asal Jepret Aja
Part 56 - Aku Pulaaaaaaang
Part 57 - Di Tempat Itulah Aku Mengenang Semua
Part 58 - Bukan, Itu Bukan Mama
Part 59 - Pulang Sana!
Part 60 - Sengaja Menjauh???
Part 61- Bahagia Itu di RL
Part 62 - Singkat, Padat, Ga Jelas
Part 63 - 13 Menit
Part 64 - Semoga Menjadi yang Terakhir
Part 65 - Terus Aja Gangguin Orang
Part 66 - Flashback
Part 67 - Jomblo Ngemil Mercon
Part 68 - Finally..
Lanjuutt di bawah
Spoiler for Index:
Part 1 - Berawal Dari Bogor [September 2010]
Part 2 - Dia Suka Dia
Part 3 - Akulah Dia
Part 4 - Welcome to Kaskus [Januari 2011]
Part 5 - Resign Dari Kaskus [Maret 2011]
Part 6 - Bukan Rico, Tapi Ryan
Part 7 - Sahabat Jadi Cinta [Mei 2011]
Part 8 - Ada Rahasia kah?
Part 9 - Aku Bisa Terima
Part 10 - Maaf, Tak Bermaksud Menyakitimu
Part 11 - Dia Kembali Menjadi Sahabatku
Part 12 - Dia Rama, Bukan Ryan
Part 13 - Rama Kaskuser?
Part 14 - Reunian Via Kaskus
Part 15 - Kaskus Langka?
Part 16 - Lah Kok Marah?
Part 17 - Bosen Jadi SR?
Part 18 - Masih Ada Ryan
Part 19 - Maaf, Aku Tak Bisa
Part 20 - Namanya Nanda
Part 21 - PM Gaje Semua
Part 22 - Galak, Cuek, Cerewet
Part 23 – VM Disable
Part 24 – Hildan Apa Idan?
Part 25 - Harusnya Dan, Bukan Gan
Part 26 - Insomnia
Part 27 - Tanggal Merah, PM Libur
Part 28 - Kamu Siapnya Kapan?
Part 29 - Besok Chit Chat
Part 30 - Ini Modus Apa Gombal?
Part 31 - Gara-gara PM
Part 32 - Hai, Ryan
Part 33 - Makasih Tugasnya [Januari 2014]
Part 34 - Aku Pulaaaaang [Januari 2014]
Part 35 - Misi, Idan Bukan?
Part 36 - Masih Ada Harapan?
Part 37 - Kamu.. Iyaaa Kamuuuu
Part 38 - Hai, Alvin [April 2014]
Part 39 - Loh kok nelfon??
Part 40 - Yaelah Malah Sakit
Part 41 - Loh Kamu Sakit?
Part 42 - Beneran Sibuk? [April - 2014]
Part 43 - PM Terakhir [Mei 2014]
Part 43 - Terjebak Nostalgia [Juni 2014]
Part 44 - Sulitnya Membencimu
Part 45 - Eh, Ada TS
Part 46 - Foto Sama Novel Jangan Dibuang!
Part 47 - Knapa Kursi Ini Masih Ada?
Part 48 - Oh, Kirain Idan
Part 49 - Tebak-tebakan Yuk [September 2014]
Part 50 - PM? Dari Siapa?
Part 51 - Hai, Apa Kabar?
Part 52 - Yakin Ada Masalah? Bukannya Lagi Sibuk?
Part 53 - Sakit Ya??
Part 54 - Cepet Sembuh
Part 55 - Gilak! Asal Jepret Aja
Part 56 - Aku Pulaaaaaaang
Part 57 - Di Tempat Itulah Aku Mengenang Semua
Part 58 - Bukan, Itu Bukan Mama
Part 59 - Pulang Sana!
Part 60 - Sengaja Menjauh???
Part 61- Bahagia Itu di RL
Part 62 - Singkat, Padat, Ga Jelas
Part 63 - 13 Menit
Part 64 - Semoga Menjadi yang Terakhir
Part 65 - Terus Aja Gangguin Orang
Part 66 - Flashback
Part 67 - Jomblo Ngemil Mercon
Part 68 - Finally..
Lanjuutt di bawah

Diubah oleh naccha 09-02-2015 11:38
anasabila memberi reputasi
1
38.2K
Kutip
505
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
naccha
#41
Part 9 - Aku Bisa Terima
Quote:
Satu tahun belajar, ranking gue ga jelek-jelek amat, masih masuk 3 besar di kelas
dan itu bisa gue pertahanin di 2 semester, gue tetep rajin belajar. Bukan karna kemauan gue, tapi gue takut sama orang tua gue kalo gue dapet nilai jelek
dan kalian tau siapa yang dapet peringkat satu? Arga, dia jadi juara bertahan selama 2 semester di kelas 2 SMA.
Lanjut..
Perjalanan gue di SMA tinggal satu tahun lagi, ya gue sekarang udah kelas 3 SMA. Dan gue sama semua temen gue satu angkatan dituntut buat belajar ekstra buat ngadepin ujuan nasional. Tapi, justru saat itu gue malah dapet masalah, masalah yang besar menurut gue karna bikin ranking gue terjun payung
Gue ga tau Masha punya masalah apa soalnya dia belum mau cerita ke gue, tapi yang jelas bad mood nya dia berlanjut sampe kelas 3. Arga, juga masih sama kaya dulu, rajin belajar dan sekarang justru makin rajin. Ryan juga masih jadi Ryan yang dulu, suka banget ngaskus
ga peduli sama UN malahan 
“Masha, lo sebenernya kenapa sih? Ada masalah apa? Kok lo sekarang beda? Bad mood dari kelas 2 sampe kelas 3. Hebat banget Sha, harusnya dapet rekor lu"
“Apaan dah. Naya, gue juga ga tahan kalo harus gini terus, udah saatnya gue jujur. Gue mau cerita ke lo, mungkin pulang sekolah nanti. Yaa emang sih mendadak banget, tapi mau gimana lagi. Eh, lo bisa kan nanti?”
“Bisa kok, bisa. Mau dimana? Kerumah lo apa kerumah gue?”
“Kalo kerumah gue aja gimana? Tapi gue ga mau Ryan sama Arga ikut”
“Oke, tar pulang sekolah langsung ke rumah lo aja yak”
Pulang sekolah gue sama Masha langsung cabut ke rumah dia. Dan di sana, di rumah Masha semuanya benar benar terungkap. Gue masih inget gimana sedihnya Masha waktu itu. Dan semua cerita dia bener-bener bikin gue nyesek, sakit banget
“Masha, lo di rumah sama siapa?”
“Sendirian Nay, orang tua gue pergi, tar sore baru pulang, makanya gue ngajakin lo kerumah gue, sekalian nemenin gue. Mau minum apa?”
“Apa aja boleh”
Kita masih ngobrol nyantai, ngomongin sekolah, ujian nasional, kuliah, masa depan dan bla bla blaa
“Nay, gue mau ngomong ke elo, tapi gue minta maaf dulu soalnya gue tau banget ntar lo bakalan kecewa, bisa jadi juga lo benci gue"
“Sha, lo ada masalah apaan sih? gue ga ngerti lo ngomong apaan” oon gue muncul nih di sini
“Nay, gue ga ada masalah kalo lo jadian sama Ryan, gue juga ga ada hak buat ngelarang lo jadian sama Ryan, tapi sejak gue tau lo jadian Ryan, gue ngerasa sedih Nay, gue kecewa sama kalian. Gue tau harusnya gue ga gini, gue juga sadar sikap gue yang kaya gini egois banget. Tapi gue ga tau musti gimana, gue liat lo sama Ryan di sekolah deket banget, gue ngerasa sakit Nay.”
“Tunggu.. tunggu.. Nay jangan bilang kalo lo suka sama Ry…”
“Iya Nay, gue suka sama Ryan, sebelum lo ada di sini” Masha memotong pembicaraan gue karna mungkin dia udah tau lanjutan kalimat gue.
Gue ga tau apa yang gue rasain waktu itu, gue shock banget denger pengakuannya si Masha, gue ga tau musti ngomong apa. Gue bingung. Gue nge-blank. Gue cuma bisa nyesel kenapa waktu itu gue ga nyadar kalo temen gue sendiri suka sama Ryan, kenapa gue jahat banget, gue cuman bisa nyalahin diri gue sendiri
“Nay maafin gue, gue minta sama lo, lo jangan putusin Ryan. Gue ga mau jadi masalah buat kalian, gue ga mau bikin kalian kecewa. Anggep aja ga ada apa-apa. Anggep aja gue ga pernah suka sama Ryan.” Masha buru buru minta maaf dan dia keliatan panik, bingung, takut sedih campur jadi satu.
“Masha, Arga suka sama lo udah dari kelas 2”
“Hah?
Maksud lo apaan Nay? Tunggu, maksud lo ngomong gini bukan karna lo takut..” Masha kaget banget denger pengakuan gue.
“Iya, Arga suka sama lo, tapi dia ga berani ngomong sama lo. Dari dulu sampe sekarang gue sama Ryan terus dukung Arga buat nembak lo, tapi lo tau sendiri kan, Arga tetep milih nyimpen perasaannya dia. Gue juga mau minta maaf karna gue ga pernah cerita ini ke lo“
Gue sebenernya juga heran kenapa Arga ga jujur aja sama Masha, dia malah nyimpen perasaan dia ke Masha rapih banget. Tau deh buat apaan dia simpen terus. Panenan padi kali yak
“Nay, serius gue ga tau soal itu. Perasaan gue sama Arga ya biasa aja. Gue anggep dia temen aja kok.”
“Tapi sekarang lo masih suka sama Ryan?”
“Gue belajar relain Ryan buat lo, gue juga berusaha biar ga inget lagi sama dia. Makanya gue sekarang cari kesibukan, biar ga keinget dia. Lagian gue juga ga boleh mikirin dia terus, sekarang kan dia udah sama lo, sama sahabat gue sendiri dan gue bisa terima itu kok Nay. Gue minta lo pertahanin hubungan lo sama Ryan.”
Skip..
Gue saat itu bener-bener ga tau musti ngapain, gue sama sekali ga bisa focus ngerjain sesuatu, gue kepikiran terus sama apa yang diomongin Masha. Gue juga jadi males ngomong sama Ryan. Gue cuma pengen sendiri, nyari jalan keluar buat kebaikan gue sama temen - temen gue semua. Gue ga bisa kalo keadaannya terus begini.
Kejadian kemarin ternyata masih belum ilang dalam ingatan gue, gue bangun tidur langsung kepikiran Masha. Gue udah pikirin mateng-mateng keputusan gue tadi malem.
Seperti biasa, pagi gue siap-siap mau ke sekolah. Dan suasana waktu itu bener-bener buat gue canggung banget, apalagi kalo ada Ryan sama Masha, makanya gue selalu berharap ada Arga disana, dia lah dewa penolong gue. Jangan sampe kalo kita cuman bertiga aja.
Ryan juga nanyain sikap gue kemarin, kenapa telfon dia ga gue angkat. Tapi emang dasar gue pinter ngeles, dia percaya aja, gue bilang kalo gue ketiduran, gara-gara pulang sekolah beresin kamar
“Nay, gimana? Lo sama Ryan baik-baik aja kan?”
“Baik kok Sha”
“Bagus deh kalo gitu, eh iya langsung pulang kan?”
“Duluan aja Sha, gue nanti sama ayah gue, kemarin gue minta tolong dia ngaterin gue cari buku, yaa buat persiapan ujian gitu deh.” Ngeles lagi dah gue, untung kagak kepleset
“Kenapa ga minta tolong dianterin Ryan aja? “
“Dia mau basket hari ini”
“Oh, gitu yaa. Yaudah gue duluan ya. Eh tapi lo sama siapa disini? Jemputnya masih lama kan? Gue temenin lo dulu deh sampai ayah elu jemput”
“Eh ga usah Sha. Gue sendiri ga papa kok. Setengah jam-an lagi juga udah nyampe kok. ” gue buru buru nolak kebaikan Masha.
Skip..
Lagi – lagi gue bohong, hari ini udah 2 orang gue bohongin, Ryan sama Masha
Gue sebenernya ga mau beli buku, justru gue mau ngomong sama Ryan soal kejadian kemarin. Gue pastiin dulu Masha pulang, baru gue cari Ryan. Hebat banget kan ide gue? 
to be continued..
dan itu bisa gue pertahanin di 2 semester, gue tetep rajin belajar. Bukan karna kemauan gue, tapi gue takut sama orang tua gue kalo gue dapet nilai jelek
dan kalian tau siapa yang dapet peringkat satu? Arga, dia jadi juara bertahan selama 2 semester di kelas 2 SMA.Lanjut..
Perjalanan gue di SMA tinggal satu tahun lagi, ya gue sekarang udah kelas 3 SMA. Dan gue sama semua temen gue satu angkatan dituntut buat belajar ekstra buat ngadepin ujuan nasional. Tapi, justru saat itu gue malah dapet masalah, masalah yang besar menurut gue karna bikin ranking gue terjun payung

Gue ga tau Masha punya masalah apa soalnya dia belum mau cerita ke gue, tapi yang jelas bad mood nya dia berlanjut sampe kelas 3. Arga, juga masih sama kaya dulu, rajin belajar dan sekarang justru makin rajin. Ryan juga masih jadi Ryan yang dulu, suka banget ngaskus
ga peduli sama UN malahan 
“Masha, lo sebenernya kenapa sih? Ada masalah apa? Kok lo sekarang beda? Bad mood dari kelas 2 sampe kelas 3. Hebat banget Sha, harusnya dapet rekor lu"

“Apaan dah. Naya, gue juga ga tahan kalo harus gini terus, udah saatnya gue jujur. Gue mau cerita ke lo, mungkin pulang sekolah nanti. Yaa emang sih mendadak banget, tapi mau gimana lagi. Eh, lo bisa kan nanti?”
“Bisa kok, bisa. Mau dimana? Kerumah lo apa kerumah gue?”
“Kalo kerumah gue aja gimana? Tapi gue ga mau Ryan sama Arga ikut”
“Oke, tar pulang sekolah langsung ke rumah lo aja yak”
Pulang sekolah gue sama Masha langsung cabut ke rumah dia. Dan di sana, di rumah Masha semuanya benar benar terungkap. Gue masih inget gimana sedihnya Masha waktu itu. Dan semua cerita dia bener-bener bikin gue nyesek, sakit banget

“Masha, lo di rumah sama siapa?”
“Sendirian Nay, orang tua gue pergi, tar sore baru pulang, makanya gue ngajakin lo kerumah gue, sekalian nemenin gue. Mau minum apa?”
“Apa aja boleh”
Kita masih ngobrol nyantai, ngomongin sekolah, ujian nasional, kuliah, masa depan dan bla bla blaa

“Nay, gue mau ngomong ke elo, tapi gue minta maaf dulu soalnya gue tau banget ntar lo bakalan kecewa, bisa jadi juga lo benci gue"
“Sha, lo ada masalah apaan sih? gue ga ngerti lo ngomong apaan” oon gue muncul nih di sini

“Nay, gue ga ada masalah kalo lo jadian sama Ryan, gue juga ga ada hak buat ngelarang lo jadian sama Ryan, tapi sejak gue tau lo jadian Ryan, gue ngerasa sedih Nay, gue kecewa sama kalian. Gue tau harusnya gue ga gini, gue juga sadar sikap gue yang kaya gini egois banget. Tapi gue ga tau musti gimana, gue liat lo sama Ryan di sekolah deket banget, gue ngerasa sakit Nay.”
“Tunggu.. tunggu.. Nay jangan bilang kalo lo suka sama Ry…”
“Iya Nay, gue suka sama Ryan, sebelum lo ada di sini” Masha memotong pembicaraan gue karna mungkin dia udah tau lanjutan kalimat gue.
Gue ga tau apa yang gue rasain waktu itu, gue shock banget denger pengakuannya si Masha, gue ga tau musti ngomong apa. Gue bingung. Gue nge-blank. Gue cuma bisa nyesel kenapa waktu itu gue ga nyadar kalo temen gue sendiri suka sama Ryan, kenapa gue jahat banget, gue cuman bisa nyalahin diri gue sendiri

“Nay maafin gue, gue minta sama lo, lo jangan putusin Ryan. Gue ga mau jadi masalah buat kalian, gue ga mau bikin kalian kecewa. Anggep aja ga ada apa-apa. Anggep aja gue ga pernah suka sama Ryan.” Masha buru buru minta maaf dan dia keliatan panik, bingung, takut sedih campur jadi satu.
“Masha, Arga suka sama lo udah dari kelas 2”
“Hah?
Maksud lo apaan Nay? Tunggu, maksud lo ngomong gini bukan karna lo takut..” Masha kaget banget denger pengakuan gue.“Iya, Arga suka sama lo, tapi dia ga berani ngomong sama lo. Dari dulu sampe sekarang gue sama Ryan terus dukung Arga buat nembak lo, tapi lo tau sendiri kan, Arga tetep milih nyimpen perasaannya dia. Gue juga mau minta maaf karna gue ga pernah cerita ini ke lo“
Gue sebenernya juga heran kenapa Arga ga jujur aja sama Masha, dia malah nyimpen perasaan dia ke Masha rapih banget. Tau deh buat apaan dia simpen terus. Panenan padi kali yak

“Nay, serius gue ga tau soal itu. Perasaan gue sama Arga ya biasa aja. Gue anggep dia temen aja kok.”
“Tapi sekarang lo masih suka sama Ryan?”
“Gue belajar relain Ryan buat lo, gue juga berusaha biar ga inget lagi sama dia. Makanya gue sekarang cari kesibukan, biar ga keinget dia. Lagian gue juga ga boleh mikirin dia terus, sekarang kan dia udah sama lo, sama sahabat gue sendiri dan gue bisa terima itu kok Nay. Gue minta lo pertahanin hubungan lo sama Ryan.”
Skip..
Gue saat itu bener-bener ga tau musti ngapain, gue sama sekali ga bisa focus ngerjain sesuatu, gue kepikiran terus sama apa yang diomongin Masha. Gue juga jadi males ngomong sama Ryan. Gue cuma pengen sendiri, nyari jalan keluar buat kebaikan gue sama temen - temen gue semua. Gue ga bisa kalo keadaannya terus begini.
Kejadian kemarin ternyata masih belum ilang dalam ingatan gue, gue bangun tidur langsung kepikiran Masha. Gue udah pikirin mateng-mateng keputusan gue tadi malem.
Seperti biasa, pagi gue siap-siap mau ke sekolah. Dan suasana waktu itu bener-bener buat gue canggung banget, apalagi kalo ada Ryan sama Masha, makanya gue selalu berharap ada Arga disana, dia lah dewa penolong gue. Jangan sampe kalo kita cuman bertiga aja.
Ryan juga nanyain sikap gue kemarin, kenapa telfon dia ga gue angkat. Tapi emang dasar gue pinter ngeles, dia percaya aja, gue bilang kalo gue ketiduran, gara-gara pulang sekolah beresin kamar

“Nay, gimana? Lo sama Ryan baik-baik aja kan?”
“Baik kok Sha”
“Bagus deh kalo gitu, eh iya langsung pulang kan?”
“Duluan aja Sha, gue nanti sama ayah gue, kemarin gue minta tolong dia ngaterin gue cari buku, yaa buat persiapan ujian gitu deh.” Ngeles lagi dah gue, untung kagak kepleset

“Kenapa ga minta tolong dianterin Ryan aja? “
“Dia mau basket hari ini”
“Oh, gitu yaa. Yaudah gue duluan ya. Eh tapi lo sama siapa disini? Jemputnya masih lama kan? Gue temenin lo dulu deh sampai ayah elu jemput”
“Eh ga usah Sha. Gue sendiri ga papa kok. Setengah jam-an lagi juga udah nyampe kok. ” gue buru buru nolak kebaikan Masha.
Skip..
Lagi – lagi gue bohong, hari ini udah 2 orang gue bohongin, Ryan sama Masha
Gue sebenernya ga mau beli buku, justru gue mau ngomong sama Ryan soal kejadian kemarin. Gue pastiin dulu Masha pulang, baru gue cari Ryan. Hebat banget kan ide gue? 
to be continued..
Diubah oleh naccha 04-11-2014 18:50
0
Kutip
Balas